Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
#part_36
#by: R.D.Lestari.
"Ka--kamu, siapa?"
"Bapak, Ibu, perkenalkan saya Bima, suami Indri,"
Bima mengulurkan tangannya dan menunduk dengan sopan, tapi Ayah malah menepis tangan Bima keras. Membuat Bima tersentak dan mundur beberapa langkah.
"Dasar tidak punya tata krama! seenak perutmu menikah dengan anakku, tanpa minta persetujuanku! aku ini masih hidup!" Ayah berdecak sembari mengepalkan tangannya bersiap meninju Bima yang saat itu tampak gemetar.
"Saya mohon maaf, Yah. Nanti saya akan jelaskan semua. Maukah Ayah dan Ibu ikut ke rumah saya, bersama Indri tentunya," Bima membuka pintu mobil seraya mempersilahkan kedua orang tua Indri masuk. Mereka mengangguk walau Ayah masih tampak amat emosi.
Bima melirik Indri yang kini kondisi nya sangat memprihatinkan. Kurus, kus
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_37# by: R.D.Lestari. "Mari, Pak, Ibu, duduk di sini," Ibu Bima dengan ramah mempersilahkan kedua orang tua Indri untuk duduk di dekat mereka. Ayah yang semula emosi perlahan meredam amarahnya dan berusaha untuk tenang. Ia merasa tak semestinya berkata kasar karena orang rumah bersikap amat baik dan sopan. Drap-drap-drap! Dari arah dalam, Bima datang dengan tergesa. Pemuda tampan itu merunduk dan duduk dengan sopan. Meski nampak sedikit gelisah, ia berusaha untuk bisa mencairkan suasana. Ia berucap sopan membuat Ayah terberat hatinya dan mulai bisa menerima keadaan. "Ayah, Ibu, saya mohon maaf sudah membuat Ayah dan Ibu kecewa. Sungguh saya tidak punya niat jahat sedikitpun. Saat Indri hilang tempo hari bukan saya yang menculik, tapi sekumpulan manusia serigala yang di urus oleh wanita y
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_38#by: Ratna Dewi Lestari. Tiba-tiba tubuh Indri menggelinjang hebat. Mata nya menutup seperti menahan sakit. Mulutnya terkatup dengan gemeretak suara gigi yang beradu. Indri nampak amat kesakitan. Bima yang melihat kondisi Indri dengan sigap mendekat dan memeluk tubuh Indri. Airmatanya tumpah melihat wanita yang amat ia cinta kini sedang bertaruh nyawa. Ia tahu benar efek dari darah yang di minum dua kali. Jika beruntung Indri sadar dan ingat semuanya, tapi jika nasib sial menimpa, maka Indri bisa lumpuh dan hilang ingatan bahkan meninggal dalam beberapa hari saja. Begitu kuat racun dan juga penawar di dalam satu tetesan darah hingga membuat manusia kadang tak mampu menerima kondisi itu dalam tubuh nya yang rapuh. Bima ikut merasakan getaran tubuh Indri yang semakin lama semakin kuat, tubuh Indri memanas melawan reaksi racun yang kini menjalar
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_39#by: R.D.Lestari. "Indriiii," Ibu dan Ayah bangkit berbarengan dari duduknya dan berlari ke arah Indri dengan tergesa. Bukkk! Tubuh Indri mereka peluk dengan erat. Tangis mereka pecah, hanya Indri yang tampak diam tak banyak bicara. Indri bingung mengapa semua orang hari ini bertingkah aneh kepadanya. "Ayo, Bu, Ayah, kita duduk dulu," ajak Bima sopan. Ayah dan Ibu segera menyeka airmatanya dan berjalan ke arah kursi yang mereka duduki tadi. Tangan Ibu tak pernah lepas dari Indri. Indri tak henti-hentinya tersenyum melihat Ibu dan Ayah ada di rumah Bima bersamanya. "Alhamdulillah, Indri sudah mengingat kita kembali, racun yang masuk kalah dengan penawar, mungkin karena tubuh Indri memang kuat dan keinginan sembuhnya juga besar," papar Bima. "Alhamdulillah, jadi bi
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_40# by: R.D. Lestari. Angin malam berhembus pelan, menyibak rambut hitam Indri yang tergerai, bulu matanya yang lentik ikut bergoyang, Bima menatap Indri dengan penuh pesona. Istrinya nampak amat cantik di bawah pendar cahaya bulan. "Akhhh," rintih Indri pelan, tubuh nya bergetar hebat. Matanya tetap menutup sempurna. Dari balik punggungnya keluar sayap berwarna putih, ia terengah saat sayap itu mengepak pelan. Perlahan ia membuka matanya, manik coklat itu berubah biru dan rambut hitamnya berganti pirang. Wajah Indri bersinar tanpa noda. "Sayang, kamu nampak amat menakjubkan," Bima memandang Indri dengan berdecak kagum. Indri tersipu malu saat suami tampannya itu melingkarkan tangan kanannya di pinggang. Manik biru itu saling beradu pandang. Cup! Sa
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_41# by: R.D. Lestari. "Silva?" Netra Indri membulat sempurna. Wanita yang dulu pernah menculiknya kini hadir di hadapannya. Dengan tatapan nyalang, ia melirik Indri yang saat itu terdiam menatapnya. "Kamu datang juga, Bima?" "Ya, aku rasa tak ada gunanya menyimpan dendam. Benarkan, Sayang?" Bima menatap Indri dengan senyum yang terkembang. Ia ingin menunjukkan pada semua orang betapa ia amat mencintai istrinya itu. Indri mengangguk pelan. Silva melirik sinis ke arah Indri. Menunjukkan ketidak sukaan pada rivalnya itu. "Hai, Sayang. Kamu di sini rupanya?" seorang lelaki jangkung dengan brewok yang lumayan tebal menghampiri Silvia, ia menatap Wanita berpostur ramping itu dengan mesra. "Hai, Sayang. Iya, aku menemui teman lamaku ini," Silva bergelayut manja di tangan l
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_39#by: R.D.Lestari. "Indriiii," Ibu dan Ayah bangkit berbarengan dari duduknya dan berlari ke arah Indri dengan tergesa. Bukkk! Tubuh Indri mereka peluk dengan erat. Tangis mereka pecah, hanya Indri yang tampak diam tak banyak bicara. Indri bingung mengapa semua orang hari ini bertingkah aneh kepadanya. "Ayo, Bu, Ayah, kita duduk dulu," ajak Bima sopan. Ayah dan Ibu segera menyeka airmatanya dan berjalan ke arah kursi yang mereka duduki tadi. Tangan Ibu tak pernah lepas dari Indri. Indri tak henti-hentinya tersenyum melihat Ibu dan Ayah ada di rumah Bima bersamanya. "Alhamdulillah, Indri sudah mengingat kita kembali, racun yang masuk kalah dengan penawar, mungkin karena tubuh Indri memang kuat dan keinginan sembuhnya juga besar," papar Bima. "Alhamdulillah, jadi bi
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_43#by: R.D.Lestari. Drap-drap-drap! Dari arah luar kamar terdengar suara kaki bersahut-sahutan. Terdengar sibuk dan mencurigakan. Indri menghapus airmatanya dan perlahan turun dari peraduan. Melangkah pelan ke arah pintu kamar. "Gawat! keadaan Bima semakin mengkhawatirkan," lirih terdengar suara seseorang menyebut nama Bima saat Indri mendekatkan telinganya di pintu. Jantung Indri memacu cepat, tubuh nya lemas mendengar kabar suaminya yang berada di ujung kematian. Dok-dok-dok! "Lepaskan aku! aku ingin melihat suamiku!" berulang kali Indri mengetuk pintu dan berteriak nyaring agar ada yang membuka pintu. Senyap. Keadaan tiba-tiba senyap. Tak ada sedikitpun suara. Hanya terdengar deritan ranjang rumah sakit yang bergerak, di bawa entah kemana. Indri luruh di a
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_44#by: R.D.Lestari. Dan ... aku melihat Silva sudah berdiri bersama Deren dan beberapa orang sedang mengelilingi Bima, suamiku yang masih terdiam tak bergerak. Matanya tertutup rapat, hanya dadanya yang naik turun sebagai tanda ia masih hidup. Aku menatap dengan tubuh terpaku melihat suamiku bak bahan percobaan, mereka berulang kali memeriksa tubuh Bima yang masih tak bergerak. Sengaja kuperhatikan untuk mencari waktu yang tepat. "Darahmu sudah kumasukkan ke dalam cangkir perak. Kau bisa segera meminumkannya sebelum ia benar-benar tewas! ha-ha-ha, dan dia akan jadi milikmu selamanya," suara Deren terdengar lantang walau berada di tempat terbuka seperti ini. "Dan kau bisa memiliki Indri seutuhnya! ha-ha-ha, kita memang hebat, Kak," Silva tertawa riang bersama Deren, lelaki licik yang berpura-pura