Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 18. PUTRA YANG TAK DIINGINKAN

Share

18. PUTRA YANG TAK DIINGINKAN

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-09-22 10:00:42

“Bila diizinkan, Hamba akan mendampingi Yang Mulia menuntut balas kepada Ratu Sayana dan antek-anteknya.”

Qi Yue memutar kepalanya dengan hati-hati, mengikuti gerak tubuhnya, kembali menghadap pria misterius yang mengaku bernama Cheng Zhuo. Kening sang Putri berkerut, mencoba mencerna sepenuhnya apa yang baru saja dikatakan pria itu.

“Mengapa Ratu Sayana?” tanya Qi Yue penasaran. “Katakan apa yang kau ketahui!”

“Hamba telah memata-matai istana selama ini, dan Hamba juga memiliki orang dalam di area Ratu,” papar Cheng Zhuo dengan tenang. “Dari sinilah Hamba mengetahui bahwa Panglima Taban mempengaruhi Ratu untuk menyingkirkan Yang Mulia Qi Xiang, serta Ratu Xue Yuan, dengan cara memfitnah mereka berdua dan Kasim Liu.”

Pupil mata Qi Yue membesar, ia sulit mempercayai apa yang didengarnya. “Me-mengapa Ratu ingin menyingkirkan orang tuaku?”

“Untuk menjatuhkan Yang Mulia,” jawab Cheng Zhuo tegas. “Ratu Sayana mencium ambisi Anda untuk menjadi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   19. LAHIRNYA PUTRA MAHKOTA

    Qi Yue mengerang kesakitan, peluh membanjiri wajahnya yang pucat. Jari-jemarinya mencengkeram selimut kuat-kuat, seolah berusaha mengalihkan rasa sakit yang ia rasakan.Seorang bidan yang membantu proses persalinan sang Putri, berusaha menenangkannya, “Tahan sedikit lagi, Tuan Putri. Terus dorong … Anda pasti bisa!”“Aku … aku tidak sanggup lagi!” jerit Qi Yue kesakitan, ingin menyerah saja rasanya. Namun teringat akan dendamnya pada para pembunuh ayah dan ibunya, semangatnya tumbuh kembali.Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar, Panglima Taban dan beberapa pengawal masuk tanpa permisi. Bibi Pengasuh Wu yang sedari tadi meneamni Qi Yue, segera menghadang mereka masuk lebih jauh dengan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.“Panglima, Putri sedang dalam proses bers

    Last Updated : 2024-09-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   20. MENOLONG KAKEK

    Sepuluh tahun berlalu dalam sekejap mata, waktu seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti. Du Fei kini tumbuh menjadi seorang remaja berperawakan tinggi dan tegap, meskipun ia sama sekali tidak pernah berlatih ilmu bela diri. Setiap hari selama bertahun-tahun, ia mengerjakan tugas berat yang diberikan oleh Lin Mo. Melalui kerja kerasnya, tulang-tulang serta otot-otot tubuhnya terbentuk dengan sempurna, menampilkan sosok yang kuat dan berisi. Hari itu, seperti biasanya Du Fei bangun pagi-pagi benar. Ia mengusap wajahnya yang masih dipenuhi rasa kantuk, lalu melangkah keluar dari kamarnya yang sebelumnya merupakan gudang tua. “Mungkin hari ini adalah awal dari sesuatu yang besar,” ujarnya dalam hati, saat melihat sinar matahari mulai muncul perlahan di balik pegunungan, melukis langit dengan nuansa jingga dan merah yang menakjubkan. Dengan penuh semangat, Du Fei melakukan rutinitasnya, mulai dari menyapu pelataran, mengepel lantai aula dan lorong-lorong, hingga memasak. Keti

    Last Updated : 2024-09-22
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   21. SEDEKAH UNTUK PENGEMIS

    Guru Tua menatap Du Fei, matanya yang semula bersinar kejam, mulai memancarkan kelembutan. "Anak pintar, jangan khawatir!" ujarnya, berusaha tersenyum meski menahan sakit. "Aku tidak akan mati begitu mudah." Ia tertawa kecil, namun tawanya segera berubah menjadi batuk beruntun, mengguncang tubuh tuanya yang terlihat melemah.Setelah batuknya mereda, Guru Tua bertanya dengan nada serius, "Apakah ada tempat persembunyian di dekat sini, Nak?"Du Fei mengerutkan kening, berpikir keras. Tiba-tiba, ia menjentikkan jari, matanya berbinar-binar. "Ada, Kek! Di ujung sana ada gua yang kutemukan beberapa tahun silam. Mari kuantar!"Dengan hati-hati, Du Fei membantu Guru Tua berdiri. Dengan sabar, Du Fei mendukung tubuh lemah Guru Tua, berjalan perlahan menuju gua yang dimaksud. Gua itu tersembunyi di balik semak belukar lebat, jauh dari jalan setapak. Meski tidak terlalu besar, interior gua cukup kering dan terlindung dari angin, menjadikannya tempat sempurna untuk beristirahat.Di dalam gua ad

    Last Updated : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   22. DITUDUH MENCURI

    Du Fei mundur selangkah, otaknya berpacu mencari alasan. Ia tidak boleh membocorkan keberadaan Guru Tua, tapi ia juga tahu Lin Mo tidak akan melepaskannya begitu saja."A-aku ... aku hanya …," Du Fei menjawab terbata-bata, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Sementara itu, si pengemis yang tadinya ditolong Du Fei, memperhatikan mereka dengan seksama."Aku hanya bermain-main saja," kata Du Fei akhirnya, berusaha terdengar meyakinkan. Dengan gerakan halus, ia menyembunyikan bungkusan obat di belakang punggungnya. Jantungnya berdegup kencang, khawatir kebohongannya akan terbongkar.Mata tajam Lin Mo yang selalu awas menangkap gerak-gerik mencurigakan Du Fei. Ia melangkah maju, wajahnya berubah garang."Apa yang kau

    Last Updated : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   23. PENGEMIS MISTERIUS

    Si Pengemis yang sedari tadi hanya menonton, kini berdiri tegak menghadapi Lin Mo. Tak ada lagi kesan lemah dan menyedihkan dalam dirinya. Matanya bersinar tajam, tubuhnya yang tadinya membungkuk kini tegap menantang."Kalau ingin berkelahi," kata si Pengemis mengembangkan senyuman sinis, "jangan mencari bocah ingusan!" Ia melangkah maju, berdiri di antara Du Fei dan Lin Mo. "biar aku yang menggantikannya!"Du Fei, yang masih terbaring di tanah, berusaha bangkit dengan susah payah. Pipinya yang terkena pukulan Lin Mo mulai membengkak dan membiru. Namun, meski dalam kondisi babak belur, ia masih memikirkan keselamatan orang lain."Paman, jangan!" Du Fei berkata lirih, wajahnya mengernyit menahan sakit. "Nanti kau terluka!"Si Pengemis menoleh, menatap Du Fei dengan pandan

    Last Updated : 2024-09-23
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   24. KEKALAHAN MURID BU TONG PAI

    Bukannya merasa gentar, si Pengemis justru terkekeh pelan. Suara tawanya yang ringan namun penuh percaya diri membuat Lin Mo dan keempat temannya semakin gusar.Dengan gerakan santai berkesan meremehkan, tangan kanan si Pengemis bergerak dalam gerakan memanggil, jari-jari nya berulang kali menekuk ke dalam. "Majulah kalian semua!" tantangnya dengan bibir masih menyunggingkan senyum."Paman, hati-hati!" seru Du Fei dari pinggir arena, sambil meringis memegangi pipinya yang bengkak.Kerumunan penonton semakin membesar. Bisik-bisik keheranan terdengar di sana-sini. Bagaimana mungkin seorang pengemis berani menantang lima murid Bu Tong Pai sekaligus? Bahkan beberapa pria di antaranya membuat taruhan siapa yang akan memenangkan pertarungan nanti.Lin Mo dan keempat temannya s

    Last Updated : 2024-09-24
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   25. PESAN IBU YANG MEMBELENGGU

    "Dari teman-temanmu itu!" jawab si Pengemis enteng, seolah-olah apa yang ia lakukan adalah hal yang biasa."Paman, mencuri itu tidak dibenarkan!" tegur Du Fei, keningnya mengernyit tanda tak setuju. Ia teringat akan pesan mendiang ibunya.Si pengemis terkekeh mendengar teguran polos Du Fei. "Dengar, Tuan Kecil!" jelasnya dengan sabar namun serius. "Aku hanya mencuri dari orang-orang congkak, untuk menolong orang-orang yang kelaparan. Terkadang, dunia ini tidak sesederhana hitam dan putih. Yang putih, tak sepenuhnya putih. Dan yang hitam, tak sepenuhnya hitam."Melihat kebimbangan di wajah Du Fei, si pengemis tersenyum sambil menepuk bahunya. "Sudah, jangan banyak tanya lagi!" ujarnya, nada suaranya kembali ceria. "Ayo ikut aku membeli obat!"Si Pengemis menarik bahu Du Fei, menuntunnya kembali ke arah toko obat. Du Fei, meski masih ragu, membiarkan dirinya dibimbing. Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan moral terus bergulir. Apakah mencuri bisa dibenarkan jika tujuannya baik? Apakah

    Last Updated : 2024-09-24
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   26. MENJADI MURID DATUK RACUN

    Du Fei melangkah cepat menyusuri jalan setapak menuju gua tempat sang Kakek menunggu. Napasnya tersengal-sengal, lelah sekaligus cemas. Dalam perjalanannya, perhatian Du Fei teralihkan pada dua orang pria asing yang terlihat mendaki Gunung Wudang. Dari langkah kaki yang cepat dan gesit, nyaris tak menyentuh tanah, menunjukkan keduanya memiliki ilmu meringankan tubuh yang luar biasa. Entah mengapa, pemandangan itu membuat perasaan Du Fei tidak enak. Ia mulai berpikir jangan-jangan kedatangan kedua pria asing itu ada hubungannya dengan Guru Tua. Pemikiran tersebut membuat Du Fei waspada, ia bersembunyi di balik pohon, menunggu sampai kedua pria itu benar-benar telah jauh. Setelah memastikan situasi aman, putra kandung Qing Ning itu melanjutkan perjalanan.Setibanya di mulut gua, Du Fei memperlambat langkah. Ia mengintip ke dalam dan melihat sang Kakek sedang bersemedi, duduk bersila dengan mata terpejam. Untuk sesaat, Du Fei ragu-ragu, tidak ingin mengganggu. Ia memasuki gua sambil me

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   198. DEWA NAGA DILONG

    "Namaku Dilong," naga mungil itu terbang mengelilingi kepala Du Fei, "aku yang menyelamatkanmu dari kobaran api Sumur Suci.""Dewa Naga?" Du Fei mengamati makhluk ajaib itu dengan takjub. Sisik-sisiknya berkilau seperti permata di bawah cahaya api hitam. "Tapi mengapa kau menyelamatkanku?""Karena sudah ribuan tahun aku menantikan orang sepertimu," Dilong hinggap di telapak tangan Du Fei. “Seseorang yang memiliki hati bersih dan tekad kuat untuk melindungi yang lemah.”Du Fei menatap sang naga dengan mata membelalak, “Apakah kau penjaga Pedang Naga Api yang dicari banyak orang dari dunia persilatan bahkan negeri lain?”“Bukan hanya penjaga,” Naga Dilong terbang ke tengah perisai kristal, “Aku adalah Pedang Naga Api itu sendiri.”Du Fei menggeleng kebingungan, “Bagaimana bisa?”"Selama menjaga Pedang Naga Api, seiring waktu, jiwaku dan jiwa Pedang Naga Api telah menyatu.""Lalu di mana pedangnya?"Dilong tertawa kecil, “Pedang hanyalah bentuk fisik dari kekuatan sejati. Mereka semua se

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   197. BISA ULAR PEMIKAT

    Mata Zhi Zhu melebar, bibirnya menyunggingkan senyum kejam. "Ah! Kenapa tidak terpikirkan olehku? Kakak memang yang terpintar!""Tidak …," Yun Hao berbisik pada diri sendiri, perasaan ngeri menyergapnya. Membayangkan diri menjadi budak nafsu siluman membuat perutnya mual."Oh, lihat wajah ketakutannya!" Zhi Zhu terkikik seraya mengerling ke arah Yun Hao. "Aku sudah tak sabar melihatmu merangkak memohon cintaku, Tampan."Yun Hao memejamkan mata, memusatkan seluruh tenaga dalamnya. 'Aku harus bebas!' Ia merasakan aliran chi mengalir deras dalam pembuluh darahnya, mencari celah dalam ikatan benang perak."Tunggu sebentar, Bocah!" Xie She Tai Tai meliukkan tubuh ularnya menuju ruang racun. "Akan kuambilkan ramuan special untukmu.""Dan aku akan menyiapkan sarang cinta kita," Zhi Zhu mengusap pipi Yun Hao dengan jari lentiknya. "Jangan kemana-mana, Calon Suamiku!"Setelah kedua siluman kejam itu menghilang, Yun Hao mulai menggerakkan tubuhnya yang kaku. Benang perak melilit erat, setiap ge

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   196. SUMUR API SUCI

    "Bertahanlah!" Du Fei melesat ke arah suara minta Yun Hao yang meminta tolong, berharap ia belum terlambat.Namun begitu tiba di ujung lorong, yang ia temukan hanyalah dinding kristal hitam. Bayangan Yun Hao yang tersiksa terpantul di permukaannya, namun menghilang secepat kemunculannya."Sial!" Du Fei menggertakkan gigi, “lagi-lagi ilusi!"Di ruang singgasana, Zhi Zhu tertawa melihat kebingungan Du Fei melalui pantulan kristal. "Lihat bagaimana dia berlarian seperti tikus dalam labirin!""Arahkan dia ke sayap timur!" Xie She Tai Tai menyeringai. "Sumur Api Suci menunggu di sana."Jeritan-jeritan palsu terus menggema. Du Fei berlari dari satu lorong ke lorong lain, namun setiap kali hampir mencapai sumber suara, lorong itu berubah menjadi jalan buntu."Du Fei …," suara Yun Hao terdengar lemah. "Di sini ... cepat …!"Du Fei berbelok tajam ke kiri. Kali ini ia melihat sosok Yun Hao di ujung lorong, tergantung dalam jaring laba-laba. "Yun Hao!"Ia melesat maju, namun mendadak berhenti sa

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   195. ILUSI KRISTAL HITAM

    Naga batu raksasa mengangkat kepalanya, mata merah berkilat dalam keremangan. Setiap gerakan tubuhnya menciptakan suara berderak mengerikan. Sisik-sisik batunya setajam mata pedang dan ekornya yang berduri mengoyak dinding jurang seperti kertas."GROAAAR!"Du Fei melompat menghindari semburan api dari mulut naga batu. Api itu membakar dinding jurang, menciptakan asap beracun yang berwarna kehitaman."Jadi ini penjaga gerbangmu, Xie She Tai Tai?" seru Du Fei tersenyum sinis sambil berputar di udara. Pedangnya menari dengan gerakan cepat, menangkis serpihan batu yang beterbangan.DRAK! DRAK!Ekor naga menyapu dalam gerakan horizontal. Du Fei menunduk, merasakan angin tajam di atas kepalanya. Ternyata serangan ekor itu hanya pengalihan semata, kepala naga batu tiba-tiba saja menyambar dari samping dengan rahang terbuka."Rembulan Kembar Memburu Mangsa!" Du Fei menancapkan pedangnya ke langit-langit mulut naga batu, menggunakan momentum untuk melontarkan diri ke atas. Naga batu itu mengau

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   194. ISTANA KRISTAL HITAM

    "Apa-apaan kau ini?!" Suara Panglima Lin menggelegar mengalahkan suara air terjun di belakangnya. Ya Ci hanya bisa menunduk, rambut hitamnya yang basah jatuh menutupi wajah cantiknya yang pucat."Selama sepuluh tahun aku mendidikmu menjadi pembunuh tanpa ampun. Kau bahkan tak berkedip saat mencabut nyawa mereka," Panglima Lin mondar-mandir dengan murka. "Sekarang apa yang terjadi dengan murid kebanggaanku?"Feng Wei bersandar pada sebatang pohon, jubah merahnya berkibar ditiup angin. Bibirnya tersenyum mengejek. "Ah, cinta memang buta. Sungguh menggelikan melihat seorang pembunuh berdarah dingin luluh hanya karena wajah tampan dan sikap ksatria palsu."Provokasi penyihir dari Negeri Wu berhasil menyulut kemarahan Panglima Lin."Jawab aku!" Panglima Lin mencengkeram bahu Ya Ci kuat-kuat. "Kau jatuh hati pada pemuda itu?"Ya Ci mengangkat wajah, matanya yang indah menatap tegas sang paman, "Paman, Ya Ci hanya tidak ingin mengotori tangan dengan membunuh orang yang tidak bersalah."PLAKK

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   193. PERTOLONGAN DARI MUSUH

    “Keluar kau, Pengecut!” bentak Du Fei nyaring. Angin mendadak bertiup kencang. Dari atas pepohonan, sesosok pria melayang turun seringan kapas. Jubah merahnya yang mewah berkibar dipermainkan angin. Dengan wajah cukup tampan namun dingin, dan bekas luka tipis melintang di pipi kiri menciptakan kesan pria itu sangat berbahaya. Di pinggangnya terselip belasan kantong kecil yang mengeluarkan aroma aneh - campuran dupa dan sesuatu yang berbau busuk. "Siapa kau?" Du Fei menghunus pedangnya, merasakan energi jahat yang menguar dari pria itu. “Kekuatanmu bukan dari alam ini tapi dari iblis.” “Kau tidak tahu siapa dia,” Panglima Lin tersenyum sinis, “Dia adalah Jenderal Feng Wei, pemilik elemen api.” Pria berjubah merah itu mengangkat tangannya. Api muncul di atas telapak tangannya, bergulung-gulung ke atas. "Lepaskan gadis itu!" suaranya dalam dan mengancam. "Atau kau akan merasakan kekuatan sejati penguasa elemen api." "Seorang pembunuh tetap harus diadili," Du Fei mengeratkan peganga

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   192. SIHIR HITAM

    "Karena aku sudah menolongmu," Du Fei mengulurkan tangan ke arah Ya Ci yang masih berdiri di air sebatas pinggang. Tetes-tetes air mengalir dari jubah hitamnya yang basah. "Maukah kau memberitahu siapa namamu yang sebenarnya?"Ya Ci menatap tangan yang terulur itu. Jemarinya yang lentik bergerak ragu sebelum akhirnya menyambut uluran tangan Du Fei. Rona merah menyapu pipinya yang seputih pualam. "Ya Ci ... panggil saja aku Ya Ci," gadis berpakaian serba hitam itu menatap Du Fei begitu mereka berdiri berhadapan. "Ya Ci …,” Du Fei mengucapkan nama itu perlahan, seolah menikmati setiap suku katanya. Namun dalam sekejap, tatapannya berubah dingin. Genggaman lembutnya berubah menjadi cengkeraman baja."Akh!" Ya Ci terkesiap, mencoba menarik tangannya kembali namun terlambat. Jantungnya berdegup kencang merasakan kekuatan di balik cengkeraman itu."Ya Ci si Pembunuh Berdarah Dingin," Du Fei mendesis di telinganya. "Yang menghabisi sepuluh nyawa tanpa belas kasihan di hutan sebelah barat.

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   191. AIR MATA BIDADARI

    Di bawah sinar matahari yang menembus dedaunan, Du Fei mengamati mata Ya Ci yang semakin memerah. Pembuluh darah di sekitar irisnya mulai menghitam - tanda racun yang mematikan."Racun ungu dari Lembah Iblis," Du Fei menghela nafas. "Dalam waktu satu jam akan merusak setiap saraf penglihatanmu secara permanen."Ya Ci terhenyak. Rona merah di wajahnya yang seputih pualam memudar. Jemarinya yang lentik mencengkeram ujung lengan jubah hitamnya, berusaha tetap tenang meski menahan kengerian yang mencekam."Tapi …," Du Fei mengambil selangkah mendekat. Aroma tipis bunga persik menguar dari tubuh Ya Ci. "Aku dapat menyembuhkan bila Nona berkenan.""Kau bisa menyembuhkanku?" Ya Ci mengangkat wajahnya. Mata yang indah kini berkabut, ia berusaha memfokuskan pandangan pada sosok di hadapannya. "Katakan, berapa yang kau minta? Aku akan membayar berapapun!"“Aku tidak membutuhkan uangmu, Nona!” Senyum tipis tersungging di bibir Du Fei. Tangannya terulur perlahan, "kau hanya perlu percaya saja.""

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   190. MUSUH YANG JELITA

    Mengetahui berada di bawah angin, Cheng Hao, ketua sekte Matahari Sakti mengeluarkan trik liciknya."Rasakan ini!" Dengan gerakan secepat kilat Cheng Hao melemparkan kantong hitam ke udara di atas kedua musuhnya. Kantong itu meledak dengan suara mendesis, menyemburkan asap ungu pekat yang berbau tajam menyengat.Gadis bercadar yang mendongak ke atas segera melompat mundur seraya melindungi wajahnya, namun terlambat. Sebagian asap telah masuk ke matanya. “Akh!" ia mengerang tertahan saat merasakan pedih yang luar biasa di kedua bola matanya. Air mata mengalir tanpa mampu dibendung membasahi cadarnya. Racun itu terasa seperti ribuan jarum yang menusuk mata."Ya Ci!" Pria setengah baya di samping gadis itu berseru cemas, hingga tak sadar menelan asap beracun yang mengungkungnya.“Hoekk!” Pria itu berusaha memuntahkan racun asap ungu namun sia-sia. Ia menjauh dari kepungan asap dan berusaha mengatur pernafasan.Namun delapan orang pendekar sekte Matahari Sakti tak membiarkannya memulih

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status