Jarak keduanya sangat dekat, Maxime menelan ludah saat mendengar pertanyaan itu karena harum tubuh Reina tercium jelas di hidungnya."Ya," jawabnya dengan suaranya serak.Belakangan ini Maxime sering bermimpi tentang masa lalunya dengan Reina dan pasti ada beberapa adegan intim."Sampai sekarang kamu masih nggak percaya aku?"Reina menggeleng. Dia tidak mungkin berbohong saat melihat rupa Maxime seperti ini, 'kan?"Nggak, menurutku kamu sangat hebat. Meski nggak bisa melihat, kamu bisa bermain piano dan membantuku mengoreksi lagu."Perkataan Reina terdengar melankolis, akhirnya Maxime mengerti mengapa tadi waktu dia masuk Reina terlihat begitu sedih dan tertekan."Karena aku harus menjadi yang terbaik," jawab Maxime.Reina tercengang.Maxime melanjutkan, "Belakangan ini aku sering mimpi pas aku kecil. Kayaknya dulu aku banyak ikut les dan dituntut untuk tumbuh dewasa lebih cepat supaya bisa memimpin Keluarga Sunandar."Maxime terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Sekarang kalau aku nggak
Yang Riko maksud dengan nyebur adalah Maxime nyebur di sungai lalu menangkap ikan dengan tangan kosong.Riko sengaja ingin menyulitkan Maxime.Lyann juga menyadari akal bulus Riko dan hendak menolak saat tiba-tiba Maxime berkata, "Oke, malam ini aku pergi menangkap ikan."Reina terkejut, kenapa tiba-tiba Maxime mau menangkap ikan?Lyann tidak percaya, apalagi di musim hujan seperti ini air sungai kerap naik.Dalam hati Lyann hanya membatin, "Cih, sombong. Nggak takut apa kalau terjadi apa-apa?"Inilah faktanya kalau uang memang hampir bisa membeli semua hal di dunia ini.Hari itu juga, pukul 10 malam. Ada orang yang membawa ikan segar kesukaan Lyann hasil tangkapan di sungai.Maxime memberikan ikan itu pada Reina.Reina langsung mengambilnya dan membuat sup ikan untuk Lyann. Sup itu sangat enak karena daging ikan yang baru ditangkap sangat segar.Setelah masak sepanci sup, masih ada sebagian ikan yang tersisa. Reina pun berencana memberikannya pada tetangga.Reina tidak heran dari mana
Mobil itu berhenti di pintu masuk Hotel Fourse.Alana masih duduk di dalam mobil dan menatap ke dalam hotel dengan kegelisahan yang luar biasa.Dia memaksa dirinya untuk tenang dengan menggandeng Riko turun dari mobil.Reina juga mengikuti.Riko melihat jam tangannya.Hmm ... kenapa pacar gadungan yang dia sewa belum datang juga? Masih mau uang tidak sih? Kok tidak profesional.Nanti bertekad akan memberi nilai buruk untuk orang itu.Dari awal Alana memang tidak menganggap serius kata-kata Riko. Bagaimanapun, Riko hanya seorang anak kecil, mana mungkin anak sekecil ini bisa menemukan pasangan untuknya yang lebih baik dari Yansen?"Nana, aku gugup banget." Alana kembali menatap Reina.Reina melangkah maju dan menggandengnya erat-erat, "Jangan takut, ada aku di sini."Selama bertahun-tahun, Alana tidak pernah berhubungan dengan pria lain selain Yansen. Bukan karena tidak ada yang mengejarnya, tapi karena dia menolak semuanya.Hal pertama yang Alana lakukan saat kembali ke tanah air adala
Ibu Yansen memperbolehkan Yansen terus berhubungan dengan Alana karena tahu Alana adalah seorang putri bos kaya.Reina tahu apa yang ada di pikiran ibu Yansen, Reina tidak berniat menutupi niat jelek ibu Yansen di depan anaknya sendiri."Oh, aku ngerti. Wah, Anda benar-benar ibu yang hebat. Anda masih mencari selingkuhan untuk putramu yang akan menikah? Apa calon menantu perempuanmu tahu?" Tanpa memberi kesempatan ibu Yansen menjawab, Reina sudah melanjutkan, "Hari ini Alana datang ke pesta bukan karena nggak bisa lupa sama mantan pacarnya. Dia cuma mau lihat bagaimana keluarga seperti kalian menghancurkan hidup seorang gadis baik-baik."Setelah itu Reina memandang Yansen dengan sinis, "Pak Yansen ternyata dididik dalam lingkungan seperti ini? Coba lihat perkataan ibumu, apa kamu pantas jadi pengacara?"Sebelumnya Reina tidak tahu seperti apa orangtua Yansen, dia hanya merasa Yansen itu pria berhati dingin.Setelah mendengar ucapan Reina, Yansen pun menegur ibunya, "Bu, jangan bicara s
Maxime dan Ekki berada di sebuah kamar di hotel yang sama. Kejadian ini dipantau langsung oleh keduanya.Ekki tercengang, "Kok Riko jadi anaknya Alana lagi?"Maxime datang ke Kota Simaliki untuk menjaga Reina.Maxime bilang, mereka bukan menguntit melainkan sedang menjaga Reina.Jadi Maxime mengutus beberapa pengawal untuk mengikuti Reina dan merekam situasinya.Maxime tidak penasaran dengan pertanyaan Ekki. Karena Alana dan Reina bersahabat, wajar kalau Alana mengakui Riko sebagai anaknya.Lalu, bagaimana dengan sosok ayah yang dikatakan Riko?Apa sudah waktunya bagi orang paling berkuasa di Kota Simaliki untuk menampakkan diri?Tapi sekarang Maxime tidak bisa melihat ....Anak mungkin bisa dipinjam, tapi suami tidak bisa.Maxime tidak mau menjadi suami wanita lain.Dia memberi tahu Ekki, "Turun ke bawah dan selesaikan masalah ini."Teman Nana adalah temannya juga, bagaimana Maxime bisa membiarkan temannya diintimidasi?"Ya."Meski Yansen adalah seorang pengacara, tidak ada yang tidak
Riko tercengang, bagaimana pria ini bisa mendapatkan undangan yang dia berikan?Pria ini bahkan memanfaatkannya, tapi sekarang Riko tidak punya pilihan lain selain bekerja sama dengan pria ini."Ayah benar!"Ketiganya sungguh terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis saat berdiri bersama.Entah mengapa mata Yansen terasa sakit saat melihat hal ini.Namun, dia tetap menjaga sikap untuk tenang dan berkata, "Pak Jovan, aku minta maaf atas penyambutan yang buruk."Jovan pun menoleh dan menatapnya dengan dingin.Jovan menyahut, "Bukan hanya penyambutan yang buruk, kamu juga sudah menghina istri dan anakku. Jadi? Gimana kamu mau menyelesaikan masalah ini?""Kamu seorang pengacara, 'kan? Kamu yakin bisa menang kasus ini di pengadilan?"Bagi Keluarga Tambolo, menekan Yansen sampai mati sama mudahnya seperti meremas semut kecil sampai mati.Yansen yang bisa membaca situasi pun menjawab, "Maaf, aku benar-benar minta maaf."Jovan tidak menerima permintaan maafnya, lalu berkata pada Ala
Jovan mengernyit saat melihat ketiga orang itu pergi, lalu menggerutu, "Bahkan nggak ngucapin makasih."Jovan pun masuk ke mobilnya sendiri.Saat ini di mobil Jovan ada pula seorang lelaki tua berambut putih. "Dasar bocah tak berguna, bisa nggak sih ngejar wanita? Masa ditolak sekali langsung menyerah?"Orang yang bicara tidak lain adalah kakek Jovan yang sangat mengkhawatirkan pernikahannya.Hari ini sebenarnya Jovan tidak berniat datang. Sayang, kakeknya mendengar tentang tulisan Riko yang ingin mencari ayahnya.Kakeknya tentu memaksa, atau lebih tepatnya mengancamnya. Dia bilang kalau Jovan tidak mau datang, maka kakeknya akan memastikan esok hari Jovan akan bangun di dalam peti mati.Mau tidak mau, Jovan pun datang untuk membantu Alana."Memangnya aku tipe pria seperti itu?" tanya Jovan.Tuan Besar Jacob pun mengangkat tongkat dan memukul Jovan. "Kutegaskan sekali lagi ya, Alana itu cucu menantuku. Aku nggak peduli gimana caranya, yang jelas kamu harus nikah sama dia!"Sejak meliha
Nona Reina yang disebutkan oleh sekretaris tentu saja adalah Reina."Reina?"Joanna juga bisa menerka berbagai spekulasi di benak sekretarisnya, tapi dia tidak berpikir Riko itu putra Reina."Apa jangan-jangan ayah Riko itu salah satu kerabat Reina?"Sekretaris itu agak setuju dengan pemikiran Joanna dan menjawab, "Ibu dan adik Reina sepertinya sudah kembali ke Kota Simaliki."Ketika Joanna mendengar Treya kembali ke kota Simaliki, wajahnya langsung berubah dingin."Mereka nggak akan jadi vampir penghisap kekayaan Keluarga Sunandar lagi, 'kan?"Sekretaris itu memberi tahu Joanna bahwa Treya menikah dengan seorang pengusaha kaya di luar negeri bernama Tanu.Joanna jadi lebih meremehkan Treya, hanya wanita pecundang yang hidup dengan mengandalkan pria.Setelah percakapan itu, Joanna pun melupakan Riko."Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Max sekarang?""Tuan Muda jarang keluar, dia tinggal di rumah setiap hari."Si sekretaris cukup bersimpati pada Maxime. Padahal dulu Maxime begitu berkuas