Share

Bab 1494

Author: Kacang Merah
Waktu berlalu. Hari ini Reina dan Maxime pergi ke banyak tempat dan samar-samar mengingat banyak hal.

Sore harinya, keduanya pulang ke rumah.

Reina terlihat bersalah, "Yah sudah jam 10 lewat. Kalau kita pulang ke Kota Simaliki sekarang, mungkin besok subuh baru sampai."

Maxime malah terlihat santai, "Kenapa nggak nginap aja malam ini? Nyetir malam-malam itu bahaya, lagian kalau kita sampai subuh-subuh, mungkin malah ganggu tidurnya Sisil dan yang lain."

Maxime tahu Reina adalah wanita yang begitu mempertimbangkan orang lain dan benar saja, Reina setuju.

"Ya sudah kalau gitu malam ini kita nginap di sini aja, nggak apa-apa?"

"Iya dong, nggak masalah." Maxime sudah tidak sabar untuk menghabiskan waktu bersama Reina.

Reina hendak tidur pisah kamar dengan Maxime, namun tentu saja Maxime ingin sekamar dengan Reina.

Ketika Reina tahu hanya ada satu kamar tidur, dia menyarankan, "Mendingan aku tidur di sofa ruang tamu aja."

Tempat ini tidak lebih baik dari kediaman utama Keluarga Andara.

Di k
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1495

    Reina yang kebetulan bertatapan mata dengan Maxime pun tertegun sejenak.Napas Maxime menjadi sesak dan dia perlahan mendekati Reina. Namun saat Maxime hendak menciumnya, Reina langsung membuang muka."Ah ... terima kasih buat semalam."Setelah itu, Reina langsung keluar dari dekapan Maxime.Maxime merasa kecewa mendapati lengannya kosong, tapi dia tidak ingin memaksa Reina. Maxime tidak ingin membuat Reina tidak bahagia.Maxime mengikuti Reina bangun.Tanah di luar terlihat basah karena terguyur hujan semalaman."Dua tahun lalu, pas di waktu seperti ini, kita berdua tinggal di sini," ucap Maxime.Reina mendengarkan ucapan Maxime, tetapi tidak punya kesan apa pun.Pagi itu Reina dan Maxime pergi sarapan di luar, lalu mengunjungi makam Lyann. Setelah itu keduanya kembali ke Kota Simaliki.Di Kota Simaliki, masih turun hujan.Di jalan terlihat banyak orang yang pergi berpasang-pasangan.Reina merenung sambil menatap semua orang di luar sana. Mungkin jika dirinya tidak amnesia, dia akan s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1496

    Setelah itu Syena langsung menampar kepala pelayan, menyingkirkan semua orang dengan sombong dan mendobrak pintu, masuk ke dalam rumah.Sekilas, Syena bisa melihat sekilas keluarga Reina dan Maxime bersenang-senang.Syena sangat cemburu, lalu dia menyindir Joanna."Bu, meski aku dan Morgan nggak punya surat nikah, aku tetap menantu Keluarga Sunandar. Kenapa? Sekarang kalian nggak mengakui aku?"Joanna sekarang sangat pusing, kenapa dulu dia tidak bisa melihat bahwa Syena bukanlah orang baik?Namun, Morgan tetap bersalah karena melakukan tindakan bodoh seperti itu."Syena, aku nggak bilang gitu kok. Kamu boleh pulang ke rumah Morgan, tapi untuk sementara, kamu nggak diterima di rumahku."Meski sudah mendengar ucapan Joanna, Syena tetap duduk tanpa malu-malu."Kenapa aku nggak diterima di sini? Kamu takut aku akan membeberkan semua kejahatan yang dilakukan putramu, Morgan?"Joanna bukan orang yang mudah ditindas. Melihat Syena menolak mundur, Joanna pun mencibir, "Memang hal buruk apa ya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1497

    Reina tidak tahu kalau yang menangis itu adalah putri Syena, dia menghampiri pengasuh dan bertanya, "Ada apa?"Ketika pengasuh melihat Reina, dia menghela napas, "Aku nggak tahu kenapa. Hari ini dia terus menangis, aku apain juga nggak mau berhenti menangis."Reina menyerahkan si kembar pada pengasuh masing-masing, lalu dia mengulurkan tangan untuk menggendong Talitha dan mulai menghiburnya.Entah mengapa, Talitha tetap menangis di pelukan Reina.Mungkin karena sudah pernah melahirkan, meski Reina tidak ingat bagaimana cara merawat anak, secara naluriah dia tahu apa yang harus dilakukan.Pertama, dia bertanya pada pengasuh Talitha apa Talitha sudah kenyang, lalu memeriksa apa perut Talitha kembung atau diare.Setelah Reina memeriksa semuanya, anak itu masih menangis, Reina pun berkata, "Mendingan dibawa ke rumah sakit aja deh. Menurutku pasti ada yang salah sampai dia nangis begini."Pengasuh Talitha juga merasa tangisan Talitha tidak wajar."Oke, aku pergi sekarang."Pengasuh hendak m

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1498

    Reina juga mau tahu apa yang terjadi, jadi dia setuju tanpa ragu-ragu."Oke."Maxime belum pulang, jadi Reina pergi ke rumah sakit bersama Joanna.Sesampainya mereka di sana, belum juga sempat ke ruang rawat dan melihat Talitha, Syena sudah lebih dulu bergegas keluar dari kamar rawat dan melabrak Reina.Segalanya terjadi begitu cepat, tidak ada seorang pun yang sempat bereaksi.Reina jadi tidak sempat menghindar saat Syena menampar pipinya dengan keras.Reina hanya merasakan pipinya terbakar dan sakit. Syena masih ingin menamparnya, tapi Reina langsung menangkap tangan Syena.Kedua orang itu berseteru. Joanna mencoba memisahkan mereka, tapi tidak bisa."Reina! Dasar jahat! Putriku baru berusia berapa bulan? Kenapa kamu sekejam itu sama dia!"Kejam?Reina mengernyit bingung, "Kayaknya kamu salah paham? Aku nggak menyakiti putrimu sama sekali.""Tubuh Talitha penuh luka begitu, kamu masih nggak mau ngaku? Kubunuh kamu!" Syena menolak untuk melepaskan Reina.Reina hanya bisa membela diri

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1499

    Reina tidak takut, "Oke, lapor polisi aja, biar mereka selidiki. Aku nggak melakukan apapun!"Reina tidak takut dengan ancamannya.Syena hendak menelepon, tapi Joanna menghentikannya."Syena, pasti ada salah paham. Jangan sembarangan menuduh Nana. Nggak mungkin Nana menyakiti anak kecil seperti itu."Liane juga berkata, "Ya, kita semua satu keluarga, jangan panggil polisi."Mata Syena memerah, "Ibu pilih kasih banget sih? Putriku sudah begitu kondisinya, kenapa kalian masih belain dia?"Reina melangkah maju, "Cukup, lapor polisi saja."Saat ini, hanya dengan penyelidikan polisi yang bisa membuktikan Reina tidak bersalah.Syena sebenarnya tidak mau lapor polisi. Bagaimanapun memang bukan Reina pelakunya, dia hanya ingin memfitnah Reina."Nana, jangan gegabah. Ini 'kan masalah keluarga, kita urus saja sendiri." Liane menenangkan Reina.Syena juga menghampiri, "Oke, kita bereskan sendiri. Jadi, Reina. Apa tanggung jawabmu setelah menyiksa putriku sampai jadi begini?""Aku nggak melakukann

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1500

    "Kukasih tahu ya, kalau hari ini masalah ini nggak selesai, jangan mimpi bisa pergi dari sini."Saat Syena bicara, dia mencengkeram pergelangan tangan Reina dengan kuat.Reina tidak bisa membantah, "Terus kamu mau apa?""Bersujud dan akui kesalahanmu!" ucap Syena.Syena hanya mau memanfaatkan Reina yang masih amnesia untuk mempermalukannya dan membuatnya menderita.Bersujud?Reina tidak melakukan apa pun yang menyakiti Talitha, jadi tentu dia tidak sudi bersujud dan mengaku salah."Aku nggak mau."Syena kembali menatap Liane dan Joanna, "Bu, lihat, 'kan? Fakta sudah di depan mata saja dia tetap nggak mau minta maaf.""Sepertinya aku hanya bisa melaporkannya ke kantor polisi."Syena mengeluarkan ponselnya dan menelepon polisi.Joanna dan Liane tidak berdaya. Jika Reina benar-benar menyakiti Talitha sampai seperti ini, Reina memang harus minta maaf.Reina tetap keras kepala menolak untuk minta maaf dan membiarkan dirinya dibawa pergi.Kini bukti luka Talitha hanya berdasarkan keterangan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1501

    Sekretaris Liane angkat bicara, "Menurutku Nona Reina bukan orang yang bisa kejam sama anak-anak."Liane mengangguk."Aku juga tahu, tapi lihatlah perangai Syena. Kalau kemarin aku bantuin Nana, dia pasti akan lebih mempersulit keadaan, bisa jadi malah lebih nekat."Liane menghela napas, "Cepat selidiki masalah Talitha.""Ya." Sekretaris itu setuju.Liane menatap sekujur tubuh cucunya yang terluka."Talitha, jangan khawatir. Nenek pasti akan membantumu menemukan orang yang menyakitimu."Dia tidak memihak Syena, dia juga bukannya tidak memercayai Reina.Untuk sementara ini Liane hanya mau menenangkan Syena, sehingga dia bisa mencari tahu siapa pelaku sebenarnya.Tengah malam hari itu, Liane memanggil pengasuh Talitha."Bicaralah, kenapa kamu bohong hari ini? Kamu disogok siapa?"Pengasuh Talitha buru-buru menggeleng, "Nyonya Liane, apa maksudmu? Aku nggak bohong, sungguh, Nyonya Reina memang pelakunya."Wajah Liane menegang."Kamu masih nggak mau jujur? Bukannya waktu di rumah sakit tad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1502

    Setelah pengasuh Talitha pergi, Liane terlihat sangat lelah."Kok bisa dia setega itu?"Liane sekarang sangat menyesal kenapa mengadopsi Syena.Sekretaris Liane juga tidak percaya, "Sifat pendendam Nona Syena kuat sekali sampai tega melukai putrinya sendiri."Mereka tahu, Syena bertindak seperti ini untuk menghasut Liane membenci Reina, putri kandungnya."Sekarang aku harus bagaimana?" gumam Liane. Entah bertanya pada sekretarisnya atau dirinya sendiri.Sekretaris Liane memilih untuk diam, dia tidak bisa menempatkan diri untuk memberi saran apa pun.Setelah merenung cukup lama, Liane pergi ke kamar Syena.Syena sudah tidur dari tadi.Liane sungguh tidak habis pikir dengan Syena, bagaimana seorang ibu bisa tidur nyenyak saat anaknya masih dirawat di rumah sakit?"Syena!"Liane langsung membentak Syena untuk membangunkannya.Syena membuka matanya dengan marah, "Ibu ngapain sih tengah malam begini bangunin aku?"Amarah Liane sudah di puncak ubun-ubun."Ibu mau bicara sama kamu."Syena ban

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status