Angin menderu, suara kicauan burung yang stereo di telinga, udaranya segar tanpa polusi dari kendaraan bermesin. Namun dia belum melihat sperti apa rupa dunia ini. Kanzaki merasa takut membuka matanya. Setiap kali dia melakukannya, tampilan akan dirinya yang menyedihkan dari balik kaca, sosok yang dia benci menjadi pemandangan yang dia lihat, yaitu dirinya sendiri. Untuk alasan menyedihkan semacam itu, dia takut melihat apa yang ada di depannya. Akankah itu dirinya yang busuk, menyedihkan dan sampah? Ataukah pemandangan baru dari dunia yang dia pikir tidak akan pernah bisa dirinya kunjungi? “Kamu boleh membuka mata, Kanzaki. Tempat ini sengaja kupilih untuk menjadi pemandangan pertama dari duniamu yang baru.” Suara lembut, penuh cinta dan kehangatan berbisik di sisinya. Hatinya melompat senang dan ingin mengetahui siapa si baik hati yang begitu peduli kepadanya. Perlahan Kanzaki membuka matanya. Tatkala dia membuka matanya, air mata besar membasahi pipinya. T
“Kalau begitu Violet, ke mana langkah kita selanjutnya? Dari ingatanku kota Vega adalah yang terdekat.” Kanzaki meregangkan tubuhnya. Berkat ingatan yang diberikan Violet kepadanya Kanzaki mengetahui peta dunia ini dan lokasinya saat ini berada, Valhalla yang berada cukup jauh dari tempat kekacauan sesungguhnya berada. Jika ingatannya benar maka selain Empat Pangeran Neraka ada musuh lain yang sama berbahayanya dengan mereka namun untuk sekarang bukanlah waktu untuk memusingkannya. “Seperti perkataanmu bahwa kita akan pergi ke kota Vega yang merupakan kota para petualang pemula berkumpul. Kamu akan memulai adaptasi diri di kota Vega dimulai dari terbiasa dengan budaya, makanan dan membunuh monster.” Violet memberikan senyuman penuh semangat. Kanzaki menduga bahwa perjalanan ini tidak akan membosankan dengan Violet di sisinya, lagipula dia cukup menyukai mengembara berdua dengan seorang gadis ketimbang pria, keberuntungan besar bahwa yang mendatanginya seorang Dew
“Hanya dimiliki oleh Pahlawan ... apakah maksudmu, aku juga seorang Pahlawan?!” Kanzaki mulai bersemangat saat mengetahui dirinya menjadi tokoh penting begitu tiba di dunia ini.Violet melebarkan matanya dan menatap penuh arti, “Tentu saja itu tidak pasti. Kamu menerimanya langsung dari Dewi sepertiku. Seharusnya ada beberapa prosedur tertentu untuk seseorang menerimanya namun kamu adalah pengecualian karena aku akan pergi bersamamu.”Kanzaki segera kecewa karena telah mengharapkan hal konyol. Setelah dipikirkan lagi Pahlawan adalah sosok suci dan memiliki rasa keadilan yang tinggi. Jika dibandingkan dengannya maka sama artinya seseorang menghina Pahlawan karena membandingkannya dengan Kanzaki.Sepatutnya begitu, ya. Sampah sepertiku yang tidak ragu menghajar wanita bukanlah orang cocok menjadi Pahlawan. Pikirnya.“Huh. Lalu untuk apa kamu memberikannya padaku jika bahkan aku tidak memenuhi syarat menjadi Pahlawan?”“Tidak ada yang tahu tentang itu, barangkali kam
Kanzaki memandang dengan kagum pemukiman dari kota pertama yang dia masuki sejak tiba di dunia ini. Tidak ada hal spesial, bangunan dan pakaian dari rakyat dunia ini bernuansa abad pertengahan.“Inilah kota petualang pemula, kota Vega. Kamu akan mendaftarkan diri sebagai petualang karena aku tahu kamu lebih tertarik menjadi petualang ketimbang pedagang, atau bahkan kuli bangunan, kan?” Violet tersenyum menggoda selagi memimpin jalan.“Jika ada pekerjaan mengukur tubuh wanita, dengan sangat bersedia aku akan mengajukan diri di tempat pertama.” Kanzaki mengatakannya dengan lancar seakan tidak memikirkan apapun.Violet sedikit terkejut namun menghiraukannya, “Kamu beradaptasi dengan cepat sampai mampu mengatakan hal itu di depan seorang Dewi.”“Kamu mengatakan sesuatu?”“Tidak ada.”“Meski begitu penduduk di sini terlihat sangat santai terlepas dari peristiwa mengerikan yang sedang terjadi.”Kanzaki tahu bahwa krisis masih terjadi di sana-sini dan setiap keraja
Tiba di loket pendaftaran mereka bertemu seorang wanita cantik dengan rambut coklat dan kacamata. Tubuhnya tidak kalah menarik dari Violet, bedanya wanita itu memiliki aset yang lebih besar jika dibandingkan dengan Violet.“Selamat datang di guild petualang, namaku Lina. Kalian berdua sepertinya baru di sini, ada yang bisa saya bantu?” Suaranya sangat lembut sampai membuat Kanzaki terkesima namun yang membuatnya membantu bukan hanya suara ataupun tubuh.“Um, Tuan? Jika anda melihat saya seperti itu, rasanya sedikit ...” Lina menggeliat dengan tangannya melipat di depan perut dan wajahnya sedih merona.“Elf.”“Hah? Apa kamu mengatakan sesuatu?” Violet mendekatkan telinganya untuk memastikan kata-kata Kanzaki.“Ada Elf di sini. Apa ini? Apa-apaan ini, apakan tempat ini surga? Ini pasti surga, Elf ada di dunia ini!” Kanzaki mulai berteriak dengan sangat semangat.Selama ini dia selalu berpikir bahwa Elf hannyalah cerita dalam legenda dan bagian dari imajinasi manu
Kanzaki meletakkan tangannya di Stats Crsytal dan merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti tubuhnya. Stats Crsytal mengeluarkan cahaya kebiruan terang selama beberapa detik sebelum menghilang.“Biar aku periksa dulu ... kamu memiliki kekuatan dan ketahanan fisik yang tinggi, energi sihir yang ada dibatas rata-rata, keberuntungan dan kesialanmu cukup tinggi, ya, seakan-akan keduanya saling mengimbangi.”Kanzaki tidak tahu baik atau buruknya namun dia tidak mempertanyakan tingkat kesialannya. Sejak lahir dia sudah terbilang sial jadi tidak mengejutkan jika tingkatnya tinggi. Dari pada hal itu, bagian paling menariknya adalah sihir!“Jadi-jadi, apa Job-ku?! Apakah itu ahli sihir yang luar biasa hebat atau bahkan Raja?!” Kanzaki mendengus semangat, seakan-akan ada asap putih keluar dari hidungnya.Lina tampak bermasalah karena Kanzaki begitu bersemangat, “Aku pikir yang terakhir hanya mungkin jika kamu anggota kerajaan. Mengenai Job hanya akan muncul saat kamu membuat i
Kanzaki memegang dagunya dan berpikir, “Kamu bertanya kenapa ... jika aku memilih salah satu dari Job langka tersebut maka aku hanya bisa mempelajari kekuatan dari Job itu, kan?”Lina, Violet dan semua petualang yang mendengarkannya hanya mengangguk sebagai tanggapan atas pertanyaan Kanzaki. Melihat mereka masih menantikan jawaban, sangat jelas bahwa tidak satupun memahami niatnya.Dari yang ada di dalam ingatannya, seseorang hanya bisa mempelajari skill menengah dan tingkat tinggi dari Job yang dia pilih. Tentunya skill dasar juga bisa dipelajari terlepas dari Job apa yang diambil namun jika misal saja Kanzaki mengambil Necromancer dan mencoba mempelajari skill memanah tentunya tidak akan bisa.Job seperti kekang yang membuat seseorang tidak bisa menjadi terlalu kuat.“Jika begitu pilihan skill akan sangat terbatas dan aku tidak ingin dibatasi. Memilih Job terlemah adalah jalan lain agar aku bisa mempelajari banyak skill yang aku inginkan nantinya.”Meski K
“Kamu tak bisa menyentuh pedang lagi? Itu sangat bodoh.” Stupid yang mabuk berkata mengejek.“Itu juga berlaku untukmu yang tidak mampu memegang tombak.” Lina menyela dengan kecaman lelah kepada Stupid.“Apa maksudmu? Jika tombak, aku selalu memolesnya setiap malam dan membawanya ke manapun.” Stupid berkata, dia memajukan pinggulnya dan memamerkan sesuatu di selangkangannya, “Aku selalu membawa tombak di dalam celanaku ini!”Semua orang menatapnya seperti sampah yang paling rendah, hanya Violet yang menatapnya dengan tertarik, “Kamu mampu membawa tombak di dalam celana? Itu hebat.”Sebagai seorang Dewi dia terlalu polos dan mudah teralihkan. Para petualang mulai menjelaskan kepada Violet apa yang dimaksud Stupid, sampai dia memahaminya, Violet segera memberikan tendangan kuat ke pria mabuk yang konyol itu.“Aku masih belum menentukan Job seperti apa yang ingin aku ambil. Apa tidak masalah jika aku tidak memilih apapun selama beberapa waktu?”“Itu tidak bisa kar