"Tamu? siapa?" tanya Mahesa.
"Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turuPlakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be
Saat dalam perjalanan, Mahesa teringat aka perubahan sikap dari sang Ayah mertua, ia masih belum percaya dengan pembelaan yang dilakukan oleh Kay Albert Abiyasa."Benarkah dia tadi membela ku, atau hanya sekedar membalas budi, atas pertolongan yang aku lakukan tadi pagi?" batin Mahesa bertanya-tanya sendiri pada diri sendiri.Tak berselang lama, Mahesa pun sampai pada tempat yang diminta oleh wanita yang ada didalam telepon."Mahesa." sapa Wanita yang terlihat cantik dan anggun melambaikan tangan."Kamu kenapa? wajahmu terlihat kusut seperti baju yang belum di setrika." tanya wanita itu yang tak lain adalah Su-Tian ."Aku banyak masalah hari ini." sambung Mahesa saat mendaratkan bokongnya di kursi."Masalah? bukankah pernikahan mu baik-baik saja?." lanjut Su-Tian bertanya lagi."Ini bukan masalah pernikahan. hanya saja … " ucapan Mahesa terhenti lalu menyingkap rambut kebelakang.
Setelah kepergian Su-Tian dan Tuan Kay, Zishu pun memandang wajah sang suami di teras rumah."Jangan lama-lama memandangku, nanti bisa jatuh cinta." ucap Mahesa meledek dengan sangat percaya diri."G-R, siapa yang memandangi mu," sambung Zishu kemudian pergi masuk ke dalam rumah.Mahesa pun tersenyum, dan ia semakin senang karena tadi dia melihat sang istri cemburu, itu tanda bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Zishu."Ling-ling dan Mei-mei, hantar aku kesalon." ajak Zishu pada kedua P-R-T yang masih sibuk bekerja."Tapi Nyonya, pekerjaan kita belum selesai." sambung Mei-mei setelah melempar pandangan pada Ling-ling."Tinggal saja, biar di lanjutkan Mahesa." sahut Zishu."Tapi Nyonya … " jawab Mei-mei."Kalian berdua di pekerjakan oleh Mahesa untuk melayani aku." sahut Zishu dengan kesal."Maaf Nyonya, maafkan kami berdua." tutur Mei-mei."Ka
"Hallo Qiang, Aku ada urusan di luar negeri, besok berangkatnya. Aku mau titip restoranku padamu selama aku pergi." tutur Mahesa saat panggilan terhubung."Tuan serius mau menitipkan restoran pada saya?" tanya Gan Qiang dari jauh sana dalam sambungan telepon."Aku sudah sangat percaya padamu, dan satu lagi. Di restoran masih ada satu masalah."ini tentang HHC, jadi bekerja samalah dengan Minzo." tutur Mahesa pada Gan Qiang yang ada dalam sambungan telepon."Apa yang harus saya lakukan untuk Tuan Muda?." tanya Gan Qiang dalam sambungan telepon.Mahesa pun menjelaskan pada Qiang tugas-tugas yang harus dilakukan saat ia berada di luar negeri, setelah selesai menjelaskan Mahesa bergegas mematikan sambungan telepon, karena mendengar gagang pintu Zishu."Sudah selesai?" tanya Mahesa gugup, takut Zishu mendengar semua pembicaraan dia dan Qiang."Sudah, kapan kita berangkat? tapi aku sedikit merasa takut." ja
Tak terasa waktu sudah berganti malam, Mahesa baru saja selesai Miting dengan staf restoran. dia pun segera berganti pakaian di kamar mandi, kemudian menggosok gigi. selepas itu dia pun bergegas membaringkan tubuh di atas ranjang."Zishu, ini pertama kali aku melihat dia tersenyum dan tertawa lepas." gumam Mahesa terngiang-ngiang akan candaan serta tawa dari Zishu."Apa dia sudah mencintai ku ya?" gumamnya sambil menatap langit-langit kamar."Akh, tidak mungkin. pasti dia hanya merasa berhutang budi atas pertolongan yang aku berikan pada Ayah mertua." ucap Mahesa menjawab pertanyaannya sendiri.Tanpa terasa, dia sudah terlelap dalam mimpi, Mahesa tidur sangat nyenyak, hingga ia tak mendengar suara ketukan pintu kamar.Zishu yang mengetuk pintu sedari tadi tak ada jawaban dari dalam pun menekan daun pintu.Crek. "Tidak di kunci." gumam Zishu lalu masuk ke dalam kamar Mahesa.Dia menjalan
Tak berselang lama, mereka pun keluar dari ruangan dokter, karena sudah selesai konsultasi."Kamu pasti bisa berjalan seperti dahulu." ucap Mahesa menyemangati Istri."Aku mau bertanya padamu. Sebelum aku mulai terapi." ucap Zishu menghentikan Mahesa."Aku tahu, bahkan kamu juga tahu–kalau biaya terapi dan operasi itu tidak murah?"yang jadi pertanyaan di benakku itu … uang dari mana untuk biaya semua ini?." tanya Zishu lalu mendongak menatap kearah suami yang berada di belakang.Mahesa terkejut dengan pertanyaan Zishu, ia tampak terlihat gugup. "I–Itu. A–Aku–Aku dapat hadiah lotre." jawab Mahesa berbohong.Zishu pun mengerutkan kening, dia menatap wajah Suami dengan lekat-lekat."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, kamu bahkan sudah menggunakannya untuk melunasi hutang Ayahku. Atau jangan-jangan, kamu berhutang pada kak Su-Tian?." sambung Zishu."Enggak, aku benar-benar dapat hadiah lot
Suasana di dalam restoran sangat Romantis, Mahesa sangat menikmati setiap waktu, setiap jam, setiap detik, saat bersama Zishu di dalam restoran hotel."Zishu? Kamu juga berada di sini?." tanya Pria yang tiba-tiba muncul di belakang Mahesa. yang tak lain adalah Sony bersama dengan wanita cantik berpakaian modis."Kamu?" ucap Zishu terkejut saat melihat sosok pria yang sudah mempermainkan perasaannya di masa lalu."Kamu masih saja seperti ini, apa dia kekasih mu? sungguh menyedihkan." tutur pria itu yang tak lain adalah Sony."Dia kekasihku atau tidak … itu bukan urusanmu!" jawab Zishu dengan ucapan yang di pertegas Sony tampak memperhatikan penampilan Mahesa, kemudian ia tertawa kecil lalu menatap dengan tatapan hina. "Zishu-Zishu, aku tak habis pikir. Bagaimana bisa kau mempunyai kekasih jauh di bawahku. Seleramu memang rendahan." ucap Sony dengan nada menghina.Mahesa pun bangkit, kemudian membalik
"Kamu kenapa? kamu sakit?" tanya Zishu kemudian berdiri dari kursi roda dan menyentuh kening suami."Aku tak apa-apa." sambung Mahesa menggenggam tangan Zishu dengan lembut, lalu menarik Zishu dalam pelukan."jika kamu tahu tentang aku, apa kita akan tetap bersama?" tanya Mahesa, membuat Istri terkejut sekaligus bingung."Kamu ini bicara apa? aku masih bersama mu." sahut Zishu merasa ada yang aneh.Zishu mendapatkan firasat kalau ada yang di sembunyikan oleh suami, dia akan bertanya di saat Mahesa sudah siap untuk bercerita."Apa kamu mimpi buruk lagi?" tanya Zishu teringat dulu saat Mahesa juga sering mimpi buruk.Mahesa pun mengangguk, lalu terlihat Zishu ada tatapan mata penyesalan di dalam pandangan suami. "Kita tidur lagi, aku akan menemanimu." ucap Zishu kemudian ia pun mengajak suami masuk ke dalam kamar.Mahesa pun menuntun istri dan membantu dia naik di atas ranjang. "Aku tidak