Share

12. Positif

Beberapa hari ini Rania merasakan ada yang aneh dari tubuhnya, dia mudah lelah dan tidak nafsu makan, dia juga sering muntah dan berujung lemas. Jika dihitung,Sudah dua bulan Rania menjauh dari Arya, mengabaikan pesan dan telvon dari ketua Lexa. Mungkin jika Rania adalah Fans berat Arya dia akan sangat senang menerima pesan dan telvon dari Ketua Lexa, tapi ini Rania bukan mereka.

Rania berangkat sekolah bersama ayahnya, dia senang bukan main akhirnya ayahnya mau meluangkan sedikit waktunya untuk Rania. Disepanjang perjalanan Rania tak henti hentinya menceritakan hal yang sudah dia lewati disekolah, meski hanya direspon seadanya oleh ayahnya tapi itu sudah lebih dari cukup menurutnya. 

" Kamu sakit? "

" Hah,  engga ko yah nia sehat "

" Wajahmu terlihat pucat, jika sakit tak usah memaksa untuk bersekolah "

" Nia baik baik aja yah "

" Ayah akan pergi ke luar kota sore ini, kamu baik baik dirumah "

" Berapa lama "

" Hanya 3 hari "

" Iyaudah, Ayah hati hati yah disana. Maaf Nia gabisa nganter ayah ke bandara "

" Hem "

" Nia sekolah dulu ya yah, ayah semangat kerja "

Rania menyalimi ayahnya seraya mengecup pipinya sebelum turun dari mobil, kemudian melambaikan tangannya dengan semangat 45, meskipun itu tak selaras dengan badannya yang terasa lemas dan mukanya yang terlihat pucat. 

Rania memasuki gerbang sekolahnya dan langsung disambut heboh oleh Aurel. 

" O may gat muka lo pucet bangettt Ran, lo sakit? "

" Hustt jangan berisik rel, gue fine fine aja ko "

" Tapi muka lo pucet banget, gimana kalo lo istirahat ke Uks aja, ayo gue anter "

" Gue gapapa, yu ke kelas jam pertama Penjas kan? "

" Iya jam pertama penjas Praktek Voli, kalo lo gakuat bilang gue ya nanti gue izinin ke pak umar "

" Sip "

.......

 " Hari ini sesuai intruksi kemarin ya, kita praktek Servis Voli, satu orang berkesempatan menyervis 3× "

Rania merasakan kepalanya berputar, dia memejamkan matanya menahan sakit yang menyerang kepalanya. Rania mengangkat tangan berniat meminta izin untuk istirahat Di Uks, belum sempat  bersuara Rania sudah tergeletak pingsan ditengah lapangan. 

Melihat Rania pingsan, para siswi berteriak heboh sehingga mengalihkan atensi beberapa murid yang masih berada di luar kelas. 

" Pak ada yang pingsan "

" Ehh cowo cowo tolongin angkatt "

" Raniaa bangun heii "

" Angkat woi jangan diem aja "

Para siswi berteriak heboh melihat Rania yang tak kunjung sadar, tapi kemudian mereka terdiam ketika suara yang sangat mereka kenali terdengar. 

" Minggir "

" Minggir Bangsatt budek ya lo "

......

Hari ini rencananya arya akan bertemu dengan Rania, jika cewe tersebut tidak mau dia akan memaksanya dengan cara apapun. 

Arya menyusuri koridor menuju kelas Rania XII Ipa 1. Satu kata yang bisa menggambarkan situasi kelas tersebut Sepi  hanya ada beberapa tas yang berada di atas meja. 

Arya melihat sekelilingnya yang juga sepi karena jam menunjukan waktu Belajar, matanya tak sengaja melihat Bayu, anggota Lexa yang satu kelas dengan Rania. 

" Bay, anak kelas lo pada kemana?"

Bayu menghentikan langkahnya tepat didepan arya. 

" Kelas gue lagi jam Olahraga Bang, cari siapa? "

" Kaga, yu anter gue kesono "

" Ke anak kelas gue bang? "

" Bacot banget anying tinggal jalan juga "

Melihat raut wajah arya yang sudah kesal membuat bayu menegang dia takut akan di jadikan samsak oleh ketuanya. 

" O.. Oke bang "

Arya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah dan matanya menangkap kumpulan siswi tengah berkerumun, tapi atensi utamanya adalah Aurel yang tengah berteriak kencang dan, shittt Arya mempercepat langkahnya tak perduli dengan Bayu yang terus memanggilnya, yang terpenting adalah Ranianya. 

" Pak ada yang pingsan "

" Ehh cowo cowo tolongin angkatt "

" Raniaa bangun heii "

" Angkat woi jangan diem aja "

Arya mempercepat langkahnya melihat Ranianya yang akan di angkat oleh siswa sekelasnya, Arya mengerang marah dia tidak suka Jika Ranianya disentuh.

" Minggir "

" Minggir Bangsatt budek ya lo "

Semua mundur dari tempatnya, memberikan jalan kepada ketua Lexa setelah mendengar teriakan Arya gang terdengar nyaring, Arya berjalan mendekati rania seraya menyorot tajam siswa yang sudah memegang lengan gadisnya. 

" Jauhin tangan lo dari Cewe gue sekarang, sebelum tangan lo gue patahin "

Mendengar ucapan Arya siswa tersebut undur diri, melepaskan tangannya yang akan mengangkat Rania yang pingsan. 

Arya langsung mengangkat Rania, tak peduli dengan orang orang yang berteriak dengan histeris karena pemandangan tersebut. 

Bayangkan saja, Aryastama Adi Putra anak dari pemilik sekolah yang dingin, cuek, kejam dan otoriter sekarang sedang menggendong perempuan layaknya putri. 

Siapa yang tidak iri:(

" Kap, pinjem mobil lo "

Semua anggota Lexa yang berada di parkiran kaget mendengar teriakan Arya, apalagi ketika Arya menggendong perempuan yang tak sadarkan diri. 

" Cepet buka jok depan anjinggg, lama lo pada "

Mendengar teriakan Arya semuanya tersadar dan buru buru membukakan pintu mobil, semua berebut untuk membukakan pintunya apalagi ketika melihat nafas Arya yang memburu menahan marah. 

" Lama Bangsat "

Arya langsung membanting pintu dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata dia mengkhawatirkan kondisi Gadisnya.

" Eh anjing itu Boss lo? "

Ravi bertanya dengan muka cengo nya. 

" Bos lo juga jamal "

" Boss kita semua "

" Btw kenapa sampe segitunya "

" Kayanya boss kita suka sama Rania "

" Semoga Rania gantiin Nadin "

Ardan hanya menyimak pembicaraan anggotanya, karena ardan juga tidak tau kenapa Arya bisa se khawatir itu. Setaunya dulu ketika Nadin pingsan dia tidak sepanik itu, mengingat Nadin membuat ardan mengepalkan tangannya, dia membenci Rubah licik. 

.......

Jika kalian berfikir jika Arya membawa Rania ke Rumah Sakit. Selamat. Jawaban kalian salah. Arya membawa Rania ke apartemennya, karena diperjalanan tadi dia sempat menelvon Dokter pribadi keluarganya yang juga berperan sebagai Tantenya.

" Tolong periksa dia dok "

" Dia siapa kamu Ya, tumben banget kamu bawa bawa cewe kayanya udah lama banget deh tante ga liat kamu se-care ini sama cewe selain Nadin "

" Periksa aja "

Fyi, Dr. Felly Putra itu tante dari seorang Aryastama Adi Putra. Felly berprofesi sebagai dokter kesehatan dan juga Dokter kepercayaan keluarga Adi putra, Kalian harus tau. Tante Felly adalah ibu dari Zekopranata Putra, Rival sekaligus sepupu dari Arya. Orang tua mereka tidak ada yang tau jika Arya dan Zeko sering bertengkar dibelakang mereka itu Semua Karena Basket, Geng dan Juga Nadin. 

" Arya bisa kita bicara sebentar di balkon? "

" Disini aja "

" Sebentar "

" Oke "

Arya mengikuti langkah Dr. Felly yang sudah terlebih dulu berjalan didepannya.

Arya memang selalu memanggil felly dengan sebutan dokter, dia jarang memanggil tante jika tidak disuruh. 

Dr. Felly menghela nafasnya pelan, dia menatap Arya yang sedang menatap pemandangan lalu lintas yang berada di bawahnya. 

" Apa perempuan itu pacar kamu? "

Arya menaikkan satu alisnya keatas, dia tidak mengerti tujuan dari pertanyaan tersebut, dia masih diam lebih tepatnya enggan menjawab pertanyaan yang memang tidak penting menurutnya.

" Kalo memang dia pacar kamu, pasti kamu sudah paham dengan apa yang akan terjadi ketika kamu melakukan kan Ya? "

Dr. Felly memandang Arya yang mengeluarkan raut bingungnya, terbukti dari dahinya yang berkerut pertanda tidak mengerti. 

" Dia Hamil "

Arya membeku di tempatnya, mendengar pernyataan dari tantenya membuat otaknya Blank seketika. 

..........

Matanya mengerjap, sedangkan tangannya memegang kepalanya yang sedikit berdenyut. Dia Rania, berusaha menyesuaikan cahaya yang tertangkap oleh retina mata nya, setelah semua terlihat jelas dia menelisik tempat tersebut. 

Tempatnya tidak asing, tapi ini dimana? 

Rania berusaha mengingat dimana dia sekarang, dan Boom. Sekelebat kejadian itu kembali bermunculan di otaknya, dimana Arya menciumnya dan Rania tidak sanggup untuk mengatakannya, dia menggelengkan kepalanya seraya menjambak rambutnya, kenapa dia selalu dibayang bayangi kejadian itu. 

Tunggu, berarti dia berada di apartemen Arya? Benarkah? Fakta tersebut sukses membuat nya takut. Dia takut jika Arya akan melakukannya seperti dua bulan lalu. 

" Arrrghhhh "

" Tolonggg hikss hiksss mau pulang "

Rania berteriak histeris, tak lupa mengucapkan kata tolong, dia sangat ketakutan. Rania memeluk lututnya dengan kondisi badan yang bergetar. 

......

" Arrrghhhh "

" Tolonggg hikss hiksss mau pulang "

Teriakan itu sukses membuat Arya berlari menuju kamarnya, dia masih berada di Balkon kamarnya, merenungi setiap kalimat yang dia bicarakan dengan tantenya tadi, mengenai Dr. Felly dia sudah pulang setengah jam yang lalu. 

Arya langsung mendekap Rania yang menangis dengan badan yang gemetar, dia bingung ada apa dengan gadis ini, fikirnya.

" Pergiii pergii jangan sentuh "

" Jauh jauh dari gue "

" Jangan sentuh "

Rania berontak dalam pelukan Arya, mendengar setiap kata yang keluar dari mulut gadisnya arya paham jika Rania sedang ketakutan karena berada di apartemen nya. Mungkin karena kejadian waktu itu. 

" Sttt gue gabakal macem macem, gue janji. Jangan takut lagi ya "

Arya berkata seraya mengelus rambut gadisnya yang menjuntai menutupi wajahnya tak lupa mengecupnya seiring kata penenang yang keluar dari mulutnya. 

Rania berhenti berontak mendengar ucapan dari arya, dia menyandarkan kepalanya ke dada bidangnya. Arya tersenyum kecil melihatnya dia kembali mengelus kepala gadisnya. 

" Gue bakal pertanggung jawabin hal yang udah gue lakuin ke lo, lo tenang aja "

Arya memandang Rania yang juga sedang memandanganya, dia paham Rania tidak mengerti dengan ucapannya. 

" Lo hamil, anak gue "

......

" Gue bakal pertanggung jawabin hal yang udah gue lakuin ke lo, lo tenang aja "

Rania memandang bingung Arya, dia berniat menanyakan maksud dari perkataan tersebut tapi urung.

" Lo hamil, anak gue "

Rania terdiam, berusaha mencerna kalimat janggal yang Arya ucapkan. Hamil. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status