Share

Tidak Kamu Sukai

Kenma menghembuskan nafas panjang setelah baru saja keluar dari warnet. Hari ini, ia ditugaskan untuk mencari informasi lebih dalam tentang beberapa keluarga bangsawan. Jadi ia tidak ada di sisi Rias untuk hari ini.

Dan di warnet lah ia mencari informasi itu. Ia untuk mengakses beberapa web rahasia dan membeli beberapa informasi rahasia dari penjual gelap.

Ia mendapatkan beberapa informasi penting. Dan itu akan ia serahkan besok pagi kepada Rias, mengingat saat ini sudah pukul 22.46.

Kenma merenggang tubuh sejenak. Namun gerakan itu tiba-tiba berhenti saat ada seorang perempuan yang tingginya hampir sama dengannya berhenti tepat di hadapannya.

Kenma sebelumnya tidak menyadari. Karena wajah perempuan itu tertutup oleh masker berwarna putih dan perempuan itu juga menggunakan sebuah topi hitam.

Kenma penasaran. Apa yang membuat perempuan itu menghentikan langkahnya di hadapannya.

"Kamu yang ada di pantai Vanora bukan?" tanya perempuan itu sembari membuka maskernya.

"Sial, kenapa aku harus bertemu denganmu lagi," keluh Kenma saat tau bahwa perempuan itu adalah Hotaru.

"Waktu yang tepat. Ikut aku cari makan."

Hotaru menarik tangan Kenma begitu saja. Tanpa arah tujuan yang jelas, Hotaru terus membawa Kenma mengikuti instingnya.

Sampai pada satu titik, mereka berhenti di sebuah mini market. Hotaru menatap secara saksama papan nama mini market itu. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah Kenma.

"Jangan bilang aku yang harus membelinya," jawab Kenma dengan tatapan sinis.

"Lantas aku?" tanya balik Hotaru.

"Sudah ku duga. Bertemu denganmu adalah kesialan terbesarku."

Kenma masuk ke dalam mini market itu. Mengambil sebuah mie instan cup, membayarnya, lalu menyeduhnya di dalam mini market itu. 

Kenma membawa mie instan cup itu dengan dua botol air minum lalu memberikannya pada Hotaru.

"Aku akan menggantinya," ujar Hotaru sambil mengambil mie instan cup yang diberikan oleh Kenma.

"Oi, minumannya juga ambil. Jangan semua-semuanya aku yang bawa," balas Kenma dengan wajah malasnya

"Bawakan dulu, lah. Aku sedang makan. Apakah kamu tidak melihatnya?"

Kenma menghembuskan nafas panjang. Mencoba untuk menenangkan diri sebisa mungkin, supaya emosinya tidak meluap pada perempuan itu.

"Kita naik ke sana," ujar Hotaru sambil menunjuk ke atas bukit kecil yang letaknya ada di seberang tempat mereka.

"Terserah," jawab Kenma dengan nada dingin.

Hotaru dan Kenma pun mulai menyebrang jalan. Menaiki tangga untuk bisa mencapai taman yang ada di sekitaran puncak bukit.

Sebenarnya Kenma malas untuk naik ke sana. Apalagi malam-malam seperti ini. Karena bisa saja ada orang yang melihat mereka dan berpikiran negatif pada mereka.

Namun Kenma juga mengerti mengapa Hotaru mengajaknya ke sana. Tempat itu sangat sepi pengunjung saat tengah malam seperti ini. Dengan begitu, taman itu menjadi tempat sempurna untuk Hotaru bisa bersantai dan memakan mie miliknya.

"Kenapa kamu malam-malam seperti ini masih di luar?" tanya Hotaru sambil meniup pelan mie miliknya yang masih panas.

"Aku sudah berada di rumah kalau seandainya tidak kamu tarik ke sini," jawab Kenma tanpa memandang ke arah Hotaru.

"Seorang perempuan tidak baik jika keluar sendirian tengah malam seperti ini. Apalagi model sepertiku. Maka bukankah sudah menjadi kewajibanmu sebagai seorang pria untuk melindungi ku?"

"Jangan bodoh. Aku saja bukan temanmu."

Hotaru mengangguk pelan mendengar itu. 

Mereka sampai di taman yang mereka tuju. Tepat seperti yang mereka pikirkan sebelumnya, di taman itu tidak ada satu pun pengunjung. Dan beruntungnya mereka lampu-lampu taman di sana masih hidup. Sehingga ada penerangan.

Mereka duduk di bawah tiang lampu taman. Tanpa beralaskan apa pun. Mereka mendaratkan pantat mereka begitu saja di atas rumput hijau itu.

"Kenapa kamu menjadi fotografer?" tanya Hotaru lalu menyeruput mie.

"Karena cuma itu yang aku bisa. Aku suka memotret sejak kecil. Dan sampai sekarang aku masih menyukainya," jawab Kenma sambil membuka tutup botol yang masih tersegel lalu memberikannya pada Hotaru.

"Aku tidak menyangkal itu. Karena semua foto-fotoku yang kamu ambil saat itu sangatlah bagus. Namun bukankah ada pekerjaan yang lebih bagus?"

"Aku seorang pelajar. Aku mengambil kerja paruh waktu sebagai fotografer. Karena memang aku menyukainya dan waktu kerjanya yang terbilang fleksibel."

"Oh, iya. Kalau dilihat-lihat lagi kamu lebih muda dariku. Kamu bersekolah di mana?"

Kenma terdiam. Ia sebenarnya bisa saja langsung mengatakan dengan bangganya bahwa ia bersekolah di SMA Arcturus karena beasiswa yang ia dapatkan. Namun Kenma tidak berniat melakukan itu.

"Percuma. Jika aku menjawabnya pun, kamu tidak akan tau," jawab Kenma lalu minum air mineral miliknya.

"Ya, terserahlah. Lagipula aku juga tidak akan memaksakan mu untuk menjawab segala pertanyaan ku. Dengan adanya kamu di sini saja sebenarnya sudah lebih dari cukup," jawab Hotaru yang masih menikmati mie instan miliknya.

"Kenapa kamu keluar malam-malam seperti ini?" 

"Aku bosan di rumah. Di sana aku terasa terkekang. Makanya saat ini aku kabur. Aku yakin para pengawal dan pelayan sedang mencari ku ke mana-mana."

"Oi, oi. Jangan bercanda. Aku akan terlibat dalam masalah besar jika mereka melihatku bersama mu. Aku tidak ingin memiliki masalah dengan keluargamu."

"Tenang saja. Ini bukan pertama kalinya. Dan jikalau pun mereka melihatmu, aku akan menjelaskan semuanya dan aku akan menjamin keselamatan mu."

Kenma menatap ke arah langit. Kenma sadar bahwa ini belum saatnya untuk ia terlibat dengan keluarga Cappela. Seandainya Rias atau pun Vans mengetahui ini, pasti Kenma akan ditegur. 

"Lantas, mengapa kamu menjadi model? Kenapa kamu melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status