"Di balik sebuah pepohonan dan semak-semak yang rindang Nampak seekor kuda yang sangat cantik, sebuah kuda yang memiliki warna yang berbeda dari kuda kebanyakan Nampak sangat berkilau saat matahari mengenai tubuh kuda tersebut”.
Putri Erika akhirnya menemukan kuda tersebut di balik semak-semak ia menatap kuda tersebut dari kejauhan.
"Sang putri kagum dengan kuda tersebut, Putri Erika ingat bahwa dia membawa sebuah apel saat sedang di perjalanan menuju ke desa ini".
“Ia pun jalan secara perlahan-lahan menuju kuda tersebut supaya kuda tersebut tidak merasa terancam kepadanya”
Selangkah demi selangkah ia mulai mendekati tersebut sembari menyodorkan tangannya yang menggenggam sebuah apel.
"Namun sang kuda yang melihat itu menganggap putri Erika adalah ancaman berbahaya bagi dirinya".
Tiba-tiba kuda tersebut meringkik dengan sangat nyaring membuat Putri Erika terkejut.
"Kuda tersebut berlari dengan sangat cepat di balik pelarian itu sang kuda tidak menyadari bahwa di depannya ada jebakan pemburu untuk menangkap seekor rusa, sampai akhirnya kuda itu terperangkap sebuah jerat pemburu".
Kuda itupun bersuara lebih nyaring lagi karena terkena perangkap pemburu mengenai kakinya yang membuat kuda itu kesakitan yang mengakibatkan ia menjadi tidak bisa diam karena panik kakinya terjebak sebuah jerat.
Oh tidak…
“Putri Erika bergegas mendekati kuda tersebut, dan melihat keadaan sang kuda Nampak terjerat pemburu yang menyebabkan ia terluka dan terus bersuara”.
Kuda itu ketakutan dengan sang putri karena kuda itu menganggap putri adalah ancaman besar baginya karena ia adalah manusia, karena ia pernah hampir tertangkap oleh manusia yang menginginkan dirinya hanya sebatas uang.
Sang putri mencoba melepaskan jerat tersebut dari sang kuda, lagi-lagi kuda itu meringkik sangat keras. Entah apa yang kuda itu rasakan saat ini. Namun aura mencoba menenangkan kuda tersebut supaya jerat itu cepat untuk segera lepas dari kakinya.
“Telah sekian berusaha sang putri mencoba sampai akhirnya jerat di kaki sang kuda terlepas namun kakinya terluka, Namun Putri Erika segera merobek gaunnya untuk mengobati kaki sang kuda supaya tidak kesakitan”.
Putri Erika memberikan kuda itu dengan apel yang di genggamannya tadi dan memberikannnya kepada sang kuda, Kelihatannya kuda itu sudah jauh lebih tenang dari yang sebelumnya.
Putri Erika perlahan menempatkan tangannya ke kepala sang kuda dan mulai mengusapnya secara perlahan. Untuk mendapat kepercayaan kepada sang kuda bahwa dia bukanlah ancaman bagi dirinya.
“Tidak apa kuda, aku tidak ada niatan untuk menyakitimu aku hanya ingin sebatas menolongmu saja jadi tenanglah seraya mengusap kepala si kuda”.
Akhirnya sang kuda mulai luluh dan menurut ke Putri Erika sembari memakan apel yang di berikan oleh putri Erika.
"Putri Erika mulai memandangi kuda tersebut dengan seksama, karena kuda itu jauh lebih cantik saat dia berada di sisi kuda tersebut".
Tiba-tiba…
“Putri Erika kamu dimana!”
Suara teriakan para pengawal membuat sang kuda mulai tidak tenang, Putri Erika yang melihat itu segera menenangkannya kembali namun usahanya sia-sia saja.
Akhirnya sang putri bergegas menuju ke kerumunan para pengawal untuk menghentikan suara-suara yang membuat sang kuda takut.
“Apa yang terjadi denganmu putri? Kenapa kau menjadi seperti ini?”
Ayah, Ibu baru saja aku menolong seekor kuda yang terkena jerat pemburu, Kuda itu sangat kesakitan Aku tidak ada alasan untuk tidak menolongnya.
“Dimana kuda itu berada?”
Disana yah! Sambil menunjuk di balik pepohonan dan semak-semak yang rimbun.
“Sang raja memerintahkan para pengawal untuk memeriksanya, Namun setelah di periksa tidak ada seekor kuda, Yang ada hanyalah Rusa yang terjerat”.
Karena itu sang raja marah karena mengira sang putri telah berbohong kepada dirinya, lantas mereka kembali ke kerajaan.
“Disana Putri Erika hanya di interogasi dengan di beri banyak pertanyaan oleh sang raja, setelah itu sang putri dihukum di kunci di kamarnya dan tidak di perbolehkan untuk keluar kamar”.
Sang raja melakukan hukuman tersebut karena raja khawatir dengan putri Erika supaya tidak melakukan hal seperti ini lagi, sang raja dengan berat hati memberikan hukuman pertama kepada dirinya, walaupun begitu sang raja masih sangat menyayangi putri Erika hal itu di lakukan demi kebaikan sang putri Erika sendiri.
"Setelah kejadian kemarin Putri Erika di hukum oleh raja, sang ratu yang meminta anaknya tidak di hukum kali ini hanya bisa menurut kepadanya supaya putri Erika tidak di hukum lebih berat lagi”.Hari mulai di jalani oleh putri Erika dengan rasa jenuh karena ia harus menjalani hukuman dari sang raja. Putri Erika yang sudah menjelaskan kepada sang raja pun tidak mempercayainya.“Ia hanya di temani oleh Fina untuk bermain atau sekedar teman cerita untuk sang putri”.Aku sangat bosan bila berada di kamar ini terus menerus sepanjang hari, tidak ada aktivitas yang bisa di lakukan hanya di ruangan ini ucap putri Erika kesal.“Lakukan saja apa yang kamu suka Putri contohnya melukis ataupun bernyanyi”.Un
"Fina menggandeng tangan Putri Erika, dia terus menarik tangan putri Erika menuntun dan berlari jauh ke dalam hutan, setidaknya mereka berhasil harus menghindarkan diri dari hewan yang di beri mantra oleh penyihir rena”.Disaat mereka sedang terburu-buru lari dari kejaran itu salah satu hewan berhasil memegang gaun sang putri dengan cakarnya yang tajam.“Ah tidak…. Gaunku tertarik oleh hewan itu Fina!”Fina pun segera mengambil batang kayu untuk memukul hewan tersebut, Fina berusaha melawan hewan itu dengan sekuat tenaganya hewan itu mencakar Fina tetapi tidak terluka hanya saja pakaiannya menjadi sobek dan alas kakinya pun terlepas, Fina melawan hewan itu dengan panik dan terburu-buru karena segerombolan hewan lainnya semakin mendekat.BUG
“Hari sudah mulai pagi, sinar matahari mulai masuk dari jendela kastil tersebut. Mereka berdua pun mulai bangun, keadaan kaki Fina sudah jauh lebih baik dari pada yang semalam begitupun Putri Erika sihirnya sudah mulai terkumpul kembali karena kemarin ia sudah menggunakan kekuatannya dengan maksimal, kekuatan yang ia pakai sangat besar untuk pertama kali yang membuat dia lemas karena kekuatannya”.Mereka berdua sangat kelaparan Fina dan putri Erika keluar dari kastil untuk menemukan sebuah makanan, mereka berdua berjalan bersama supaya tidak terpisah. Mereka berdua berniat untuk mencari buah.“Sampai akhirnya mereka menemukan seorang peri yang sedang pingsan dalam keadaan yang terluka. Putri Erika dan fina segera membawa peri tersebut kembali ke kastil dengan terburu-buru”.Putri Erika mengob
Setelah Putri Erika menyelamatkan para peri dari kurungan sihir penyihir Rena ia kabur menggunakan portal sihir, namun penyihir Rena berhasil menrik Fina dengan sihirnya supaya tidak bisa kabur bersama mereka.“Putri Erika yang melihat itu secara langsung menyalahkan dirinya karena tak mampu melindungi Fina, tapi dia percaya bahwa nanti Putri Erika akan membebaskan mereka semua dan mengalahkan penyihir jahat itu”.Hal selanjutnya adalah dia harus menemukan para hewan yang memiliki kekuatan sihir untuk membantunya mengalahkan penyihir rena, Dengan hanya mengandalkan sebuah peta namun putri Erika dibantu oleh para peri yang selalu berada di sisinya dan bersiap untuk melindungi dari segala kejahatan yang ingin menyakiti peri Erika.“Mereka bergegas ke hutan pedalaman untuk menemukan hewan terseb
“Putri Erika dan para peri mengikuti jejak langkah kaki raksasa yang terjiplak oleh tanah itu, perjalanannya lumayan jauh karena langkah kaki seorang raksasa dengan manusia sangatlah berbeda”.Langkah kaki demi langkah kaki ia telusuri bersama para peri hingga mereka sampailah di Sebuah rumah dengan ukuran yang sangat fantastis, rumah yang sangatlah besar wajar rumah itu di tinggali raksasa yang mengejar mereka tadi.“Putri Erika bersama peri mulai masuk ke lubang kecil yang berada di bawah pintu, dengan mudah mereka memasuki rumah si raksasa, mereka segera mencari tempat untuk bersembunyi dan sembari mengawasi keadaan sekitar. Putri Erika dan para peri bersembunyi di bawah kaki sebuah meja”.Mereka seperti tikus yang sedang mencari makanan untuk di curi, karena Putri tidak menyangka ba
“Putri Erika dan para peri sedang menunggu peri Clara di perbatasan dengan rasa khawatir yang amat sangat karena Peri Clara masih berhadapan dengan raksasa di rumah raksasa itu”.Bagaimana ini? Sampai sekarang Peri Clara belum terlihat, apa yang terjadi dengannya! Ucap peri Syilla dengan pikirannnya yang kacau itu.“Kau jangan berpikir yang macam-macam Peri Syilla! Aku yakin bahwa peri clara berhasil lolos dari kejaran raksasa itu!”Aku juga khawatir dengan keadaan peri Clara, apa sebaiknya kita kembali ke rumah itu lagi? Ucap Putri Erika dengan sedih.“Tidak Putri! Kita tidak tahu apa yang telah terjadi di sana, mungkin saja raksasa itu menyiapkan jebakan untuk kita, karena dia tahu kalau kita akan kembali kesana!”
“Putri Erika yang tertidur nyenyak mulai mengalami mimpi yang buruk di dalam tidurnya itu, ia bermimpi sedang melawan penyihir rena namun ia mengalami kekalahan dan orang tuanya meninggal di tangan penyihir rena yang jahat itu, atas kekalahan itu para penduduknya mulai menderita akan penyihir rena yang menerapkan aturan-aturan yang membuat para rakyat menderita, dan ia hanya sebatas melihat itu tanpa melakukan sesuatu untuk membantu mereka, karena putri pun terkurung dalam penjara tanpa adanya makanan dan minuman yang membuat ia menjadi kurus kering dan kelaparan”.Karena itu dia seperti bukan seorang putri kerajaan, tampak seperti gelandangan. Penyihir rena membuat ia merasakan tersiksa dan di buat mati secara perlahan oleh penyihir rena.“Sampai akhirnya ia terbangun dari mimpinya itu dengan penuh keringat di badannya, ia memikirkan mimpinya
“Putri Erika bersama teman-teman barunya sedang berkeliling desa di temani oleh lampu cantik yang terang benderang di sepanjang jalan. Sembari menatapi langit yang bertabur bintang”.Memangnya selanjutnya ada perayaan apa setelah teater tadi? Tanya putri Erika“Selanjutnya akan melakukan tarian tradisional diiringi dengan alat musik yang berasal dari tempat ini”.Mereka terduduk dan memakan kue yang di bawa tadi sambil melihat orang yang berlalu lalang pergi dengan tujuannya masing-masing.Candra mulai membuka percakapan kepada Putri Erika yang melamun melihat Orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.“Erika kau dalam perjalanan jauh untuk kemana? Tanya candra”