Cerry Pov.
Terbangun dari mimpi. Hatiku bergetar ketika mendapatkan jika si penculik ku ternyata tuan Scott, bosku sendiri. Orang terakhir yang aku curigai mengingat watak dingin dan posisinya. Rasanya aku tidak bisa mempercayai penglihatanku dan berharap jika mataku sedang menipuku.
Tapi tidak, pria yang berada di depanku benar-benar tuan Scott Anderson sang CEO dari Anderson Corp. Bagaimana mungkin? dia adalah salah satu tokoh penggerak ekonomi di negara ini, posisinya bagai dewa di olimpus yang tak sembarangan orang bisa menemuinya. Ribuan wanita rela membuka pahanya lebar-lebar hanya dengan satu isyarat. Tapi kenapa ia menculik dan menperkosaku!
Mataku memburam karena genangan air mata, rasanya aku telah dikhianati oleh semua pemikiran positif yang aku miliki. Bagaimana tidak, dia adalah simbol pria yang aku puja karena tidak tergoda pada tubuhku. Dia juga adalah bos yang aku idam-idamkan selama ini karena tidak membuatku khawatir terhadap pelecehan seksual
Sebuah senyum terlukis di bibir Cerry, ia bangun dengan sebuah perasaan baru yang belum pernah ia rasakan. Semua pemikiran negatif selama masa penculikan telah telah menghilang tak berbekas. Dia merasa ringan, pasrah dan yang penting dia masih hidup.Membayangkan kembali peristiwa semalam, Cerry menghirup udara dan menghembuskannya.Ia merasa lega.Bebas.Bergairah dan penuh harapan baru.Cerry yakin jika Scott tidak akan menyingkirkannya. Meskipun dia nantinya akan bosan padanya, Cerry berpikir Scott hanya membiarkan dirinya pergi. Tapi masa itu masih lama, selama Cerry masih berkulit kencang dan cantik dia pasti menemukan cara agar lolos dari tangannya jika tidak berhasil menjerat hati Scott. Itulah sedikit pikiran lurus yang tersisa dari Cerry. Dia tidak menyadari jika senyumnya yang biasanya indah dan mampu menghanyutkan siapa pun menjadi tak memiliki makna, itu terlihat menawan tapi kosong.Sinar matanya yang berkilau seperti bintang tidak la
Cerry Pov.Layaknya boneka aku diam tak bergeming di atas ranjang yang sempat aku kagumi keindahannya. Membiarkan Scott mendandani diriku sesuai yang ia inginkan. Sekaligus membiarkan mata ku mengagumi gerakan sosok maskulin Scott saat menuangkan segala ide yang ada di otaknya padaku. Aku bersumpah jika aura sensual Scott seperti Incubus, begitu seksi, memikat dan mematikan.Menata diri untuk tersenyum semanis mungkin sehingga menunjukkan pada Scott bahwa dalam diam aku menyetujui segala yang ia lakukan. Menyetujui pilihan pakaian yang ia kenakan padaku, make up yang ia torehkan pada wajahku, juga parfum yang ia semprotkan pada tubuh dan rambut pirang sedikit pink yang aku miliki.Tak sedikitpun aku menolak, seolah otakku tersistem untuk menyetujui tindakan Scott. Memberikan signal positif agar Scott terus melanjutkan aksinya. Untuk menimbulkan gambaran yang bisa aku simpan untuk aku kagumi sendiri."Sudah selesai, hn... aku tau kau cocok mengenakan apapun ta
Cerry tersenyum melihat reaksi Scott. Pria yang berusaha mengobrol diri memang makhluk konyol yang perlu dikasihani.Cerry tersenyum geli saat membayangkan Scott menenangkan dirinya di kamar mandi. Berusaha menepis bayangan erotis yang biasa menyala-nyala pada otak pria dalam mode on.Mungkin saja ia sekarang sedang melakukannya sendiri untuk menuntaskan hasratnya. Yang mana saja tetap saja membuat Cerry merasa geli jika membayangkannya.Cerry yang sudah dalam kondisi bugar turun dari ranjang. Mengunjungi kamar mandi merupakan prioritas utama sebelum menjelajahi isi mansion ini. Dia bersemangat seolah dirinya adalah kepompong yang menjadi kupu-kupu. Dia ingin membentangkan sayang untuk menjelajahi mansion dengan status wanita Scott."Aku wanita Scott, wanita Scott, wanita Scott. ''Cerry merasa ada yang tidak benar dengan kalimat tadi. Ia berusaha menemukan apa yang salah dari kalimat *wanita Scott.* Tapi ia tidak bisa menemukan apa salah.T
Cerry Pov.Dia mendekat, sebentar lagi Scott akan membuka pintunya. Nafasku memburu karena tegang, tanganku yang memegang vas bunga juga bergetar. Seribu alasan mencoba membatalkan rencanaku untuk memukul Scott yang datang beberapa detik lagi. Hebatnya ribuan alasan yang muncul dibenakku kalah oleh argumen yang aku rasa berasal dari ego, harga diri serta keinginan manusiawi untuk menjadi pribadi yang bebas.TapCekrek.Dug!Prank!"Ah! "Sialan aku gagal. Seolah mampu membaca pikiranku ia menepis dengan mudah seranganku. Memutar tubuhku lalu mengunci kedua tanganku agar aku tidak bertambah brutal menyerangnya."Lepaskan aku Scott! " Teriakku jengkel. Tapi hanya dengusan yang keluar dari bibirnya. Scott menekan diriku ke dinding lalu mendekatkan bibirnya ke telinga ku."Baiklah aku akan melepaskanmu sayang. "DegSemudah itu?Dia tidak menahan dengan mengancam atau merayuku agar tetap tinggal disisinya. Tapi kena
"Ngh... "Cerry merintih saat tersadar dari pingsannya. Mata hijaunya terbuka perlahan, lalu Cerry berusaha menegakkan punggungnya untuk bersandar pada pohon."Aku masih belum keluar dari hutan ini, tsk menyebalkan. "Cerry melihat kesekelilingnya. Dia berharap menemukan sesuatu untuk bisa dimakan. Perutnya sudah sangat menggerutu dan kerongkongan... eh?Cerry merasa ada yang aneh. Seharusnya ia merasa sangat haus karena berjalan lama di hutan ini."Kenapa aku tidak haus sama sekali? "DegMata hijau Cerry membola saat matanya menatap obyek di depannya."Tidak mungkin, aku yakin jika sudah melangkah jauh meninggalkan billahi Scott. Tapi kenapa aku sekarang berada di depan villa miliknya! " Cerry menggerutu jengkel. Dengan begini maka percuma ia menahan lelah dan lapar. Mendesah frustrasi Qi qi berjalan tertatih menuju villa Scott.Tidak, dia tidak berniat untuk dikurung kembali ke dalam sangkar emas ini. Dia menuju villa Scott untuk
Cerry sesaat merasa pikiran kelam terus menguasai dirinya. Menyusup tanpa ampun ke pikiran, dan terus membisikkan sesuatu yang mengerikan. Menimbulkan sifat posesif yang mendominasi, menguat karena dipicu oleh rasa cemburu yang bereaksi untuk meleburkan akal sehatnya sebagai seorang manusia. Beruntung ia kembali ke sifatnya yang asli setelah melihat cermin.Wajah mengerikan yang datar dan dingin di pantulan cermin menyadarkan Cerry dari pemikiran jahat, menyentak dirinya kembali ke dalam kesadaran yang berusaha ia pertahankan."Ya ampun, apa yang ku pikirkan. Ini tidak boleh terjadi. "Tangan Cerry mengusap wajahnya. Ia segera membasuh wajah cantik itu dengan air. Berusaha membuatnya segar, setidaknya agar pikiran mengerikan itu tidak mampir lagi."Kau tidak boleh kalah, Cerry. Kau tidak boleh menjadi monster tanpa jiwa. ""Ini tidak boleh terjadi, aku butuh mandi."Langkah pertama Cerry untuk menghapus jejak penculikan yang dia alami adalah beren
Scott Pov.Berengsek, beraninya Louis mencium boneka-ku. Seseorang yang aku persiapkan menjadi wanita untuk mendampingi ku. Bahkan demi tujuan ku itu aku memprogram metode agar dia sepenuhnya menjadi milikku.Aku akui jika Cerry memiliki mental yang kuat, meskipun kondisi spikisnya nya tidak stabil karena metode yang aku ciptakan tapi dia mampu memberikan perlawanan padaku. Trik psikologis yang aku lakukan tidak cukup membuatnya menyerah pada ku. Sebaliknya ia memberikan pukulan telak pada emosi hingga meledakkan amarah yang jarang aku perlihatkan.Dalam perjalanan ke villa, ia hanya tersenyum mengejek. Menertawakan diriku yang lost control."Kau kalah Scott, " ucapnya.'Benar -benar sial 'Setelah aku sampai di villa ku, aku segera menggendongnya seperti karung. Lalu aku bawa dia ke dalam ruang tahanan yang dulu aku persiapkan. Kurasakan tubuhnya menegang saat kami berada di lorong menuju kamar tahanan ku."Kenapa? kau takut atau seda
Mata itu dulu dipenuhi cahaya kelembutan. Sinarnya mampu memikat para pria dan membuat iri kaumnya. Saat pria yang memandang dirinya tersenyum, akan timbul sesuatu dalam diri para pria itu untuk menjadi semakin baik hingga bisa bersanding dengannya.Alunan suaranya mampu memberikan motivasi dan semangat. Ia seperti jelmaan kesegaran dalam wujud manusia. Tubuhnya membawa indra penglihatan menjadi candu tersendiri sebagai penyegar jiwa.Tapi kini perbuatan yang didasari obsesi menghancurkan senyum segar bak bunga, menjadi layu tak bermakna. Mengubah tatapan hidup penuh vitalitas energi di matanya berubah menjadi pandangan sang pemangsa.Sudah satu bulan Cerry terkurung dalam ruang hampa yang menyakitkan. Ruang pembunuh saraf sensorik yang seharusnya dikhususkan bagi penjahat internasional yang diinterogasi. Ruang yang bisa mengubah pribadi sehat menjadi tidak waras.Cerry mendesah, ia mengusap tubuhnya yang dibiarkan telanjang oleh Scott. Tapi ia tidak memp