Share

BAB 15

Penulis: Izzy_Mochii
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-29 01:00:00
"Aku lihat Yohan dan Angga menargetkanmu sebagai bahan olokan. Oh, iya, itu nama mereka berdua. Di depan itu bernama Angga, sedangkan di belakangnya Yohan. Kau berhati-hati kepada mereka berdua, jangan sampai menimbulkan masalah,” bisik Adi

Sembari Adi berbisik kepada David, sesekali dia melirik kepada orang yang dimaksud. David dengan tenang dan memberikan senyuman.

"Oh, iya, pelajaran pertama kita adalah Biologi dan nanti disusul jam kedua Kimia," jelas Adi.

"Terima kasih,” balas David tersenyum tipis.

"Tidak usah berterima kasih, kalau ada yang tidak kau pahami, tanyakan saja, ya!" Adi sedikit malu memegangi tengkuk belakang lehernya.

"Aku akan jawab sebisanya, nasibmu sangat mujur, aku termasuk siswa terbaik di sini." Adi mengusap hidung bagian bawah saat berbicara.

"Hei, Hei, Adi, apa kau berusaha sok akrab dengannya? Tumben sekali kau banyak berbicara dengan orang lain." celetuk Vara dengan satu sudut bibir sedikit miring ke samping.

Vara duduk di depan mereka berdua semb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petarung Tangguh!   BAB 16

    "Bukan begitu, dia itu sangat tampan, tidak mungkin kan dia belum memiliki kekasih." Teman tersebut menerangkan. "Kau benar juga," lirihnya dengan raut sedikit kecewa. Jelas saja paras David mampu menghipnotis kaum hawa yang melihatnya, bahkan bukan hanya sekadar remaja wanita. Bahkan laki-laki pun banyak yang mengagumi parasnya yang rupawan. Tak sedikit juga yang iri kepadanya. ***Tiba bel waktu usai pelajaran sudah berbunyi, murid berlarian keluar kelas, sebagian berjalan lemas, ada juga seakan merasa bahagia dari penat seperti seolah ikatan rantai terlepas dari belenggu bersiap pulang ke rumah. “Hei, ayo pulang! Kau bisa tidur sesukamu, besok jangan melamun di kelas lagi atau kau tidak akan pandai.” Adi mengingatkan David. Menenteng ransel yang besar, di punggungnya. “Terima kasih, Adi.” David hanya tersenyum karena Adi salah menilai arti dari memejamkan mata dilakukannya. Dua bocah tengil berjalan gontai menghampiri David dengan gaya angkuhnya. Dua anak lelaki yang berpakaia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Petarung Tangguh!   BAB 17

    David yang hanya tertuju kepada Jessica, tidak menghiraukan dan berjalan melewati para murid yang sibuk menyapanya. “Kau bisa terjatuh jika berjalan seperti itu.” David berdiri tepat di depan Jessica. Jessica yang terkejut melihat seseorang berada di hadapannya. Dia melihat dari arah kaki dan mendongak sampai tertuju wajah David yang dia lihat.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Jessica. “Menunggumu, ayo pulang!” jawab David. “Menungguku? Tidak perlu repot-repot.” Jessica melirik sekelilingnya sambil memegang erat tali ranselnya. “Ayo pulang!” ajak David. Jessica mengangguk. Mereka berjalan berdampingan dan menjadi pusat perhatian para murid. Ditambah dengan beberapa murid perempuan yang mencibir Jessica. Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa Jessica sangat beruntung karena bisa berinteraksi dengan David. Mereka berjalan ke arah halte bis bersama, keduanya hanya terdiam karena canggung.“Kak,” panggil Jessica.“Ya?” tanya David, hanya bola mata bergeser tertuju kepada Jes

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • Petarung Tangguh!   BAB 18

    “Apa kau lihat-lihat? Mau cari mati, ya, kau? Kalian hanyalah tikus got kecil yang tidak berguna!” hardik Jhon dengan disambut gelak tawa gengnya. David ingin sekali memberi sedikit pelajaran karena sudah bersikap tidak sopan terlebih kepada Jessica. Namun, dia teringat ucapan Sean yang berpesan agar ia tidak terlibat perkelahian. Namun, semua diurungkan kembali saat ia melihat wajah Jessica yang ketakutan. Hati David tergerak ingin melindungi adik kandung Sean.“Tunggu di sini! Jangan berbalik badan.” David membuka almamaternya menutupi kepala Jessica lalu menghadapkannya ke tembok pembatas. Jessica tidak mengerti, tetapi dia menurutinya. “Lihat, Jhon, dia tak mau si cupu itu melihatnya babak belur karenamu,” ucap Nicholas tertawa. “Jhon, beri dia sedikit hadiah untuk merasakan rasanya rumah sakit!” Evelyn menambahkan. Tanpa ragu dan merasa yakin, Jhon melayangkan pukulannya kepada David, dengan mudahnya David hanya menghindar. “Lelaki itu tidak melawan, Boy,” cibir Nichole.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Petarung Tangguh!   BAB 19

    Jessica melihat ke arah yang ditunjuk David. “Benar, ayo.” Jessica mempercepat jalannya. Jessica adalah seorang remaja yang sederhana, dia tidak terlahir dalam keluarga miskin, tetapi sifatnya yang sederhana. Bahkan, dia sering kali naik bus daripada harus naik mobil pribadi. David juga diberikan fasilitas mobil, tetapi dia tidak ingin menggunakannya karena tidak mau mencolok. Di dalam bus sangat berdesak-desakkan. Bahkan, mereka harus berdiri karena kursi penumpang sudah penuh. David yang tidak terbiasa, sedikit pusing karena bisa mencium aroma-aroma tidak sedap dari mesin bus sendiri. Ditambah dari aroma tubuh para penumpang yang tidak semuanya harum. “Kenapa? Tidak terbiasa naik bus?” tanya Jessica mendongak ke arah David yang memang berdiri di hadapannya. “Bus di sana tidak seperti ini,” ungkap David. “Benarkah? Wah, aku melihat di televisi kalau di luar negeri busnya bagus-bagus dan juga tertib,” balas Jessica. “Iya karena di sana bus tidak akan menerima penumpang lagi ji

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Petarung Tangguh!   BAB 20

    David duduk di balkon menatap birunya langit bergantikan hitam dengan bintang-bintang menghiasinya. “Kakak,” panggil Jessica terdengar merdu. “Ya,” jawab David membalikkan badannya sambil tersenyum. Berdiri di hadapannya, seorang gadis menutup pemandangan langit malam digantikan dengan memperlihatkan paras yang anggun, mata besar dihiasi dengan bulu mata yang lentik. Hidung yang mancung dengan bibir mungilnya. Dia mengenakan piyama sebatas lutut dengan rambut panjangnya tergerai. Memancarkan sosok wanita yang sangat anggun. “Kakek sudah menunggu untuk makan malam,” ajak Jessica. “Baik,” ujar David. Tidak seperti sebelumnya, di sini David bisa makan dengan menikmati irama canda gurau di meja makan. Walau hanya berpenghuni tiga orang saja terasa sangat harmonis. “Biar aku bantu.” David membantu membawa beberapa piring kotor ke wastafel. “Jangan, biar aku saja.” Jessica menghentikan David yang hendak mencuci piring kotor. “Kali ini biarkan aku yang melakukannya,” ucap David.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Petarung Tangguh!   BAB 21

    Di kejauhan, Sean merasakan khawatir akan David. Baginya, secerdiknya David ketika memegang senjata, David tidak mengerti budaya di tempat lain. “Apa kau begitu mengkhawatirkannya di luar sana, Mayor?” tanya seorang perwira. “Tentu saja, apakah dia akan mudah beradaptasi di lingkungan yang baru? Dengan semua hal yang mungkin tabu untuknya,” jelas Sean sambil menopang dagunya. “Pasti dia mampu beradaptasi dengan cepat,” ujar Perwira. Berusaha menenangkan. “Dia memang pintar, tapi hatinya tulus dan polos. Orang seperti itu menjadi incaran untuk memanfaatkan perasaannya, itu sesuatu kelebihan yang merugikan.” Sean menerawang langit-langit bumi, tampak berpikir tentang David. “Lalu sekarang bagaimana?” tanya Perwira. Mengerukan dahinya. “Aku masih memantaunya,” jawab Sean. ***Sementara jam istirahat, Adi mengajak David berkeliling untuk memperkenalkan wilayah sekolahnya. “Kau beruntung bisa belajar di sini,” ucap Adi sembari berjalan. David diam tidak merespons, dia fokus memper

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Petarung Tangguh!   BAB 22

    David tidak mau menjawab awalnya, tetapi melihat mereka yang sudah keterlaluan, David seperti ingin mengubah keinginannya. “Maafkan aku, Mayor,” batin David. "Menjauhlah!" David dengan santai mendorong Adi agar tidak terkena dampak dari pukulan tidak berarah dari Kevin dan rekan lainnya. Hal itu tidak sebanding dengan David yang sudah lekat dengan dunia perang yang jauh lebih berbahaya. David bermaksud hanya menahan diri dan memberi mereka pelajaran ringan saja. Adi hanya berdiri sambil menutup mulutnya saat melihat David mengelak dan menangkis pukulan mereka satu per satu. David tidak terluka sedikit pun karena baginya serangan mereka sangat mudah diatasi. Di waktu bersamaan, Jessica yang berjalan di lorong sekolah dan dihadang oleh Lisa dan Evelyn.“Kau Jessica?” Bertanya dengan ketus, yang bernama Lisa–ketua kelompok wanita yang merasa berkuasa karena ayahnya seorang pejabat. “Iya,” jawab Jessica sedikit menunduk, tetapi melirik Evelyn. Perasaannya berubah tidak enak. “Jadi k

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Petarung Tangguh!   BAB 23

    Yang lain melihat Jessica dengan pakaian yang kotor dan luka memar lain, tidak ada satu pun di antara mereka yang menanyakan kepada Jessica tentang apa yang terjadi kepadanya. Semua acuh. Justru banyak dari mereka menertawakan pakaian Jessica yang kotor. “Di mana Kakak?” tanya Jessica lirih dengan mata berkaca-kaca, bingung mencari David di mana. Tiba-tiba, langkah gadis itu terhenti karena dia mendengar sebuah suara samar-samar yang menyebut nama David. Menoleh ke arah utara, tampak berbeda murid tengah membicarakan tentang keseruan yang ada di taman belakang sekolah. Tanpa ragu, Jessica berlari yakin akan firasatnya. Ada hal yang tidak beres di taman belakang sekolah, sesuai dengan apa yang dikatakan para siswa itu. Benar saja, dia melihat David yang sedang dihadang sekelompok siswa, bahkan Jessica mengenalnya. “Jangan! Aku mohon hentikan.” teriak Jessica memecah keributan dan kemudian berlari ke tengah taman hingga terjatuh-jatuh. “Jessica!" David terkejut akan kehadiran Jess

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14

Bab terbaru

  • Petarung Tangguh!   BAB 38

    Gerakan David yang lincah dapat menghindari pukulan lalu menggerakkan tangan dengan cepat meraih belakang kepala Paul dan menghantam wajah pemuda itu ke lantai. Dalam sekali dorongan, Paul tergeletak dan pingsan seketika. "Sialan!" Larry berteriak. "Ayo, kali ini kita jangan sampai kalah lagi! Maju semua!" sambungnya dalam kemarahan dan tidak mau menerima penghinaan dari David. David yang dipenuhi marah tidak lagi memperdulikan hal lain dan menghantam mereka satu per satu sampai benar-benar terluka. Tiba giliran Larry, mendaratkan kayu mengarah ke David. Bukannya mundur, David malah maju selangkah dan berhasil menghindarinya, kemudian dengan satu entakkan memukul tangan Larry mengakibatkan senjata terlepas. David hendak melancarkan pukulan, tetapi Kevin ingin menyerangnya dari belakang, justru hal tersebut disadari oleh David. Memutar badan sambil menendang wajah Larry dan bergerak ke samping, dia berhasil menghindari serangan Kevin.Menangkap pergelangan tangan Kevin, kemudian d

  • Petarung Tangguh!   BAB 37

    Tujuan hidup David sudah ditentukan dengan melindungi orang sekitarnya, bukan membunuh manusia tak bersalah, seperti masa lalu kehidupan yang pernah dia jalani. Setelah menghubungi Victor beralasan ingin mengurus sesuatu hal yang penting dan meminta maaf karena menggunakan kurir untuk mengirim selai pesanan. David berencana pergi ke sekolah mengambil barang milik Jessica yang sempat tertinggal, kemudian memberi perhitungan. David berjalan dengan penuh marah, mengotak-atik ponsel menghubungi seseorang untuk mencari informasi tentang Kevin ataupun Lisa. "Siapa lagi kalau bukan Adi, pasti dia tahu sesuatu tentang mereka." David menggerutu, mengepalkan tangannya geram. Pembicaran yang singkat antara David dan Adi melalui telepon. Setelah mengetahui informasi, David pergi menemui Kevin, sedangkan Adi yang belum tahu permasalahannya, kembali ke sekolah mengambil barang pribadi milik Jessica, atas permohonan David. Tiba di sebuah base camp 'tempat berkumpul Kevin and genks ketika bolos m

  • Petarung Tangguh!   BAB 36

    "Pelan-pelan, Kak," sambungnya spontan hendak memegang tangan David yang sangat telaten merawat luka di wajahnya."Ya … ini udah pelan, kok, bagaimana bisa kamu mendapatkan luka sebanyak dan separah ini?" David menjawab dan kemudian bertanya kepada Jessica."Aku tadi terjatuh ketika mau berangkat ke sekolah," jawab Jessica tertunduk dan menggigit bibirnya sedikit. "Jadi … kamu tadi terjatuh ketika hendak pergi ke sekolah? Benarkah?" tanya David kembali. "Aku lari terburu-buru, tidak memperhatikan jalan dan tersandung." Bibir Jessica gemetar karena gugup. "Begitukah?" David sangat memahami luka jatuh tidak akan separah ini. Jessica membisu dipenuhi rasa bersalah karena sudah membohongi David. David sudah tau bahwa Jessica menutupi kejadian sebenarnya, tetapi dia bersikap tenang seperti biasanya. Salah satu watak David adalah terbiasa selalu tenang dalam keadaan genting apa pun. Pengalaman yang mengajarkannya untuk bisa mengontrol pikiran dan emosinya. "Lebih parah dari tertabrak

  • Petarung Tangguh!   BAB 35

    "Apa kau melihat wajah orang yang memukulmu, Jessica?” tanya Kepala Sekolah mencoba membela Lisa berharap mengetahui kebenaran sesungguhnya. Kepala Sekolah yang tidak mau kehilangan salah satu donatur terbesar harus segera menyelesaikan permasalahan yang diperbuat oleh Lisa dengan menutupi kasusnya. "Mukanya memang tertutup, tapi aku yakin itu benar Lisa," teriak Jessica, dia harus meyakinkan diri sendiri agar tidak tersudut atas perilaku semua orang yang tidak percaya kepadanya. "Apa yang kau lakukan? Kau memanggil Polisi dan Kepala Sekolah untuk menuduh anak saya sebagai kriminal, begitu? Terus juga tanpa bukti yang jelas!" Ningsih, ibu kandung Lisa angkat bicara berdiri dari tempat duduk. Dengan ciri khas gaya elegan rambut pendek sebahu, memakai anting berlian yang berkilau dan aksesoris perhiasan mewah lain menghiasi penampilan. Seolah ingin menunjukkan dan memamerkan siapa dirinya. Ningsih bukan menegur anaknya yang bersalah, justru menambah keruh keadaan dan tetap ingin memb

  • Petarung Tangguh!   BAB 34

    “Jessica pulang secepat ini?” gumamnya. Dia masuk ke dapur mencari selai yang dikatakan kakek. Namun, sebelum dia pergi lagi, dia melihat pintu kamar Jessica yang tertutup. “Mungkin dia sangat lelah, sebaiknya aku tidak mengganggunya.” David berpikir akan langsung kembali ke toko. Dia keluar melihat kembali sepatu Jessica yang tergeletak tidak beraturan, dia berniat menaruhnya di rak sepatu. Namun, matanya terfokus melihat ada bercak darah di sepatu Jessica. David menyentuh bercak merah dan menciumnya memastikan bahwa itu benar darah. Dia terbelalak dan kembali menaiki anak tangga dengan cepat lalu mengetuk pintu kamar Jessica. “Jessica ....” “Jessica, buka pintunya! Kau pulang lebih awal?” tanya David menutupi rasa curiganya. “Jessica!” serunya lagi memanggil.Namun, tanpa ada jawaban dari dalam. “Jessica, aku tahu kau di dalam, buka pintunya!” pinta David sedikit berteriak. “Kak, aku sangat lelah, aku ingin istirahat sebentar, kebetulan sekolah memang pulang cepat, nan

  • Petarung Tangguh!   BAB 33

    Sementara itu di sekolah sedang jam istirahat, Jessica memutuskan untuk ke perpustakaan. “Jessica!” seru Evelyn. Jessica hanya berbalik badan memandang Evelyn dengan perasaan cemasnya. “Aku minta maaf soal kejadian kemarin, Kakak kamu jadi kena suspensi,” jelas Evelyn. Jessica masih terdiam tanpa respons.“Kevin dan yang lain tidak sengaja membuat Kakakmu terkena hukuman suspensi,” sambung gadis itu. “Aku tidak mempermasalahkannya,” Jessica sangat gugup karena perasaannya makin tidak keruan. “Untuk menebusnya, aku mentraktirmu di kafe depan,” ungkap Evelyn. “Tidak perlu, Evelyn!” Jessica mencoba menolak ajakan Evelyn. “Ayolah, kau tidak menghargaiku kalau begitu!” Evelyn memasang raut wajah kecewanya. “Baiklah.” Jessica pasrah mencoba percaya kepada Evelyn karena ucapan yang sepertinya tulus. “Ayook!” Evelyn menggandeng Jessica berjalan keluar gerbang sekolah. Semula Jessica tidak merasa curiga, tetapi hingga pada akhirnya di suatu gang kecil, Evelyn beralasan bahwa ponseln

  • Petarung Tangguh!   BAB 32

    “Kakek, apa yang mendorongmu membuka toko kue?” tanya David dengan memperhatikan Victor yang sedang mengolah bahan kue. “Kue yang manis, lembut, memanjakan lidah mampu merangsang perasaan hati dan pikiran menjadi positif, David,” jelasnya meminta David mencoba kue buatannya. “Kau tahu, David? Menghiasnya juga dibutuhkan cinta, di dalamnya tidak hanya manis, dia penuh dengan kasih sayang.” Victor memberi toping cream pada setiap pancake buatannya. David penasaran karena aroma yang menggoda, mencoba mengambil kue dan memakannya. “Enak, Kek,” pujinya. “Tentu saja, sesuatu yang dimulai dari hati yang tulus akan membuahkan hasil yang maksimal,” jelas Victor. “Kakek kenapa tidak terjun dalam bisnis lain?” tanya David, masih mengunyah kue. “Tidak, aku ingin melihat senyuman di wajah setiap orang dengan hal kecil, seperti itu contohnya. Kau tau, gigitan kecil membuatnya tersenyum bahagia.” Victor menunjuk ke arah salah satu pelanggan wanita dan putrinya yang sedang menikmati kue. “Mere

  • Petarung Tangguh!   BAB 31

    “Kakek butuh istirahat, besok harus ke toko, kan?” tanya Jessica. “Ahh, benar, tapi besok aku akan mempunyai partner untuk membantuku.” Kakek melirik David. “Kakak, kan, sekolah besok, eh ....” Jessica menutup mulutnya teringat bahwa David mendapat suspensi dari sekolah. Dia sontak menunduk terlihat murung merasa bersalah kembali. “Tentu, Kek, ini sebuah keberuntungan, aku bisa membantumu di toko seharian penuh besok.” David memahami perasaan Jessica mulai berbicara dengan nada semangat. “Baiklah, ayo kembali ke kamar. Kamu besok sekolah, kan, Sayangku, dan kau David, harus membantuku di toko.” Victor berkata sambil berdiri meregangkan otot-otot di tubuhnya. “Selamat malam cucu-cucuku,” lanjut Victor lalu meninggalkan mereka. “Selamat malam, Kek,” ucap David dan Jessica bersamaan. Mereka berdua pun berjalan menuju kamarnya masing-masing. “Jessica,” lirih David memanggil Jessica. “Iya, ada apa, Kak?” tanya Jessica menoleh. “Bagaimana dengan besok?” Tanya David.“Tentu saja be

  • Petarung Tangguh!   BAB 30

    “Tidak perlu. Ini sangat enak,” ujar David. Berkata yang sebenarnya. “Benarkah? Jangan dipaksakan jika memang tidak menyukainya,” tambah Kakek. “Tidak, Kek, ini sungguh enak, aku hanya baru merasakannya.” David melanjutkan suapan berikutnya. Memang benar, makanan itu terasa enak di lidah David yang baru pertama kali menyantapnya. “Tentu saja, hot pot ini sudah terkenal dengan kelezatannya dan juga cara memasaknya yang berbeda," papar Jessica. Mengulas senyum tipis. Jessica meneguk segelas air dan mengelap bibirnya lalu berdiri menuju wastafel. “Hei, kami baru saja mulai dan kau sudah menghabiskannya?” ledek Kakek tertawa untuk Jessica. Jessica hanya tersipu malu. Sedikit menundukkan kepalanya. “Kau tau, David? Jessica itu hanya kecil tubuhnya, tapi bisa menghabiskan makanan dalam jumlah besar," sahut Kakek. Berbicara kepada David, tetapi melirik ke arah Jessica.“Kakek, berhentilah dan cepat makan! Kau bisa tersedak,” cibir Jessica dengan nada manja. Belum juga selesai berbicar

DMCA.com Protection Status