Share

Maaf yang Percuma

"Anda yakin sudah tak apa-apa?" tanya Kiara. Devan mengabaikan Kiara dan sibuk dengan laptopnya.

Kiara menatapnya kesal. Cukup lama ia berdiri disini. Ia bertanya pun diabaikan. Merasa kesal, Kiara meletakkan berkasnya diatas meja dengan sedikit keras.

Brugh!

"Saya permisi keluar," ujarnya sembari membalikkan badan. Tak lupa ia hentakkan kakinya sebagai pelampisan kekesalan karena sedari tadi diabaikan.

"Mama sama papa pulang hari ini."

Kiara sontak menghentikan langkahnya.

"A-apa? Maksudnya pak Dedi? Lalu, aku bagaimana? Aku pulang ke rumah saja ya?" ucapnya khawatir. Devan sontak menghentikan aktifitasnya dan menatap Kiara kesal.

"Kau mau melupakan kesepakatan kita, eoh?"

Kiara menggigit bibir bawahnya. Mengerling ke arah lain.

"Tapi apa yang harus aku katakan pada orang tua mu nanti?"

"Itu urusanku. Tugasmu hanya mengiyakan. Ingat! Mengiyakan bukan menolak." Sorot mata Devan menusuk.

Kiara terdiam, ia mulai bimbang.

"Sudah. Sekarang keluar. Kita nanti pulang cepat, ke salon dulu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status