Share

Berujung Kenalan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-15 22:47:03

Kedatangan Bellanca Grey tentu membuat orang-orang yang ada di Gymnasium heboh. Namanya sedang diberitakan di platform sosial media. Baik itu soal kejuaraan-kejuaraan yang telah diraihnya maupun soal asmara cintanya.

Bu Yuli yang sudah kembali dari kamar mandi juga terkejut melihat sosok Bellanca yang tengah membagikan satu dua tips.

“Loh? Mentornya diganti? Kenapa Ibu nggak tahu?” Bu Yuli tampak terkejut sendiri.

Perhatian Claudia teralihkan dari yang sedang menyimak Bellanca menjadi menatap Bu Yuli. “Tante … nggak tahu?”

Cepat-cepat Bu Yuli menganggukkan kepala ke arah Claudia. Matanya yang sedikit membola menunjukkan kalau Bu Yuli juga sama terkejut. Wanita paruh baya itu tidak berbohong.

“Sebentar, Clau, Tante cek group dulu,” ucap Bu Yuli mengeluarkan ponselnya untuk mengecek pesan.

Siapa tahu dia melewatkan informasi penting mengenai pergantian mentor yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan Bu Yuli menaikkan alisnya tinggi-tinggi membaca informasi pergantian itu baru diberitahukan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
...... lucu juga ya orang yg lg jatuh cinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Ultimatum

    Seharusnya Claudia hanya sebentar saja berada di dalam toilet. Wanita itu sedang mencuci tangannya di wastafel dan berencana kembali ke Gymnasium.Namun, ada panggilan masuk dari Ryuga sehingga mau tak mau Claudia mengangkat panggilan tersebut.Detik setelah Claudia menerima telepon dengan menjepit ponsel di antara pundak dan telinganya, Claudia membatin, ‘Kenapa aku secepat ini terima telepon dari Ryuga!?’“Claudia Mada, di mana kamu?”Suara tegas Ryuga mengudara. Claudia merespons cepat. “Aku di toilet. Kenapa, Ryuga?”“Sendirian?” Ryuga kembali mengajukan tanya.“Iya … sendirian. Masa rame-rame,” sahut Claudia tidak habis pikir. Dia mengeringkan tangannya menggunakan tissue.“Ada apa, Ryuga? Kamu menelepon untuk menanyakan itu?” Samar Claudia mengerutkan dahinya. Rasanya tidak penting saja menurut Claudia.“Tidak, aku dengar Bella jadi mentor di sana.”Ah, sekarang Claudia mengerti. Bibirnya tersenyum lemah. Dia memandang dirinya sendiri di cermin. Kebetulan di toilet ini hanya ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Tawaran Bergabung Tim Voli Putri

    Usai dari toilet, Claudia kembali ke Gymnasium. Jaraknya hanya dekat. Tampaknya pendaftaran untuk lomba sudah dibuka.Sebenarnya Claudia kebingungan, dia tak ikut berpartisipasi. Inginnya dia kembali ke ruang dosen. Jadi, dia diam-diam kembali membalikkan tubuhnya.‘Kabur aja deh,’ pikir Claudia.Namun, baru beberapa langkah, seseorang memanggil namanya.“Cla-Claudia.”Claudia mengenali suara itu walaupun hanya pernah terlibat satu kali obrolan dengannya, yakni pada saat bersama Claire di toilet waktu itu.‘Nggak usah dipedulikan. Pura-pura nggak dengar aja, Clau!’‘Siapa tahu ada hal penting yang mau diomongin, Clau.’Dua suara dalam kepala Claudia pada akhirnya membuat Claudia memutuskan mengikuti suara isi kepalanya yang kedua.Tubuh Claudia berbalik. Dia mengatur ekspresi wajahnya menjadi sulit terbaca oleh orang lain.“Ya?”Sosok yang memanggil Claudia itu perlahan melangkah mendekati Claudia. Seorang wanita sepantaran Claudia. Dia dosen muda yang satu prodi dengannya.“Kira-kira

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Sekutu

    Bukan kebetulan Bellanca bisa menemui Claudia seorang diri di dalam toilet. Dia menerima informasi dari seseorang. Mengingat itu, Bellanca merasa akan meraih kemenangannya.Dan setelah kepergian Claudia, Bellanca masih menunggu di toilet untuk menemui orang tersebut.“Dia tidak lupa ‘kan aku menunggunya di sini?” ucap Bellanca yang bersandar di dinding toilet dekat kaca wastafel.Dia menolehkan wajah ke arah cermin, melihat hasil kepangannya sendiri. Bellanca teringat ucapan Claudia soal Ryuga. Tanpa sadar dia mengepalkan kedua tangannya yang sedang terlipat di dada.Bellanca tak berbohong jika Ryuga bisa mengepang rambut model French Braid itu karena belajar darinya. Bellanca sering mengepang rambutnya seperti itu dulu saat latihan.“Gue nggak maksud buat lo nunggu, Bellanca.”Lamunan mengenai Ryuga di masa lalu buyar kala seseorang yang dia tunggu datang juga. Bellanca berdecak kesal melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kanannya.“Tidak masalah,” pasrah Bellanca yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Semakin Curiga

    Tak hanya menangani soal urusan kantor, pekerjaan Riel juga menangani soal putri dari atasannya itu serta menangani kisah asmara atasannya sendiri.Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Claudia, Ryuga langsung memerintahkan Viona untuk memanggil Riel agar segera menuju ruangannya.“Pak Ryuga.” Sosok Riel dengan kacamata hitam andalan muncul dibalik pintu ruangan Ryuga. Kepalanya menunduk sebentar ke arah Ryuga, “Ada yang harus kulakukan, Pak?”Sepertinya Riel sudah paham betul jika Ryuga sudah memanggilnya, Ryuga akan segera memberikannya tugas.“Mmm. Bisakah kamu pergi kampus untuk memastikan Claudia baik-baik saja?”Demi mendengar itu, pandangan Riel naik untuk menatap Ryuga. Apa katanya tadi?Ryuga menyadarinya jika perintah itu terdengar konyol. Percayalah, Ryuga juga mengakuinya. Masa bodoh jika Riel akan menganggapnya konyol. Toh pria yang jauh lebih muda itu belum tentu berani menganggapnya demikian.“Bu Yuli bilang Bellanca ada di sana,” beritahu Ryuga. “Sudah pasti ala

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pesona Presdir Posesif   Sikap Aneh Plus Berlebihan Ryuga

    Om Yel lihat sendiri ‘kan kalau Bu Claudia baik-baik saja?”Aruna mendekat ke arah Claudia. Matanya yang berbinar memindai Claudia dari atas kepala hingga pada kaki jenjang wanita itu.Pun, sama dengan Riel yang memperhatikan wanita itu dengan intens dibalik kacamata hitam yang dikenakannya. Tak lama pria itu menganggukkan kepala dan tangannya merogoh ponsel.“Saya harus memotret kamu untuk dikirimkan pada Pak Ryuga.”Karena Riel dan Claudia lahir di tahun yang sama, Claudia meminta Riel untuk menggunakan bahasa yang santai selayaknya teman.“A-apa? Aku nggak bersedia untuk difoto,” tolak Claudia.Claudia tak habis pikir dengan jalan pikiran Ryuga. Tak salah jika dirinya menganggap ini berlebihan.‘Ryuga memang berlebihan. Hal-hal seperti ini tidak ada di dalam kontrak.’ Claudia membatin.Tiba-tiba saja Aruna menjawil lengan Claudia. Keduanya bersisian dengan tangan Aruna yang masuk ke dalam tangan dosen muda tersebut.“Aruna?” panggil Claudia kebingungan.Gadis itu menoleh lantas ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pesona Presdir Posesif   Tangga Darurat Kedua

    Beberapa jam kemudian, setelah Claudia selesai mengajar di kelas, dia mendapatkan satu pesan dari Fanya.[Fanya: Clau, lo langsung aja ke Gymnasium, ya. Kita udah di sini nungguin elo.]Setelah membaca pesan tersebut, Claudia langsung bergegas. Dia membawa tasnya agar sekalian bisa pulang setelah selesai latihan.Langkahnya terasa ringan saat ke luar dari ruangan dosen. Jujur saja, Claudia merasa tak sabar.Jadi, dia mempercepat langkahnya. “Aku nggak enak udah biarin mereka nunggu,” ucapnya pada diri sendiri.Sejurus kemudian, Claudia terpikirkan satu hal. “Apa aku ke luar dulu buat belikan mereka minum kali, ya?” pikir Claudia.Barangkali itu bisa membuat yang lainnya semangat sekaligus Claudia ingin berterima kasih karena sudah mau mengajaknya bergabung dalam tim voli putri di program studi Seni.Ketika sampai di tikungan depan dan melewati ruangan tangga darurat, tubuh Claudia mendadak oleng karena seseorang menariknya masuk ke dalam sana.“HMPHH.” Claudia belum sempat berteriak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pesona Presdir Posesif   Ketidakpekaan Claudia

    Ekspresi Ryuga tampak kesulitan di dalam kegelapan itu. Pada akhirnya, setelah mendengar kejujuran Claudia, Ryuga seketika menarik tubuhnya.Refleks, tangan Claudia maju dan meraih jas bagian depan Ryuga.“Kamu mau ke mana?” tanya Claudia merengut pelan. “A-aku takut gelap, Ryuga,” ucapnya lagi.Hal itu membuat tangan Ryuga merambat naik ke atas, meraih pergelangan tangan Claudia dan dalam satu tarikan, Claudia sudah berada bahkan menempel pada tubuh Ryuga.Jantung Claudia berkejaran lagi. Dia menahan napas saat kedua tangan Ryuga ada di sisi pinggangnya, Menyentuh lalu mengusapnya perlahan.Tanpa sadar Claudia menggigit bibir bagian dalamnya kuat-kuat.‘Apa yang Ryuga lakukan sebenarnya!?’“Waktumu hanya satu jam, Claudia.” Ryuga mendekatkan wajah ke telinga wanita itu, berbisik dengan suaranya yang dalam di sana. Hidung tinggi Ryuga bahkan tak sengaja bergesekan dengan telinga Claudia. Ryuga menambahkan, “Lalu setelahnya, kamu ikut aku ke apartemen!”Belum sempat menjawab, Ryuga men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Pesona Presdir Posesif   Rekan Voli Claudia

    Tahu ‘kan rasanya melelahkan tapi di sisi lain juga menyenangkan? Itu terjadi pada Claudia sekarang.Wanita itu berjalan ke luar dari Gymnasium bersama kelima rekan tim voli lainnya. Claudia diapit oleh Lilia dan Idellia. Sementara Fanya dan Zoya ada di belakang mereka.“Gimana, Clau? Seru nggak?” tanya Lilia tanpa menoleh ke arahnya. Dia sibuk mengipasi wajahnya yang masih berkeringat.“Iya, seru kok,” jujur Claudia menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum. “Makasih ya, kalian udah mau latihan malam-malam dan ngajarin aku juga.” Claudia melirik samping kanan kirinya dan menolehkan wajahnya ke belakang sebentar.Idellia mengibaskan tangannya ke udara. “Santai aja lagi, Clau. Aku juga makasih traktiran pizza-nya.”“Iya, justru kita yang makasih sama lo,” timpal Lilia memutar bola matanya. “Sumpah, ya … gue udah ngira lo tuh anaknya baik banget, Clau, cuma sayang ketutupan aja sama si Clai–“Lilia, aku boleh nebeng sama kamu nggak?”Ucapan Lilia terputus sebab selaan Fanya. Wanita i

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Cemburu

    Aruna memiliki niatan akan pergi menemui Diana setelah kepulangan Ryuga ke rumah. Karena sekarang ini, Aruna akan fokus menjaga Claudia. Meskipun Emma juga ikut menemani, Aruna tetap ingin bersama Claudia.Bahkan ketika Claudia berbaring dan tertidur, Aruna juga ada di sampingnya. Dia memeluk Claudia dari samping dan menunjukkan sisi manjanya, membuat Emma yang baru kembali dari dapur menggelengkan kepala.“Grammie lihat-lihat kamu nempel terus sama Mommy-mu.”Mendengar itu, Aruna menjawab dengan santai, “Aruna lagi puas-puasin momen, Grammie. Besok-besok, pasti yang nempelin Mommy adik bayi.” Pandangan Aruna turun untuk melihat perut rata Claudia. Dia juga mengangkat sedikit kepalanya. Menyadari satu hal, Aruna mengembuskan napas berat. Dia menambahkan, “Belum Daddy ….” Suaranya terdengar lesu.Meskipun Ryuga adalah Daddy-nya, tetapi pria itu juga adalah saingan terberatnya.“Cari pengganti Dirga sana, biar nggak kesepian,” celetuk Emma dengan entengnya. Dia bertukar pandangan dengan

  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti

    Ada banyak hal yang terjadi dan tidak diketahui Garvi kala dirinya dalam keadaan koma. Pun, persahabatan yang terjalin di antara dirinya, Dirga, Pras, dan Aland yang sudah banyak mengalami perubahan.Dia menatap Aland dan Dirga bergantian. Keduanya sudah tampak jauh lebih dewasa dan juga keren. Salah satu sudut bibir Garvi terangkat, tersenyum menyeringai.Aland berdeham melihat Garvi tampak memiliki dunianya sendiri. “Eh, Kak, gimana keadaan lo?” tanyanya. Dia tidak lupa jika kedatangannya kembali ke Indonesia untuk menjenguk Garvi. Mengenai Anjani bisa diurus nanti.Garvi pun menjelaskan secara singkat mengenai kondisinya. Dia hanya harus menjalani pemulihan selama beberapa waktu.Begitu mendengarnya, terbesit perasaan bersalah dalam benak Dirga. Pemuda itu menyeletuk, “Gue usahakan balik ke sini kalau waktunya libur–“Ck, nggak usah!” sela Garvi disertai kekehan geli. Dia tidak ingin merepotkan teman dekatnya itu. “Fokus aja sama studi lo di sana. Gue ada yang jagain kok.” Saat men

  • Pesona Presdir Posesif   Kakak Beradik

    “Boleh diulangi lagi nggak, Kak?”Barangkali Anjani salah mendengar. Dia perlu memastikannya sekali lagi. Dan supaya tidak mencurigakan, Anjani mau membagikan tentang pikirannya. “Namanya familier dengan seseorang yang aku kenal–“Dimitrio, ya?” potong Garvi dengan senyum menyeringai di salah satu sudut bibirnya.Anjani mengerjapkan mata. Dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat hingga membuat poninya mengayun, tampak menggemaskan di mata Garvi. Suaranya yang halus mengudara, “Pak Dimitri– maksudku Pak Dimitrio dosen di kampusku. Kak Garvi kenal?”Di tengah pergerakan Garvi yang terbatas, tangannya gatal untuk tidak menyentuh poni Anjani lantas mengacaknya pelan.“Eh–Sentuhan tangan besar Garvi seketika membuat Anjani terkejut. Gadis itu terdiam dengan mata yang membola.Garvi terkekeh pelan. “Aku tidak mengenali Dimitrio. Tapi, aku kenal Dimitrian–pemuda barusan yang kamu lihat … dia temanku.” Hanya sebatas itu Garvi bisa memberitahu.Mata Anjani memicing lantas menganggukkan kepalanya

  • Pesona Presdir Posesif   Menemui Garvi

    Mata besar Aruna menatap ke arah Garvi, seolah meminta penjelasan tentang kehadiran sosok pemuda tersebut.“Dia siapa, Kak Garvi?”Pertanyaan Aruna langsung dijawab kontan oleh sosok pemuda itu. “Nggak perlu tahu,” jawabnya tidak ramah.Lalu dia menepuk bahu Garvi dan mengatakan, “Cepat sembuh.”Usai mengatakan hal tersebut, dia berlalu pergi melewati Aruna dan Anjani tanpa meliriknya sedikit pun. Pemuda itu malah semakin menurunkan topinya.Anjani memicingkan mata, ‘Sepertinya aku pernah melihat dia. Tapi, di mana?’ Mata bulatnya tampak familier. Dan juga, tato di lengannya.Sementara Anjani fokus mengingat-ngingat, Aruna sudah mendekat ke arah Garvi yang tengah duduk sambil bersandar. Gadis itu langsung mengajukan sejumlah pertanyaan, “Teman Kakak ya itu? Siapa namanya? Tadi aku ketemu dia loh di rumah dosenku. Iya ‘kan, Jani?”Barulah saat namanya dipanggil, Anjani mengerjapkan mata lantas menganggukkan kepala. Garvi menyunggingkan senyum kecilnya. “Sudah mengocehnya?”Padahal nad

  • Pesona Presdir Posesif   Pemuda Bertato di Rumah Dimitri

    Aruna sepakat jika sesuatu yang berharga perlu dilindungi. Dia belajar itu dari sosok Daddy-nya sendiri. Dan saat ini, bagi Aruna, sesuatu yang perlu dilindungi itu adalah Garvi.Pulang kuliah lebih cepat tak membuat Aruna bisa menemui Garvi lebih awal. Gadis itu dimintai tolong oleh seorang dosen yang sangat menyebalkan baginya belakangan ini.“Aku antar pake kurir motor aja ya, Pak Dimi?” tawar Aruna sambil menatap lamat-lamat berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, dia mengambil itu di loker Dimitri yang kuncinya tergantung di sana.“Saya mau kamu yang antar, Aruna. Itu berkas berharga saya. Kalau nanti hilang, mau kamu tanggung jawab?”Di seberang sana, Dimitri tampak memprotes dengan suaranya yang menyebalkan. Aruna meninggikan satu alisnya, sekilas menatap Anjani yang juga menatapnya.“Apa?” tanya Anjani tanpa suara.Mengembuskan napas, Aruna tampak merengut pelan. “Kenapa jadi aku yang harus tanggung jawab, Pak Dimi?” Dia sama sekali tidak mengerti. Jika boleh menamba

  • Pesona Presdir Posesif   Memecat Riel

    Jika Ryuga mau, dia bisa saja tetap berada di dekat Claudia dengan duduk di sofa yang tak jauh darinya. Hanya saja Ryuga memutuskan ke luar, sengaja memberikan Claudia ruang untuk bersama kedua temannya.Sebelum pergi, Ryuga memberikan titipan pesan sambil menatap Lilia dan Idellia bergantian, “Tolong panggil aku jika Claudia membutuhkan sesuatu. Aku ada di luar.”“Siap, Ryuga!”Begitu Ryuga ke luar, jelas Lilia dan Idellia sibuk menggoda Claudia. Ryuga duduk di kursi tunggu rawat inap yang letaknya ada di depan ruangan inap Claudia. Tidak sendirian. Ada sesosok pria yang lebih muda darinya juga tengah duduk di sana seraya meneguk minuman kaleng.Tiba-tiba saja Ryuga merampasnya tanpa permisi. “Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi minuman bersoda?” dengusnya sambil menjauhkan minuman kaleng itu dari hadapan Riel.Jika tadi Ryuga mengatakan tanpa meliriknya, maka sekarang manik hitam Ryuga bersitatap dengan manik Riel. “Perlu aku hubungi Diana untuk memarahimu?”Bukan tanpa ala

  • Pesona Presdir Posesif   Geli~

    “Oke, Claudia.”Claudia sendiri tidak menduga dengan respons yang diberikan Ryuga. Bahkan ekspresinya tampak pasrah, tidak ada alis yang menukik kesal karena merasa tidak terima.Dia menggelengkan kepala, ‘Ryuga kok aneh?’“Ryuga!” panggil Claudia begitu netra matanya menemukan punggung Ryuga yang membelakangi, bersiap pergi meninggalkan Claudia seorang diri.Alih-alih Ryuga yang merasa kesal, malah justru Claudia yang dibuat kesal seperti ini. “Kamu benar-benar akan meninggalkanku sendirian, Ryuga? Membiarkan aku tidur sendirian malam ini?” Saat mengatakannya, suara Claudia terdengar gemetar menahan tangis.Tubuh Ryuga kembali berbalik, menghadap ke arah Claudia. Manik hitamnya menyorotnya dalam-dalam. Dengan suara yang lembut, Ryuga bertanya, “Jadi, maumu apa sebenarnya, Nyonya Daksa?”“Mmm? Mau ditinggalkan sendiri atau ditemani?” tawar Ryuga kemudian. Dia sendiri cukup kaget dengan respons Claudia sebelumnya. Ryuga sedikit tidak mengerti, tidak biasanya Claudia bersikap seperti ta

  • Pesona Presdir Posesif   Ribut Tipis ala Pasutri

    Saat Claudia berusaha membuka mata, samar-samar dia mendapati wajah gadis muda tepat di depan wajahnya. Lalu terdengar gadis itu berucap, “Mommy Clau bangun, Grammie!” Perlahan, Claudia membingkai senyum di bibir cherry-nya yang tampak lemah begitu menyadari jika gadis muda itu adalah Aruna, putrinya. Claudia mengerjapkan mata demi memastikan beberapa pasang mata yang kini menatapnya penuh rasa khawatir. Ada Aruna dan kedua sosok mertuanya, Emma dan Rudi. Hanya mereka. “Ibu …,” panggil Claudia dengan suara khas bangun tidurnya saat bertukar pandangan dengan Emma. Emma dengan sigap lebih mendekat ke arah menantu kesayangannya. “Ibu di sini, Clau,” bisiknya lembut. Rasanya hati Claudia menghangat saat tangan Emma mengusap kepalanya dengan sayang. Dia bisa kembali merasakan disayangi oleh seorang ibu melalui sosok Emma. Claudia menerima sedotan dan meminum air hangat yang disodorkan Emma. Selagi itu, Claudia memastikan kesadarannya benar-benar pulih. Satu tangannya yang tidak terpas

  • Pesona Presdir Posesif   Hamil?

    Untungnya jarak tempuh antara rumah Ryuga dan rumah sakit tidak terlalu jauh sehingga Claudia bisa cepat ditangani oleh dokter.Sang sopir dari layanan mobil online yang dipesan Claudia juga untungnya berbaik hati mau membantu. “Tolong, Pak! Wanita ini mengalami pendarahan!” Saat satpam yang berjaga membawa Claudia menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam UGD, Riel yang baru saja selesai berbicara dengan Nuel tidak sengaja melihat ke arah Claudia.Refleks, dia mempercepat langkah agar bisa menanyakan langsung apa yang terjadi. Hanya saja, satpam itu sudah membawa Claudia masuk. Satu tangan Riel mencekal sisi lengan sopir yang hendak kembali ke dalam mobil.Maniknya menatap serius. “Apa wanita itu datang sendirian?” tanya Riel keheranan. Maksud Riel, Claudia.Benaknya bertanya-tanya, di mana Ryuga?Tanpa merasa curiga, Sang sopir itu menganggukkan kepala. Dia bahkan menjelaskan, “Ya, dia sendirian. Suaminya sedang bekerja dan dia terpeleset jatuh di kamar mandi.”Sepertinya Claudia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status