Beranda / Rumah Tangga / Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa / Bab 6 Kutitipkan Benihku Padamu

Share

Bab 6 Kutitipkan Benihku Padamu

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 23:45:00

Seketika Dokter Kenzo menoleh ke arah Luna, gadis yang akan menjadi tempat penitipan benihnya.

"Enyahkan pikiran dangkal mu itu! Menjadi ibu pengganti bukan berarti harus menikah! Sekarang jaman sudah modern. Banyak tekhnologi canggih yang bisa membantu seorang wanita menjadi ibu tanpa melakukan hubungan badan dengan lawan jenisnya!" tegas Kenzo dengan emosinya.

Terlihat kekesalan dari mata sang dokter yang sangat mencintai istrinya. Dia tidak mau jika sang kekasih hati meragukan cintanya. Bagi seorang Kenzo Matteo, Serena Hogan merupakan wanita sempurna. Selain cantik dan pintar, menurut Kenzo, Serena merupakan wanita terhebat di antara semua wanita yang pernah ditemuinya. Bahkan sejak pertama kali bertemu, sang dokter telah jatuh hati padanya.

Seketika Luna beringsut ketakutan. Dia tidak berani menatap sang dokter yang sedang kesal padanya. Keberanian Luna pada Dokter Kenzo yang merasa dekat dengannya, kini pun telah sirna.

"Maaf karena telah lancang bertanya. Hanya itu yang ada di dalam pikiran saya. Sekali lagi saya minta maaf pada Dokter Kenzo dan Nyonya Serena," tutur Luna dengan melampiaskan ketakutannya pada ujung kursi yang dicengkeram jari-jari tangannya.

"Sudah. Maklumi saja suami saya, Luna. Dia hanya takut jika saya meragukan cintanya," ujar Serena seraya tersenyum pada gadis sederhana yang sedang duduk dengannya.

Gadis lugu itu hanya memaksakan senyumnya. Dalam hati, dia pun mengagumi kecantikan wajah dan hati dari seorang Serena, wanita yang dilahirkan dari keluarga kaya raya, dan sangat disegani banyak orang.

"Setelah ini, jangan asal mengeluarkan pernyataan yang membuat orang salah paham pada saya, dan terutama pada hubungan kita," omel sang dokter sembari menggerakkan jari-jarinya dengan lincah pada keyboard, serta pandangan kedua matanya fokus pada layar komputer yang ada di hadapannya.

Seketika Luna kembali menundukkan kepalanya, seraya berkata penuh penyesalan,

"Maafkan saya, dok. Saya tidak akan mengulanginya lagi."

Dokter Kenzo hanya diam, tanpa melihat ke arah dua wanita yang sedang duduk bersama menantikan jawabannya.

"Sudahlah. Leih baik segera tandatangani saja surat perjanjian kontrak kamu sebagai ibu pengganti anak kami," tutur Serena dengan sangat antusias.

Melihat binar kebahagiaan di mata istri sang dokter, Luna tidak bisa menolaknya. Tanpa sadar dia pun menganggukkan kepalanya dan melengkungkan bibirnya. Hanya dengan hal sederhana seperti itu saja membuat istri sang dokter terlihat sangat bahagia.

'Ya, benar. Aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan mereka. Jadi, apa yang bisa aku banggakan untuk menolak permintaan orang baik seperti mereka?' batin Luna mengingatkan dirinya.

Kenzo beranjak dari duduknya, dan meletakkan map berwarna putih di atas meja yang ada di hadapan kedua wanita tersebut.

"Bukalah map itu, dan segera tandatangani surat perjanjian yang ada di dalamnya."

Kenzo menatap lekat manik mata sang gadis yang terkesiap ketika bertatap mata dengannya. Luna pun meraih map tersebut, dan segera membacanya. Ekor matanya mencuri pandang ke arah sang dokter yang sedang memperhatikannya, seolah menunggu dirinya untuk menandatangani lembar perjanjian tersebut.

Tanpa berpikir panjang, gadis cantik nan lugu tersebut membubuhkan tanda tangannya pada surat perjanjian yang hanya sekilas dibaca olehnya.

"Apalagi yang harus saya lakukan?"

Tatapan mata Luna menyiratkan kesedihan yang mendalam. Kenzo tidak bodoh. Dia bisa membacanya. Berbeda dengan Serena. Istri dari Dokter Kenzo terlihat sangat bahagia. Sang Nyonya Besar Serena meraih map tersebut dengan sangat antusias.

"Kita harus segera melakukannya, sebab kita sudah tidak mempunyai banyak waktu lagi," ujarnya diiringi senyum kebahagiaan.

Kenzo menghela nafasnya. Dia tahu betul jika istrinya tidak bisa dibantah. Akan tetapi, hati kecilnya merasa sangat keberatan untuk melakukan rencana tersebut.

'Apa keputusanku sudah benar? Aku harap semua akan berjalan dengan baik dan lancar,' batinnya melihat kebahagiaan Serena yang membuat hatinya merasakan kesedihan.

Dengan senyumnya yang merekah, Serena meraih tangan Luna, seraya menariknya agar berdiri dari sofa.

"Lebih baik sekarang saja kita lakukan," ujarnya dengan sangat antusias.

"Sekarang?" tanya Luna terbata-bata.

"Kenapa tidak? Kamu sudah bersedia untuk melakukannya, dan kita juga sedang berada di rumah sakit. Lalu, apa lagi yang kita tunggu?" jelas Serena sembari tersenyum menatap sang suami dan Luna secara bergantian.

Kenzo menghela nafasnya, dan mengenyahkan rasa enggannya untuk melakukan semua rencana sang istri. Dalam hati dia meyakinkan dirinya bahwa tidak ada cara lain untuk mendapatkan semua hak warisnya sebagai anak kandung dari Direktur Utama dan cucu tunggal dari Presdir Healthy Hospital, kecuali dengan memberikan keturunan untuk keluarga Matteo.

"Apa kamu sudah siap, Luna?" tanya sang dokter dengan serius pada gadis yang baru saja mengesahkan perjanjian kontrak dengannya.

Seketika Luna terkesiap. Bahkan dia terlihat gugup dan salah tingkah mendapatkan tatapan serius dari sang dokter.

"Bukankah saya harus bersiap-siap terlebih dahulu sebelum melakukannya?" tanyanya dengan terbata-bata.

"Jika kamu dalam keadaan sehat dan sudah menyetujuinya, saya rasa kamu sudah siap. Jadi, kita bisa melakukannya sekarang juga," jawab Kenzo dengan tegas dan berjalan keluar ruangan tersebut.

Dengan sangat antusias, Serena menarik tangan Luna untuk menyusul sang suami yang sudah terlebih dahulu meninggalkan mereka. Gadis yang sudah setuju untuk menjadi seorang ibu pengganti itu, kini hanya bisa menuruti semua keinginan sang dokter dan istrinya. Pikiran kosongnya mengiringi kedua langkah kaki Luna mengikuti pria yang berjalan dengan berbalut jas putih di hadapannya.

Terlihat jelas kebingungan dari raut wajah gadis lugu tersebut ketika masuk ke dalam suatu ruangan bersama dengan sang dokter dan istrinya. Matanya menatap sekeliling ruangan, seolah sedang mencari sesuatu.

'Kenapa aku dibawa ke sini? Apa aku akan dinikahkan di tempat ini? Tidak, tidak mungkin aku melepas status lajangku tanpa busana pengantin seperti pengantin pada umumnya,' batinnya menggerutu kesal.

"Silahkan ganti pakaian anda dengan menggunakan ini," tutur seorang perawat seraya memberikan lipatan kain berwarna baby pink padanya.

Seketika Luna mengernyitkan dahi, ketika melihat pakaian yang dibentangkannya.

"Pakaian apa ini? Apa aku harus memakainya untuk acara penting seperti sekarang ini?' gumamnya tanpa sadar.

"Kenapa, Luna? Apa ada yang aneh dengan pakaiannya?" tanya Serena sembari memegang bahunya.

Luna terperanjat dan memaksakan senyumnya. Tanpa sadar dia mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya.

"Kenapa harus memakai ini? Bukankah seharusnya aku memakai pakaian--"

"Cepatlah ganti! Jangan membuang-buang waktu. Sebentar lagi kita akan melakukan inseminasi buatan," tegas Dokter Kenzo yang mengerti arah pembicaraan gadis lugu tersebut.

"A-apa?! Inseminasi buatan?!" seru Luna dengan memperlihatkan wajah kagetnya menatap sang dokter seolah ingin meminta penjelasan darinya.

Dokter Kenzo mendekati sang gadis dan berbisik di telinganya,

"Kutitipkan benihku padamu."

Seketika mata Luna terbelalak, dan menoleh ke arah sang dokter, seraya berseru,

"Tapi, ini--"

Bab terkait

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 7 Perubahan Rencana

    Di depan sebuah cermin besar yang berada di dalam ruang ganti, Luna menatap bayangan dirinya pada cermin tersebut. Diperhatikan dengan seksama gambar dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Pantas saja dia tidak berminat padaku, ternyata aku tidak sebanding dengan istrinya," ucap lirih gadis tersebut diakhiri dengan helaan nafas yang terdengar begitu berat.Suara ketukan pintu membuatnya tersadar, dan menoleh ke arah sumber suara."Cepatlah keluar agar kita bisa segera melakukannya!" Suara pria yang sangat dikenalnya, membuat Luna semakin sadar jika dunia mereka berdua terlalu berbeda. Dengan terburu-buru, kakinya pun bergerak menghampiri pintu. Namun, tangannya berhenti bergerak ketika menyentuh gagang pintu.'Cukup, Luna. Hentikan perasaanmu pada Dokter Kenzo. Mulai sekarang kamu harus bersikap sebagai orang yang bekerja pada mereka, tidak boleh lebih dari itu,' batinnya.Pintu pun terbuka, sehingga membuat Luna terperanjat kaget melihat sosok sang dokter yang berada di bal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 8 Menikahlah Denganku

    Di depan seorang pasien wanita yang masih belum sadarkan diri, Kenzo beserta istrinya dan juga Luna sedang berdiri di sampingnya. Mereka bertiga memperhatikan beberapa alat medis yang menempel pada tubuh pasien wanita tersebut. "Ibu adalah orang tua saya satu-satunya, dok. Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu," ucap Luna dengan menatap iba pada wanita yang terbaring di tempat tidur pasien.'Sial! Kenapa aku bisa melupakan hal ini?!' batinnya mengumpat marah.Namun, saat itu juga Kenzo teringat akan sesuatu. Tanpa memberitahukan pada sang istri, dia pun tanpa sadar mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya."Sepertinya tidak mungkin jika kita harus menunggu ibumu sadar terlebih dahulu. Kita lakukan saja pernikahannya tanpa restu dari ibumu. Saya yakin ibumu tidak akan marah jika mengetahuinya."Serena menatap tajam pada sang dokter. Hatinya merasa marah mendengar keputusan suaminya. Akan tetapi, kemarahannya itu bisa dirasakan oleh Kenzo. Pria yang masih memakai jas pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 9 Sandiwara

    Kesal dan marah yang Serena rasakan saat ini. Perasaan tersebut membuatnya enggan membantu calon madunya untuk berpenampilan sesuai kasta mereka. Namun, dia tidak memiliki pilihan selain mendandani calon madunya untuk tampil cantik di hadapan kakek mertuanya.Luna, gadis lugu dan polos itu terlihat sangat cantik, modis, anggun dan berkelas. Hampir tidak ada bedanya dengan Serena untuk saat ini. Sang Nyonya Besar dari kediaman Kenzo Matteo menatap kesal pada gadis tersebut. Pasalnya, dia diberi tugas oleh sang suami untuk membantu Luna mendapatkan hati kakek mertuanya. Wanita mana yang bisa dengan tenang dan ikhlas melakukan itu semua?Begitu juga dengan Serena. Dia mencoba mencari cara untuk membuat Ron Matteo tidak menyukai calon istri kedua cucu kesayangannya. 'Shit!' umpatnya ketika mengingat perkataan suaminya yang memberitahu konsekuensi apabila Luna tidak bisa mengambil hati sang kakek."Bagaimana? Apa kamu menyukainya?" tanya Serena dengan malas pada calon madunya."Apa bena

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 10 Restu Pernikahan

    "Itu bukan hal yang penting, Kek. Yang terpenting, kita berdua akan menikah, dan memberikan keluarga Matteo seorang penerus, seperti yang Kakek inginkan."Ucapan Kenzo membuat seorang Ron Matteo terkekeh. Terlebih lagi melihat kedua mata cucu kesayangannya yang mengisyaratkan sesuatu. "Jika kalian berdua tidak memiliki panggilan sayang, maka orang lain akan mengira jika pernikahan kalian hanya sandiwara saja," ucap sang kakek sembari menyeringai.Kenzo mengepalkan tangannya. Dia berusaha keras untuk menahan kekesalan dalam hatinya. Berbeda dengan sang kakek. Pria yang sudah berusia senja itu, kembali menyeringai, seolah sedang mengejek cucu kesayangannya."Apa dia pasienmu, Kenzo? Tidakkah dia calon istrimu? Jadi, bukankah seharusnya dia tidak memanggilmu dengan sebutan yang sama seperti pasienmu di rumah sakit?" imbuh sang kakek dengan tatapan menyelidik padanya."Dia bukan pasien Kenzo, Kek. Ibunya sedang dirawat di rumah sakit, dan kebetulan sekali Kenzo yang menjadi dokternya. Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 11 Merasa Bersalah

    Pagi ini suasana Metro Healthy Hospital terasa berbeda. Ron Matteo yang merupakan pemilik dari rumah sakit tersebut, benar-benar datang berkunjung ke sana. Sayangnya, kunjungannya kali ini bukan sesuai jadwal kunjungan sebagai seorang Presdir Metro Healthy Hospital, melainkan sebagai kakek dari Kenzo Matteo yang akan menjenguk calon besan cucunya.Kenzo merasa kesal dengan situasinya saat ini. Pasalnya, semua mempertanyakan tentang pelayanan terbaik yang didapatkan oleh Lidia, pasien wanita yang sebelumnya kesusahan dalam membayar biaya perawatan di rumah sakit tersebut."Kenapa pasien itu dipindahkan ke ruangan terbaik di rumah sakit ini?""Bukankah pihak administrasi pernah mencari putrinya untuk mengingatkan pembayaran perawatan pasien itu?""Lihatlah! Gadis itu dekat sekali dengan Presdir. Bukankah dia putri pasien yang sedang kalian bicarakan?" "Ada hubungan apa mereka?""Apa mungkin gadis itu meminta pertolongan pada Presdir untuk membantu biaya perawatan ibunya?""Apa jangan-j

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 12 Menjadi Calon Pria Berkuasa

    "Sayang?!" celetuk Kenzo ketika melihat sang istri berdiri di depan pintu. Serena menatap tajam pada pria yang berstatuskan suami sahnya. Dengan amarahnya yang menggebu, dia melangkah menghampiri mereka. "Apa maksud semua ini?!" tanyanya dengan tatapan yang memperlihatkan kilatan amarahnya. Seketika Kenzo menghempaskan tangan Luna, dan meraih kedua tangan sang istri, berusaha untuk meredamkan amarahnya. "Sayang, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku akan menjelaskannya padamu nanti," ucapnya dengan tatapan mengiba. Serena menoleh ke arah Luna, dan menatapnya dengan penuh kebencian. Sontak saja Luna meletakkan kartu yang sedang dipegangnya di atas meja. "Maaf, dok. Saya tidak bisa memakainya." "Kenapa? Kamu tinggal memberikannya saja pada kasir saat membayar," ujar Kenzo seolah tidak terima dengan penolakan calon istri keduanya. Serena menghempaskan dengan keras tangan suaminya. Kedua tangannya berada di depan dada, dan menatap marah pada sang suami. "Apa kamu suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 13 Menyiapkan Pernikahan Suami

    "Kenapa tidak? Bukankah kamu akan merasa sangat tidak nyaman jika memakai baju pengantin seperti itu?" tanya Serena sembari menunjuk sebuah manekin yang menggunakan pakaian pengantin modern.Hanya dengan mendengarkan perkataan dari istri sang dokter, terlihat sekali kesenjangan sosial di antara mereka. 'Padahal aku ingin sekali memakai gaun itu,' batin Luna seraya menatap kecewa pada manekin tersebut.Meskipun Luna seorang gadis polos dan lugu yang sangat sederhana, tapi dia tetaplah seorang gadis yang mendambakan pernikahan sempurna. Setiap dia melihat pengantin di pelaminan, saat itu juga dia membayangkan sedang bersanding dengan seorang pria tampan yang dicintainya. Tentu saja dengan menggunakan gaun pengantin indah berwarna putih yang sangat cantik dipakainya.Namun, kini semua mimpi dan harapannya hancur. Status gadisnya akan diserahkan untuk Dokter Kenzo, seorang pria yang telah membuat kesepakatan dengannya."Kenapa diam? Ambillah! Cepat pakai ini di ruang ganti!" ujar Serena

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 14 Pesta Pernikahan

    Pagi ini Kenzo telah mempersiapkan dirinya menjadi seorang pengantin. Tidak ada persiapan spesial darinya. Baginya pernikahan kedua ini hanyalah formalitas untuk mendapatkan hak warisnya, bukan berdasarkan atas perasaan suka ataupun cintanya pada gadis yang menjadi calon istri keduanya.Balutan setelan jas berwarna putih dari designer ternama, menambah ketampanan wajahnya. Tidak ada yang bisa meragukan pesona dari seorang Kenzo Matteo, calon penguasa keturunan dari keluarga Matteo.Namun, seketika kesempurnaan Kenzo dinodai oleh penampilan calon istri keduanya. Seorang gadis dengan memakai pakaian pengantin yang sederhana, memakai sandal rumahan, rambut panjangnya diikat kuncir kuda, dan wajahnya berhiaskan makeup tebal. Persis sekali seperti seorang badut yang sedang mengamen di jalanan.Serena tersenyum puas melihat betapa hancurnya penampilan calon madunya saat akan melakukan janji pernikahan bersama suaminya. Begitu pula dengan semua orang yang berada di tempat itu. Hanya sekumpul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 151 Tamu Tak Diundang

    "Siapa yang datang, Pa?" tanya Carla menyelidik untuk mewakili rasa penasaran sang mama."Tidak ada yang penting. Ayo kita lanjutkan makannya," jawab Damian sambil tersenyum, mencoba menyembunyikan rasa kesalnya pada Serena. Semua orang yang berada di meja makan tersebut menatapnya dengan penuh tanda tanya. Sudah pasti mereka merasa ada sesuatu yang sepertinya sedang disembunyikan oleh Damian. Hanya saja mereka semua tidak berani untuk mempertanyakannya.Kecurigaan Kania semakin bertambah. Ingin sekali dia menegur suaminya saat ini juga, tapi diurungkannya. Dia hanya mampu mempertanyakannya dalam hati saja, sembari menundukkan kepala, berpura-pura sibuk dengan makanannya. 'Tidak. Jangan bertanya sekarang, Kania. Damian pasti akan sangat marah, jika kamu melakukan hal itu di depan keluarganya. Lebih baik tunda saja."Kemudian, istri kedua dari Damian tersebut menoleh ke arah sang suami yang sedang duduk di sebelahnya. 'Apa yang sebenarnya terjadi padamu?' sambungnya dalam hati, sera

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 150 Menantu Licik

    "Selamat malam, Pa," sapa wanita berambut panjang yang memakai dress dari designer ternama sedang tersenyum manis padanya. Damian terkesiap melihat wanita cantik dengan riasan tebal, dan lipstik berwarna merah menyala sedang duduk di salah satu sofa ruang tamu, sembari memangku tas keluaran terbaru dari merk ternama."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Damian dengan menatap angkuh padanya. Wanita cantik itu beranjak dari duduknya. Dia menghampiri pria paruh baya itu, sembari menjinjing tas limited edition yang sedari tadi dipangkunya. "Saya hanya ingin bertemu dengan Papa," jawabnya dengan gaya khasnya ketika menggoda target prianya. Damian menghela nafas, dan menatap tidak suka padanya. Jujur saja, dia enggan membahas pesan yang diterimanya dari wanita tersebut. Pasalnya, pesan yang dikirim oleh wanita yang berdiri di hadapannya itu, hanyalah omong kosong baginya."Untuk apa? Sepertinya kita tidak pernah mempunyai hubungan yang sedekat itu," tukas Damian dengan tegas."Apa Pap

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 149 Pemilik Hati

    Sang nenek menghela nafasnya. Kemudian, wanita tua itu mengalihkan pandangannya dari rumah besar yang ada di hadapannya pada wanita di sebelahnya. "Nenek juga tidak tahu, Luna. Maafkan Nenek. Tadi Nenek hanya ingin membawamu pergi dari hadapan Nyonya Serena," ucap sang nenek dengan penuh penyesalan.Luna tersenyum. Dia meraih tangan sang nenek yang merasa bersalah. "Kenapa Nenek meminta maaf padaku? Harusnya Luna yang berterima kasih pada Nenek. Jika bukan karena Nenek mengajakku untuk datang ke sini, maka mungkin saja aku sekarang sudah seperti ikan paus yang terdampar karena kekenyangan," ucapnya sambil terkekeh. Nenek pun ikut tertawa menanggapi candaan dari istri kedua tuannya. Wanita tua tersebut menatap dalam kedua mata sang nyonya muda, dan mengatakan sesuatu padanya. "Nenek hanya ingin mengingatkanmu. Luna, di dalam perutmu ada buah cintamu dengan Tuan Kenzo. Kalian juga menikah di hadapan Tuhan. Keluarga besar Matteo yang menjadi saksi pernikahan kalian. Jadi, kamu punya

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 148 Taruhan Kekuasaan

    Luna menatap bingung pada sang nenek yang berjanji akan selalu menjaga, dan menjadi penolongnya. Hanya saja wanita tua tersebut belum mempersiapkan alasan yang tepat untuk meyakinkan istri pertama dari tuannya. Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut bergegas menghampiri Luna, dan memegang kedua lengannya untuk membantu wanita hamil itu beranjak dari kursinya. "Kita harus pergi sekarang. Tidak baik jika membuat Tuan Ron Matteo menunggu terlalu lama."Kemudian sang nenek mengalihkan pandangannya pada istri pertama Kenzo untuk berpamitan padanya. "Maaf, Nyonya Serena. Kami harus pergi sekarang juga. Permisi," ucapnya dengan sopan. "Tapi, bagaimana dengan semua makanan ini? Berapa lama kalian akan pergi? Aku akan menunggu untuk makan bersama," ujar Serena untuk menghentikan sang nenek dan Luna yang telah berjalan beberapa langkah.Seketika kaki kedua wanita berbeda usia tersebut berhenti melangkah. "Kenapa dia bersikeras sekali untuk mengajak Luna makan bersam

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 147 Dua Ranjang

    "Hubungan kami tidak seperti itu, Ken. Hubungan kami lebih seperti sahabat dekat. Ya, bisa dikatakan seperti itu," ucap Damian sambil tersenyum getir. "Sahabat dekat?" tanya Kenzo sembari mengernyitkan dahinya. Damian merasa tidak nyaman dengan cara sang putra menatapnya yang seolah ingin menghakiminya. Pria paruh baya tersebut menganggukkan kepalanya sembari memaksakan senyumnya."Sahabat dekat yang berbagi ranjang?" tanya Kenzo kembali dengan tatapan menyelidik."Rupanya kamu belum tahu, Ken. Kami berdua sepakat memakai ranjang single. Jadi, ada dua ranjang dalam kamar kami," jawab Damian dengan lancar, tanpa menutup-nutupi dari putra kandungnya. "A-apa?!" celetuk Kenzo dengan ekspresi terkejutnya.Damian tersenyum. Dia sangat tahu, reaksi dari sang putra setelah mendengar jawabannya. Hanya saja dia sudah berjanji pada dirinya untuk mengatakan semuanya pada Kenzo, putra kandungnya, setelah memberitahukan pada sang putra alasannya menikahi Kania waktu itu. "Bukankah Papa sudah me

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 146 Curhatan Kaum Adam

    Curahan hati para lelaki tersebut diakhiri dengan saling memberi nasehat sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang mereka hadapi. Sayangnya hati Kenzo masih merasa gundah memikirkan kedua istrinya dengan masalah mereka masing-masing. Sang dokter yang akan mewarisi rumah sakit terbesar di negeri ini sedang duduk gelisah menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. "Apa lebih baik aku tidak usah pulang saja?" gumamnya sambil berpikir. Helaan nafasnya memperlihatkan betapa berat beban pikirannya saat ini. Dia menyeringai menertawakan dirinya sendiri yang tidak bisa menangani kebimbangan hatinya."Dokter Kenzo Matteo. Seorang dokter jenius yang terkenal mahir dalam segala bidang medis. Tapi, sekarang dia sedang bingung hanya karena memutuskan untuk pulang atau tidak. Ada apa denganmu Kenzo?" tanyanya pada diri sendiri, sembari menertawakan kebodohannya. Untuk urusan hati, Kenzo memang tidak pandai. Selama masa sendirinya, dia tidak seperti laki-laki lain yang mempunyai hubungan den

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 145 Kepuasan Pasangan

    Pikiran Kenzo sangat kacau sejak diberitahukan oleh istri pertamanya tentang hubungan kedekatan istri keduanya dengan Dokter Ludwig, dokter spesialis yang menangani kandungannya. Bahkan dia tidak bisa memejamkan matanya untuk sekedar mengistirahatkan badannya. Bayangan kedekatan Luna dan Dokter Ludwig selalu saja menghantuinya. Pagi ini tubuhnya terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, semalaman dia tidak bisa memejamkan matanya. Percuma saja dirinya memaksa kedua matanya untuk terpejam, tetap saja tidurnya tidak bisa nyenyak. Bahkan bisa diibaratkan hanya matanya saja yang terpejam, tapi hati dan pikirannya tetap terjaga, sehingga membuatnya semakin frustasi ketika membuka kedua matanya. Tidak ada senyuman atau pun semangat dari dirinya untuk menyambut pagi yang sangat cerah saat ini. Di dalam ruangan kantornya, sang dokter yang mendapatkan label sebagai seorang dokter jenius tersebut sedang duduk lemas dengan menatap secangkir kopi di hadapannya. Bahkan berkali-kali dia menghela na

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 144 Meragukan Pemilik Benih Dalam Kandungannya

    "Apa maksudmu?" tanya Kenzo sambil mengernyitkan dahinya dan menatap curiga pada istri pertamanya. Serena tersenyum, sehingga membuat suaminya bertambah curiga dan kesal padanya. "Jangan berbelit-belit, Serena!" ujar Kenzo dengan meninggikan suaranya. "Sayang! Panggil aku dengan sebutan sayang!" bentak Serena dengan melebarkan bola matanya. Kenzo mendengus kesal. Dia menatap wanita yang berstatus sebagai istrinya seolah ingin menghabisinya."Cepat katakan semuanya apa yang ingin kamu beritahukan padaku," pinta Kenzo dengan menahan emosinya. Serena menatap sang suami seolah memberikan kode bahwa ada yang kurang dengan kalimat permintaannya. Kenzo mengerti. Pria beristri dua tersebut menghela nafasnya dan bersiap untuk melakukan permintaan dari istri pertamanya. "Katakan padaku semuanya, Sayang," ucap Kenzo dengan ragu-ragu. Secepat kilat serena bergerak mendekati suaminya dan mendaratkan bibirnya pada bibir suaminya.'Aku tahu, jika kamu mengatakannya dengan berat hati. Bukan ma

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 143 Kelicikan Rubah Betina

    Air mata Luna sudah tidak bisa dibendung lagi. Rasa sakit dalam hatinya sudah semakin dalam dan terkoyak saat ini. Kedua matanya yang berkaca-kaca, tidak henti-hentinya meneteskan air mata. Bibirnya bergetar seiring rasa sakitnya yang semakin terasa sakit, ketika mengingat kemesraan sang suami bersama dengan istri pertamanya."Nek," panggilnya dengan diselingi isakan tangisnya.Seketika Wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah tersebut meraih tubuh mungil itu dan membawanya dalam pelukan. Telapak tangan yang penuh dengan kasih sayang tersebut terasa hangat mengusap lembut punggung Luna. "Kenapa rasanya sangat sakit, Nek?" tanya Luna dengan isakan tangisnya. "Sabar. Nenek tahu bagaimana perasaanmu, Sayang. Kamu harus tetap kuat dan sehat demi anak-anak yang masih dalam kandunganmu. Sabar ya, Sayang," tutur sang nenek sambil mengusap lembut punggung wanita muda itu.Wanita tua itu tahu bagaimana sang istri kedua dari tuannya berjuang melawan rasa cintanya pada sang suami.

DMCA.com Protection Status