Share

Bab 2211

Ardian duduk di atas sofa lalu meletakkan amplop kuning itu di atas meja teh. Kemudian dia memerintahkan putra sulungnya untuk memilih foto perempuan yang ada di dalam amplop.

“Pa, aku sudah bilang sama Papa kalau aku nggak tertarik sama perempuan-perempuan itu,” ujar Bram sambil berjalan menghampiri ayahnya.

“Kamu kan belum lihat foto mereka semua. Bagaimana mungkin kamu bisa bilang kalau kamu nggak tertarik? Papa juga sudah memilih perempuan yang berusia 24 tahun. Karena si ahli spiritual bilang kalau jodohmu itu perempuan berumur 24 tahun, lebih muda 10 tahun darimu. Mungkin nggak ya, mereka menganggapmu terlalu tua untuk mereka,” balas Ardian penuh niat.

“Papa akan tetap membantumu menikahi perempuan pilihanmu itu, sekalipun perempuan itu nggak suka sama kamu,” lanjut Ardian.

“Aku akan mengejar perempuan itu sendiri tanpa bantuan Papa kalau memang perempuan itu adalah jodohku,” ujar Bram dengan wajah kesal.

Bagaimanapun juga, Bram bukanlah laki-laki yang tidak berguna dan tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status