Share

Bab 955

Author: Arif
Di dalam halaman yang kecil, terlihat Wira yang sedang berbicara seraya menarik napas dalam-dalam, "Raja Bakir telah meninggal, kekacauan akan mulai terjadi, apa kalian semua sudah tahu masalah itu?"

Biantara mengangguk. "Tuan, meski masih belum terjadi kekacauan besar sekarang, banyak sekali orang yang sudah mulai mempersiapkan diri. Belakangan ini, aku baru mendapat kabar bahwa ada banyak sekali keluarga bangsawan yang mulai bergerak. Bahkan ada beberapa perampok gunung yang tidak bisa menahan diri lagi. Mereka ingin mendapat keuntungan dari kekacauan ini."

Mendengar ucapannya, Wira hanya tersenyum. "Nggak usah dipikirkan dulu masalah ini, mereka hanya cecunguk kecil. Biantara, bagaimana dengan jaringan mata-mata yang kamu persiapkan?"

Biantara menjawab dengan tersenyum, "Perkembangannya sangat cepat. Ada banyak sekali orang berbakat di Kerajaan Nuala ini, tapi tidak ada sekte yang menaungi mereka. Karena kita cukup murah hati, tentu saja banyak rekrutan baru yang ingin bergabung. Ki
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mr.BootMan
lagi seru serunya .... habis ..... bikin 20 jilid thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 956

    Saat ini, di kamar Ratu."Yang Mulia Ratu, Tuan Sigra telah tiba di istana. Beliau sedang dalam perjalanan ke kamar Anda!" lapor Saiqa buru-buru sambil memberi hormat dengan sopan. Ekspresi Jihan terlihat sangat serius saat ini. Dalam hatinya sangat paham dengan tujuan kedatangan Sigra dan Farrel untuk menemuinya. Jihan merasa sangat gelisah.Wajahnya dipenuhi keraguan, setelah berpikir sejenak, Jihan berkata pada Saiqa, "Saiqa, atur sebuah perjamuan. Aku mau menjamu mereka di istana, sajikan koleksi anggur terbaikku yang telah disimpan selama ratusan tahun.""Baik, Yang Mulia Ratu." Saiqa mengangguk, lalu berbalik dengan cepat untuk menjalankan perintah. Tak lama kemudian, pihak dapur telah selesai menyajikan hidangan. Setelah semua hidangan disajikan di meja, Jihan menyuruh semua pelayan untuk mundur dan berjaga di depan pintu.Beberapa saat kemudian, Sigra berjalan masuk ke ruangan dengan perlahan-lahan. Farrel yang berdandan sebagai seorang pria berjalan di belakang untuk mengikuti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 957

    "Sekarang kesempatan ini telah berada di depan mata. Jihan, bagaimana menurutmu yang sedang kupikirkan?" Sigra tersenyum dengan tenang, lalu melanjutkan, "Tentu saja, yang kuinginkan adalah sebuah status yang bisa membuat keluarga kita tersohor di seluruh negeri."Detik berikutnya, tatapan Sigra jatuh pada Jihan. Sorot matanya tampak sangat penuh harapan. Dia kembali menambahkan, "Jihan, sekarang hanya kamu yang bisa membantu Kakak."Pandangan Jihan tampak sangat serius. Sudut bibirnya sedikit bergerak, ucapannya selanjutnya membuat Sigra menjadi muram dan tidak senang. "Kak, meski begitu, aku sudah menikah. Sekarang ini statusku adalah seorang Ratu dan ibu Jefry. Sepuluh tahun kemudian, setelah Jefry bisa mandiri untuk memerintah, aku harap Kakak bisa membantu mendampingi Jefry dan menjadikannya raja yang baik.""Apa?" ucap Sigra dengan kesal. Dia bertanya kembali kepada Jihan dengan suara berat, "Jihan, maksudmu, kamu nggak mau bantu Kakak?""Kakak, Yang Mulia Raja memperlakukanku de

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 958

    Saat Sigra meninggalkan istana, Jihan merasa sangat kesal. Hatinya sangat sedih dan menderita, sekaligus marah! Pada saat ini, Saiqa langsung maju untuk memapah Jihan. Kemudian, dia bertanya dengan nada yang penuh perhatian, "Yang Mulia Ratu, jangan bersedih. Karena masalahnya sudah jelas sekarang, kita hanya bisa berusaha untuk menangani semua masalah yang akan kita hadapi. Apakah kita sudah seharusnya memikirkan masalah Selir Alina sekarang?"Diingatkan oleh Saiqa, Jihan langsung menarik napas dalam-dalam. Dia berusaha menekan rasa panik dan kegelisahan dalam hatinya. Setelah itu, dia berkata dengan tegas, "Benar sekali, ini bukan saatnya bersedih. Suruh kedua penasihat datang menemuiku!""Baik, Yang Mulia Ratu!" Saiqa mengangguk perlahan. Kemudian, dia langsung berbalik dan meninggalkan tempat ini. Sesaat kemudian, Saiqa kembali dengan membawa dua orang penasihat.Kedua penasihat itu buru-buru menghampiri Jihan dan memberi hormat, "Salam kepada Yang Mulia Ratu!""Berdirilah." Ekspre

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 959

    Jihan juga mulai terlihat cemas. Dia menatap kedua penasihat itu dengan ragu-ragu sembari bertanya, "Apa ada cara penanganan yang bagus sekarang?""Menurutku, Yang Mulia Ratu sebaiknya segera mengumumkan hal ini ke seluruh negeri sekarang." Penasihat kiri menambahkan, "Kita harus mengeluarkan Yang Mulia Ratu dari situasi ini sekarang untuk membuktikan bahwa Anda tidak terlibat dalam hal ini. Kalau tidak, konsekuensinya akan sulit dibayangkan jika Keluarga Juwanto menyerang nanti.""Benar sekali!" Penasihat kanan juga menimpali, "Dengan begitu, kalaupun terjadi sesuatu pada Selir Agung dan Pangeran Yahya, Ratu juga tidak akan disalahkan!""Benar kata kalian berdua." Ratu mengangguk pelan. "Kita lakukan saja sesuai saran kalian!"Keesokan harinya di ruang rapat kerajaan, Ratu memberitahukan kepada semua orang mengenai kabar Alina dan Yahya yang menghilang. Begitu mendengar kabar tersebut, para pejabat sibuk mendiskusikannya."Yang Mulia Ratu, Raja pernah berpesan pada Anda untuk memperla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 960

    Setelah Jihan memberikan perintahnya, tidak ada satu pun pejabat yang berani bersuara di ruang rapat itu. Meski ada beberapa orang yang menatap Jihan dengan dingin, mereka tetap tidak berani mengatakan apa pun. Orang yang cerdas tentu akan langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Kenapa kedua orang itu harus tiba-tiba menghilang sekarang? Hal ini benar-benar aneh.Apalagi, Ratu sama sekali tidak perlu membunuh ataupun membuat Alina dan Yahya menghilang. Akan lebih mudah jika kedua orang itu berada dalam kendalinya. Bagaimanapun, jika kedua orang itu berada di tangannya, Keluarga Juwanto tidak akan berani melakukan hal apa pun. Kalaupun ingin memberontak, mereka tidak akan berani selama masih ada Alina dan Yahya di tangan Ratu.Sebab, satu-satunya peluang bagi Keluarga Juwanto untuk melawan adalah dengan menggunakan Yahya. Dengan adanya status Yahya, Keluarga Juwanto baru berani memberontak. Sebaliknya jika terjadi sesuatu pada Yahya, kalaupun Keluarga Juwanto berhasil memberontak, ap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 961

    "Begini saja nggak ngerti? Raja Bakir punya putra yang sudah remaja, bahkan sangat cerdas. Dengan bantuan perdana menteri dan semua pejabat, dia sudah cukup untuk mengambil alih takhta!""Sebenarnya, Ratu nggak perlu turun tangan karena kemampuan para pejabat ini sudah cukup. Lantas, kenapa malah Ratu yang menduduki takhta sekarang?"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang seketika tercengang. Benar, ada yang tidak beres dengan masalah ini. Pangeran Yahya sudah mencukupi usia. Dia sudah bisa menguasai takhta dengan bantuan para pejabat."Makanya, takutnya Ratu yang menyusun semua rencana ini!""Kematian Raja sangat mendadak, jangan-jangan wanita jahat ini pelakunya?""Huh! Wanita ini merebut takhta dengan cara kotor! Kalau sampai dia menjabat, Kerajaan Nuala akan tamat!"Semua orang melontarkan pendapat masing-masing. Bisa dilihat, banyak orang yang tidak menyetujui Jihan menjadi penguasa. Bukan hanya tidak setuju, mereka juga meremehkannya. Sejak zaman kuno, pemerintahan yang dipim

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 962

    Wira tentu sudah mengetahui perselisihan antara Jihan dengan Keluarga Juwanto. Saat ini, Wulan yang duduk di samping Wira bertanya dengan penasaran, "Suamiku, belakangan ini masalah antara Ratu dan Keluarga Juwanto menghebohkan semua orang. Apa yang dikatakan Kumar benar?"Ratu mengumumkan bahwa Selir Agung dan Pangeran Pertama hilang, lalu mengutus para pengawal untuk mencari. Sementara itu, Keluarga Juwanto mengatakan Ratu ingin melenyapkan semua bahaya untuk calon putra mahkota.Kedua pernyataan ini benar-benar saling bertabrakan. Pertarungan antara Ratu Jihan dengan Keluarga Juwanto telah dimulai!Wira menghela napas mendengarnya. Dia merasa agak khawatir terhadap masalah ini. Begitu terjadi kekacauan, Kerajaan Nuala pasti sulit untuk damai."Menurut kalian, siapa yang berbicara jujur dan siapa yang berbohong?" tanya Wira sembari menatap Wulan dan kedua wanita lainnya.Wulan menjawab, "Aku rasa Ratu bicara jujur dan Keluarga Juwanto berbohong."Dewina dan Dian mengangguk untuk meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 963

    Jihan tentu ingin menyelesaikan masalah ini, tetapi dia harus memiliki kemampuan. Itu sebabnya, setiap kali memikirkannya, dia merasa sangat pusing."Yang Mulia, Anda terlihat sangat lelah. Lebih baik istirahat sebentar. Pekerjaan bisa dilanjutkan nanti," ujar Saiqa yang berdiri di samping dengan hormat.Jihan menghela napas mendengarnya. Bagaimana dia bisa beristirahat dengan tenang kalau situasinya seperti ini?"Saiqa, aku tahu Raja sangat lelah mengurus pemerintahan. Setelah mengambil alih takhta, aku baru tahu ini lebih sulit dari yang kukira!" ucap Jihan.Mendengar ini, Saiqa pun tersenyum dan menimpali, "Tentu saja, Yang Mulia. Dunia ini sangat besar, tentu sulit untuk mengurusnya sendirian. Tapi, pemerintahan mulai kacau sekarang. Meskipun Keluarga Barus belum mengambil tindakan, Yang Mulia harus lebih hati-hati."Jihan memahami ucapan Saiqa ini, tetapi dia masih merasa sangat tertekan. Dia tidak menduga bahwa Keluarga Juwanto akan menyerangnya dengan cara seperti ini. Orang-ora

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3148

    Melihat situasi ini, Adjie langsung berseru. Guntur pun termangu, tetapi dia langsung memahami maksud Adjie. Jelas, ini adalah cara untuk menunjukkan statusnya.Mau tak mau, Guntur memaksakan senyuman dan menyapa, "Hehe, Kak Adjie? Mau ke mana?"Adjie melambaikan tangan dan menoleh menatap Tora dan Bajra. Dengan nada tenang, dia berkata, "Kalian berdua pergi dulu, ini bukan urusan kalian. Guntur, temani aku jalan-jalan."Guntur tertegun sesaat. Sebenarnya, dia tidak terlalu ingin mengikuti Adjie. Kemarin, cara Adjie bersikap benar-benar membuatnya merasa tertekan. Namun, melihat wajah Adjie yang tegas, Guntur hanya bisa menghela napas dan mengikutinya keluar.Begitu mereka tiba di tempat yang lebih sepi, Adjie bertanya dengan pelan, "Jadi, aku dengar kamu punya hubungan yang cukup baik dengan Kunaf? Apa itu benar?"Guntur tertegun lagi. Reaksi pertamanya adalah mengira Adjie mendengar percakapan mereka kemarin.Namun, setelah beberapa saat, Adjie melanjutkan dengan suara ringan, "Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3147

    Mendengar kata-kata Enji, Guntur tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Boleh dicoba. Tapi, saat ini yang paling penting adalah memastikan agar dia nggak tahu rencana ini. Selebihnya, kita bisa merencanakan dengan matang."Enji mengangguk serius. Setelah memastikan semuanya, dia berujar, "Baiklah. Kalau begitu, besok aku akan mengurus hal ini. Kamu rahasiakan dulu, besok kita buat keputusan akhir.""Baik!" Guntur tersenyum mendengarnya. Menurutnya, jika semua berjalan sesuai rencana, ini adalah kesempatan bagus. Yang harus dipastikan pertama adalah kekuatan mereka saat ini. Begitu waktunya tiba besok, dia bisa langsung menyingkirkan Adjie.Di luar, Adjie yang mendengar percakapan itu ikut tersenyum. Setelah beberapa saat, melihat Guntur hendak keluar, dia segera berdiri dan pergi lebih dulu.....Keesokan harinya, Adjie sudah lebih dulu tiba di aula utama Desa Riwut. Dalam perjalanannya, banyak orang menyapanya dengan ramah. Jelas, mereka benar-benar menganggap Adjie seb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3146

    Mendengar hal itu, Guntur tertegun sejenak, agak bingung dengan perkataan Enji. Beberapa saat kemudian, Enji berkata, "Hehe, tak disangka kita mendapatkan harta kali ini. Bukankah saudara yang kamu sebut sebelumnya juga bekerja di pasukan utara?"Guntur tersenyum tipis mendengar itu. Setelah beberapa saat, dia perlahan menyahut, "Jangan dibahas lagi. Aku sudah lama nggak bisa menghubunginya. Entah apa yang terjadi. Terakhir kali pasukan utara berencana menuju perbatasan kota, tapi mereka dijebak. Sekarang mereka semua mundur ke daerah Pulau Hulu."Enji mengangguk. Dalam hatinya, dia mulai menebak identitas Adjie. Setelah beberapa saat, seolah-olah terpikirkan sesuatu, dia berkata pelan, "Apa kamu memperhatikannya? Kemampuan Adjie cukup luar biasa. Aku sampai merasa dia mungkin pernah menjadi tentara."Enji mengangguk lagi, merasa semakin yakin. Tidak berselang lama, Guntur yang berdiri di samping tiba-tiba juga mengangguk seperti teringat sesuatu.Dia mendongak menatap Enji dan berkata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3145

    Melihat pemandangan itu, Enji tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku masih nggak yakin. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, kamu memang bisa diandalkan. Semuanya, cepat beri hormat pada Kak Adjie kalian ini"Adjie juga terkejut saat mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka orang-orang ini begitu sopan sampai memberi hormat padanya.Melihat ekspresi Adjie yang terlihat canggung, Enji tertawa dan berkata, "Hehe. Kamu nggak perlu gugup, ini memang tradisi di tempat kita. Lagi pula, ini juga penting untukmu."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Bagi mereka, ini memang hal yang wajar dan harus dilakukan.Guntur juga segera bangkit dan berkata, "Semuanya, jangan basa-basi lagi. Cepat maju dan bersujud pada Kak Adjie."Mengingat adegan sebelumnya di mana Adjie membunuh orang dengan begitu tegas, Guntur benar-benar merasa trauma. Dia merasa dirinya sudah cukup kejam, ternyata Adjie malah lebih kejam lagi.Beberapa saat kemudian, Adjie akhirnya berkata, "

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3144

    Mendengar perkataan itu, semua orang tertegun sejenak. Mereka benar-benar tidak tahu masalah apa yang dimaksud Enji.Pada saat itu, Guntur yang duduk di bawah berkata, "Bos, langsung katakan saja."Melihat Guntur berkata seperti itu, Enji tersenyum. Dia menunjuk ke arah Adjie dan berkata sambil tersenyum, "Semuanya, mulai sekarang Adjie ini akan menjadi wakil pertama kita. Jadi, kalau kelak kalian bertemu dengannya, jangan lupa memberi hormat."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang duduk di bawah langsung mulai berdiskusi. Mereka benar-benar tidak menyangka Adjie akan menjadi wakil pertama.Namun, dua anak buah yang sebelumnya membawa Adjie ke sini, saling memandang dengan ekspresi gembira. Menurut mereka, kesempatan mereka akhirnya datang juga. Saat ini, mereka berada di posisi terbawah di Desa Riwut ini. Oleh karena itu, mereka merasa sangat senang karena merasa mulai sekarang kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.Pada saat itu, salah seorang di antara kerumunan tiba-t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3143

    Adjie langsung tertawa dan berkata, "Haha. Kalau kamu begitu suka posisi wakil kedua ini, kamu saja yang ambil. Tapi, aku jelas nggak akan menerimanya."Enji hanya tersenyum melihat pemandangan itu, terlihat jelas dia merasa Adjie adalah sosok yang menarik. Pada saat itu juga, dia maju dan berkata sambil tersenyum, "Saudara, begini saja. Kamu yang jadi wakil pertama, biar dia yang jadi wakil kedua saja. Bagaimana?"Wakil pertama itu hendak membantah saat melihat posisinya tiba-tiba turun menjadi wakil kedua, tetapi Enji langsung membentak, "Tutup mulutmu!"Ekspresi wakil pertama itu langsung berubah dan menjadi diam saat dimarahi kepala itu.Adjie langsung tersenyum dan berkata, "Kamu serius?"Enji menganggukkan kepala dan berkata, "Aku ini bos di sini, mana mungkin bermain-main dengan ucapanku."Adjie langsung menoleh ke arah wakil pertama itu dan mendengus. "Kalau Bos sudah berkata begitu, aku akan mengikuti perintahnya. Bocah, kamu sudah mengerti, 'kan?"Ekspresi wakil pertama itu l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3142

    Pada saat itu, wakil pertama pun tersenyum dan berkata, "Nggak disangka, ternyata anak ini bukan orang biasa."Ekspresi wakil kedua langsung berubah saat mendengar perkataan itu, lalu bangkit dengan marah dan menerjang ke arah Adjie.Meskipun gerakan wakil kedua itu cepat, ternyata Adjie lebih cepat lagi. Dalam sekejap, dia sudah berada tepat di depan wakil kedua. Dia langsung mencengkeram leher wakil kedua dan memutarnya dengan kekuatan penuh.Saat mendengar suara patah tulang yang nyaring, ekspresi wakil pertama dan Enji langsung berubah. Mereka benar-benar tidak menyangka pemuda yang baru datang ini begitu ganas.Kedua anak buah yang berdiri di bawah langsung bengong. Mereka juga tidak menyangka pemuda ini begitu masuk langsung membunuh wakil kedua. Setelah tersadar kembali, mereka langsung berlutut dan memohon ampun, "Bos, kami pantas mati. Kami nggak tahu kemampuan orang ini begitu hebat."Ekspresi wakil pertama menjadi sangat muram, lalu langsung menunjuk kedua orang itu dan bert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3141

    Melihat pria yang duduk di tengah itu, Adjie tertegun sejenak. Kedua pria yang duduk di sebelah kiri dan kanan juga terlihat sangat garang, sepertinya kedudukan mereka tinggi.Pria yang mengajak Adjie masuk segera maju dan berkata, "Ini adalah Bos Enji kami. Yang di sebelah ini adalah wakil pertama dan ini wakil kedua."Setelah memperkenalkan ketiga pria di bawah patung, pria itu menoleh pada Enji dan berkata, "Bos, aku menemukan orang ini di luar. Dia mengaku dia adalah pengungsi yang melarikan diri dari utara, jadi aku langsung membawanya menghadapmu."Mendengar perkataan itu, Enji tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, "Pengungsi? Mendekatlah, biar aku lihat dulu."Adjie menganggukkan kepala dan melangkah maju. Saat melihat wajah Enji dengan jelas, dia sempat terkejut. Ternyata Enji memiliki bekas luka yang panjang dari kening sampai ke sudut mata. Dilihat dari bekas luka yang mengerikan ini, jelas bos ini adalah orang yang sangat garang.Meskipun awalnya sempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3140

    Adjie menyipitkan matanya saat melihat nyala obor itu, lalu melangkah maju. "Siapa kalian?"Salah satu pria itu tiba-tiba mencabut goloknya dan meletakkannya di leher Adjie, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Kamu sedang bercanda ya? Pengungsi? Mana mungkin seorang pengungsi bisa berlari sampai ke sini. Kamu pikir aku bodoh ya? Semua pengungsi berada di selatan."Ternyata situasinya memang seperti dugaan Adjie. Dia langsung tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Siapa yang bilang semua pengungsi ada di selatan? Dasar bodoh!"Melihat Adjie masih berani membantahnya, ekspresi pria itu menjadi panik dan langsung mengayunkan goloknya.Namun, Adjie langsung menghindari serangan itu dan merebut golok dari tangan pria itu, lalu langsung mengarahkannya ke leher pria itu. "Hehe. Maaf, ternyata kemampuanmu hanya begitu saja. Kalau bukan karena aku sudah membunuh seseorang dan dikejar orang-orang itu, aku juga nggak sudi datang ke tempat ini."Mendengar perkataan itu, pria lainnya di samping y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status