Share

Bab 919

Author: Arif
Pradipta memang tahu bahwa Wira adalah pebisnis genius, tetapi dia tidak tahu mengenai barang dagangan Wira. Jadi, saat ini Pradipta sedikit terkejut saat melihat barang-barang ini. Semuanya memang barang bagus, setiap barang pasti laris manis kalau dijual!

Waluyo menjelaskan, "Semua ini barang dagangan Wira dan salah satu alasan Wira membuka jalur perdagangan. Pradipta, apa kamu tahu seberapa besar keuntungan dari penjualan barang-barang ini?"

Tentu saja, Pradipta tahu jawabannya. Semua barang ini sangat sulit didapatkan.

Waluyo melanjutkan, "Apalagi gelas kristal ini, lihat saja kualitasnya yang begitu bagus. Dia memang hebat karena bisa membuat barang sebagus ini. Banyak orang kaya yang menyukai gelas kristal ini dan harganya sangat mahal. Kalau bisa mengendalikan harganya di pasaran, gelas kristal ini bisa dijual dengan harga yang tinggi."

Selesai bicara, Waluyo memandang Pradipta seraya tersenyum. Pradipta juga langsung memahami ucapan ayahnya. Ternyata, ini rencana Waluyo!

Wira m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Danang Danang
emang pelit ini novel
goodnovel comment avatar
Dandi Dardamiansyah
bonus baca harianya macet masa baca uda stengah jam baru terhitung 4 menit...
goodnovel comment avatar
Mustar Nurhanudin
bos belom update, apa masih ada lanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 920

    Wira mengangguk setelah mendengar ucapan Dian. Namun, Dewina langsung menimpali, "Kalau mereka bertindak semena-mena, bagaimana kita bisa bekerja sama dengan mereka?"Wulan memang memahami maksud Dian, tetapi dia juga mengangguk dan berucap, "Takutnya nggak gampang untuk bekerja sama dengan mereka."Wira tersenyum lagi sambil memandang mereka bertiga, lalu berkata, "Mereka bukan hanya mengharapkan keuntungan kecil dari uang keamanan."Begitu Wira melontarkan ucapan ini, Wulan dan Dewina tertegun sejenak. Akan tetapi, akhirnya mereka juga mengerti. Wulan bertanya, "Suamiku, maksudmu, mereka mengincar barang dagangan kita?"Wira mengangguk dan menjawab, "Tentu saja, uang keamanan hanya menghasilkan keuntungan kecil. Tapi, kalau bisa menjual barang dagangan ini, mereka bisa mendapatkan keuntungan besar."Wulan terkejut, lalu berujar, "Ternyata begitu. Keluarga Fazaira sengaja mempersulitmu untuk menggertakmu. Cara ini akan mempermudah kerja sama denganmu ke depannya. Benar, 'kan?"Wira me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 921

    Dian menimpali, "Dengan begini, kita bisa jadi pihak yang memegang kuasa!"Wira tiba-tiba tertawa mendengar ucapan ketiga wanita itu. "Apa lagi yang kubutuhkan kalau punya istri seperti ini? Kalian benar-benar istri yang baik!" ujarnya.Wira sangat senang dan puas karena ketiga wanita itu bisa memikirkan hal-hal ini. Jika begini, kelak mereka juga dapat membantu dirinya dalam bisnis. Tujuan Wira membimbing mereka tentu saja tidak hanya agar mereka bisa membantunya, tetapi juga supaya mereka bisa berpikir secara mandiri.Wajah cantik ketiga wanita itu memerah. Mereka terlihat sangat senang, tetapi juga sedikit malu."Aku ... aku belum setuju untuk menikah denganmu," ucap Dewina dengan lirih karena malu.Sebelum Wira sempat bicara, Wulan terkekeh-kekeh dan berkata, "Ayolah, Dewina. Kamu bahkan pernah bilang kalau Wira nggak kembali, kamu nggak akan menikah dengan orang lain.""Aku juga dengar," timpal Dian."Aduh, jangan mengolok-olokku lagi. Kita ... bahas bisnis saja. Gimana rencana sp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 922

    "Jangan kira ada yang salah dengan produk kami hanya karena dijual murah." Danu tersenyum tipis dan menjelaskan dengan sungguh-sungguh, "Kami melakukan ini hanya untuk promosi! Hari ini, semua orang bisa mendapatkan barang murah dan berkualitas baik! Kelak, semua barang yang dijual di toko kami dapat dibeli di toko Keluarga Fazaira!""Nggak peduli siapa dan seberapa banyak kalian ingin membeli, kalian semua bisa memesannya di toko Keluarga Fazaira! Kami sudah bekerja sama dengan Keluarga Fazaira, jadi kalian semua bisa membelinya di toko mereka," tambah Danu.Mendengar ini, semua orang tiba-tiba terlihat sangat antusias. Asal tahu saja, barang murah dan bagus seperti itu jarang ada. Sekarang, mereka harus memanfaatkan kesempatan ini dan membeli sebanyak-banyaknya! Setelah sekelompok orang itu memborong produk di toko Wira, mereka segera bergegas ke toko Keluarga Fazaira.Saat ini, pengurus toko milik Keluarga Fazaira sedang melayani pembeli. Mendadak, terdengar suara langkah kaki buru-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 923

    Kepala pelayan buru-buru masuk dan berkata dengan ekspresi cemas, "Gawat, Tuan. Terjadi masalah besar!""Ada apa? Kenapa kamu sepanik itu?" tanya Waluyo sambil mengernyit. Dia heran mendapati kepala pelayan masuk dengan ekspresi panik."Wira menyebarkan rumor kalau Keluarga Fazaira telah bekerja sama dengannya. Hal ini membuat banyak pembeli datang ke toko untuk membeli produk setengah harga! Karena terlalu banyak orang di toko, para pengurus toko tidak berani bilang kalau kita tidak menjual barang-barang ini. Mereka cuma berkata akan memberi tahu kalau stok sudah kembali tersedia," ujar kepala pelayan dengan cemas.Waluyo tampak sangat terkejut! Dia perlahan bangkit dan berkata dengan takjub, "Wira benar-benar nggak bisa diremehkan. Tak kusangka dia akan menggunakan cara ini untuk memaksa kita berkompromi."Pradipta juga berkata dengan kaget, "Wira mau menggunakan kekuatan massa untuk menekan kita! Bisa-bisanya dia menggunakan cara ini untuk melawan kita. Apa dia pikir kita bakal tund

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 924

    Waluyo terdiam beberapa saat, lalu dia melambaikan tangannya dan berkata pada Pradipta, "Ayo jalan, kita temui Wira!"Pradipta mengikuti Waluyo pergi ke penginapan tempat Wira menginap. Dari kejauhan, Danu melihat keduanya dan berkata dengan penuh semangat, "Kak Wira, ayah dan anak dari Keluarga Fazaira benaran datang! Strategimu memang bagus!"Wira tersenyum tipis dan berkata, "Suruh mereka masuk!"Tak lama, Danu membawa Waluyo dan Pradipta masuk. Wira mengangguk pelan pada mereka dan berkata, "Akhirnya Pak Waluyo bersedia menemuiku."Waluyo mendengus dan berkata dengan serius, "Strategimu boleh juga, kamu layak disebut pebisnis hebat.""Terima kasih banyak atas pujian Pak Waluyo!" ujar Wira sambil tersenyum. Dia lantas mempersilakan kedua tamunya untuk duduk. Setelah menyajikan teh, Wira berkata sambil tersenyum, "Pak Waluyo berinisiatif datang ke sini pasti untuk mendiskusikan kerja sama denganku, bukan?"Waluyo berkata dengan nada rendah, "Sudah tahu masih tanya! Karena kamu menyeb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 925

    Tanpa mengetahui hal itu, Wira dan sekelompok orang lainnya bergerak menuju Provinsi Artana. Saat ini, Meri, Jamal, dan Putu sedang berada di Desa Limau, Provinsi Artana."Ketua, sekarang kita sudah menundukkan semua bandit di Provinsi Artana, bahkan Tuan Wahyudi mungkin akan terkejut!" ujar Jamal.Kekuatan Meri dan lainnya sangat luar biasa, ditambah dengan Putu yang berotak encer, mudah saja bagi mereka untuk menjatuhkan bandit-bandit di Provinsi Artana."Kemarin, ada yang bilang kalau Tuan Wahyudi dan yang lainnya sudah menuju Provinsi Artana. Kemungkinan mereka akan tiba hari ini," tambah Jamal sambil tersenyum.Mereka semua tampak senang, tetapi orang yang terlihat paling gembira adalah Putu. Tempo hari, dia meminta Wira untuk memberontak demi mengubah dunia. Namun, Wira menolak dan memintanya untuk memperkuat fondasi kekuatan dan jangan terburu-buru beraksi.Sekarang, mereka telah menaklukkan bandit dari Provinsi Jawali, Provinsi Lowala, dan Provinsi Artana. Anggota mereka telah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 926

    Di Kerajaan Nuala ini, rakyat hidup dalam penderitaan. Sekarang, Wira yang telah menerima ketidakadilan bertubi-tubi memutuskan untuk mengerahkan kekuatan demi menciptakan stabilitas. Jadi, meskipun perjuangan ini sangat sulit, mereka tetap akan berusaha! Untungnya, Wira memiliki begitu banyak pendukung. Hal itu membuatnya sangat bersyukur."Tuan Wahyudi, ayo masuk ke Desa Limau!" ajak Jamal sambil terkekeh-kekeh.Sekelompok orang itu memasuki Desa Limau dengan penuh semangat. Hanya saja, ekspresi Meri tampak aneh saat melihat ketiga wanita Wira yang cantik.Saat ini, Wira duduk di kursi utama di aula. Jamal, Meri, dan Putu duduk di kedua sisinya sambil menatap Wira dengan hormat."Tuan Wahyudi, langkah pertama sudah diambil. Begitu kita memberi perintah, orang-orang kita akan segera menyerang ibu kota!" ujar Putu. Dia begitu semangat saat berpikir akan segera memimpin pasukan menyerbu ibu kota.Wira sontak tertawa, lalu bertanya, "Pak Putu, apa kamu masih ingat apa yang kukatakan wakt

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 927

    Waktu Putu menyarankan pemberontakan, Wira menolaknya dan menyuruhnya membangun fondasi terlebih dahulu. Kali ini, entah apa yang direncanakan Wira.Wira memandang mereka semua. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Merebut kekuasaan!"Wira hanya mengucapkan dua kata, tetapi begitu dilontarkan, jantung semua orang sontak berdetak kencang. Merebut kekuasaan! Wira benar-benar akan mengambil langkah ini! Mereka semua kaget dan merasa sangat bersemangat.Putu melirik ke arah Jamal dan Meri, lalu tanpa basa-basi berlutut di hadapan Wira seraya berkata, "Tuan, kami menunggu perintahmu!"Wira tersenyum dan buru-buru membantu Putu berdiri. Kemudian, dia berkata, "Pak Putu, kita belum mencapai langkah ini. Saat Kerajaan Nuala jatuh dalam kekacauan, empat keluarga besar akan bertempur habis-habisan ibu kota. Semua orang akan dilanda kepanikan. Biarpun aku ingin merebut kekuasaan, sekarang bukan waktu yang tepat."Putu memahami maksud Wira. Meskipun mereka ingin menyerbu ibu kota, saat ini buka

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3132

    Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum. Beberapa saat kemudian, orang-orang yang menyaksikan kejadian itu pun perlahan-lahan berkata, "Sebelumnya kita nggak yakin. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, sepertinya semuanya berjalan dengan baik. Hanya saja, nggak disangka kita akan meraih kemenangan besar ini dengan begitu mudah."Kebanyakan orang yang mendengar perkataan itu juga ikut tersenyum.Setelah orang-orang itu selesai berbicara, Wira yang berada di samping pun tersenyum dan berkata, "Baiklah. Percepat laju pasukan, kita segera kembali ke gerbang kota."Setelah semua orang menganggukkan kepala, Wira segera memacu kudanya ke depan. Para jenderal di belakangnya juga segera mempercepat langkah mereka untuk mengikutinya. Saat tiba di gerbang kota dan melihat Trenggi bersama para pasukannya keluar dari kota untuk menyambut mereka, dia langsung maju dan berkata, "Aku nggak menyangka kalian begitu cepat menerima kabarnya."Mendengar perkataan itu, Trenggi tersenyum dan perlahan-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3131

    Saat ini, Trenggi sudah memimpin anak buahnya untuk menunggu di sisi gerbang kota. Dia sudah menerima kabar Wira dan yang lainnya sudah menang dengan gemilang dan bahkan berhasil menangkap hampir 500 ekor kuda perang milik musuh. Dia merasa sangat bersemangat saat mendengar kabar ini dan merasa kelompok ini memang bisa diandalkan.Tepat pada saat itu, Trenggi yang terus berdiri di depan tiba-tiba teringat sesuatu. Dia pun bertanya pada mata-mata di sebelahnya, "Kamu sudah mengirim orang-orangmu? Sekarang Tuan Wira masih berapa jauh lagi dari kota?"Mata-mata ini adalah seorang kolonel di bawah komando Trenggi yang bertanggung jawab atas tugas-tugas mengintai dan mengawasi.Mendengar pertanyaan itu, kolonel itu menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, dia perlahan-lahan berkata, "Jenderal, jangan khawatir. Saat ini Tuan Wira sudah sangat dekat dengan kota, mungkin sekitar dua jam lagi mereka akan tiba di sini."Mendengar jawaban itu, Trenggi merasa sangat gembira dan langsung berka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3130

    Wira tersenyum tipis menatap Hayam dan Nafis yang berdiri di sampingnya. Keduanya hanya diam-diam tersenyum, seperti tidak berniat menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan.Melihat Wira tetap diam, Hayam akhirnya angkat bicara, "Jenderal Arhan nggak usah khawatir. Agha dan Adjie belum kembali pasti karena sedang mengurus sesuatu. Lebih baik kita tunggu saja. Nggak mungkin ada kejadian buruk yang menimpa mereka."Mendengar betapa tenangnya ketiga orang itu, Arhan mengangguk ringan. Dalam hatinya, dia agak terkejut dengan keyakinan mereka. Namun, mengingat pasukan utara sudah mundur, memang seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Tepat ketika pemikiran itu terlintas di benaknya, seorang pengintai yang berjaga di luar pun masuk dan membungkuk hormat kepada Wira, "Tuan, kami baru saja menerima kabar. Jenderal Adjie dan Jenderal Agha sudah kembali bersama pasukan. Sepertinya mereka membawa banyak sekali kuda dari jarahan!"Mendengar kabar itu, semua orang di dalam ruangan seren

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3129

    Begitu semua orang turun dari kuda, Zaki segera berteriak lantang, "Saudara sekalian! Kita baru saja jatuh ke dalam jebakan dan menderita banyak korban! Saat ini, yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa kita!""Setelah kita kembali ke Pulau Hulu, jangan khawatir! Aku, sebagai jenderal kalian, pasti akan memimpin kalian kembali untuk membalas dendam!"Zaki tahu betul bahwa kuda-kuda ini adalah nyawa bagi prajuritnya. Meninggalkan mereka begitu saja adalah suatu aib. Namun, keselamatan lebih penting dan aturan perang yang kaku tak ada gunanya dalam situasi seperti ini.Wakil jenderalnya yang berdiri di samping ikut berseru, "Jenderal benar! Saudara sekalian, karena situasi sudah seperti ini, kita harus segera kembali ke Pulau Hulu!"Mendengar dua pemimpin mereka berbicara seperti itu, para prajurit akhirnya mengangguk setuju. Tampaknya mereka tidak punya pilihan lain.Zaki lalu memimpin pasukannya untuk segera bergerak. Saat mereka berjalan menuju Pulau Hulu, dia menggertakkan gig

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3128

    "Baik!"....Di sisi lain, Zaki yang tengah memimpin pasukannya mundur melihat barisan prajurit bergerak maju. Namun, tiba-tiba banyak di antara mereka yang serempak tersungkur ke tanah.Melihat kejadian itu, wajah Zaki langsung berubah suram. Dia sama sekali tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Padahal, di daerah ini tidak ada jebakan kuda.Zaki menatap wakil jenderal yang dipilihnya untuk sementara waktu, lalu menginstruksi, "Pergi lihat apa yang terjadi."Wakil jenderal itu langsung membungkuk hormat, lalu maju untuk memeriksa. Tak lama kemudian, dia melapor, "Jenderal, di depan ditemukan banyak paku kuda.""Paku kuda?"Zaki tertegun sejenak, lalu merasakan hawa dingin menjalar ke kepalanya. Ini benar-benar bencana bagi dirinya!Dia adalah jenderal kavaleri. Jika pasukannya kehilangan kuda, apakah mereka masih bisa disebut sebagai pasukan berkuda?Wajah Zaki semakin muram. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Apa bisa disingkirkan?"Paku berbeda dengan tali penghalang kuda.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3127

    Sejak Zaki memberikan perintah, pasukan utara langsung tercerai-berai, melarikan diri ke segala arah.Melihat pemandangan ini, Agha dan Adjie yang bersembunyi di kejauhan sempat terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka pasukan utara akan meninggalkan formasi dan memilih kabur begitu saja. Dalam dunia militer, ini adalah kesalahan fatal.Karena tidak menyangka pasukan utara akan bertindak sejauh ini, mereka hanya bisa menyaksikan pasukan musuh berhamburan dengan melongo.Agha menghela napas panjang dan berkata, "Aku nggak nyangka hasilnya akan begini. Seharusnya kita pasang lebih banyak jebakan."Mendengar itu, Adjie tersenyum dan menyahut, "Hasilnya sudah cukup bagus. Musuh membawa 100.000 prajurit, setidaknya kita telah menghabisi puluhan ribu prajurit, belum lagi yang terluka parah."Setelah berhenti sejenak, Adjie menoleh ke arah Agha dan berkata, "Kamu kira pasukan utara bisa mundur begitu saja? Aku sudah menyebarkan banyak paku kuda di depan mereka. Begitu mereka menginjaknya,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3126

    Orang-orang ini bukan bodoh. Membunuh seseorang untuk menunjukkan sikap memang bisa dilakukan, tetapi jika sampai membunuh jenderal sendiri, itu namanya bunuh diri.Mereka lantas menangkupkan tangan, lalu kembali ke posisi masing-masing dan mulai menyingkirkan jebakan kuda.Sayangnya, mereka tidak tahu bahwa jebakan kuda kali ini jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Bahkan, musuh menyebarkan beberapa paku di tanah.Ketika melihat situasi ini, Adjie berbisik, "Agha, sepertinya sekarang kesempatan kita. Mau serang nggak?"Agha langsung menyahut dengan penuh semangat, "Tentu saja mau! Tapi, kita tetap harus sembunyi sesuai instruksi Tuan Wira."Adjie mengangguk. Tanpa bertele-tele, dia langsung melambaikan tangan dan berseru, "Serang!"Karena pasukan mereka bersembunyi di kedua sisi dataran, ditambah lagi dataran ini sangat luas, mereka langsung menembakkan panah ke atas. Jadi, anak panah bisa meluncur lebih jauh dan menghujani musuh di kejauhan.Terdengar deru angin berulang kali saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3125

    Zaki yang berada di barisan belakang segera mempercepat kuda untuk menyusul pasukannya. Namun, ketika dia melihat masih ada jebakan kuda di depan, wajahnya langsung berubah masam.Dia mengerutkan kening dan mengumpat dengan marah, "Keparat! Kenapa masih ada jebakan ini? Bukankah sebelumnya sudah dihancurkan?"Karena wakilnya sudah tewas, salah satu prajurit langsung maju. Dia menangkupkan tangan dan menjawab, "Jenderal, jebakan sebelumnya memang sudah disingkirkan. Sepertinya mereka telah memasang jebakan baru!"Mendengar hal itu, wajah Zaki menjadi semakin masam. Dia seperti menyadari sesuatu sehingga keringat dingin mulai membasahi punggungnya.Kini, dia baru menyadari bahwa dirinya telah salah memahami situasi sejak awal. Musuh bukan ingin memperlambat mereka agar tidak sampai di kota perbatasan, melainkan mengincar pasukannya.Semuanya dimulai sejak mereka bertemu dengan sekelompok kecil pasukan berkuda di persimpangan dataran. Saat itu, mereka telah dijebak untuk masuk ke perangka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3124

    Meskipun serangan mereka begitu ganas, pasukan Wira tidak sebodoh itu untuk langsung keluar dari hutan bambu. Dalam pandangan mereka, bertahan di dalam hutan dan menyerang dari posisi tersembunyi adalah taktik yang paling aman dan efektif untuk saat ini.Di barisan depan, pasukan utara telah kehilangan lebih dari setengah kekuatan mereka dalam waktu singkat.Melihat pemandangan itu, Arhan sangat bersemangat. Dia selalu semakin bersemangat ketika melihat darah, terutama darah musuh.Tanpa henti, Arhan terus melancarkan serangan. Setiap kali setelah mempersiapkan tembakan, dia langsung melepaskannya tanpa repot-repot membidik.Kini, pasukan utara sedang kacau dan berdesakan satu sama lain. Sekalipun Arhan memejamkan mata, panahnya tetap bisa mengenai target.Ketika melihat anak buahnya terus berguguran, wajah Zaki semakin suram. Sebelumnya, pasukannya sudah banyak yang terluka terkena jebakan tali kuda. Kini, mereka mengalami penyergapan yang begitu mematikan.Sebagai orang kepercayaan B

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status