Share

Bab 906

Author: Arif
Raja Bakir menurunkan kewaspadaannya setelah mendengar kata-kata Jihan. Tentu saja, itu hanya berlaku untuk Jihan. Dia tetap akan waspada terhadap Keluarga Barus. Namun, sepertinya Keluarga Barus memang tidak berbuat apa-apa. Setidaknya, sampai saat ini Keluarga Barus masih menjaga sikap mereka. Sebaliknya, Raja Bakir sangat mengkhawatirkan Keluarga Juwanto.

"Terima kasih atas pendapatmu," ujar Raja Bakir sambil tersenyum.

Jihan membalas senyumnya dan berkata, "Yang Mulia, aku hanya seorang wanita, Yang Mulia adalah pemimpinku. Selama Yang Mulia baik-baik saja, aku nggak peduli tentang hal-hal lainnya. Terlebih lagi, aku tahu kalau anak cucuku akan mendapat berkah mereka masing-masing. Orang yang menempati tampuk kekuasaan ditentukan oleh langit, aku mana sanggup ikut campur."

Kata-kata Jihan membuat suasana hati Raja Bakir menjadi jauh lebih baik. Setelah meninggalkan Istana Nairi, Raja pergi ke tempat Alina. Akhir-akhir ini, dia sangat kesal dengan omongan orang-orang yang menyatakan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 907

    Alina bertanya dengan nada terkejut, "Kak, kamu mau menyuruhku ... melakukan sesuatu pada Yang Mulia ...? Apa ini nggak terlalu cepat?"Alina mengira dengan membuat kesehatan Raja Bakir perlahan memburuk, putranya akan memiliki kesempatan untuk menjadi putra mahkota. Begitu Yahya menjadi putra mahkota, segalanya akan berakhir. Siapa sangka, ternyata Kumar tak sabar menunggu selama itu!Kumar juga tahu bahwa bertindak sekarang memang sedikit terburu-buru. Namun, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika terus menunggu seperti ini, bisa saja terjadi perubahan situasi. Sekarang, Raja Bakir sudah curiga terhadap empat keluarga besar. Jika mereka tidak segera mengambil tindakan, Raja Bakir mungkin akan pelan-pelan melemahkan pengaruh mereka.Bagaimanapun, Raja Bakir memberi mereka fasilitas demi keuntungannya sendiri. Sekarang, setelah pengaruh mereka terus meningkat, dia pasti ingin menekan mereka kembali. Mumpung Raja Bakir sedang sakit, sekarang adalah waktu terbaik untuk mengambil t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 908

    Wira tidak sedang menyanjung Taufik, dia benar-benar berpikir demikian. Dia mengetahui kemampuan Taufik dengan baik. Pria itu sangat berbakat dan memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat kuat. Dengan pemimpin seperti itu, Kerajaan Monoma pasti baik-baik saja. Taufik bahkan bisa disebut saingan Wira.Jika dibandingkan, Taufik juga lebih sulit untuk dihadapi daripada Senia. Sebab, Taufik adalah pria kuat yang hanya menunjukkan kelembutannya pada Kerajaan Monoma. Sebaliknya, dia sangat kejam terhadap orang luar. Baik itu pada Keluarga Juwanto ataupun Wira.Tempo hari, Taufik juga telah memperingatkan Wira. Cepat atau lambat, mereka berdua akan berhadapan. Jika Taufik mampu menguasai dunia, dia tidak akan melepaskan Wira!Riska tersenyum. Dia tahu betul tentang kemampuan kakaknya, tetapi kekacauan di dunia tetap membuatnya sangat khawatir. Riska bukan orang yang haus darah, dia juga tidak menyukai konflik. Jadi, dia juga tidak berdaya dalam hal semacam ini."Kakakku bilang dia ingin bertemu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 909

    Ketika pergi ke Kerajaan Monoma, Wira menempuh perjalanan selama satu hari. Saat kembali, dia tentu membutuhkan waktu satu hari juga. Setelah matahari terbenam, Wira akhirnya telah memasuki kota.Saat Wira kembali ke penginapan, ketiga istrinya langsung menangis terharu begitu melihatnya. Meskipun hanya tiga hari, mereka sangatlah khawatir. Melihat situasi ini, dia tak kuasa bertanya sambil tersenyum, "Hahaha. Aku sudah berjanji bahwa kali ini aku akan kembali dengan cepat. Kenapa kalian masih khawatir?"Namun, Wulan malah tak kuasa berkata, "Aku ... aku nggak khawatir. Hanya Dian dan Dewina yang mengkhawatirkanmu. Mereka berdua nggak bisa tidur dengan tenang selama tiga hari ini."Setelah mendengar perkataan Wulan, Dian dan Dewina tentu tidak terima. Dian berkata dengan nada dingin, "Hmph, entah siapa yang nggak mau makan dan minum selama tiga hari ini, bahkan selalu berdiri di depan pintu.""Benar! Bisa-bisanya hanya meledek kita. Tuan Wira, Kak Wulan adalah orang yang paling mengkha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 910

    Setelah mendengar perkataan itu, Wira baru memahaminya. Ternyata isolasi suara pada zaman ini sangat buruk. Aksinya semalam memang lumayan berisik."Hahaha ...." Wira sontak tertawa.Pada saat ini, Wulan juga sudah bangun. Ketika melihat kedua wanita itu, dia pun merasa tidak enak. Pagi ini, suasana ketika mereka menyantap sarapan terasa agak canggung.Setelah sarapan, Wira langsung pergi ke Provinsi Suntra. Tokonya sudah diatur dengan baik. Pada saat yang sama, setelah tekanan dari Keluarga Juwanto berkurang, baik gula kristal maupun gelas kristal, kini sangat disukai oleh banyak pedagang.Hanya saja, untuk membangun jalur perdagangan yang sebenarnya masih agak sulit. Yang paling dikhawatirkan oleh Wira adalah bandit di sepanjang perjalanan.Sembari berpikir demikian, Wira pun menarik napas dalam-dalam dan memanggil Danu, lalu memerintahkan, "Danu, coba cari tahu, kalau para bandit dan perampok dalam Provinsi Suntra ingin membuka jalur perdagangan, kita tentu harus bekerja sama dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 911

    Mendengar ini, Wira merasa agak canggung. Orang ini benar-benar seorang pembunuh. Pikirannya hanya penuh dengan aksi membunuh dan kekerasaan, bukan orang yang cukup cerdas. Wira pun menghela napas dan merasa tak berdaya. Tampaknya ketua dari geng ini perlu diganti."Ketua Bambang, bagaimana kalau kita membahasnya di dalam?" tanya Wira seraya tersenyum. Begitu mendengar perkataan Wira, Bambang tidak berpikir terlalu banyak dan langsung mengangguk.Sebenarnya, Bambang juga memperhatikan Wira dari atas ke bawah. Dia hanyalah seorang pemuda kaya raya. Sementara itu, Danu yang berada di sampingnya tampaknya pandai berkelahi.Namun, ada sekitar 100 orang di Geng Bambang. Apabila mereka berkelahi, bagaimana mungkin mereka akan kalah dari dua orang? Jadi, Bambang sama sekali tidak khawatir bahwa dua orang ini akan macam-macam.Mereka bertiga masuk ke dalam aula, lalu Wira tak kuasa bertanya, "Ketua Bambang, apa Geng Bambang nggak punya ketua lain?"Bambang sontak menghela napas dan langsung me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 912

    Usai mendengar perkataan Wira, anggota Geng Bambang tampak kebingungan. Mengganti Ketua Geng Bambang? Apakah Wira tidak waras? Beraninya dia mengatakan hal seperti itu di wilayah mereka?"Hahaha ... Wira, kamu memang menarik. Beraninya kamu berbicara seperti itu kepada anak buahku dan bahkan di wilayahku. Kamu benar-benar mencari mati!" ujar Bambang. Dia pun memandang Wira dengan sinis, seolah-olah melihat lelucon terbesar dalam hidupnya.Sementara itu, Wira hanya tersenyum dan tidak memedulikan Bambang. Sebaliknya, dia terus menatap para anak buah Bambang. Namun, mereka mengecewakan Wira karena tidak ada yang berani bergabung dengannya. Melihat situasi ini, Wira pun bertanya, "Kalian nggak berani, 'kan? Bagaimana kalau ketua kalian mati? Apa kalian akan bersedia bekerja sama denganku?"Saat mengatakan ini, Wira seolah-olah sedang mengatakan sesuatu yang sepele. Hal ini membuat semua orang makin kebingungan. Padahal, ada begitu banyak anggota geng mereka yang mengepung Wira dan Danu, t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 913

    Hanya saja ... meskipun mereka bersedia, situasinya tidaklah semudah itu."Tuan Wira, kami mungkin bersedia, tapi ... selain Geng Bambang, masih ada banyak geng lain. Geng Bambang memang geng terbesar, tapi ... kamu seharusnya memahami aturan yang berlaku di antara geng. Kami nggak bisa mengendalikan semuanya seperti itu."Mereka khawatir akan masalah ini. Setiap orang pasti bersedia menghasilkan uang. Namun, mereka juga perlu mempertahankan nyawa untuk dapat menikmati uang mereka. Geng Bambang pasti akan kesulitan untuk melawan begitu banyak geng. Pada dasarnya, itu adalah sesuatu yang mustahil.Wira tentunya juga mengerti, jadi dia pun berkata, "Aku mengerti maksudmu. Aku akan menaklukkan geng lainnya, seperti yang kulakukan pada kalian. Yang terbaik adalah menyatukan semua geng agar semuanya menjadi lebih mudah."Bagi Wira, ini hanya masalah kecil. Menaklukkan beberapa geng adalah hal yang sederhana. Bukan karena Wira sombong, tetapi kenyataannya memang seperti itu.Pertama, dia mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 914

    Danu tertegun sejenak ketika mendengar perkataan Wira. Kemudian, Danu pun bertanya, "Eh ... setelah menyelesaikan ini, seharusnya nggak akan ada masalah lagi, 'kan?" Menurut Danu, setelah berhasil menyatukan para bandit, seharusnya semuanya akan berjalan lancar.Akan tetapi, Wira malah berkata sambil tersenyum, "Bagaimana mungkin nggak ada masalah? Ada begitu banyak orang dan kekuatan. Selain itu, aku juga ingin melatih Faisal. Kita nggak bisa selalu berada di Provinsi Suntra. Nantinya, pasti akan ada banyak masalah yang harus ditangani oleh Faisal." Begitu mendengar penjelasan Wira, Danu pun mengerti.Hari sudah hampir gelap. Saat ini, Faisal telah kembali bersama yang lainnya. Pakaian mereka tampak berlumuran darah. Dia melemparkan tiga kepala manusia ke lantai dan langsung berkata, "Tuan Wira, untungnya kami nggak mengecewakanmu. Mulai hari ini, bandit di Provinsi Suntra akan mematuhi perintahmu!"Mata Wira sontak berbinar-binar ketika melihat pemandangan ini. Dia pun memperhatikan

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3128

    "Baik!"....Di sisi lain, Zaki yang tengah memimpin pasukannya mundur melihat barisan prajurit bergerak maju. Namun, tiba-tiba banyak di antara mereka yang serempak tersungkur ke tanah.Melihat kejadian itu, wajah Zaki langsung berubah suram. Dia sama sekali tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Padahal, di daerah ini tidak ada jebakan kuda.Zaki menatap wakil jenderal yang dipilihnya untuk sementara waktu, lalu menginstruksi, "Pergi lihat apa yang terjadi."Wakil jenderal itu langsung membungkuk hormat, lalu maju untuk memeriksa. Tak lama kemudian, dia melapor, "Jenderal, di depan ditemukan banyak paku kuda.""Paku kuda?"Zaki tertegun sejenak, lalu merasakan hawa dingin menjalar ke kepalanya. Ini benar-benar bencana bagi dirinya!Dia adalah jenderal kavaleri. Jika pasukannya kehilangan kuda, apakah mereka masih bisa disebut sebagai pasukan berkuda?Wajah Zaki semakin muram. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Apa bisa disingkirkan?"Paku berbeda dengan tali penghalang kuda.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3127

    Sejak Zaki memberikan perintah, pasukan utara langsung tercerai-berai, melarikan diri ke segala arah.Melihat pemandangan ini, Agha dan Adjie yang bersembunyi di kejauhan sempat terkejut. Mereka benar-benar tidak menyangka pasukan utara akan meninggalkan formasi dan memilih kabur begitu saja. Dalam dunia militer, ini adalah kesalahan fatal.Karena tidak menyangka pasukan utara akan bertindak sejauh ini, mereka hanya bisa menyaksikan pasukan musuh berhamburan dengan melongo.Agha menghela napas panjang dan berkata, "Aku nggak nyangka hasilnya akan begini. Seharusnya kita pasang lebih banyak jebakan."Mendengar itu, Adjie tersenyum dan menyahut, "Hasilnya sudah cukup bagus. Musuh membawa 100.000 prajurit, setidaknya kita telah menghabisi puluhan ribu prajurit, belum lagi yang terluka parah."Setelah berhenti sejenak, Adjie menoleh ke arah Agha dan berkata, "Kamu kira pasukan utara bisa mundur begitu saja? Aku sudah menyebarkan banyak paku kuda di depan mereka. Begitu mereka menginjaknya,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3126

    Orang-orang ini bukan bodoh. Membunuh seseorang untuk menunjukkan sikap memang bisa dilakukan, tetapi jika sampai membunuh jenderal sendiri, itu namanya bunuh diri.Mereka lantas menangkupkan tangan, lalu kembali ke posisi masing-masing dan mulai menyingkirkan jebakan kuda.Sayangnya, mereka tidak tahu bahwa jebakan kuda kali ini jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Bahkan, musuh menyebarkan beberapa paku di tanah.Ketika melihat situasi ini, Adjie berbisik, "Agha, sepertinya sekarang kesempatan kita. Mau serang nggak?"Agha langsung menyahut dengan penuh semangat, "Tentu saja mau! Tapi, kita tetap harus sembunyi sesuai instruksi Tuan Wira."Adjie mengangguk. Tanpa bertele-tele, dia langsung melambaikan tangan dan berseru, "Serang!"Karena pasukan mereka bersembunyi di kedua sisi dataran, ditambah lagi dataran ini sangat luas, mereka langsung menembakkan panah ke atas. Jadi, anak panah bisa meluncur lebih jauh dan menghujani musuh di kejauhan.Terdengar deru angin berulang kali saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3125

    Zaki yang berada di barisan belakang segera mempercepat kuda untuk menyusul pasukannya. Namun, ketika dia melihat masih ada jebakan kuda di depan, wajahnya langsung berubah masam.Dia mengerutkan kening dan mengumpat dengan marah, "Keparat! Kenapa masih ada jebakan ini? Bukankah sebelumnya sudah dihancurkan?"Karena wakilnya sudah tewas, salah satu prajurit langsung maju. Dia menangkupkan tangan dan menjawab, "Jenderal, jebakan sebelumnya memang sudah disingkirkan. Sepertinya mereka telah memasang jebakan baru!"Mendengar hal itu, wajah Zaki menjadi semakin masam. Dia seperti menyadari sesuatu sehingga keringat dingin mulai membasahi punggungnya.Kini, dia baru menyadari bahwa dirinya telah salah memahami situasi sejak awal. Musuh bukan ingin memperlambat mereka agar tidak sampai di kota perbatasan, melainkan mengincar pasukannya.Semuanya dimulai sejak mereka bertemu dengan sekelompok kecil pasukan berkuda di persimpangan dataran. Saat itu, mereka telah dijebak untuk masuk ke perangka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3124

    Meskipun serangan mereka begitu ganas, pasukan Wira tidak sebodoh itu untuk langsung keluar dari hutan bambu. Dalam pandangan mereka, bertahan di dalam hutan dan menyerang dari posisi tersembunyi adalah taktik yang paling aman dan efektif untuk saat ini.Di barisan depan, pasukan utara telah kehilangan lebih dari setengah kekuatan mereka dalam waktu singkat.Melihat pemandangan itu, Arhan sangat bersemangat. Dia selalu semakin bersemangat ketika melihat darah, terutama darah musuh.Tanpa henti, Arhan terus melancarkan serangan. Setiap kali setelah mempersiapkan tembakan, dia langsung melepaskannya tanpa repot-repot membidik.Kini, pasukan utara sedang kacau dan berdesakan satu sama lain. Sekalipun Arhan memejamkan mata, panahnya tetap bisa mengenai target.Ketika melihat anak buahnya terus berguguran, wajah Zaki semakin suram. Sebelumnya, pasukannya sudah banyak yang terluka terkena jebakan tali kuda. Kini, mereka mengalami penyergapan yang begitu mematikan.Sebagai orang kepercayaan B

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3123

    Begitu perintah diberikan, pasukan utara langsung menyerbu menuju kota perbatasan dengan gagah berani.Sebelum mereka memasuki Hutan Bambu Mayu, Zaki yang sangat percaya pada laporan para pengintai tidak sedikit pun mengurangi kecepatan. Dia memimpin di garis depan, langsung menerjang masuk ke hutan.Di dalam hutan, Wira dan pasukan yang sudah lama bersembunyi melihat pasukan utara datang. Semua membulatkan tekad dan menahan napas, takut keberadaan mereka terungkap sebelum waktunya.Tanah bergetar seperti disambar petir, suara derap kuda bergema di seluruh hutan. Pasukan Harimau yang berjumlah 3.000 orang segera menarik busur mereka, bersiap untuk menembakkan panah kapan saja. Begitu pasukan utara muncul dalam jangkauan, mereka tidak akan ragu-ragu untuk melepaskan tembakan.Wira mengamati pasukan musuh yang bergerak cepat dan langsung mengenali sosok yang memimpin mereka. Orang itu membawa sebuah trisula besar. Wira tahu bahwa orang itu adalah Zaki, tangan kanan dari Bimala, pemimpin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3122

    Para pengintai memasuki pedalaman Hutan Bambu Mayu. Sebagaimana yang sudah diketahui sebelumnya, siapa pun yang bersembunyi di dalamnya akan sulit terlihat dari luar. Situasi ini juga dialami oleh para pengintai yang masuk ke hutan bambu.Dari sudut pandang mereka, bagian dalam hutan tampak berkabut, membuat pandangan mereka terbatas.Salah satu pengintai mengernyit dan berkata, "Ada apa dengan tempat ini? Kita nggak bisa melihat apa pun. Seharusnya nggak ada masalah di sini, 'kan?"Pengintai lainnya mengamati sekeliling untuk beberapa saat sebelum mengangguk. "Benar, sepertinya nggak ada yang mencurigakan. Kalau begitu, kita langsung mundur dan laporkan ke Jenderal bahwa nggak ada tanda-tanda penyergapan."Yang lainnya juga mengangguk setuju, lalu segera berbalik dan berkuda kembali ke arah mereka datang.Wira yang memimpin bawahannya bersembunyi di dalam hutan, melihat para pengintai itu pergi begitu saja. Dia pun menghela napas lega.Di sisi lain, Arhan tertawa dan berkata, "Jendera

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3121

    Setelah mendengar hal itu, Adjie terkekeh-kekeh dan berkata, "Hehe, kalau mereka nggak melakukan ini, sampai malam pun mereka nggak akan bisa melewati Dataran Haloam."Mendengar itu, Agha yang bersembunyi di sampingnya mengangguk pelan. Setelah memastikan laju pasukan utara sudah cukup jauh, dia segera memimpin bawahannya untuk kembali memasang lebih banyak jebakan di belakang mereka.Agha sama sekali tidak peduli dengan strategi yang dipikirkan pasukan utara. Sebelumnya, dia dan Adjie sudah mengetahui bahwa jumlah kawat mereka tidak cukup, jadi kini mereka mengatur ulang dengan tali lain. Jika digunakan dengan baik, tali-tali ini juga bisa berfungsi sebagai jebakan kuda.Setelah beberapa saat, Agha memastikan semua sudah selesai dan berkata dengan pelan, "Semua sudah diatur. Kalau begitu, kita mundur sekarang. Nggak perlu memasang lebih banyak jebakan di belakang."Mendengar perintah itu, para prajurit mengangguk dan segera bergerak menuju posisi Adjie dan yang lainnya.Jebakan yang d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3120

    Setelah mendengar perkataan itu, Zaki merenung sejenak. Dia merasa rencana ini cukup masuk akal. Jika terjadi masalah, dia bisa menyalahkan wakil jenderalnya.Jika para prajurit di bawahnya merasa tidak puas, dia pun masih bisa turun tangan untuk meredakan ketegangan. Setelah memikirkan ini, Zaki berkata tanpa ragu, "Baiklah, lakukan sesuai rencanamu. Aku serahkan semuanya kepadamu."Wakil jenderal itu mengangguk pelan, lalu berkata dengan tenang, "Tugas ini sebenarnya cukup sederhana, Jenderal nggak perlu khawatir."Setelah berkata demikian, dia segera menunggang kudanya dan menuju ke depan barisan pasukan untuk menyampaikan perintah.Di kejauhan, Adjie dan Agha yang sedang bersembunyi untuk menyergap, melihat kejadian ini dan termangu.Agha berbisik, "Apa yang terjadi? Kenapa pasukan mereka tiba-tiba berhenti? Apa mereka sudah tahu kita memasang jebakan di depan?"Yang lain juga kebingungan, tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini.Tiba-tiba, Adjie yang memperhatikan deng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status