Master Gilbert berjalan menuju ke meja para murid diikuti oleh Miss Zoya di belakangnya.Miss Zoya sangat khawatir Naema akan terkena masalah karena Dia baru saja melihat Naema dan Rebeca ada di sana.Semua murid yang tadinya berkerumun langsung mundur teratur setelah melihat kedatangan Guru Mereka."Siapa yang menjatuhkan peralatan makan ini ke lantai?" tanya Master Gilbert sambil melihat satu per satu murid yang ada di sana.Saat Rebeca hendak mengangkat tangannya, Naema langsung menarik tangan sahabatnya tersebut."Maaf Master, Saya yang telah menjatuhkannya! Saya akan segera mengambil alat untuk membersihkannya," sahut Naema sambil menunduk.Miss Zoya tersenyum melihat pemandangan di depannya. Dia senang karena Naema mau bertanggung jawab untuk kesalahan yang dibuatnya."Kalau begitu cepat lakukan! Jangan sampai mengganggu kenyamanan murid lain!" seru Master Gilbert dan langsung pergi dari sana.Rebeca yang melihat Nick hanya diam saja saat Naema disalahkan menjadi muak. Dia sanga
"Itu.. Saya, sebenarnya sudah menghafal semuanya," terang Naema yang seketika membuat seluruh siswa melihat ke arahnya.Bahkan Nick yang tadinya masih berusaha menahan tawa, langsung terdiam. Dia tidak percaya kalau Naema dapat menghafal buku setebal itu hanya dalam semalam."Apa Kau sedang bercanda?" tanya Master Gilbert sambil melihat Naema secara intens.Tidak ada yang mempercayai Naema termasuk Master Gilbert. Bagaimana mungkin ada seorang murid yang dapat menghafal isi buku setebal itu. Bahkan seorang Guru pun harus sesekali membukanya saat sedang mengajar.Karena tidak percaya, Master Gilbert meminta Naema untuk menulis di papan tulis bab yang Dia sebutkan acak.Namun saat Naema maju ke depan tanpa bukunya, Nick langsung menghentikannya."Kau harus membawa serta buku ini!" seru Nick sambil memberikan buku miliknya.Saat Naema menolaknya, Nick malah menganggukkan kepalanya. Hal itu membuat Naema bingung, mengapa Nick tidak memperbolehkannya menunjukkan pada semua orang kalau Dia
"Nae! Di sini Kau rupanya!" pekik seorang murid laki-laki sambil berlari dan memeluk Naema.Naema yang mulanya terkejut langsung menyadari kalau murid laki-laki itu adalah Linch dan membalas pelukannya."Kapan Kau kembali, Kak? Kenapa Aku tidak tahu!" gumam Naema sambil sedikit terisak.Linch langsung tahu kalau Naema sedang menangis. Dia melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Naema dengan ibu jarinya."Jangan menangis lagi! Aku membawakan sesuatu untukmu," ucap Linch sambil memberikan kantong kecil pada Naema."Apa ini?" tanya Naema sambil berusaha membuka kantong itu yang ternyata isinya adalah cemilan kesukaannya.Linch baru tersadar kalau ada seseorang di sana yang juga sedang berdiri di samping Naema."Siapa! Apa Kau teman Naema?" tanya Linch sambil sedikit mengernyitkan dahinya.Linch memang belum pernah melihat Nick sebelumnya karena Nick datang ke sekolah saat Linch sedang pergi ke perbatasan."Benar! Aku memang temannya, teman dekat!" ucap Nick seraya menarik Naema ke sis
"Aku tidak begitu yakin! Tapi Dia tidak seperti Miss Zoya yang ku kenal selama ini," terang Naema sambil melihat ke arah pintu."Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!" celetuk Linch sambil menatap Rebeca dan Naema bergantian.Seketika Naema langsung memukul kepala Linch dengan buku-buku jarinya."Kenapa Kau memukulku! Apa yang salah?" protes Linch sambil menarik telinga Naema hingga si empunya berteriak."Bisakah Kalian untuk tidak saling serang!" pekik Rebeca sambil melerai Mereka berdua."Kau bicara apa? Kami tidak serius melakukannya," kekeh Lich sambil mengacak-acak rambut Naema hingga berantakan.Rebeca hanya menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Aku sudah mencurigai Miss Zoya ada hubungannya dengan Ras Iblis! Akhir-akhir ini Dia terlihat sangat aneh," bisik Naema."Kenapa Kau mempunyai kesimpulan seperti itu?" tanya Linch yang masih belum mengerti."Pertama, Dia selalu menghindari teh chamomile! Kedua beberapa hari yang lalu Kami diser
"Itu memang terlihat seperti tato, tapi sebenarnya adalah tanda lahir," jelas Naema."Kalau begitu, Kau dan kedua orangtuamu pasti ada hubungannya dengan Ras Iblis!" putus Nick."Entahlah! Karena setahuku tidak ada hubungannya antara tanda lahir yang kumiliki dengan para Ras Iblis," sahut Naema."Itu kalau menurutmu! Tapi kalau menurutku itu semua ada hubungannya dengan asal-usulmu," terang Nick."Mungkin Kau memang benar! Sayangnya Aku juga tidak pernah bertemu dengan Mereka jadi tidak tahu Mereka itu seperti apa," ucap Naema sambil menerawang."Maaf, Aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu, Nae!" ucap Nick sambil menenangkan.*****Setelah kelas selesai, Naema pergi ke Perpustakaan. Kali ini suasana begitu sepi tidak seperti biasanya. Master Moris juga tidak ada di sana. Bahkan beberapa murid yang biasanya membaca buku juga tidak terlihat."Kemana semua orang? Tidak biasanya perpustakaan kosong seperti ini," gumam Naema setelah masuk ke Perpustakaan.Tiba-tiba ada sekelebat
"Master Stock Holmes! Mengapa tiba-tiba Anda datang ke sini?" tanya Miss Zoya sambil terperanjat.Karena tidak biasanya Master Stock Holmes datang ke ruang kesehatan seperti ini."Baru saja Aku mendengar sedikit keributan di Perpustakaan! Namun saat diperiksa, ternyata tidak ada apa-apa. Apa yang telah terjadi?" tanya Master Stock Holmes sambil menatap Naema untuk menunggu jawaban darinya.Begitu pun dengan Miss Zoya yang juga menunggu penjelasan dari Naema."Katakan apa yang telah terjadi di Perpustakaan sebenarnya!" desak Nick."Katakan, Nae!" pinta Linch."Sebenarnya tadi ada yang menyerang Saya di Perpustakaan," sahut Naema."Menyerangmu! Siapa.. Apa itu salah satu murid di sekolah?" tanya Miss Zoya."Sebenarnya Saya sendiri tidak tahu siapa! Mulanya Dia terlihat seperti salah seorang Guru di sini sebelum akhirnya berubah menjadi Makhluk yang sangat mengerikan," terang Naema."Apa maksudmu Dia menyamar sebagai Guru di sini! Hal ini sungguh sangat berbahaya," seru Miss Zoya."Ada ap
Bella mulai panik dan menarik tangan Master Gilbert. Dia takut Mereka tidak akan bisa keluar lagi dari sana."Paman.. Bagaimana ini? Apa sebaiknya Kita kembali saja!" bisik Bella."Apa yang Kau katakan? Kita sudah sampai di sini sekarang," tolak Master Gilbert sambil terus berjalan.Akhirnya Bella terpaksa melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan Penyihir hebat yang katanya dapat membantunya.*****Di Sekolah Naema sedang membersihkan toilet dibantu dengan Nick. Mereka sudah mengerjakannya sejak pagi. Namun karena toilet di Arnabala begitu banyak, Mereka belum juga selesai."Maaf.. Karena sudah merepotkanmu, Nick!" ucap Naema sambil menyeka keringat di keningnya dengan handuk kecil."Tidak perlu sungkan! Katakan saja jika Kau butuh bantuan dariku," ucap Nick sambil menepuk dadanya."Tapi sebaiknya Kau jangan terlalu dekat denganku!" ucap Naema memperingatkan."Memangnya kenapa jika dekat denganmu? Apa ada yang marah jika Aku berada dekat denganmu?" tanya Nick."Bukan marah lagi!
"Siapa yang Kau temui? Maaf karena sudah membuatmu menunggu. Apa Kau ketakutan di dalam sana?" ucap Nick menyesal."Tidak, Nick! Aku baik-baik saja," sahut Naema sambil melepaskan pelukan Nick."Tadi Aku tidak sengaja melihatmu masuk ke dalam sini. Tapi saat Aku mengikutimu, Kau malah tidak ada di sana," gumam Naema."Aku membersihkan toilet di sebelah sana! Kupikir Kau juga ada di sana," ucap Nick sambil mengerutkan keningnya."Kalau begitu, mungkin Aku sudah salah lihat," terang Naema.*****Sore harinya Naema pergi ke Perpustakaan bersama Linch. Tidak biasanya Perpustakaan cukup ramai. Meskipun Naema dan Linch berada di sana untuk membantu, namun Master Moris masih saja kewalahan. "Terima kasih karena Kalian sudah banyak membantuku," ucap Master Moris sambil memberikan sekeranjang penuh buku."Apa yang Anda bicarakan, Master! Memang sudah menjadi tugasku untuk membantu Anda," sahut Naema."Hari ini adalah hari terakhir Kau menjalankan hukumanmu. Apa setelah ini Kau tidak akan memb