Sherly tidak menghubungi Darel. Ia sudah tidak tertarik lagi dengan Darel. Ia menghubungi pria lain yang lebih ganteng dari Darel untuk berkencan dengannya malam ini. Dan pria yang dipilihnya adalah Rafael Alexander Mexsi. Ia adalah seorang pengusaha muda, ganteng yang sukses dan mapan. Sherly ingat, Rafael pernah menjanjikan sensasi yang berbeda jika Sherly mau memberinya kesempatan untuk berkencan dengannya. Suatu janji yang mengiurkan untuk membalas Damian.Sherly tersenyum dalam hati. Rafael tidak menyangka, Sherly akan menghubunginya dan mengajaknya berkencan. Ia ragu sesaat sebelum mengambil keputusan. Sherly merasa tersinggung mendengar keraguan Rafael. “Kau sungguh-sungguh mau berkencan denganku
Sherly baru menyadari malam ini, Rafael terlihat sangat ganteng! Saat ini ia mengenakan jas formal sangat terlihat gagah dan Sherly tahu itu adalah jas khusus untuk acara pertunangannya malam ini. “Kau sangat gagah dan tampan!“ kata Sherly dengan jujur sambil membelai setelan jas Rafael. “Aku senang kau sudah menyadarinya. Terlalu banyak pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya dariku sehingga kau melewatkan aku.“ “Tapi malam ini, aku ada bersamamu iya, ‘kan!?“ Rafael mengecup jemari Sherly sambil menatap Sherly lebih dalam. “Kau sangat cantik, bidadariku.“ Sherly menyukai Rafael dan juga menyukai sentuhannya. Setelah makan malam, Rafael mengajak Sherly untuk menyus
Sherly tidak pulang semalaman dan sudah bisa dipastikan Sherly menikmati kencannya malam ini, erang Damian dengan marah. Ia menunggunya diruang tamu sampai ketiduran. Sherly tidak menyesal menghubungi Rafael sebagai teman kencannya. Ia merasa sensasi yang berbeda ketika Rafael mencumbunya. Rafael adalah pria yang sangat romantis dan lembut. “Aku mencintaimu,“ desah Rafel lembut sambil mengecup bibir Sherly. Sherly hanya mendesah sesaat sambil merasakan kepuasan yang sedang melandanya. Mereka bercinta di atas pasir pantai yang lembut. Rafael membiarkan Sherly mengambil kesenangan atasnya. Dan ia merasa puas karena bisa membuat Sherly berteriak dengan bebasnya ketika mencapai kepuasannya. “Rafael, aku sangat m
“Apakah kita harus membahasnya saat ini? Aku rasa hal ini tidak ada kaitannya denganmu!“ Sherly melepaskan pelukannya dengan kesal. “Jangan pergi kataku! Katakan, apa kau menikmatinya?!“ Damian mencengkram bahu Sherly dan mengguncang tubuh Sherly dengan kasar. “Damian, kau menyakitiku!“ “Dan kau membunuhku!“ teriak Damian sambil meremas rambutnya sendiri dengan kesal. Kesal pada dirinya sendiri terutama. Ada apa dengannya?! Sherly kaget melihat reaksi Damian. “Aku tidak pernah keberatan, kau berhubungan dengan kekasihmu.“ “Kau … !“ Damian kehabisan kata-kata. “Jangan,“ sela Sherly dengan cepat.
Damian menciumi daerah intim Sherly. Sherly terkejut dan menyukai tindakan Damian. Ia mendorong kepala Damian lebih dalam lagi dan menikmati apa yang Damian lakukan padanya. Damian mencium bibirnya lagi sebelum menyatukan diri kedalam tubuh Sherly. Sherly merasa lengkap saat Damian menyatukan diri dengannya. Mereka bergerak dengan pelan dan Sherly merasakan keindahan tersendiri ketika merasakan Damian bergerak didalamnya dan memenuhi dirinya. Sherly mengerang keras dan mencium Damian lagi. Gairahnya berkobar dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya ia menemukan muara kepuasan dalam dirinya. Sherly merasakan bagian dari diri Damian mengalir dan menyatu den
Sherly kembali ke kantor dengan tangan hampa karena dia memang tidak mendapat apapun juga yang bisa dijadikan sumber tulisannya. Deni mulai mengorek keterangan dari Sherly dengan penasaran karena gambaran yang diberikan Sherly mengenai Damian sungguh amat-amat ideal bagi seorang penyanyi terkenal sepertinya. Deni curiga, Sherly sedang menutupi sesuatu darinya. “Dan melepas kesempatanku untuk meraih posisi yang aku inginkan? Jangan bermimpi!“ “Tapi …“ “Tidak ada tapi! Damian West adalah pria idaman yang sempurna bagi setiap wanita.“ “Termasuk kau?!“ “Terkecuali aku.“ Deni terkekeh. “Masih belum bisa tertaklukan, yah!?“
Sherly terkejut melihat kehadiran Damian di rumahnya. Dan dia sedang bersama Daniel. Sherly langsung mengejar Damian dan menahan Damian. “Apa yang kau lakukan dirumahku? Mengapa kau tidak meneleponku dulu?“ “Dan mengganggu acaramu? Aku mengira, kau merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan tapi ternyata aku salah besar!“ Damian tertawa pahit. Daniel berlari kearah Damian dan mencoba mencari tahu. “Daniel, ini bukan urusanmu, tinggalkan kami.“ “Sher!“ “Bisa!?“ “Sebaiknya aku pergi,“ kata Daniel dengan sedikit kesal. “Baiklah.“ “Apa? Kau tid
Sherly memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Deni tidak mengijinkan Sherly mengundurkan diri tapi Sherly memaksa. Ia ingin pulang ke London dan tinggal disana untuk waktu yang lama dan ia tidak tahu, apakah ia akan kembali atau tidak. Deni tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghalangi kepergian Sherly. Ia hanya berpesan jika Sherly kembali, ia dapat bekerja kembali dan mengambil posisinya kembali. Petrus Gregories Cliff menatap dengan lama ketika Sherly mengatakan akan pulang ke London. “Apa ada masalah?“ “Tidak! Aku hanya rindu pada Ibu,“ kata Sherly tanpa memandang ayahnya. Petrus tahu ada yang disembunyikan putrinya itu tapi ia hanya diam dan memeluk putrinya i