*****
Di taman hiburan.
"Halo Jack. Rencanamu berjalan dengan lancar, kau benar benar dewaku. Dia mau pergi denganku. Tapi kenapa kau memberiku cuma satu tiket?" ucapku dibalik telpon.
"Hei nona, kau ini benar benar bodoh. Apa kamu tidak terpikirkan jika kamu punya suami kaya raya? Kau bisa meminta suamimu untuk memesan seluruh taman hiburan. Kau harus memanfaatkan kesempatan itu."
"Oh seperti ituuu... Kenapa kau tidak bilang dari tadi sihh."
"Hei sekarang kamu dimana?"
"Aku sudah berada di taman hiburan sedang menunggu Farhan datang, kenapa?"
Saat aku sedang bicara dengan Jack, tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan langsung curiga dengan siapa aku bicara di telepon.
"Dengan siapa kau berbicara di telepon?" tanya Farhan dengan berbisik di telinga sebelah kiri.
Sontak aku langsung kaget mendengar bisikan dari Farhan yang menggunakan nada penuh aroma roma iblis neraka.
"Ehh...tidak ada," reflex aku l
Pagi ini aku harus menyiapkan setelan jas untuk Farhan pergi ke kantor. Mumpung Farhan masih mandi sebaiknya aku cepat bergegas ke lemari untuk memilih pakaian. Aku juka akan membantunya memakai dasi, ehh tapi sepertinya Farhan sudah selesai mandi.Dia berjalan menuju arahku dan memakai baju yang sudah aku siapkan. Farhan tidak ada komentar mengenai baju yang aku pilihkan karena menurutnya oke oke saja jika itu berwarna dark. Dia melepas handuk yang disematkan di pinggangnya hingga ia telanjang bulat, akupun jadi salah fokus kebanggaan laki laki dan sialnya Farhan menyadari kalau aku sedang salah tingkah. Terlintas di pikiran Farhan untuk menggodaku, ia berjalan ke arahku, aku yang panik dan pikiranku sudah di selimuti dengan aura negatif. Aku berjalan mundur untuk menghindari serangan dari Farhan.'BRUKK'aku terjatuh ke ranjang, dan Farhan masih belum menyerah palah dia merangkak di atas tubuhku dan mendekatkan wajahnya ke arah telingaku samb
"Halo... Halo," ucap sang penelpon. Seseorang membungkam mulutku dengan kain yang sudah dikasih obat bius dan tidak lama kemudian aku tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius itu. Aku dibawa ke sebuat tempat seperti gudang, aku disekap dalam keadaan mulutku ditutup dengan lakban sedangkan tubuhku diikat dengan tali. ***** Disamping itu, kakak sedang membujuk Farhan untuk tidak mengejarku dan dia merayunya untuk makan siang sambil membicarakan bisnis. "Perusahaanmu memang sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi mengambil alih perusahaan tetap yang paling penting untuk dilakukan," ucap Cherry dengan mengalihkan perhatian Farhan. "Maaf mengganggu sebentar, tuan. Buket bunga untuk ulang tahun pernikahan kalian yang dipesan oleh nona Luna sudah datang," ucap bibi Ana yang masih di tempatnya awalnya dia ragu untuk mengatakanya pada tuanya.
Hingga malam tiba kenapa kakak tidak menghadiri acara ulang tahun papa? Dimana dia sebenarnya kenapa dia sampai menghindar dari keluarga.Saat aku sedang duduk ditaman, aku mendengar ada orang sedang mengobrol dan entah kenapa naluri penasaranku muncul hingga aku mendekati mereka, dari kejauhan tampak dibalik semak semak itu aku melihat kakakku sedang mengobrol dengan Farhan."Farhan," panggil Cherry."Cherry, kenapa kau terus menghindarku? Sekarang aku sudah menemukanmu kuharap kamu bisa menepati janjimu," ucap Farhan sambil meraih kedua tangan kakak dan ia menggenggam dengan erat."Ahahaha sepertinya aku tidak bisa lepas dari pandanganmu," ucap kakak mengingat kembali kalau dia pernah berjanji kepada Farhan untuk menikahinya."Cherry, menikahlah denganku," Ucap Farhan dengan nada yang begitu lembut sambil mengecup tangan kakak."Katakan saja besok, sekarang aku lelah," ucap Cherry yang hendak meninggalka
Sejak kehadiranku, kakak tidak suka padaku. Yang seharusnya perhatian papa sepenuhnya untuk kakak tetapi sekarang harus berbagi denganku. Jika aku mengajak kakak bermain dia selalu menghindar dan memilih bermain sendiri. Disana aku juga merasa diperlakukan tidak adil, saat papa pergi ke luar kota dan hanya ada aku, mama, dan kakak dirumah.Tetapi hanya kakak yang selalu diutamakan dan aku diabaikan begitu saja. Jika papa sedang diluar kota, mama menyuruh pembantu rumah untuk mengurusi semua kebutuhanku dan dia hanya fokus pada anaknya saja. Kenapa aku diperlakukan seperti ini padahal aku juga anak papa. Kakak selalu benci padaku, yang dia harapakan adalah hanya dia satu satunya putri di keluarga Charlie.*****"Kakak, mama memanggilmu untuk masuk ke rumah," ucapku sambil menghampirinya yang sedang ditaman.Aku mempunyai boneka beruang berwarna coklat, hanya ini peninggalan dari mamaku sebelum dia
"Cherry apa yang kau lakukan? Kenapa kau memberitahu Farhan tentang hal itu, kau tidak diperdayainya kan? " ucap Jemy sambil mencengkeram kedua lengan kakak. "Jemy....Jemy kau tenang saja. Tentu saja aku tidak diperdayai olehnya, aku hanya ingin kau kembali ke sisiku itu saja. Aku tidak bisa hidup tanpamu Jemy, semua yang aku lakukan itu hanya untukmu," ucap kakak sambil memeluk Jemy sebentar lalu ia mempersilahkan untuk masuk. "Sekarang aku sudah ada dihadapanmu, sekarang apa lagi yang ingin kau lakukan Cherry?" "Sebaiknya kita masuk saja. Lukamu harus diobati terlebih dahulu" "Baiklah," sejenak Jemy mengontrol suasana luar untuk menghindari mata mata yang Farhan pasang. "Duduklah di sofa, aku akan mengambilkan kotak P3K dulu dikamarku." Setelah mengambil kotak P3K di kamarnya, kakak langsung duduk disebelah Jemy dan mulai untuk mengobati lukanya. "Lukamu cukup mengerikan, apakah kau kalah dalam pertaru
*****Di villa.Pagi ini aku bangun agak siangan karena badanku rasanya cape sekali, kondisi badanku masih lemah juga. Saat aku terbangun dari tidurku, aku kaget melihat ada bibi Ana yang sudah berdiri didekat jendela sambil memandangi pemandangan di luar.Kenapa dia bisa ada disini dan Farhan sudah tidak ada disampingku. Saat bibi Ana menyadari aku telah bangun tidur, ia langsung membawakanku secangkir teh herbal seperti hari hari sebelumnya."Nona, anda sudah bangun? Saya membawakan teh herbal untukmu," ucap bibi Ana yang bergegas mengambil nampan yang berisi secangkir teh."Iya bibi Ana terimakasih, taruh dimeja saja nanti aku akan meminumnya.""Baik nona," jawab bibi Ana sambil meletakkan kembali nampan yang sudah ia bawa."Bi, kenapa kau ada disini? Apa Farhan menyuruhmu untuk datang?""Iya nona, tuan memintaku untuk datang kesini, dan tuan juga bilang bahwa mulai sekarang nona Luna akan tinggal disini," terang bibi Ana."Hahaha begi
Sudah larut malam sebaiknya aku istirahat saja dari pada memikirkan hal yang tidak penting. Sedangkan Jemy sudah pergi kekamarnya. Untuk saat ini lebih baik aku tinggal dirumah Jemy dulu, biarkan kakak dan Farhan bersama, aku sudah tidak memperdulikan hubunganku dengan Farhan lagi.*****Saat masih pagi pagi buta aku sudah bangun untuk membuat sarapan untuk Jemy, yaaa walaupun kemampuanku hanya sebatas bisa membuat telur dadar dan roti panggang.Saat aku sedang membuat sarapan, ternyata Jemy mencariku sampai kesetiap ruangan yang ada dirumahnya, dia khawatir aku akan kabur. Saat Jemy memasuki dapur, dia melihatku sedang membuat sarapan."Tidak kusangka wanita sepertimu bisa memasak juga,sungguh sangat idaman," ucap Jemy dengan nada memujiku."Heii apa yang kau katakan, hanya membuat sarapan, sepertinya semua orang bisa melakukannya," ucapku dengan berbangga diri karena telah dipuji padahal kenyataannya aku tidak bisa memasak."Kalau begitu tunggu apa la
"Aku hanya peduli pada kebenaran, kau akan membantuku menyelidiki kebenaran kan sobat?" ucap Farhan."Jika ternyata Cherry bukan orang yang kau cari selama ini, sebaiknya kau bersiap siap untuk menenggelamkan dirimu sendiri!!" gerutu Jack jengkel karena dikasih tugas yang sulit lagi.Saat Farhan baru sampai diruanganya, asistennya datang dan memberitahu bahwa Cherry masuk rumah sakit karena menyayat tangannya sendiri."Permisi tuan," ucap si asisten."Masuklah.""Tuan, ada kabar buruk dari nona Cherry, ia menyayat tangannya sendiri hingga dilarikan kerumah sakit.""Apa? Ada ada saja wanita satu ini. Cepat siapkan mobil untukku, aku akan menemuinya sekarang."Sesampainya Farhan diruangan kakak, dia melihat ada mama yang duduk disamping kakak. Farhan datang ke rumah sakit bersama Jack karena ia satu satunya teman yang setia didalam kondisi apapun."Cherry anakku yang malang. Bagaimana aku bisa