Ivy kembali pada hobi lamanya, yaitu mengintip, dan sasarannya pun sama, siapa lagi kalau bukan Abraham? ckckck.
Dengan teropongnya Ivy bisa leluasa melihat Abraham di kamarnya, terlihat sekali jika Abraham sedang duduk bersandar di ranjang, sebuah buku di tangannya dan kacamata yang dipakainya."Ckck, membosankan sekali." keluh Ivy menyudahi acara mengintipnya, dan melemparkan teropongnya ke ranjang.Drrrrtt... drrrttt...Suara ponsel Ivy yang bergetar, dengan malas Ivy mengambilnya, satu pesan dari seseorang, dan seseorang itu adalah Abraham.Abraham : sudah selesai mengintip om sayang :)Ivy menutup mulutnya tak percaya, bagaimana mungkin Abraham bisa tahu? "apakah dia seorang cenayang?!" gumam Ivy.Ivy melirik ke kanan dan ke kiri, ia mencari sesuatu hal yang aneh di kamarnya."Apakah dia memasang CCTV di kamar ku?" Ivy pun mulai mencari benda tersebut."Tidak ada apa pun yang mencurigakan," keluh Ivy kesal.notifikasi pesan dari Abraham lagi.Abraham : ciyeee, lagi nyariin om ya, i miss you.Ivy mual membacanya, ia menyumpah serapahi Abraham yang semakin lama makin gila, lantas Ivy pun membalas pesan dari Abraham.Ivy : rumah sakit jiwa penuh, jangan nambah jadi korban :pAbraham tergelak membaca isi pesan dari Ivy, gadisnya semakin hari makin ketus dan jutek. tapi Abraham sangat suka itu, Abraham jadi semakin suka menggodanya.Abraham : om rela jadi pasiennya, asalkan Ivy dokternya hihi.Rasanya Ivy kesal membaca balasan pesan dari Abraham, ingin rasanya Ivy menenggelamkan orang itu.Ivy : dasar gilaAbraham : gila karena kamu.Ivy : sinting.Abraham : apa? keriting?Ivy : iyain aja, kesiaaann!Abraham : hahahaha.Ivy tidak membalas lagi pesan dari Abraham, rasanya percuma saja bagi Ivy untuk membalas, kegilaan Abraham makin menjadi.Ivy menepuk jidatnya karena lupa, ia lupa bertanya tentang Abraham, yang kenapa bisa tahu kalau Ivy mengintipnya.Ivy ingin mengirim pesan lagi, dan mengetikkan kata pertanyaan itu untuk Abraham, namun ia urungkan kembali dan meletakkan ponselnya lagi.Sementara Abraham menunggu balasan dari Ivy, tapi tak kunjung ivy membalasnya, Abraham pikir mungkin Ivy sudah tidur.Ia menatap foto-foto Ivy di ponselnya, Ivynya sangat cantik, Abraham sudah begitu tergila-gila pada Ivy dari umur gadis itu 10 tahun.Bayangkan saja, Abraham seperti seorang pedofil yang sudah mencintai bocah umur 10 tahun. perbedaan umur mereka yang berjarak 11 tahun, Abraham terkekeh jika mengingat itu.❤️❤️❤️❤️❤️Hari Minggu saat yang paling di sukai Ivy, ia terbebas dari segala aktivitas. teman-teman Ivy mengajaknya untuk nonton, tentu saja Ivy mengiyakan ajakan mereka.
Ivy sudah bersiap dengan pakaian hangoutnya, Ivy kaget sekali saat membuka pintu, Abraham berdiri di depan pintu rumahnya.
"Astaga om! ngaggetin banget sih." omel Ivy kesal, ia pun memegang dadanya yang masih terasa syok.
"Lebay!" Ivy memutar bola matanya jengah."Kamu mau kemana?" tanya Abraham yang melihat penampilan Ivy."Mau hangout bareng teman-teman lah." jawab Ivy angkuh."Cowok atau cewek?""Cowok cewek lah.""Berapa orang." tanya Abraham lagi."Berapa orang ya? bentar ngitung dulu." jawab Ivy menghitung dengan jarinya."Kamu gak boleh pergi!" perintah Abraham tegas.
"Loh loh, kenapa gak boleh?!" tanya Ivy heran."Ya karena om gak ngasih.""Please deh om, jangan lebay gitu." pembicaraan ini membuat Ivy mual."Saya serius Ivy!""Aku 2 rius om.""Pokoknya gak boleh, titik." perintah Abraham final."Pokoknya aku mau pergi koma," lagi Ivy membantah perintah Abraham.
"Bandel banget sih?""Om itu yang gila." ucap Ivy dan. Berjalan keluar.Abraham mencekal lengan Ivy, membuatnya meringis kesakitan. "Apaan sih om, lepas!" bukannya terlepas, cekalan di tangannya makin kuat.
"Om bilang jangan pergi, ya jangan! apa kamu tuli?" Ivy melongo heran."Kenapa om melarang ku? kenapa juga om yang mengatur diriku? memang om siapa ku hah?" tanya Ivy berurutan."Om ini ya calon suami kamu lah!" Ivy melotot sempurna."Astaga! ternyata om masih belum waras.""Saya serius Ivy!" Ivy terdiam mendengar kata serius.Abraham melepaskan cekalan tangannya, dan berbalik pergi ke rumah. "tunggu!" cegah Ivy, otomatis langkah Abraham berhenti.
"Apa maksud dari ucapan om?!" Abraham tersenyum.
"Kamu ini memang pura-pura gak tau, atau memang bego?" tanya Abraham."Menyebalkan!""Kamu milikku!" 2 kata yang terucap dari Abraham. apa Ivy tidak salah dengar? dia... dia milik om Bram?Tiba-tiba saja Abraham menggendong Ivy, dan membawanya masuk ke rumahnya. "lepas om!" ucap Ivy berontak dalam gendongannya.
"Akan saya tunjukkan padamu, bahwa kamu itu milliku!"
"Whaaatt!!"
Abraham menaruh Ivy di ranjangnya, dengan sengaja Abraham mengunci pintu kamarnya, Ivy ketakutan.
"Om sadar, om kesurupan ini." dengan gerakan slow motion, Abraham membuka bajunya.Baju terlepas dan menampilkan tubuh berototnya, Ivy menahan nafasnya, ia kaget namun juga terkagum melihat pemandangan indah yang tersaji di hadapannya.
Abraham mendekatinya perlahan, Ivy mundur ke belakang ranjang. Ivy mentok ke sandaran ranjang hingga tak bisa mundur lagi, Abraham semakin mendekat.
Brugghh
Karena hal ini Ivy sampai terjatuh dari ranjang. "Aw, aduhh!" ucap Ivy kesakitan, Abraham pun ikut panik.
"Kamu gak apa-apa sayang?" tanya Abraham menyentuh tubuh Ivy.
"Jangan sentuh aku!" Ivy mengingatkan Abraham.Abraham tersenyum geli melihat sikap galak Ivy, Ivy bangkit dan merasakan pinggang dan bokongnya nyeri, ia pun meringis berjalan seperti orang yang encok.
"Kalau seperti ini kan dia tidak jadi pergi, hehehehe." ucap batin Abraham.
Ivy membanting pintu rumah Abraham, masa bodoh jika pintunya rusak maupun jebol, Ivy menatap sengit rumah Abraham, tak lupa pula menyumpah serapahi pemilik rumahnya.
"Arrrrrgggggghhhhhhh!" teriak Ivy.
"Kenapa cara berjalan kamu begitu sayang?" tanya Rima, mama Ivy."Uhm... tadi Ivy jatuh ma." jawab Ivy berbohong."Ya ampun sayang! lain kali hati-hati." Ivy mengangguk patuh.Ivy mendengus sebal karena Abraham lah dirinya tidak jadi pergi bersama teman-temannya, seluruh tubuhnya terasa sakit sekali.Mana udah kayak nenek-nenek lagi jalannya Ivy, huffftttt ampun dah!Sementara di lain tempat, seorang pria terkikik geli karena berhasil membuat wanitanya kesal, namun ia juga merasa iba melihat gadisnya terluka.Bukannya apa-apa! Abraham hanya tidak ingin jika Ivy pergi dan berdekatan dengan pria lain.Ada rasa puas yang terukir di wajah tampannya saat tersenyum, "Ivy hanya milikku!" gumamnya yang menyebut Ivy miliknya.*****Ivy mendengarkan penjelasan dosen killer di depan sampai selesai, semua mahasiswa dan mahasiswi berhamburan keluar. Eka dan yang lain
Mobil Bram berhenti di suatu tempat yang membuat Ivy tercengang, Bram berkunjung ke panti asuhan dimana dia menjadi donatur tetap disana. dan kali ini Abraham mengajak Ivy, karena sebelumnya, beberapa minggu yang lalu Abraham sudah berjanji pada ibu pengurus panti, dan juga anak-anak akan memperkenalkan Ivy pada mereka."Ini kan panti asuhan?" tanya Ivy heran karena Bram membawanya kesini.Bram hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ivy, jujur dia sangat senang bisa membawa gadisnya kemari."Tapi kenapa om membawa ku kemari?" lagi Ivy bertanya."Ayo masuk!" Abraham tersenyum dan mengajak Ivy masuk, tanpa perlu repot-repot menjawab pertanyaan gadis itu.Abraham menggenggam erat tangan Ivy, hingga mereka masuk ke dalam panti asuhan yang di sambut hangat, dan gembira oleh anak-anak dan para ibu pengurus panti.Semuanya sangat ramah pada Ivy, begitu pun Ivy yang sangat senang datang ke panti."Syukurlah dia senang, aku pikir dia bosan jika aku ajak
Abraham kembali meresapi bibir mungil merah milik Ivy, ia begitu kecanduan dengan bibir Ivy yang selalu menggodanya.Awalnya hanya berupa ciuman lembut, namun lama-kelamaan menjadi ciuman yang liar dan panas. Ivy terlena dengan apa yang di lakukan Abraham padanya, bahkan ia membalas ciumannya tak kalah panasnya.Abraham menggeram di sela-sela ciumannya, ia tidak bisa berhenti dengan rasa nikmat ini."Sial! ini nikmat." Umpat Abraham dalam hatinya."Eunggghhh." lenguhan Ivy.Abraham melepaskan ciumannya hanya untuk sesaat, agar bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. setelah itu ia kembali mengecup, menjilat, melumat, membelit lidah bahkan bertukar saliva.Entah setan apa yang merasuki pikiran Abraham hingga dengan beraninya, tangan nakalnya mulai bergerilya di tubuh Ivy. Di remasnya payudara Ivy dari balik luar bajunya, Abraham bisa merasakan betapa montoknya dada Ivy, ia melepaskan kembali tautan bibir mereka
Abraham dan Ivy kembali pulang, sesampainya di rumah masing-masing, Ivy langsung masuk ke dalam kamar dengan suasana hati yang ceria.Ia baringan di tempat tidur dengan senyum mengembang, yang tak pernah luntur dari wajahnya cantiknya. Ivy menatap lagi jarinya yang dihiasi cincin pemberian Abraham, lebih tepatnya lamaran Abraham.Di kecupnya cincin itu dan di usap-usapnya dengan sayang, dia benar-benar bahagia sekali. sampai rasanya tak ingin melupakan hal tadi bersama Abraham."Aku mencintaimu om Bram," ucapnya sambil menatap cincin itu.Hal yang sama pun terjadi pada Abraham, pria tampan itu selalu tersenyum lebar. kala mengingat momen kebersamaannya dengan Ivy.Ingin segera rasanya Abraham memiliki Ivy seutuhnya, dan berstatus sebagai istrinya. ah rasanya Abraham sudah tak sabar.******Hari-hari mereka lewati seperti biasanya, namun ada perbedaan. perbedaannya adalah semakin hari Ivy dan Abraham tambah mesra.Mencari kesempatan unt
"Sumpah Ivy gak tahu, kalau om udah suka sama Ivy dari kecil." ungkap Ivy masih terkejut dengan pengakuan Abraham."Emang gak kelihatan ya om suka kamu dari kecil?" tanya Abraham menggoda Ivy.Ivy menggeleng. "gimana mau kelihatan? kalau om aja bersikap dingin sama Ivy, dulu."Abraham tertawa. "ya tapi itukan dulu." Ivy mengangguk setuju."Berarti om...?" kata-kata Ivy menggantung."Apa?!" tanya Abraham penasaran."Om pedofil!" ucap Ivy kemudian ia tertawa.Abraham menepuk jidatnya, ia juga baru sadar jika selama ini ia seorang pedofil."Om baru sadar, kalau om seorang pedofil." ujarnya jujur dan geli.Mereka tertawa bersama, memang terdengar memalukan. tapi rasa lucu lebih mendominasi."Apa yang om suka dari Ivy?" Ivy bertanya lagi setelah tawanya reda."Semuanya," jawab Abraham.
Hari ini adalah hari dimana Abraham dan Ivy resmi bertunangan, hari yang sangat membahagiakan untuk semuanya."Ah aku sudah tidak sabar sayang, menunggu sebulan lagi." bisik Abraham di telinga Ivy.Seketika bulu kuduk Ivy meremang, menahan desiran aneh setiap kali Abraham menggodanya. ini sangatlah normal dan wajar."Eummh om," desah Ivy gelisah di tempat duduknya."Apa sayang?" tanya Abraham gemas melihat Ivy.Acara pertunangan mereka sudah selesai, sekarang Ivy dan Bram sedang berada di rumah milik Abraham.Abraham menarik Ivy untuk duduk di pangkuannya, duduk menghadap ke arahnya. kedua tangan Ivy bergelayut manja di leher Abraham, Abraham sengaja membuat Ivy dengan duduk mengangkang.Ivy merasakan benda tumpul yang keras dan tegang, menusuk bokongnya. Ivy menatap sayu Abraham yang matanya memancarkan kabut gairah."Iiiihhh, om mesum!" Ivy memukul dada Abraham pelan.Abraham malah terkikik geli dengan reaksi Ivy, ia membiarkan kekasih
Pov Ivy.Aku masih sedikit syok dengan apa yang barusan aku dengar, selama ini aku pikir Om Bram mencintai wanita itu. tidak, lebih tepatnya Tante itu. yang aku tidak salah dengar namanya Mia. Sekilas teringat ingatan 5 tahun silam, alasan yang membuat ku pergi melarikan diri ke negara dimana nenek dan kakek ku tinggal. saat itu aku pikir semua yang aku lihat dan aku dengar benar. tapi, ternyata aku salah besar.Hatiku sedikit tercubit dengan kenyataan yang ada, selama ini Om Bram sudah lama menyukai ku, dan menyembunyikan perasaan cintanya di balik sikap dinginnya.Baiklah, sekarang aku menganggap semua yang telah lalu, adalah sebuah kesalahpahaman belaka. aku terlalu emosional waktu itu, tanpa perlu tahu apa yang sebenarnya."Sayang?" aku terlonjak kaget mendengar panggilan om Bram."Hah," hanya itu yang mampu ku ucapkan."Ckck, kau melamun sayang. apa yang sedang kau pikirkan di kepala cantik mu ini huh?" tanya om Bram mendekatkan waj
Aku merasa ketakutan dan terus berlari dari para kejaran mereka, mereka begitu menyeramkan, dengan tubuh tinggi besar dan rata-rata berkulit hitam. mereka semua berjumlah 4 orang, dalam pelarian ku aku terus merapalkan doa agar ada yang menolong ku. oh Tuhan... tolonglah aku! om Bram dimana kamu sekarang? aku sangat merindukanmu."Aaawww, LEPASKAN AKU!" teriak ku marah karena mereka berhasil menangkap ku.Mereka hanya tersenyum dan tertawa meremehkan, sial! aku sangat membenci mereka semua.Samar-samar aku melihat seseorang datang menghampiri ke arah kami, 4 pria tersebut tampak menunduk hormat padanya.Entah kenapa aku tidak bisa melihat dengan jelas orang tersebut, aku menunggu dia bicara. "Bunuh dia!" ucapnya yang aku dengar suaranya, dia seorang wanita.Dan seketika tubuhku mereka lempar begitu saja. AAAAAAAAAAAAAA."Tidaaaaaaaaaaakkkkkk," ucapku ngos-ngosan.Aku berusaha menormalk