Share

Tamu tak terduga

Saat sedang asik memasak, tiba tiba ada suara ketukan pintu dari luar rumah.

"Tok.. Tok.. Tok.."

Abisatya yang mendengar itu kemudian langsung membukakan pintunya, Abisatya sangat kaget saat itu, karena melihat Kakek Byakta datang kerumahnya dengan wajah yang penuh ketakutan.

"Loh kakek? Kok bisa sampai sini?"

"Maaf nak, kakek terpaksa ke desa ini dan bertanya pada orang orang dimana rumahmu, tadi di dalam hutan ada para pendekar jahat yang sedang berburu, tapi untungnya mereka tak melihat kakek ada disana, jadi kakek memutuskan untuk pergi menemui kamu di desa ini."

"Yasudah masuk kek, kebetulan aku sedang memasak bersama istriku, sebentar lagi ayo kita makan sama sama.

"Terimakasih nak...."

Kemudian Abisatya kembali menemui istrinya untuk memasak.

"Suamiku, Siapa yang datang barusan?" Tanya Dewi Suhita pada Abisatya.

"Itu kakek Byakta yang kemarin aku ceritakan padamu. Kasihan dia, kakek Byakta memiliki trauma saat kecil. Orang tuanya di bunuh oleh para pendekar pendekar jahat di desa sebrang hutan."

"Owh yasudah mari kita lanjutkan memasak nya dan segera memberikan ia makan." Ucap Dewi Suhita.

Akhirnya mereka meneruskan memasak ayam tersebut sampai matang menjadi sup yang enak.

Sedangkan Kakek Byakta masih menunggu duduk di ruang tamu sembari menenangkan dirinya sendiri.

Sup ayam sudah matang sempurna, saat nya menghidangkan pada Kakek Byakta.

Abisatya membawa sup itu keruang tamu agar bisa di makan bersama sama dengan kakek Byakta.

"Kek.. maaf menunggu lama, ini sup ayam sudah matang, semoga kakek suka dengan masakan kami."

"Wah terimakasih nak, pasti enak karena aku sudah mencium aromanya saja sudah ingin segera memakannya." Jawab sang kakek.

Kemudian Dewi Suhita istri Abisatya memperkenalkan dirinya pada Kakek Byakta.

"Maaf kek saya istri Abisatya, nama saya Dewi Suhita, bisa kakek panggil Dewi."

"Owh jadi ini istrinya Abisatya, senang bertemu denganmu panggil aku kakek Byakta saja."

"Yasudah mari kita makan dan habiskan ayam ini." Ucap Abisatya.

Akhirnya mereka bertiga makan dengan sangat lahap karena memang sup ini sangatlah enak.

Setelah selesai makan, Abisatya menawarkan pada Kakek Byakta untuk bermalam di rumahnya hari ini.

"Kek,, kakek hari ini tidur di sini saja ya, ada kamar kosong di sini, bisa buat kakek tidur untuk malam ini."

"Terimakasih nak..." Balas sang kakek Byakta.

"Oh ya kek, kakek bisa pakai pakaian ku juga, nanti akan aku siapkan untuk kakek."

"Waduh nak.. kakek malah ngrepotin ini."

"Tidak kek, aku malah senang bisa sedikit membantu kakek disini."

Kakek segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian milik Abisatya.

Sedangkan Abi dan Dewi membereskan wadah dan piring piring yang kotor.

Selesai mandi, kakek Byakta menemui Abisatya untuk menanyakan suatu hal.

"Nak, istrimu sudah hamil berapa bulan? Kelihatannya sudah hampir melahirkan."

”Memang benar kek, mungkin beberapa hari ini istriku akan melahirkan. Memangnya kenapa kek?"

"Owh tidak kenapa kenapa nak, kakek cuma pesan, jaga istrimu terus, kasihan kalau sudah waktunya melahirkan tapi kamu tidak ada disampingnya."

"Iya kek pasti akan aku ingat pesan kakek. Terimakasih ya kek."

Setelah pembicaraan itu kakek Byakta pergi keluar rumah Abisatya sebentar, ia ingin mengetahui kondisi desa tersebut seperti apa.

Ternyata desa tersebut adalah desa yang ramah seperti desanya dulu sebelum di datangi oleh para pendekar pendekar jahat.

Kemudian kakek Byakta melihat anak anak kecil Yang sedang bermain di sungai sembari mencari ikan untuk dibawa pulang.

Ada satu anak yang berhasil mendapatkan banyak ikan saat itu, kemudian Kakek Byakta iseng untuk meminta ikan sebagian pada anak kecil tersebut.

"Hei nak, aku lihat kamu dapat ikan cukup banyak, apa boleh kakek minta sebagian untuk dibawa pulang?"

Anak itu dengan polos dan kebaikannya membolehkan kakek Byakta untuk mengambil sebagian ikannya.

"Silahkan kek, kakek ambil sendiri ya, kakek pilih mau ikan yang mana saja."

Wajah kakek Byakta kemudian langsung tersenyum pada anak tersebut dan bilang kalau dia cuma bercanda.

"Hehehe.. kamu baik sekali nak, terimakasih. Tapi kakek hanya bercanda barusan, ternyata kamu memang anak yang sangat baik."

"Kakek ambil saja ikannya tidak apa apa, aku akan mencari lagi nanti." Jawab anak baik tersebut.

"Tidak nak bawa pulang saja untuk makan bersama keluarga mu."

Kakek Byakta benar benar sangat senang saat itu karena berada di desa yang sangat mirip dengan desanya dulu.

Kemudian Kakek Byakta memutuskan untuk segera pulang kerumah Abisatya karena tadi belum sempat ngomong sama Abi kalau dia akan pergi sebentar.

Abisatya yang tak mengetahui kalau Kakek Byakta sedang keluar sebentar bingung mencari nya di sekeliling rumah, tapi tidak juga menemukan kakek Byakta.

Sampai akhirnya kakek Byakta pulang.

"Aduh kek, kakek dari mana saja, aku sudah mencari kakek kemana mana tapi tidak ketemu juga."

"Oh iya nak, maaf tadi kakek benar benar lupa untuk ngomong sama kamu. Kakek barusan habis berkeliling desa, kakek merasa kalau desa ini sangat mirip dengan desa kakek yang dulu, orang orang disini sangat ramah dan baik. Bahkan tadi kakek iseng untuk meminta sebagian ikan pada seorang anak kecil, anak itu sungguh baik sekali, dia mau memberikan sebagian ikannya untuk kakek."

"Waahh.. memang benar kek disini orangnya sangat baik baik sekali, kalau ada yang kesusahan pasti langsung di bantu."

"Kakek senang bisa merasakan seperti di desa kakek yang dulu."

Setelah obrolan itu Abisatya segera membawa Kakek Byakta masuk kedalam rumah dan segera menunjukkan tempat tidur Kakek Byakta untuk nanti malam.

"Ayo kek ikut aku, aku tunjukkan dimana tempat tidur Kakek, barusan sudah saya bersihkan dengan istriku."

"Aduh nak, kakek merepotkan kamu dan istri mu sekali hari ini, seharusnya biarkan kakek saja yang membersihkan tempat tidurnya."

"Sudah kek ayo." Ucap Abi Agar kakek bisa segera beristirahat.

Sampai di tempat tidur Kakek, isinya sudah sangat bersih dan rapi.

"Sini kek, ini tempat tidur Kakek untuk malam ini, semoga nyaman ya kek."

"Ini sungguh nyaman nak di bandingkan dengan rumah kakek yang hanya terbuat dari kayu dan dedaunan. Terimakasih banyak nak."

Kakek Byakta memutuskan untuk tidur dahulu waktu itu karena badannya merasa sangat capek karena tadi sudah berlarian dari tengah hutan menuju desa ini.

Kakek Byakta pun sudah tertidur pulas.

Abisatya kemudian mengajak istrinya untuk segera tidur juga karena hari juga sudah larut.

"Istriku hari sudah larut, ayo kita segera tidur di kamar."

"Iya suamiku, aku juga sudah merasa ngantuk sekarang."

Mereka berdua pun berjalan ke kamar tidurnya dan segera bersiap untuk tidur. Sebelum tidur Abisatya terus memandangi perut istrinya yang sedang bergerak gerak, tanda calon anaknya sedang menendang nendang perut ibunya.

Abisatya tak sabar untuk segera bisa menggendong anaknya nanti. Abisatya terus memperhatikan perut istrinya sembari mengelus Elus perut istrinya tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status