Malaki lalu mengambil surat yang kertasnya sudah berwarna kekuningan dan buram termakan usia itu dan dan kini dia membacanya.
“Orang bijak akan selalu baik serta sabar, kelak mendapatkan hasil sesuai keinginannya, tidak serakah yang bisa membawa petaka”
Malaki mengerutkan alisnya, dia yang masih belum dewasa ini tentu tak paham arti kalimat ini, Rani juga bingung mengartikan kalimat ini.
Namanya masih anak-anak dan keduanya belum pernah sekolah formal, tentu saja keduanya tak paham bahasa kiasan yang artinya lumayan berat bagi otak keduanya.
Keduanya akhirnya tak mengubris surat itu, Malaki kini membolak-balik kitab itu, saat aseek itulah dia seakan melupakan keadaan sekelilingnya termasuk Rani. Malaki malah membaca satu persatu lembaran kitab itu.
Karena banyak kalimat-kalimatnya yang sangat menarik perhatiannya, Malaki makin tenggelam saja dalam keasekan membaca kita itu. Ternyata kitab tersebut berisi pelajaran-pelajaran ilm
Rani memang salut dengan pemikiran Malaki, kadang pikiran Malaki lebih dewasa daripada umurnya yang masih 12 tahunan.Kini kedua anak kecil tersebut benar-benar tekun berlatih berdasarkan kitab yang di baca Malaki, kadang Rani ikut membaca, tapi tak lama, dia pusing melihat aksara-aksara rumit yang membuat kepalanya pening membacanya.Beda dengan Malaki, semakin rumit maka dia makin penasaran. Setelah hampir sebulan membaca, Malaki pun mulai memperaktikan semuanya sesuai dengan isi kitab sebisanya dia.Namun tanpa adanya guru yang memberi petunjuk, tentu saja pelajaran yang diperaktikan Malaki malah banyak ngawurnya.Malaki malah lebih mudah mempelajari petunjuk-petunjuk silat yang ternyata sesuai dengan pelajaran yang dia terima dari Ki Sunu.Kitab itu ternyata memuat pelajaran ilmu silat dua aliran, yakni aliran putih dan hitam, Malaki lebih cocok dengan pelajaran aliran hitam, saat dia memaksakan diri mempelajari aliran putih, kepalanya sering p
Keduanya kemudian meloncat dan kini sudah berada di dekat jendela, rumah itu terlihat sepi, keduanya tanpa kesulitan masuk ke dalam kamar dan mulai memilih-milih pakaian yang terlihat terlipat rapi di lemari.Setelah dapat sesuai tubuh mereka, kedua mengintip lewat pintu kamar, ketika di rasa aman, kemudian mereka menuju dapur, Rani ternyata ingin mengambil peralatan mandi, naluri sebagai wanita dia ingin tentu ingin membersihkan tubuh.Selama ini dia hanya menggosok badannya dengan daun-daun tertentu saat mandi dan menggosok giginya dengan akar-akaran.Satu sabun dan dua sikat gigi dia ambil, saat berbalik dia kaget, ketika seorang wanita datang dan memergokinya.“Ma-malingggggg….!” teriak wanita itu yang terkaget-kaget tadi. Rani tentu saja terperanjat, ulahnya kepergok, dia langsung melompat tinggi menuju jendela.Malaki yang saat bersamaan mengambil dua sepatu kulit di sebuah kamar, ikutan kaget, dia ikut melompat lewat jende
Rani kini tertawa-tawa, dia menari-nari dengan lincahnya, pakaian yang dia ambil bersama Malaki tiga hari yang lalu sangat pas di tubuhnya. Juga sepatu kulit yang Malaki ambil, cocok sekali di kakinya, kini penampilan gadis cilik ini makin cantik, bibirnya merah alami, matanya lentik bersinar kocak dan cerah dengan bola mata yang bulat.Malaki juga tak kalah gagahnya, baju yang dia curi juga pas di badannya, dengan usia yang sudah 13 tahunan lebih, tubuh Malaki sudah besar dan tingginya juga bak pemuda dewasa. Hanya badannya kurus, tapi tubuhnya sangat kokoh dan kuat.Ketampanan Malaki juga makin terlihat, Malaki tak sadar, diam-diam sering Rani menatapnya dengan lekat, tatapan Rani bukan lagi tatapan seorang bocah, tapi tatapan seorang remaja putri yang suka melihat yang indah-indah, sesuai dengan usianya yang makin mendekati remaja putri.Ternyata bukan hanya Rani, saat gadis cilik ini tertidur dalam gua di bibir jurang, Malaki kadang jengah sendiri, Rani tanp
Untungnya Ki Sunu belum menggunakan pukulan beracun setiap kali menyerang, diam-diam dia masih berharap, agar Malaki mau terbuka darimana memperoleh kesaktian yang sangat hebat ini. Ki Sunu selalu haus dengan ilmu-ilmu silat tinggi dan ia yakin muridnya ini telah mempelajari sebuah ilmu silat yang dahsyat, karena mampu menahan pukulan-pukulannya, yang selama ini tak menemui lawan tanding sepadan. Malaki lalu bersedekap sesuai dengan kitab yang dia baca, lalu diapun mengeluarkan teriakan nyaring dan ia pun dengan nekat tanpa perhitungan menyambut pukulan sambil melompat yang dilancarkan Ki Sunu. Desssss….kembali dua tangan Ki Sunu dan Malaki bertemu, tubuh Ki Sunu yang sedang melayang di udara langsung tersentak ke belakang, untungnya dia langsung salto hingga 5 kali, saat turun ke tanah, tubuhnya bergoyang-goyang, bibirnya mengeluarkan darah. “Bangs**ttt…dimana kamu belajar ilmu itu hahhh!” sentak Ki Sunu murka bukan main. Tapi Malaki pun bukannya tak
Sebelumnya, Jambrong yang banyak memiliki kenalan tentu tahu siapa pendekar kusen ini, selain namanya bak dewa saking saktinya di daerah kaki pegunungan meratus. Pendekar Sapu Jagat juga sudah puluhan tahun tak pernah muncul ke permukaan. Hingga banyak yang mengira kalau pendekar ini sudah meninggal dunia.Tahu-tahu hari ini secara tak terduga, Ki Jambrong dan Pendekar Jubah Tengkorak bertemu sang pendekar sakti ini. Dia juga mendengar kabar, sang pendekar ini tak segan menghukum para penjahat kalau sampai bertemu dan saat itu berbuat kejahatan.Saat kabur tergesa-gesa itu, Ki Jambrong masih ingat dengan anaknya, dia lalu bangkit dan mengangkat tubuh Rani, lalu dia kabur secepat-cepatnya membawa putrinya ini.Pendekar Sapu Jagat hanya tersenyum dan tidak mencegah perbuatan Jambrong, dia dari tadi sudah tahu kalau Rani itu anaknya si pentolan perampok Ki Jambrong.“Hmmm…lebih baik dia berkumpul orang tuanya, sejahat-jahatnya orang tua, tak bak
Hampir dua bulan berjalan kaki melewati hutan-hutan lebat, barulah Malaki sampai di aliran sungai yang dimaksud Pendekar Sapu jagat. Kini Malaki menyusuri sungai itu, kadang dia berhenti untuk mengisi perutnya.Malaki terpaksa sering makan buah, atau menangkap ikan di sungai kalau lapar, karena ia memang menghindari perkampungan, sesuai pesan dari Pendekar Sapu Jagat, yang kini Malaki anggap sebagai gurunya yang baru.Ternyata sungai itu sangat panjang, butuh waktu tiga minggu lebih buat Malaki hingga akhirnya sampai ke hulu sungai yang ada air terjunnya yang sangat tinggi dan airnya sangat deras ini.Malaki sampai tertegun saat menatap air terjun yang tinggi dan sangat deras airnya tersebut. Air terjun itu 100X lebih tinggi dari air terjun di mana dulu dia berlatih dengan Rani di bawah bimbingan Ki Sunu.Dia berpikir keras bagaimana caranya memanjat dan menemukan gua tempat pendekar tua itu tinggal.Tapi tekad keras dan pantang menyerah sudah tert
Walaupun bukan menjadi salah satu pendekar golongan hitam, tapi Pendekar Asmara ini juga tak bisa dikatakan pendekar golongan putih, karena sepak terjangnya yang semau gue.Namun, pendekar ini akhirnya harus berurusan dengan pendekar golongan putih, gara-gara kesalahannya sendiri, yakni saat dia makin sombong dan angkuh, karena kesaktiannya yang memang tak mempunyai lawan tanding yang sepadan saat itu.Awalnya….sampai usianya mendekati 40 tahun, Pendekar Asmara ini makin merajalela, tak terhitung wanita-wanita cantik yang dia sukai jatuh dalam pelukannya. Dengan ketampanannya dan juga kelihaiannya merayu wanita, dia tak terbendung dalam hal menaklukan wanita.Untungnya semua wanita mudah dia taklukan, sehingga tak pernah terdengar dia memperkosa wanita.Pendekar Asmara juga cerdik, walaupun dia ingin mengangkat diri sebagai Pendekar Nomor Satu, tapi dia tak pernah macam-macam dengan pihak kerajaan, dalam artian dia malah siap menjadi pengawal dan p
Brakkkk…tiba-tiba pintu kamar terbuka, ternyata Pangeran Kino yang sudah sadar masuk, dia kaget setengah mati melihat selir tercintanya berpakaian tak karuan bahkan hampir polos, sementara Pendekar Asmara juga begitu, terperanjat bukan main ulahnya kepergok sang pangeran ini.“Apa yang kamu lakukan terhadap selirku, kamu memperkosanya yaa…bangs*t rendahan!” Pangeran Kino yang belum sadar 100% dari mabuknya langsung kalap, dia menyerang Pandekar Asmara dengan mencabut kerisnya yang terdapat di pinggang.Mudah saja sang pendekar ini menghindar, karena Pangeran Kino hanya mempunyai ilmu kanuragan yang tak begitu tinggi, di tambah lagi masih dalam kondisi mabuk. Sehingga serangannya ngawur dan tak begitu berpengaruh terhadap pendekar yang kena apes ini.Tapi Pandekar Asmara akhirnya mulai panik juga, karena dia dengar derap kaki menuju kamarnya, ternyata itu pasukan pengawal yang datang, sebab kaget mendengar teriakan sang pangeran serta sa