Akhirnya dengan runtut Japra ceritakan apa yang sudah Ki Boka kisahkan padanya, tak lupa di akhir ceritanya, ia sebut padepokan Ular Hitam sudah berubah nama menjadi padepokan Ular Putih.Yang artinya berubah pula kelompok ini menjadi kelompok golongan putih, bukan lagi kelompok jahat yang suka merampok desa atau para pedagang yang lewat di wilayah kelompok ini.Aura termenung mengetahui jati dirinya yang ternyata anak kandung Ki Palung, ayahnya ternyata bukan adik kandung Ki Boka.Anehnya Aura tak merasa gembira tahu hal itu, dia malah menarik nafas panjang, seolah ada beban berat di hatinya.Japra hanya mendiamkan, melihat Aura yang tak begitu terkesan dengan pengungkapan jati dirinya tersebut.Japra lalu rengut kalung dari lehernya, inilah kalung yang selama ini melingkar dan kini dia lepas.“Aura, kalung ini dahulu pemberian Ki Palung, sudah selayaknya kamu yang miliki kalung tersebut saat ini,” cetus Japra, sambil meletakan kalung itu di meja.Aura melirik kalung itu, lalu mengge
Kenangan bersama Dehea yang memabukan pun terbayang di hatinya, namun perlahan bayangan Dehea lenyap, berganti dengan sosok bidadari yang tak kalah cakepnya ada di hadapannya.Bahkan di mata Japra, Aura menang segalanya…karena sejak kecil dia diam-diam menyukai gadis jelita ini.Anehnya tak lama kemudian Aura tidur dengan nyenyaknya, hingga Japra geleng-geleng kepala sendiri.Dia lalu duduk di pojokan kamar dan tenggelam dalam semedinya, untuk mengembalikan tenaganya.Setelah siang dan makan di sebuah warung, hingga menimbulkan pandangan kagum sekaligus iri semua orang, karena keduanya pasangan yang sepadan.Japra dan Aura lanjutkan perjalanan, kali ini mereka sudah berada di pesisir pantai yang sangat indah, Japra dan Aura belum pernah ke pantai dengan lautnya yang biru.Tempat ini sangat jauh dari penduduk, bahkan dari warga yang mereka tanya saat dalam perjalanan ke sini, rata-rata tak ada yang beranii datang ke sini.“Selain sangat jauh, harus di tempuh 2 harian naik kuda, atau ka
Saking asyiknya terus berciuman dan lengan Aura melingkar di leher Japra, tanpa mereka sadari cuaca berubah sangat cepat.Bulan purnama yang tadi bersinar terang kini tertutup awan hitam, angin mulai berhembus kencang.Debur ombak pun terdengar makin nyaring. Agaknya badai akan segera tiba, inilah yang tak disadari dua orang yang tengah di mabuk cinta ini.Aura makin hanyut saat tubuhnya mulai direbahkan Japra di lantai gua yang berpasir ini. Aura melenguh perlahan saat lehernya mulai di susuri mulut Japra, dia terpekik manja ketika pakaian depannya sudah terbuka dan Japra dengan lembut terus bermain-main di dua bukit kembarnya yang membusung.Aura memejamkan mata, pikirannya melayang-layang ke langit ke 7…tapi kenapa langit malah gelap, tadi kan terang, batinnya mulai menyeruak sadar?Saat itulah secara tiba-tiba terdengar bunyi menggelegar dan air laut merangsek masuk menuju di mana keduanya asyik bercumbu.Aura yang sedang menikmati cumbuan Japra kaget bukan kepalang, karena kedua
“Astagaaa…ini burung rajawali yang dulu menyerangku saat menemukan pusaka bukit meratus beberapa tahun lalu,” batin Japra yang langsung ingat kejadian mengerikan, hingga dia terjatuh dan malah berhasil temukan pusaka yang di cari semua pendekar tersebut.“Aura kamu menyingkir, ini sangat berbahaya, burung rajawali raksasa ini sangat ganas dan pemarah,” Japra mendorong Aura agar masuk kembali ke dalam depan gua.Aura tanpa di suruh 2x langsung pergi menjauh meninggalkan Japra yang kini bersiaga melihat Rajawali yang agaknya sangat murka sarangnya kedatangan tamu tak di undang ini.Japra yang menamakan jurusnya Elang Mematuk Mangsa, terinspirasi dari burung Rajawali ini tidak di nyana, hari ini dia tak sengaja kembali bertemu.Ingatan Japra sangat kuat, dia ingat warna dan bentuk burung yang ukurannya jauh lebih besar dari burung onta, dengan kepak sayap yang sangat panjang. “Ketemuan lagi sobat, tapi kali ini aku tak akan mau lagi mengalah seperti dulu, buru-buru terjun bebas!” tegu
“He-he..kamu lapar burung baik, baiklah, tunggu sebentar, ini makan sarapan pagimu!” Japra lalu mendekat dan dengan kelihaiannya dia melepaskan totokan itu.Dan dengan kecepatan yang bikin Japra kagum, burung rajawali ini langsung sambar ular tadi lalu dengan cakarnya mencabik-cabik dan memakannya dengan lahap, seolah-olah tak makan hingga satu bulan.Otomatis belitan si ular tad ambyar, cabikan dan gigitan burung raksasa ini membuatnya jadi santapan lezat bagi burung liar ini.Padahal memang iya, burung rajawali ini hampir 1 bulan tak memperoleh mangsa. Tubuh besarnya membuat mangsanya keburu kabur sebelum berhasil dia tangkap.Burung rajawali langka ini seekor karnivora, dia pemangsa yang tak kenal ampun. Inilah yang membuatnya dengan sangat lahap menyantap ular jenis piton itu dan menghabiskannya dalam waktu singkat.Japra hanya menonton saat si burung rajawali ini dalam waktu singkat menghabiskan ular besar tersebut.Cepat dan tak bersisa sedikitpun, benar-benar burung yang sanga
“Rajawali yang baik, aku dan Aura harus pergi, kami masih ada yang di cari,” Japra bicara sambil membelai kepala burung ini.Tiba-tiba burung ini mendorong Japra, hampir saja Japra terjengkang sekaligus kaget dengan ulah burung liar ini.Aura pun ikutan kaget dan buru-buru mendekati Japra, takut sekali dia kalau rajawali ini kembali mengamuk.Tapi burung ini tak peduli, dia terus berkuik-kuik nyaring seakan ingin tunjukan sesuatu. Lama-lama Japra pun paham, dia ikuti kemana arah kepala burung ini yang seakan menuntunnya kembali ke dekat sarangnya.“Aura kayaknya dia ingin tunjukan sesuatu,” bisik Japra, Aura dengan takut-takut mengangguk. Burung Rajawali ini lalu mengais-ngaiskan cakar ke tanah yang lumayan keras, sambil kepalanya mendongak ke arah kiri Japra dan Aura. Japra dan Aura bingung dengan ulah burung ini.“Mau apa dia mengais-ngais begitu?” ceplos Aura keheranan. Japra pun sama, tak paham apa maksud burung raksasa ini.Burung ini terlihat tak sabaran, dia mendekati tanah
Demikianlah, si burung rajawali ini makin akrab dengan Aura dan Japra. Lama-lama keduanya juga paham apa yang diinginkan si burung liar ini.Keduanya juga tak takut kelaparan lagi dan bisa konsen mulai melatih ilmu-ilmu dahsyat, yang terdapat dalam kitab ini.Ternyata Aura lebih cocok melatih Jurus Rajawali Pedang Putih, yang dasarnya ada kemiripan dengan jurus Elang Mematuk Mangsa dan Japra pun dengan mudah memberi Aura petunjuk.Anehnya Jurus Rajawali ini justru diperuntukan bagi wanita, karena jurus ini sengaja di ciptakan buat kaum hawa dan penciptanya adalah Dewi Lintah.Setelah hapal teorinya, mulailah Aura berlatih dengan pedang putih ini, tubuhnya bergerak sangat cepat dan desingan pedang ini seolah kepak sayap rajawali, setiap kali Aura bergerak ke sana kemari melatihnya dan diberi petunjuk oleh Japra.Hasilnya, hanya dalam seminggu saja, ilmu kanuragan Aura meningkat pesat, dia juga sangat berbakat, apalagi jurus ini memang sangat cocok buat wanita.Sedangkan Japra mulai ko
Walaupun dalam gua yang dingin dan lembab, tapi bagi keduanya seolah berada di kamar indah yang empuk.Cinta dari hati membuat keduanya tak memperdulikan apapun lagi. Aura pun lepas perawannya bersama Japra.“Sakit sayang…?” bisik Aura, setelah babak pertama yang tak bakal dia lupakan.“Ntar juga enak, kamu bakalan minta lagi,” sahu Japra senyum kecil, Aura mendelik, tapi apa yang dikatakan Japra benar adanya, di babak selanjutnya Aura sampai merem melek menikmati.“Tau enak gini, kenapa nggak sejak dulu ajah,” desis Aura sambil menghela ‘kuda jantan’ yang kini gantian rebahan dan dia atas.Siang malam mereka terus mengulang percintaan tanpa bosan.Tapi setelahnya, Japra lalu ingatkan Aura dan mereka lakukan semedi, untuk sempurnakan jurus-jurus yang sedang dipelajari.Dan hasilnya luar biasa, dalam waktu hanya 2 bulan, persis saat dua telor burung rajawali pecah dan lahirlah anaknya.Aura pun tanpa kesulitan mampu mencapai level ke 7 Jurus Rajawali Pedang Putih miliknya. Kini kesakti
“Apa lagi Nyai, jawaban sudah aku berikan, kurasa sudah cukup!”Setelah berkata begitu, secepat kilat Pendekar Putul melompat dan lenyap seketika dari hadapan Putri Alona.Dia tak mau lagi menunggu jawaban Putri Alona, dadanya tiba-tiba terasa sesak, ia melihat Putri Alona yang dia duga pasti ibu kandungnya sendiri ini seakan tidak ada rasa penyesalan sama sekali.“Ibu macam apa ini, apa karena dia seorang bangsawan, sehingga malu punya anak seperti aku yang cacat ini?” batin Pendekar Putul kesal dan marah dan sekaligus sedih bercampur jadi satu.Pendekar Putul ini juga sengaja pergi, karena sekilas dia melihat seseorang datang dan berdiri termangu menatap dia dan Putri Alona, seakan tak mau campuri keduanya.Andai si Putul bertahan, dia akan melihat pemandangan yang memilukan.Putri Alona menangis sesengukan di pelukan…adiknya, Pangeran Daha, yang mendengar ucapan bernada marah dari keponakannya itu pada ibu kandungnya sendiri.Sesaat sebelum si Putul menghilang ke dalam hutan yang l
Pendekar Putul kini lega, 4 orang sudah selamat dari Ki Rawa dan Pendekar Gledek serta ratusan pendekar golongan hitam.Dia sengaja pergi berbeda jurusan dengan Pengeran Daha Cs, padahal pamannya itu dengan lihai sudah kirim suara, mereka bertemu di sebuah tempat.Namun Pendekar Putul masih malu berkumpul dengan keluarganya sendiri.Apa yang dia lakukan bersama Pangeran Daha, Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal jadi perbincangan semua kaum pendekar, baik golongan hitam juga golongan putih.Kehebatannya ‘acak-acak’ padepokan yang di kuasai Ki Rawa dan ratusan anak buahnya dianggap luar biasa beraninya.Terlebih selama ini cukup banyak pendekar golongan putih yang jadi korban.Kehebatannya ini menjadi gosip panas hingga berbulan-bulan, termasuk Pangeran Daha, Putri Dao, si kakek slenge'an juga Pangeran Akmal.Kesaktiannya yang hebat itu bikin Ki Rawa si majikan Padepokan Ular Hitam kelabakan, termasuk Pendekar Gledek bekas gurunya yang sangat sakti, sehingga membuat semua oran
Kaget bukan kepalang Ki Rawa dan Pendekar Gledek juga pengeroyok lainnya, termasuk ratusan penonton yang takjub melihat pertarungan hebat ini.Di depan mereka sudah berdiri 3 pemuda gagah, tentu saja yang paling menyolok adalah yang kakinya hanya satu, yakni Pendekar Putul.Sedangkan kedua lainnya, juga bikin semua orang kagum, tapi semua sepakat bilang, 3 pemuda ini sangat tampan, terutama wajah si Putul, tapi sayangnya dia hanya miliki satu kaki.“Ka-kamu si Putul, heh kamu juga Pengeran Daha dan Pangeran Akmal,” bentak Pendekar Gledek yang kaget dan agak gentar menatap ke 3 pemuda gagah ini.Matanya melotot, seakan tak percaya, kemunculan 3 pemuda ini mampu buyarkan semua serangan mereka.“He-he-he…bagus, kalian datang untuk di tangkap, hei para undangan, kenapa kalian diam, inilah manusia-manusia bangsat yang ingin rusak rencana kita. Ayo kalian maju, kita basmi ke 5 orang ini sekaligus,” seru Ki Rawa dan ratusan pendekar golongan hitam langsung bersiap keroyok ke 5 orang ini.Tap
“Brakkk!” serangan dahsyat Pendekar Gledek kena tanah, tapi luput mengenai Kakek Slenge’an.Sambil menggelinding si kakek slenge'n secara hebat gunakan jurus merangkak bumi miliknya dan luput dari serangan hebat ini Tapi tak urung serangan mematikan ini menyerempet kena si kakek, hingga Pendekar Gledek terbahak dan makin gencar serang si kakek lucu ini, yang makin lama makin kepayahan hadapi keganasan pentolan tokoh hitam ini.Pendekar Gledek seakan tak mau beri kesempatan bagi si kakek lucu ini bernafas, bahkan tongkatnya seolah berubah jadi pedang yang sangat tajam.Setiap kali di ayunkan, berdesing bunyinya dan kalau kena tubuh, bisa jadi si kakek lucu ini akan terbelah dua, saking hebatnya tongkat ini di tangan Pendekar Gledek.Posisi kakek slenge'an makin terdesak hebat dan agaknya dalam hitungan, bakalan kalah telak! Saat posisi kakek slenge’an makin terpojok, tiba-tiba melayanglah tubuh seseorang dan secara lihai papaki serangan Pendekar Gledek.“Nenek lancang, siapa kamu bent
“He-he-he...memang aku tak memungkiri, dua orang yang miring otaknya itu muridku, tapi aku bukan segolongan dengan mereka, juga tidak pernah tahu tindak tanduknya.""Tapi ini soal pemberontakan, kurasa mending kamu batalkan niat gilamu itu Ki Rawa, balik saja ke Kerajaan Kubu Raya sono dan lalu diam di sana sampai koit, lagian kamu juga sudah membunuh Ki Boka, pemilik asli tempat ini, kelakuanmu sudah cukup bagiku untuk jadi musuhmu!” ejek si Kakek Slenge’an.Wajah Ki Rawa memerah, ini menandakan dia bukan orang asli di ke dua kerajaan yang ingin dia taklukan, tapi hanya pendatang yang punya ambisi besar, yakni jadi Raja!“Hmm…kamu menantangku, mentang-mentang lagi dekat dengan keluarga si Prabu Japra, kamu tinggi hati. Sudah bosan berkeliaran di bumi ternyata,” dengus Ki Rawa, kedua tangannya terlihat mulai mengeras, tanda tenaga dalamnya mulai terkumpul.“Ho-ho…dengan senang hati Ki Rawa, aku juga sudah lama tidak baku pukul he-he!” sahut Kakek Slenge’an tanpa rasa keder.Tiba-tiba m
Pertemuan akbar golongan hitam pun berlangsung, hampir 800 an orang berkumpul di halaman padepokan Ular Hitam yang luas ini.Yang menjadi tamu kehormatan atau tamu VIP di sediakan bangku panjang, yang hanya tamu biasa, hanya bisa berdiri atau malah nemprok saja duduk di tanah.Ki Rawa terlihat duduk dengan pakaiannya yang mewah tapi agak kedodoran, karena tubuhnya kurus tinggi dan agak bungkuk.Bagi yang pernah berjumpa dengan Ki Birawa, melihat wajah Ki Rawa, pasti mengira pentolan golongan hitam ini hidup lagi, karena wajah mereka mirip.Di sampingnya terlihat Pendekar Gledek yang mendampinginya, juga ada Dua Kembar Rubah Betina, Pendekar Serigala, serta puluhan pendekar golongan hitam lainnya.Dan pastinya seorang wanita matang yang cantik, yang penampilanya mirip putri-putri bangsawan, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Alona. Dan di tatap kaget oleh dua orang yang tengah menyamar!Yakni Pangeran Daha dan juga Putri Dao, yang sama seperti Pendekar Putul, tak habis pikir ken
Tentu saja tebakan si Putul benar adanya, wanita cantik ini Putri Alona adanya, putri dari Prabu Japra dan inilah ibu kandungnya sendiri.Yang seumur-umur tak pernah dia temui dan tanpa di sadarinya, malam ini mereka malah bertarung sengit.Saat Pendekar Putul kerahkan jurus rajawalinya, Putri Alona tentu kenal dengan baik, karena ini jurus andalan dan paling hebat yang di miliki ayah kandungnya dan juga adiknya, Pangeran Boon Me.Putri Alona juga pernah pelajari jurus ini dari ayahnya itu, tapi bakatnya tak sehebat Pangeran Boon Me.Putri Alona malah paling hebat saat pelajari jurus ular kobra, sedangkan tiga adiknya, yakni Putri Seruni sangat hebat kuasai Jurus Kelelawar.Putri Betani Jurus Pedang Rajawali dan si bungsu Pangeran Daha sekaligus Putra Mahkota, kuasai Jurus Halilintar sama seperti Si Putul.Sekaligus tak kalah hebatnya kuasai juga jurus pedang seperti milik Putri Betani kakaknya, sehingga dapat julukan Pendekar Bayangan Rajawali, dan gurunya siapa lagi kalau bukan Perma
Ketika jalan-jalan hingga sampai di sebuah tempat yang mirip warung yang lumayan besar, yang berada di pojokan padepokan besar ini, Pendekar Putul hentikan langkahnya dari jarak 20 meteran.Padepokan ini memang sejak dulu seperti sebuah kampung yang sangat ramai dan ada beberapa warung berdiri di sini.Pendekar Putul melihat ada seorang wanita sangat cantik, pakaiannya mewah dan gayanya anggun, bak putri-putri Istana.Bahkan terlihat ada dua dayang yang selau sigap melayaninya, seolah dia benaran seorang putri dari sebuah kerajaan.Wanita ini Putul taksir lebih tua dari Dua Kembar Rubah Betina.Tapi wajahnya terlihat tetap cantik terpelihara dan yang bikin si Putul menatap tajam dari kejauhan, wanita matang itu akrab berbincang dengan Ki Rawa dan Pendekar Gledek.Mereka bertiga seolah sahabat dekat saja, sesekali tertawa bertiga kalau ada kisah yang lucu.Awalnya si Putul ingin pergi saja dari tempat ini, apalagi dia tak kenal siapa wanita cantik itu.Dia juga tak mungkin nekat menanta
“Jangan-jangan, kamu juga yang menolong paman Pangeran Daha yang saat itu jadi tawanan Dua Kembar Rubah Betina dan Pendekar Serigala?” cerocos Putri Dao, kini ketiganya memandang Pendekar Putul yang masih terdiam ini.Pendekar Putul malah bangkit di bantu tongkatnya dan tidak menjawab ucapan sepupunya ini, lalu ia berjalan ke arah jendela dan membukanya perlahan, sambil menghela nafas panjang, seakan sulit menjawab pertanyaan ini.“Aku pergi dulu, kalian hati-hatilah, tempat ini sangat berbahaya,” kemudian tanpa menunggu jawaban Putri Dao, si Putul sekali genjot tubuhnya, langsung menghilang di gelapan malam."Ih kamu mau kemana Putul," sahut Putri Dao terkaget-kaget termasuk Pangeran Akmal dan kakek selenge'an.Cepatnya si Putul menghilang, bikin kagum ketiganya, hampir saja Putri Dao berseru lagi agar sepupunya ini jangan pergi.Tapi si Kakek Slenge’an langsung menggelengkan kepala, agar Putri Dao jangan kejar pemuda itu.“Biarkan saja dia, agaknya ada sesuatu yang bikin dia bersikap