BERSAMBUNG
Blarrrrr….!Terdengar suara ledakan yang sangat dahsyat, tubuh Pendekar Budiman terguling-guling, tapi tubuh si Putul terbang jauh dan….!Serangan mendadak yang menghajar dirinya dengan nekat si Putul tangkis sekuat-kuatnya. Tapi si Putul kalah tenaga.Clonggg…tubuhnya meluncur deras ke dalam jurang yang berada di belakangnya yang berjarak 20 meteran dari tempatnya berdiri.Si Putul pingsan seketika sambil meluncur deras ke dalam jurang, tak pernah dia sangka, akan muncul serangan dahsyat yang menolong Ki Roja alias Pendekar Budiman.Tubuh si Putul lenyap ke dalam jurang yang tak tahu berapa dalamnya, saking dalam dan gelapnya di bawah jurang ini.Si Putul benar-benar tak ingat apa-apa lagi apa yang saat ini menimpa tubuhnya, juga bahaya maut yang mengancam dirinya.Kini sudah berdiri seorang kakek yang sudah tua antara 70-80 an usianya yang berdiri kokoh di bibir jurang di mana si Putul tadi terjungkal, Pendekar Budiman langsung bangkit dan beri hormat ke orang ini.Si Kakek ini terli
Kalau menurut akal sehat, pastilah si Putul akan tewas terjungkal ke jurang yang sangat dalam dan tak terlihat dasarnya dari atas tersebut.Namun semua nyawa itu bukan manusia yang menentukan, tapi Tuhan Yang Maha Esa, kalau belum saatnya mati, ada saja jalannya untuk selamat.Dan…begitu juga dengan si Putul alias Pendekar Cabul ini.Saat melayang jatuh dan terjatuh ke jurang dalam kondisi pingsan, tak di nyana tubuhnya nyangkut di sebuah dahan yang sangat alot batang dan rantingnya.Guncangan keras terasa saat tubuh besarnya jatuh menimpa ranting pohon berdaun lebat dan ada buahnya berwarna merah tua ini.Tubuh pingsan si Putul tertahan di sana hingga malam hari dan berlanjut hingga matahari mulai bersinar pada keesokan harinya.Menjelang sore, pelan-pelan mata si Putul mulai membuka, terlihatlah dinding jurang yang berupa bebatuan cadas serta langit biru di atasnya, sinar matahari menimpa wajahnya, hingga sesaat si Putul silau dan terpaksa memejamkan matanya.“Di mana aku…apakah aku
Akhirnya si Putul sampai juga, ternyata ini sebuah ruangan luas yang datar dan saat si Putul melangkah, dia kaget, ternyata di ujungnya kembali ada jurang menganga.Si Putul pun duduk menjuntai di bibir jurang ini, sambil ngemil buah yang sebelumnya dia petik.“Ternyata ujungnya sama saja, jurang juga,” batinnya mulai putus asa lagi. Putul belum percaya diri untuk terjun ke bawah jurang, walaupun dia sakti, tapi...kakinya hanya satu?Dia malah termenung saja memikirkan sepak terjangnya selama 1,5 tahunan ini. Sampai berjam-jam dia termangu.Lalu si Putul melangkah ke tanah datar tadi menjauhi bibir jurang, karena hari mulai malam dan angin berhembus sangat kencang, dingin pula.Begitu sampai di sini, dia lega, tempat ini lumayan hangat dan dan kini dia harus membiasakan matanya lagi di dalam gelap.Saat cuaca belum terlalu gelap, matanya melihat sebuah tulisan yang lumayan rapi di dinding gua ini, Putul pun bangkit dan menatap tulisan itu.Merasa kurang terang, dia melihat-lihat rantin
Kita tinggalkan dulu si Putul yang kini berlatih sangat keras siang dan malam, berdasarkan kitab Pusaka Bukit Meratus yang tak sengaja ia temukan.Sehingga kesaktiannya makin hebat saja, tapi nafsu gilanya pada perempuan malah turun drastis.Kita kembali ke tokoh satunya, Pangeran Daha, yang kini asyik siang dan malam mereguk cinta bersama Putri Nia.Kebalikannya dari si Putul, nafsu Pangeran Daha lagi tinggi-tingginya.Sejak belah duren, keduanya malah semakin larut dalam manisnya cinta, kini keduanya dengan kesadaran penuh memadu cinta siang dan malam.Jebakan Pendekar Gledek malah bikin keduanya makin lengket dan bucin saja.Anehnya, semenjak selalu bercinta, kekuatan tenaga dalam Pangeran Daha justru meningkat makin hebat.“Astagaaa…kenapa jurus-jurusku makin hebat setelah menggauli Putri Nia?” batin Pangeran Daha hera, tapi kini bersorak gembira.Sehingga kadang di waktu senggang, setelah puas bercinta, Pangeran Daha berlatih silat dan bikin Putri Nia berdecak kagum, melihat hebat
Hasil latihannya selama 3 bulanan ini, seperti hasil latihan 3 tahunan saja, sebab semua jurus yang di ajarkan Pangeran Daha, mudah sekali di hapalkannya, lalu di praktekan melalui latihan rutin.“Ba-baginda…pa-prabu!” terdengar suara Putri Nia terbata, tentu saja dia kenal betul siapa pria tua tampan ini, tubuhnya mendadak menggigil, keluar keringat dingin.Sebab pria setenga tua itu adalah Prabu Japra...!Tanpa basa-basi lagi, Putri Nia langsung bersimpuh di tanah dan tak berani angkat wajahnya.Suuttt….tiba-tiba Pangeran Daha sudah berada di dekat Putri Nia.“Sayanggg….kok kamu bersimpuh?” tanya Pangeran Daha heran sendiri, walaupun punya kesaktian hebat, dia pun sama. Tak menyadari kehadiran Prabu Japra, yang menandakan hebatnya kesaktian maharaja Muara Sungai ini.Terdengarlah deheman pelan dan saat menoleh, hampir copot jantung Pangeran Daha, ayahandanya kini sudah berada di depannya dari jarak 10 meteran.“A-ayahanda…!” dengan suara terbata Pangeran kini bak tak ada tulang lagi.
Sejak Ki Boka yang sepuh di tewaskan kelompok jahat, Padepokan Ula Putih seolah kembali ke jati diri awal, saat di pimpin Ki Palung, menjadi padepokan yang sangat jahat dan sepaka terjangnya menakutkan.Padepokan ini bahkan sudah merubah namanya kembali jadi Padepokan Ular Hitam.Dan orang yang jadi pemimpinnya adalah, Ki Rawa. Seorang kakek yang sangat sakti mandraguna yang juga terkenal kejam.Dia adik dari Ki Birawa, sekaligus musuh Prabu Japra, yang dulu hampir menewaskan sang maharaja ini, karena secara curang membawa 2 temannya yang sangat sakti untu keroyok Prabu Japra tersebut.Namun nasib Prabu Japra saat kritis tertolong secara kebetulan oleh Pendekar Putul, yang akhinya si Putul malah di beri jurus hebat, yakni Jurus Lintah dan diangkat jadi murid Pendekar Bukit Meratus ini.Setelah kekalahan itu, Ki Rawa tak sengaja bertemu Pendekar Gledek dan mereka lalu berkomplot, untuk ambil alih Padepokan Ular Putih dan berhasil tewaskan Ki Boka."Kita akan bangkitkan lagi Padepokan Ul
Saat akan menyahut, rekannya langsung menepuk lengannya, sehingga pria setengah tua ini langsung, tidak jadi menyahut ejekan wanita berbaju hitam tersebut.Kedua orang ini terdengar bicara perlahan, tapi Pangeran Daha tahu apa yang mereka bicarakan. Dengan kesaktiannya, dia menguping apa yang diomongkan dua orang ini.“Pendekar Pemarah, kita ke sini hanya menyelidiki soal Padepokan Ular Hitam yang makin merajalela, Ki Roja alias Pendekar Budiman, bahkan Ki Samonang minta kita jangan buat ulah,” bisik rekannya.Mendengar percakapan ini, Pendekar Daha langsung paham, kedua orang ini bukan penjahat, tapi sebaliknya, kelompok golongan putih, yang sedang dalam misi menyelidiki Padepokan Ular Hitam yang makin lama makin meresahkan ini.Tentu saja dia kenal baik siapa itu Pendekar Budiman, yang juga sahabat baik ayahandanya.Apalagi Ki Samonang, tokoh pendekar tua yang sangat sakti dan salah satu anggota 3 Pendekar Golok Putih yang sangat kesohor tersebut.Kini Pangeran Daha malah akan bersia
“Begitulah baginda pangeran, dalam waktu yang amat singkat, kelompok Ular Hitam pimpinan Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah memiliki ribuan pengikut, ini sungguh di luar dugaan!” kata Agu si Pendekar Pemarah.Yang tak ragu ceritakan hasil penyelidikan mereka berdua dengan Palo si Pendekar Pisau Sakti selama 2 mingguan ini.“Hmm…berbahaya sekali, apalagi ini masuk wilayah kerajaan Muara Sungai, kita harus segera hentikan gerakan ini, aku yakin ini akan menjadi cikal bakal gerakan pemberontakan,” cetus Pangeran Daha tanpa tedeng aling-aling.Palo menambahkan kisah Agu, sudah banyak pendekar golongan putih yang coba hadapi kelompok Ular Hitam ini.Karena sepak terjang kelompok ini sangat meresahkan dan tak segan merampok desa-desa terdekat dari padepokan kelompok ini.“Tapi banyak rekan kita yang tewas dan luka-luka berat!” sela Agu, sambil hela nafas.Palo pun membenarkan ucapan sahabatnya ini, bahkan mereka beberapa kali bentok dengan kelompok jahat itu, yang kedapatan merampok dan mencu
Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa
Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag
“Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum
“Benar Bafin, dia marah denganku yang dianggap menyeludupkan kamu ke sini dan Paman Renggo kena imbasnya karena membelaku,” kata Suliti mulai bercerita.Kenapa dia sampai hilang ingatan dan tangannya di buntungi dan kenapa mereka malah jadi dekat saat masih sama-sama sehat dan hilang ingatan.Bafin juga baru tahu, kalau Paman Renggo dan Suliti satu desa di Kampung Ilung. Sehingga hubungan mereka jadi dekat dan di tambah lagi dengan satu nasib, sama-sama di buntungi Ki Manyan.“Tenanglah kalian berdua…aku akan mencari keduanya. Aku pun masih punya urusan dengan kedua orang itu dan harus aku tuntaskan!” sahut Bafin menahan kemarahannya.Dia memang bertujuan akan cari semua musuh-musuh besarnya sambil mencari Putri Melania yang pergi dengan ayahnya Pangeran Busu alias si Raja Iblis.Hening sesaat, tak lama Tabib Loro yang tadi sedang meracik obat kembali lagi. Lalu meminta keduanya kembali minum ramuan obat ini, yang tak suruh 2X langsung keduanya teguk sampai habis, sehingga ingatan me
“Yang sakit jiwa mereka, bukan tubuh..deuhh apakah aku harus bawa ke duanya mencari seorang tabib?” gumam Bafin sampai menatap keduanya yang kini sudah jinak. Tiba-tiba terdengar suara seperti lonceng di pukul dan suara seseorang yang seperti membaca kitab-kitab kuno!Bafin lalu keluar menyongsong suara itu, yang agaknya memang menuju ke Istana Lembah Iblis ini.Dari kejauhan dia melihat seorang kakek yaang sangat tua berjalan menuju ke arah istana ini. Agaknya dia ingin berteduh di sini, apalagi saat ini hujan mulai turun rintik-rintik.“Ho-ho-ho ternyata ada pemilik istana ini, bolehkah aku berteduh sebentar di sini anak muda?” kata si kakek ini ramah. “Tentu saja kek, aku juga hanya kebetulan mampir di sini, namaku Bafin!” sahut Bafin sambil buru-buru beri hormat.Karena di lihatnya kakek ini bukan orang jahat, malah wajahnya terlihat ceria dan menimbulkan rasa suka siapa saja yang melihatnya. Tanpa ragu Bafin pun sambut dan beri penghormatan.“Bafin…Pangeran Bafin, aura kamu seba
Namun Bafin bukanlah orang yang penakut, dia senyum saja dan malah tetap tenang melangkah ke arah suara tadi.Walaupun istana Lembah Iblis ini makin menyeramkan dia memasuki bagian depan Istana ini, tapi hatinya tetap tenang.Malah ada semacam perasaan aneh yang menjalari hatinya, apalagi kalau bukan kenangan indah bersama kekasihnya, Putri Melania.Senyum dan rajukan manja Putri Melania terbayang jelas di pelupuk matanya. Bafin langsung hela nafas panjang.Tass..tasss…!Bafin kaget ada serangan gelap menuju ke arahnya, namun dengan dengan tetap tenang dia hanya miringkan sedikit kepalanya, serangan gelap itu luput.Biarpun otaknya sedang teringat kekasihnya, tapi ilmu silatnya yang sudah mendarah daging membuatnya tetap waspada. “Hmm…siapa dia ini, kenapa malah menyerangku,” batin Bafin sambil mengitari pandangannya ke arah pilar-pilar besar Istana, yang penuh lumut dan semak belukar ini.Saat melihat ada bayangan, tanpa ragu Bafin lalu pukul dengan jurus mega halilintar, tapi sengaj
“Kami sekeluarga pasti datang saat kamu dan Putri Aura menikah,” janji Pendekar Putul, saat Pangeran Durga izin pamit.Seandainya tak keduluan Pangeran Wasi si Putra Mahkota, Pendekar Putul dengan senang hati akan jodohkan Putri Alona dengan Pangeran Durga ini.Walaupun tak setampan Bafin atau Pangeran Wasi, tapi Pangeran Durga punya wibawa kuat dan selalu tenang hadapi masalah berat sekalipun, persis sifat Prabu Japra kakeknya.Sejak saat itu, Pendekar Putul buktikan janjinya, Bafin dia latih sempurnakan semua jurus-jurusnya, terutama jurus-jurus yang Bafin warisi dari Pendekar Gledek.Juga ilmu sihirnya, sehingga makin saktilah Bafin kini, dia pun mulai tahu jurus-jurus mana yang perlu di sempurnakan.Kadang Bafin malu sendiri karena terlalu pongah dan jumawa, ternyata llmu kanuragannya tak ada apa-apanya di bandingkan ayah kandungnya, apalagi si Raja Iblis atau Pangeran Busu.“Pangeran Busu kehebatannya tak beda jauh dengan ayahandamu ini, tapi dia punya titik lemah, tak bisa salurk
Kegagalan kedua dan ini yang paling menyesakan dadanya, membuat Pangeran Busu benar-benar stress tak terkira.Bawaannya ingin marah terus dan Putri Melania pun kadang jadi sasaran kemarahanya, tapi si putri jelita ini diam saja, tak pernah membantah apapun gerutuan ayah kandungnya.Pangeran Busu kini kembali ke tempat lamanya kala dulu menyembuhkan luka-luka yang di derita setelah di hajar Prabu Japra.Tempat ini berada di kaki bukit Pegunungan Meratus Bagian Tenggara, yang sudah masuk perbatasan Kerajaan Hilir Sungai dan Kerajaan Barito Timur, berjarak 2,5 bulanan naik kuda dari Istana Lembah Iblis.Di sinilah dia membangun sebuah pesanggrahan yang lumayan besar, sebab saat kabur dahulu dari Kadipaten Tapanah, dia membawa banyak harta benda dan di manfaatkan bangn tempat ini.Hiburan 3 selirnya tak membuatnya berkurang amarah, malah makin murka setelah 2,5 bulan kemudian Putri Melania muntah—muntah tanda…hamil.“Pasti anak si Bafin, tak salah lagi, kalian gulang-galing berminggu-ming
Bafin kaget, mendengar ucapan Pangeran Durga yang tak di sangka-sangka ini.Pendekar Putul yang kenyang pengalaman soal asmara kini hanya mendengarkan anak dan sepupunya ini bicara soal cinta.“Ti-idak Bang, eh paman, Putri Aura justru sangat mencintai paman, jujur aku pernah menemuinya dan Putri Aura sudah terbuka soal kita. Dia memilih paman dan aku dari hati yang terdalam sangat mendukung,” sahut Bafin jantan dan bibirnya tersenyum.“Benarkah…ahhh kamu dasar nakal, berani sekali menemui bibi sendiri,” cetus Durga sambil dorong dahi Bafin, persis seperti kelakuan mereka kalau sudah bercanda di Lembah Rajawali dulu.Mereka pun tertawa bersama, Pendekar Putul ikutan senyum, kini kedua anak muda ini kembali dekat, setelah sempat renggang gara-gara...rebutan cewek.Teringatlah Pendekar Putul dengan Pangeran Daha, yang kini jadi Maharaja Muara Sungai, dulu mereka juga rebutan wanita, tapi dia yang menang, Putri Arumi pilih dirinya.Bahkan kini mereka sebentar lagi bakalan besanan...!Pang