BERSAMBUNG
“Hentikan ulah kalian, jangan ganggu wanita ini,” tegur si Putul yang tiba-tiba saja sudah datang dengan kudanya dan menegur ulah ke 4 begal ini.Si Putul datang di saat tepat, kala tangan yang kasar dari si begal ini sudah tinggal beberapa inci lagi berhasil jamah lengan Nyai Safitri yang terpojok di kereta dan ketakutan setengah mati.“Ihh…ada manusia kaki satu rupanya, mau jadi pahlawan yaa kamu!” bentak si begal yang tadi mau pegang-pegang tangan Nyai Safitri.Wajah si Putul langsung merah padam di ejek, tapi dia menahan hati dan kini menatap tajam berrgantian ke 4 begal ini.Merasa percuma saja berdebat kusir, Si Putul menatap si cantik ini lalu senyum manis, seolah menenangkan si Nyai.Kemudian secara luar biasa, serangkum serangan dahsyat tanpa ampun ia arahkan pada ke 4 begal ini sekaligus, yang tak menyangka si Putul bukan remaja sembarangan.“Aaaayaaaa…panassss!” teriak ke empat begal ini, saat si Putul tanpa belas kasihan serang mereka dengan jurus mega halilintar miliknya,
“Apa yang terjadi Nyai, kenapa dua pengawal ini babak belur?” tanya pria ini, dengan wajah penuh selidik.Dengan cepat Nyai Safitri pun ceritakan apa yang terjadi, juga pastinya peran si Putul yang dikatakan menolongnya, selalu dia tonjolkan perannya.Si Putul beri hormat, sikapnya ini membuat rasa curiga 'suami' Nyai Safitri berkurang, hanya dia memandang aneh karena si Putul hanya miliki satu kaki.Ragu…? Apa iya remaja ini sesakti seperti yang dikatakan Nyai Safitri. Apalagi wajah si Putul masih remaja!Si Putul lalu di minta beristirahat di sebuah kamar, sedangkan di ruangan lain, Nyai Safitri minta suaminya yang bernama Temanggung Idar agar mempekerjakan si Putul sebagai pengawal di rumah mereka.“Jangan lihat kakinya, tapi lihat kesaktiannya, tanyakan saja pada kedua pengawal itu dan juga dayang aku ini,” kata Nyai Safitri menyakinkan Temanggung Idar.Akhirnya Temanggung Idar yang sangat sayang dengan ‘selir’ nya ini setuju dan mempekerjakan si Putul sebagai salah satu pengawal d
“Se-semuanya yang ada di tubuh Nyai saya suka!” sahut Putul apa adanya.“Benarkah…!” lalu dengan perlahan Nyai Safitri mulai lepas gaunnya, di depan si Putul, akibatnya remaja ini melotot melihat kemulusan tubuh selir Temanggung Idar tersebut, lidahnya kelu dan otaknya konslet tiba-tiba.“Putul…aku ingin kamu nikmati apa yang kamu bilang tadi,” desah Nyai Safitri dan…tangan Nyai Safitri menarik tangan Si Putul untuk menjamahnya.Awalnya Putul ragu-ragu dan malu-malu, tapi saat tangannya menjamah bukit kembar yang sudah terpampang jelas di depan hidungnya.Sifat asli si Putul yang selama ini tiarap langsung keluar tanpa bisa di tahan lagi. Jakunnya turun naik melihat pemandangan super indah ini.Antara kaget dan menikmati berpadu menjadi satu, Nyai Safitri sampai terpejam-pejam matanya, saat Putul mulai menelusuri seluruh tubuhnya, mulai dari bukit kembarnya, bibir hingga bertahan di antara kedua pahanya.Baru pertama kali Nyai Safitri alami hal yang tak pernah dia lakukan dengan Teman
Di saat Si Putul asyik dengan skandalnya bersama Nyai Safitri dan Dayang Umbi, di tempat lain Pangeran Daha juga tiba di Istana Kerajaan Hilir Sungai.Dia langsung di sambut Prabu Harman, yang kangen dengan adik bungsunya ini karena lama tak bertemu. Setelah bercerita soal keluarga di Istana Kerajaan Muara Sungai juga sempat bertemu Pangeran Boon Me di lembah rajawali, mulailah Pangeran Daha cerita soal si Putul.Tentu saja Prabu Harman kaget bukan kepalang, tak menyangka hubungan sedarahnya dengan Putri Alona yang notabene adiknya sendiri melahirkan si Putul.Lebih kaget lagi anak kandungnya ini cacat dan berniat ingin membunuhnya.“Jadi…dia sangat sakti?”“Benar sekali kanda, gurunya Pendekar Gledek dan…ayahanda kita, entah bagaimana caranya dia bisa tak sengaja bertemu ayahanda dan jadi murid beliau. Tapi aku tak heran, ayahanda prabu kan suka jalan-jalan hingga kini, jadi tak aneh beliau bertemu si Putul dan langsung suka, kan cucu sendiri, pasti ada ikatan batin...?!” cerita Pa
Pangeran Daha dengan naik kuda meninggalkan Istana Kerajaan Hilir Sungai, dia sama sekali tak sadar, orang yang di cari-carinya berada tak jauh dari kotaraja.Malah sedang asyik melanjutkan kegilaannya, dengan menggauli Nyai Safitri dan dayangnya sekaligus selama tinggal di sana. Sudah tentu tanpa sepengetahuan Temanggung Idar.Sebulan kemudian, Pangeran Daha yang hanya berpakaian ringkas, tak ubahnya pendekar biasa, sampai di sebuah hutan yang lebat.Dari warga yang dia temui di sebuah desa, dia dapat informasi, kalau hutan ini terkenal sangat angker dan ada siluman.“Ada hantunya dan suka muncul dengan ular warna merah,” kata warga itu mengingatkan Pangeran Daha.Mendengar ular merah, Pangeran Daha malah senyum sendiri, ingat pesan kakaknya, Pangeran Boon Me yang bilang, kalau dia makan daging dan minum arah ular merah, maka ilmu sihirnya akan main hebat, tapi libidonya bakalan sering naik tak terkendali.Kini Pangeran Daha sudah berada di tengah hutan lebat ini, dia berencana ingin
Pendekar Gledek mencongkel dan menggeser tubuh Pangeran Daha yang tertelungkup di tanah dan kini pingsan dengan wajah membiru dengan tongkatnya.“He-he-he…sang putra mahkota kesayangan Prabu Japra kini berhasil aku kalahkan, racun ular merah ini memang ganas...!” ceplos Pendekar Gledek tertawa puas.Lalu dengan entengnya, walaupun kakinya yang kanan tidak berfungsi, Pendekar Gledek angkut Pangeran Daha dan menghilang dalam hutan ini. Tawannya yang nyaring makin menyeramkan saja di hutan yang lebat dan gelap ini, padahal masih sore, belum malam.Kita tinggalkan sejenak Pangeran Daha yang kini dalam cengkraman Pendekar Gledek dan di bawa entah kemana oleh tokoh jahat itu.Kita kembali ke tokoh satunya, yakni Pendekar Cabul alias Pendekar Putul, yang makin gila saja dengan dua kekasihnya sekaligus.Yakni Nyai Safitri dan Dayang Umbi, perbuatannya yang Putul kira aman-aman saja, ternyata tidak sama sekali.Dua pengawal Nyai Safitri yang dulu di hajar 4 preman anak buahnya, diam-diam mel
Crippp…tubuh keduanya menyatu, terdengan lenguhan nyaring Nyai Safitri, berbarengan dengan itu pintu kamar ini di tendang dari luar hingga jebol.Bukan main terkejutnya kedua manusia yang sedang di landa nafsu tingkat tinggi ini, apalagi saat ini tubuh keduanya sudah menyatu.“Bangsattt…si pincang biadab, ternyata selama ini kamu berani goda selir aku,” bentak Temanggung Idar dengan golok terhunus dan emosi luar biasa tak bisa di tahan lagi.Temanggung Idar tak lagi hiraukan peringatan 5 Dewa Hilir Sungai, agar jangan bertindak emosi, mengingat si Putul bukan remaja sembarangan.Temanggung Idar yang sudah kadung emosi, langsung menebaskan goloknya ke arah si Putul.Si Putul yang tak menyangka tertangkap basah, tentu saja secara otomatis melawan saat ada serangan golok ini.Sambil bangkit dari tubuh Nyai Safitri dan menyambar pakaiannya, dia lalu layangkan sebuah jurus dahsyat ke arah Temanggung Idar.Brasss…!Jurus mega halilintarnya menyambar tubuh Temanggung Idar dan pejabat ini lang
Tubuh kokoh Pangeran Daha tak bisa di gerakan, tapi wajahnya yang semula membiru kini agak berkurang, namun Pangeran Daha merasakan tubuhnya sangat panas.Di depannya sambil asyik merokok cangklung, duduk Pendekar Gledek di atas sebuah batu. Dia tertawa saja melihat penderitaan anak muda bangsawan ini.“Apa mau kamu Pendekar Gledek, kalau kamu ingin membunuhku, lekaslah laksanakan,” tantang Pangeran Daha tanpa takut.“Ho-ho-ho….membunuhmu se gampang membunuh nyamuk Pangeran Daha, tapi aku ingin bikin kamu rusak dulu, sama seperti muridku si Putul itu, he-he-he!” ejek Pendekar Gledek.“Bikin rusak…? Apa maksudmu!” tanya Pangeran Daha kaget sekali.“Kamu lihat wanita cantik yang sedang pingsan itu?” cetus Pendekar Gledek.Mendengar ucapan Pendekar Gledek, Pangeran Daha menoleh dan alangkah kagetnya pangeran ini, dari jarak 3 meteran dari tubuhnya, tergolek tubuh denok…Putri Nia, salah satu selir Prabu Harman kakaknya, dalam kondisi pingsan.“Bangsat, sejak kapan kamu menculik putri selir
“Apa lagi Nyai, jawaban sudah aku berikan, kurasa sudah cukup!”Setelah berkata begitu, secepat kilat Pendekar Putul melompat dan lenyap seketika dari hadapan Putri Alona.Dia tak mau lagi menunggu jawaban Putri Alona, dadanya tiba-tiba terasa sesak, ia melihat Putri Alona yang dia duga pasti ibu kandungnya sendiri ini seakan tidak ada rasa penyesalan sama sekali.“Ibu macam apa ini, apa karena dia seorang bangsawan, sehingga malu punya anak seperti aku yang cacat ini?” batin Pendekar Putul kesal dan marah dan sekaligus sedih bercampur jadi satu.Pendekar Putul ini juga sengaja pergi, karena sekilas dia melihat seseorang datang dan berdiri termangu menatap dia dan Putri Alona, seakan tak mau campuri keduanya.Andai si Putul bertahan, dia akan melihat pemandangan yang memilukan.Putri Alona menangis sesengukan di pelukan…adiknya, Pangeran Daha, yang mendengar ucapan bernada marah dari keponakannya itu pada ibu kandungnya sendiri.Sesaat sebelum si Putul menghilang ke dalam hutan yang l
Pendekar Putul kini lega, 4 orang sudah selamat dari Ki Rawa dan Pendekar Gledek serta ratusan pendekar golongan hitam.Dia sengaja pergi berbeda jurusan dengan Pengeran Daha Cs, padahal pamannya itu dengan lihai sudah kirim suara, mereka bertemu di sebuah tempat.Namun Pendekar Putul masih malu berkumpul dengan keluarganya sendiri.Apa yang dia lakukan bersama Pangeran Daha, Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal jadi perbincangan semua kaum pendekar, baik golongan hitam juga golongan putih.Kehebatannya ‘acak-acak’ padepokan yang di kuasai Ki Rawa dan ratusan anak buahnya dianggap luar biasa beraninya.Terlebih selama ini cukup banyak pendekar golongan putih yang jadi korban.Kehebatannya ini menjadi gosip panas hingga berbulan-bulan, termasuk Pangeran Daha, Putri Dao, si kakek slenge'an juga Pangeran Akmal.Kesaktiannya yang hebat itu bikin Ki Rawa si majikan Padepokan Ular Hitam kelabakan, termasuk Pendekar Gledek bekas gurunya yang sangat sakti, sehingga membuat semua oran
Kaget bukan kepalang Ki Rawa dan Pendekar Gledek juga pengeroyok lainnya, termasuk ratusan penonton yang takjub melihat pertarungan hebat ini.Di depan mereka sudah berdiri 3 pemuda gagah, tentu saja yang paling menyolok adalah yang kakinya hanya satu, yakni Pendekar Putul.Sedangkan kedua lainnya, juga bikin semua orang kagum, tapi semua sepakat bilang, 3 pemuda ini sangat tampan, terutama wajah si Putul, tapi sayangnya dia hanya miliki satu kaki.“Ka-kamu si Putul, heh kamu juga Pengeran Daha dan Pangeran Akmal,” bentak Pendekar Gledek yang kaget dan agak gentar menatap ke 3 pemuda gagah ini.Matanya melotot, seakan tak percaya, kemunculan 3 pemuda ini mampu buyarkan semua serangan mereka.“He-he-he…bagus, kalian datang untuk di tangkap, hei para undangan, kenapa kalian diam, inilah manusia-manusia bangsat yang ingin rusak rencana kita. Ayo kalian maju, kita basmi ke 5 orang ini sekaligus,” seru Ki Rawa dan ratusan pendekar golongan hitam langsung bersiap keroyok ke 5 orang ini.Tap
“Brakkk!” serangan dahsyat Pendekar Gledek kena tanah, tapi luput mengenai Kakek Slenge’an.Sambil menggelinding si kakek slenge'n secara hebat gunakan jurus merangkak bumi miliknya dan luput dari serangan hebat ini Tapi tak urung serangan mematikan ini menyerempet kena si kakek, hingga Pendekar Gledek terbahak dan makin gencar serang si kakek lucu ini, yang makin lama makin kepayahan hadapi keganasan pentolan tokoh hitam ini.Pendekar Gledek seakan tak mau beri kesempatan bagi si kakek lucu ini bernafas, bahkan tongkatnya seolah berubah jadi pedang yang sangat tajam.Setiap kali di ayunkan, berdesing bunyinya dan kalau kena tubuh, bisa jadi si kakek lucu ini akan terbelah dua, saking hebatnya tongkat ini di tangan Pendekar Gledek.Posisi kakek slenge'an makin terdesak hebat dan agaknya dalam hitungan, bakalan kalah telak! Saat posisi kakek slenge’an makin terpojok, tiba-tiba melayanglah tubuh seseorang dan secara lihai papaki serangan Pendekar Gledek.“Nenek lancang, siapa kamu bent
“He-he-he...memang aku tak memungkiri, dua orang yang miring otaknya itu muridku, tapi aku bukan segolongan dengan mereka, juga tidak pernah tahu tindak tanduknya.""Tapi ini soal pemberontakan, kurasa mending kamu batalkan niat gilamu itu Ki Rawa, balik saja ke Kerajaan Kubu Raya sono dan lalu diam di sana sampai koit, lagian kamu juga sudah membunuh Ki Boka, pemilik asli tempat ini, kelakuanmu sudah cukup bagiku untuk jadi musuhmu!” ejek si Kakek Slenge’an.Wajah Ki Rawa memerah, ini menandakan dia bukan orang asli di ke dua kerajaan yang ingin dia taklukan, tapi hanya pendatang yang punya ambisi besar, yakni jadi Raja!“Hmm…kamu menantangku, mentang-mentang lagi dekat dengan keluarga si Prabu Japra, kamu tinggi hati. Sudah bosan berkeliaran di bumi ternyata,” dengus Ki Rawa, kedua tangannya terlihat mulai mengeras, tanda tenaga dalamnya mulai terkumpul.“Ho-ho…dengan senang hati Ki Rawa, aku juga sudah lama tidak baku pukul he-he!” sahut Kakek Slenge’an tanpa rasa keder.Tiba-tiba m
Pertemuan akbar golongan hitam pun berlangsung, hampir 800 an orang berkumpul di halaman padepokan Ular Hitam yang luas ini.Yang menjadi tamu kehormatan atau tamu VIP di sediakan bangku panjang, yang hanya tamu biasa, hanya bisa berdiri atau malah nemprok saja duduk di tanah.Ki Rawa terlihat duduk dengan pakaiannya yang mewah tapi agak kedodoran, karena tubuhnya kurus tinggi dan agak bungkuk.Bagi yang pernah berjumpa dengan Ki Birawa, melihat wajah Ki Rawa, pasti mengira pentolan golongan hitam ini hidup lagi, karena wajah mereka mirip.Di sampingnya terlihat Pendekar Gledek yang mendampinginya, juga ada Dua Kembar Rubah Betina, Pendekar Serigala, serta puluhan pendekar golongan hitam lainnya.Dan pastinya seorang wanita matang yang cantik, yang penampilanya mirip putri-putri bangsawan, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Alona. Dan di tatap kaget oleh dua orang yang tengah menyamar!Yakni Pangeran Daha dan juga Putri Dao, yang sama seperti Pendekar Putul, tak habis pikir ken
Tentu saja tebakan si Putul benar adanya, wanita cantik ini Putri Alona adanya, putri dari Prabu Japra dan inilah ibu kandungnya sendiri.Yang seumur-umur tak pernah dia temui dan tanpa di sadarinya, malam ini mereka malah bertarung sengit.Saat Pendekar Putul kerahkan jurus rajawalinya, Putri Alona tentu kenal dengan baik, karena ini jurus andalan dan paling hebat yang di miliki ayah kandungnya dan juga adiknya, Pangeran Boon Me.Putri Alona juga pernah pelajari jurus ini dari ayahnya itu, tapi bakatnya tak sehebat Pangeran Boon Me.Putri Alona malah paling hebat saat pelajari jurus ular kobra, sedangkan tiga adiknya, yakni Putri Seruni sangat hebat kuasai Jurus Kelelawar.Putri Betani Jurus Pedang Rajawali dan si bungsu Pangeran Daha sekaligus Putra Mahkota, kuasai Jurus Halilintar sama seperti Si Putul.Sekaligus tak kalah hebatnya kuasai juga jurus pedang seperti milik Putri Betani kakaknya, sehingga dapat julukan Pendekar Bayangan Rajawali, dan gurunya siapa lagi kalau bukan Perma
Ketika jalan-jalan hingga sampai di sebuah tempat yang mirip warung yang lumayan besar, yang berada di pojokan padepokan besar ini, Pendekar Putul hentikan langkahnya dari jarak 20 meteran.Padepokan ini memang sejak dulu seperti sebuah kampung yang sangat ramai dan ada beberapa warung berdiri di sini.Pendekar Putul melihat ada seorang wanita sangat cantik, pakaiannya mewah dan gayanya anggun, bak putri-putri Istana.Bahkan terlihat ada dua dayang yang selau sigap melayaninya, seolah dia benaran seorang putri dari sebuah kerajaan.Wanita ini Putul taksir lebih tua dari Dua Kembar Rubah Betina.Tapi wajahnya terlihat tetap cantik terpelihara dan yang bikin si Putul menatap tajam dari kejauhan, wanita matang itu akrab berbincang dengan Ki Rawa dan Pendekar Gledek.Mereka bertiga seolah sahabat dekat saja, sesekali tertawa bertiga kalau ada kisah yang lucu.Awalnya si Putul ingin pergi saja dari tempat ini, apalagi dia tak kenal siapa wanita cantik itu.Dia juga tak mungkin nekat menanta
“Jangan-jangan, kamu juga yang menolong paman Pangeran Daha yang saat itu jadi tawanan Dua Kembar Rubah Betina dan Pendekar Serigala?” cerocos Putri Dao, kini ketiganya memandang Pendekar Putul yang masih terdiam ini.Pendekar Putul malah bangkit di bantu tongkatnya dan tidak menjawab ucapan sepupunya ini, lalu ia berjalan ke arah jendela dan membukanya perlahan, sambil menghela nafas panjang, seakan sulit menjawab pertanyaan ini.“Aku pergi dulu, kalian hati-hatilah, tempat ini sangat berbahaya,” kemudian tanpa menunggu jawaban Putri Dao, si Putul sekali genjot tubuhnya, langsung menghilang di gelapan malam."Ih kamu mau kemana Putul," sahut Putri Dao terkaget-kaget termasuk Pangeran Akmal dan kakek selenge'an.Cepatnya si Putul menghilang, bikin kagum ketiganya, hampir saja Putri Dao berseru lagi agar sepupunya ini jangan pergi.Tapi si Kakek Slenge’an langsung menggelengkan kepala, agar Putri Dao jangan kejar pemuda itu.“Biarkan saja dia, agaknya ada sesuatu yang bikin dia bersikap