Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 258: Tantang Bendera Ular Hitam

Share

Bab 258: Tantang Bendera Ular Hitam

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 14:03:49
Boon Me pun akhirnya tertidur nyenyak, selama ini hanya tidur di gua atau di atas pohon, tapi saat ini dia bisa menikmati kasur yang empuk.

Saking nyenyak, Boon Me bermimpi sedang bercinta dengan Putri Kalia, yang dalam mimpinya menemuinya ke kamar ini dan tanpa di duga mengajaknya bercinta.

Tapi saat asyk bergelut di kasur ini, tiba-tiba Guru Dao ibunya datang.

“Boon Me, kamu mulai sekarang harus bertanggung jawab pada Putri Kalia, kamu akan jadi suami bibi misanmu ini!”

Lalu bayangan ibunya hilang dan lenyap, Boon Me pun terbangun. Sesaat dia termenung. Mimpi ini bikin dia senyum sendiri, masa iya Putri Kalia harus jadi istrinya, sepupunya ibunya lagi...?

Boon Me melihat jendela yang tertutup, cuaca diluar masih gelap, tanda masih belum pagi. Boon Me yang masih terkaget-kaget dengan mimpinya, tak bisa tidur lagi.

Diapun lalu bersemedi saja untuk mengumpulkan hawa sakti.

Malam ini para penjaga perkampungan Kelompok Bendera Hitam menjaga dengan penuh kewaspadaan, akan tetapi mereka tet
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 259: Dewi Amor Mulai Datang

    Tapi setelahnya Putri Kalia tak sempat lagi berpikir panjang, genjotan tubuh Boon Me yang bak kilat membuatnya harus sekuatnya mengimbangi kehebatan lari cepat pendekar tampan ini.Ratusan anak buahnya saja sampai melongo melihat kesaktian Boon Me yang seolah menghilang saja, saat menarik tangan Putri Kalia dan menghilang dari hadapan mereka.Melihat Putri Kalia kesulitan mengimbangi lari cepatnya ini, Boon Me lalu berbisik dan ajari bagaimana keluarkan kemampuan tenaga dalamnya, agar mampu seperti dirinya.Putri Kalia bukan orang biasa, dia sudah sangat tinggi ilmu kanuragannya, sehingga dalam waktu singkat, bisikan Boon Me langsung dia laksanakan.Hasilnya…wajah Putri Kalia berbinar, dia kini mampu imbangi langkah kaki Boon Me. Walaupun andai Boon Me lepas tangannya, pasti Putri Kalia bakalan jauh tertinggal.Tanpa sadar genggaman ini makin erat saja, kalau tadi Boon Me yang menggenggam erat, kini gantian Putri Kalia yang tak mau melepaskan genggaman ini.Boon Me sudah lulus lakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 260: Berlatih Jurus Mengejar Angin

    “Boon Me, katanya mau ajarin aku jurus berlari cepat, mumpung kita di sini, ayoo ajarin aku sekarang!” kata Putri Kalia tiba-tiba.“A-apa Bi, berlari sekarang…?” sahut Boon Me bengong.“Hahhh…aku ngomong kapan kamu ajarin jurus berlari cepat, bukan ajak kamu berlari, aiiihh kok pikiran kamu ke mana sih?” tegur Putri Kalia dengan bibir cemberut, sambil senyum manis.“Alamaaaakk…senyumnya..!” batin Boon Me sambil menatap wajah Putri Kalia, lagi-lagi bengong sendiri.Tettt….aduhh, ceplos Boon Me, tiba-tiba saja jari lentik Putri Kalia mencubit lengannya, saat bengong begini, tubuh Boon Me sedang kosong, sehingga cubitan ini terasa sakit…amboiii!“Eh iya..iya, jadi begini caranya bi!”Akhirnya dengan komplet Boon Me jelaskan bagaimana caranya melatih jurus mengejar angin yang hebat ini.Bukan masalah semedi 10 hari 10 malam itu yang membuat Putri Kalia keberatan, tapi harus telanjang bulat di bawah air terjun itu, yang bikin wajahnya kembali bersemu merah.Dadanya kembali berdebar-debar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 261: Ular Merah Bikin…?

    Boon Me pun duduk-duduk saja tak jauh dari air terjun ini, dia benar-benar menjaga agar tak gangguan terhadap Putri Kalia.Tak pernah sekalipun Boon Me pergi. Kalau malam tiba, dia sengaja bikin api unggun dan tetap di sana. Kecuali hari ke 5, Boon Me mencari tempat berteduh, karena hari itu hujan turun lumayan deras, sejak pagi hingga sorenya.Tapi setelah reda malamnya, kembali Boon Me ke tempat tadi…dan hari-hari krusial pun makin membuat Boon Me berdebar-debar.“Ini sudah hari ke 8, tinggal dua hari lagi, semoga bibi kuat bertahan,” batinnya.Waktu jadi terasa sangat lambat bagi Boon Me…hari ke 8 lewat, kini masuki hari ke 9.“Hmm satu hari lagi…bertahanlah bi, aku yakin kamu bisa,” batin Boon Me sambil terus menatap air terjun ini, sekaligus selalu waspada terhadap apapun.Hari ke 10 dan tinggal beberapa saat lagi semedi Putri Kalia akan berakhir, hati Boon Me makin tegang.Tiba-tiba dia kaget, saat melihat dua ekor ular merah merayap mendekati tempat semedi Putri Kalia.Ular sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 262: Bayangan Ibu Muncul Tiba-tiba

    Tiba-tiba Putri Kalia memeluk erat tubuh Boon Me, bahkan tak ragu melumat bibir pemuda ini.Sesaat Boon Me terbuai, siapa yang tahan dalam keadaan begini, bersama seorang wanita cantik jelita, yang selalu mengundang decak kagum.Kini dengan sangat bernafsu melumat bibirnya dan dengan ganas menarik pakaiannya. Siapapun pria itu, pasti akan terlena di buatnya.Boon Me yang memiliki daya tahan tubuh yang terisi tenaga dalam hebat, tentu lebih kuat kesadarannya.Tapi saat ini, Boon Me seakan menikmati kemesraan ini, dia bahkan membalas ciuman dan pelukan ini.Bahkan Boon Me tak sadar ikut melepas pakaian Putri Kalia dan kini mereka sama-sama sudah setengah telanjang, bagian atas sudah tak mengenakan apa-apa lagi.Dan kini dalam posisi yang sudah sama-sama siap tempur…!Boon Me sudah lupa, kalau wanita cantik jelita di depannya saat ini adalah bibi misannya sendiri. Tapi dalam posisi genting, sekonyong-konyong Boon Me melihat bayangan seorang wanita cantik, persis seperti lukisan di dindin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 263: Jurus Pedang Bayangan

    Putri Kalia terus menerjang Boon Me dengan pukulan-pukuan dahsyat, yang anehnya tubuhnya bergerak sangat cepat. Bahkan 2X lebih cepat dari sebelum-sebelumnya.Andai Boon Me tidak menguasai jurus mengejar angin, sudah pasti akan terkena jurus hebat ini.“Bibi dengarkan…kita memang sempat hanyut oleh daging ular merah itu, saling peluk cium, dan sama-sama telanjang….eh tapi setelahnya aku…!” ucapan Boon Me justru makin membakar hati Putri Kalia, dia makin ganas melancarkan serangan ke arah pemuda ini.Lama-lama pemuda cerdik justru melihat gerakan Putri Kalia sebagai sebuah latihan saja.Bukan berniat mencelakakannya, padahal aslinya Putri Kalia sungguh-sungguh menyerangnya, bukan main-main.“Yahh bagus, terus gunakan jurus pedang membelah lautan, gunakan pedang kamu bibi,” Boon Me justru senang, gaya bersilat Putri Kalia meningkat hingga berlipat-lipat hebatnya dari yang lalu.Srattt….lihat serangan!” bentak Putri Kalia dan kini dia benar-benar sudah mencabut pedangnya dan kembali seran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 264: Racun Ular Bikin Cinta Makin Kuat

    Setelah makan siang, kembali keduanya berlatih jurus pedang bayangan dan pastinya jurus mengejar angin yang makin sempurna Putri Kalia kuasai.Jurus baru ini seakan jadi puncak kehebatan Boon Me. Sebab kini dia seolah menemukan pasangan yang hebat saat mengeluarkan jurus-jurus tersebut.Putri Kalia apalagi, dia pun tidak menyangka, semedi 10 hari 10 malam, di tambah makan ular merah, tenaga dalamnya naik berlipat-lipat dari sebelumnya. Hanya di latih saja lagi secara konsekwen, maka tebakan Boon Me kalau Putri Kalia kelak lebih hebat dari Nyai Dehea akan terbukti.Putri Kalia memiliki bakat alami yang mengalahkan ibunda Alona tersebut yang tanpa setahu Boon Me, kini semakin cantik jelita setelah jadi putri bangsawan tinggi, karena jadi istri kedua Prabu Japra, dan Alona adalah anak kandung sang maharaja ini dari Nyai Dehea tersebut.Kini Boon Me memiliki jurus-jurus hebat, jurus mega halilintar, jurus gledek dan jurus kilat, yang kemudian dia leburkan menjadi jurus rajawali.Kini di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 265: Satroni Sarang Bendera Hitam Ular Putih

    Boon Me kini selesai bikin rakit dadakan dari kayu kering yang dia ambil di hutan ini, lalu di ikat dengan akar-akaran, untuk menyeberang di Sungai Chao Phraya ini.“Bibi kita mesti hati-hati, arus sungai ini cukup deras, aku akan dorong kayu ini dan bibi jaga di bagian depan,” kata Boon Me, Putri Kalia pun mengangguk.Dengan kesaktian mereka yang sama-sama tinggi, hebatnya saat menaiki rakit darurat ini, sama sekali kayu kering ini tidak bergoyang.Tubuh tinggi besar Boon Me dan tubuh ramping padat Putri Kalia seakan benda lunak dan sangat ringan saja di atas rakit kayu ini.Ini menunjukan demontrasi kekuatan tenaga dalam keduanya yang sudah luar biasa. Kalau orang bisa, pasti rakit dari kayu kering pasti akan tenggelam saat di naiki dua orang sekaligus.Boon Me senyum melihat ini, artinya dia tak perlu khawatir lagi membawa ‘kekasihnya’ ini berpetualang mendatangi markas musuh besar mereka.Lebar sungai ini tak main-main, hampir 1.200 meteran dan arusnya sedang deras-derasnya, karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 266: Musuh Lama Terlihat

    “Cantik juga kalau siang ternyata…juga genit!” ceplos Boon Me tanpa sadar sesaat lupa, ada si cantik jelita di sisinya, hingga Putri Kalia langsung mendehem.Boon Me pun senyum kecil, apes dah punya calon bini cemburuannya gede, pikir Boon Me geli sendiri.Tapi kalau hati sudah cinta, rasa cemburu terutama wanita tak bisa di sembunyikan. Apalagi, siapa wanita tak cemburu dengan Boon Me ini.Punya wajah tampan manis bak wanita dan memiliki kesaktian yang luar biasa dan suka berpakaian perlente bak pangeran.Dan…Putri Kalia cinta pertamanya bukan mantan suaminya, justru Boon Me inilah orangnya.Ternyata Boon Me pun sama, dia memang pemain wanita, tapi tak satupun bisa menggoyang hatinya, termasuk Putri Alona, putri kandung Nyai Dehea dan Prabu Japra, padahal Alona tak kalah cantiknya dengan Putri Kalia.Walaupun Boon Me nakal dan sering di sebut Pendekar Biawak!Tapi saat bertemu Putri Kalia, dewi amor pun menggoyang hati dan jiwanya, jadi tak aneh, keduanya agaknya sulit terpisahkan saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 453: Kehebohan Padepokan Ular Hitam

    Ki Rawa murka bukan kepalang, jasad yang di beri pengawet dan di bawa utusan khususnya ternyata bukan jasad kedua pangeran tersebut.Itu terbongkar saat utusannya iseng-iseng ingin lihat jasad kedua pangeran ini, ketika di buka jasad dan kepalanya, mereka kaget bukan kepalang.Sebab jasad itu bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal, tapi teman mereka sendiri.Mereka bukan langsung balik badan dan berlari secepatnya ke padepokan Ular Hitam dan melaporkan soal ini ke Ki Rawa.Bukan main terkejutnya Ki Rawa, harapannya kedua kerajaan itu kelak bentrok buyar seketika.Bahkan orang-orang yang di utusnya untuk laporkan soal sandera kedua putri dua kerajaan itu, kabarnya malah di tangkap pasukan kedua kerajaan tersebut.Ini benar-benar di luar prediksi Ki Rawa dan juga Pendekar Gledek.“Si Putuuuuullllllll!” teriak Ki Rawa lontarkan kemurkaannya. Malam itu juga seluruh orang di minta cari Pendekar Putul, tempat istirahatnya di geledah oleh 30 orang anak buah Ki Rawa. Termasuk Pendek

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 452: Menyamar

    Baik bantuan Pangeran Boon Me, juga Pendekar Budiman Cs, serta bantuan dari tokoh-tokoh sakti kerajaan Loksana, belum terlihat kedatangannya."Sebab informasinya, Ki Rawa sudah kirim utusan pada Kerajaan Loksana, mereka minta tebusan 2 kadipaten sekaligus, atau Putri Arumi akan mereka bunuh," kata Pangeran Akmal sambil gemelutukan gigi saking marahnya.Begitu juga dengan Putri Alona, dengan cerdik, Ki Rawa kirim utusan dengan permintaan yang sama, yakni minta dua kadipaten sebagai tebusannya.Harapan Ki Rawa, dengan 4 kadipaten yang luasnya hampir sama dengan Kerajaan Hilir Sungai tersebut. Ambisinya untuk menjadi seorang Maharaja Kerajaan Ular Hitam akan terwujud, tanpa perlu perang!Kalau pun nekat perang, Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah menghitung, pasukan mereka pasti mudah terbasmi kedua kerajaan besar itu, yang miliki ribuan pasukan terlatih dan bersenjata lengkap pula.Belum lagi pendekar-pendekar sakti yang pastinya akan membantu kedua kerajaan tersebut.Sehingga mereka pun

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 451: Dikeroyok Tokoh Jahat

    Setelah melihat Putri Alona sehat, Pangeran Daha dan kakaknya ini berpisah, mereka kembali dengan tujuan masing-masing.Pengeran Daha masih penasaran dengan kelompok Ki Rawa Cs, sehingga dia pun kembali memata-matai tempat ini.Pangeran Akmal juga kembali ke Kerajaannya, untuk melaporkan aktivitas Ki Rawa Cs yang agaknya bakal bikin kekacauan di daerah perbatasan Kerajaan Loksana dan Muara Sungai.Pangeran Akmal ternyata punya jabatan penting di kerajaan ayahnya, yakni menjabat sebagai Panglima Muda, atau wakil Panglima Perang kerajaan tersebut. Namun tak sampai 1,5 bulan, Pangeran Daha dapat kabar, yang mengagetkan kalau Putri Alona tertawan 5 orang bertopeng dan berilmu tinggi.“5 Orang bertopeng…!” batin Pendekar Putul, tapi itu dia simpan di hati, tak mau menyela Pangeran Daha bercerita, dia masih sabar menanti kelanjutan cerita pamannya ini.Berbarengan dengan itu ada juga kabar duka, Bunda Suri Putri Reswari meninggal dunia di Kerajaan Hilir Sungai.Pangeran Daha lalu memutus

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 450: Sihir yang Luar Biasa

    Singgg…!Pendekar Putul cabut pedang tipisnya yang sempat di rampas Ki Rawa dan dikembalikan lagi padanya, setelah ia di keluarkan dari ruang tahanan.Pedang ini adalah hadiah dari neneknya, Bunda Suri Putri Reswari. Pedang ini merupakan pedang kesayangan sang Putri dan ternyata hadiah dari mendiang Raja Daha.Semua orang tegang bukan main, saat Pendekar Putul melangkah terpincang-pincang dan kini berdiri di belakang Pangeran Daha dan Pangeran Akmal.Tangan kiri si Putul bergerak sambil tarik rambut kepala kedua pangeran ini secara kurang ajar bergantian.Bahkan dia sempat-sempatnya memukul punggung keduanya dengan tongkatnya. Bukkk…bukk…!Sampai terbungkuk kedua pangeran ini menerima pukulan tongkat si Putul ini. Semua orang kaget denga ulah si Putul yang kurang ajar ini.Tetapi Ki Rawa dan Pendekar Gledek senyum-senyum kecil melihat ulah si Putul yang seakan lampiaskan rasa marahnya itu. Mereka malah puas melihat aksi si Putul yang sengaja lecehkan kedua pangeran ini.Tass…tasss….!

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 449: Bersiap Jadi Algojo

    Pendekar Putul pun diam saja, bahkan sengaja pasang wajah kaget, sebab saat ini racun apapun yang di recoki ke tubuhnya, tak ada yang mampu membunuhnya.Buah ajaib yang dia makan dan sudah dia baca di kitab dalam gua itu saat dia berlatih seorang diri, ampuh atasi segala macam racun yang paling ganas sekalipun. Namun, agar sandiwaranya makin menyakinkan, dia pun pura-pura terkejut juga bikin wajahnya pucat. Sehingga Pendekar Gledek tak sadar terpengaruh dan tertawa-tawa saja. "Rasain!"ceplosnya.Pendekar Putul tak tanggapi ucapan Pendekar Gledek. Lagian dia pun saat ini belum ada kepikiran lari, tuh orang-orang yang ingin dia selamatkan belum satupun bebas.Apalagi kalau dia ngotot mengamuk saat ini, maka sama saja dengan bunuh diri, tempat ini banyak sekali orang-orang sakti, yang sudah jadi kaki tangan Ki Rawa.sehebat-hebatnya Pendekar Putul, di keroyok puluhan orang sakti, pasti dia keok juga! Si Putul kini bahkan di jamu di sebuah ruangan layaknya tamu agung saja, pendekar in

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 448: Adu Cerdik

    “Soal gampang itu, kapan aku bisa memenggal leher keduanya,” sahut Pendekar Putul kalem seolah tak ada beban.Ki Rawa dan Pendekar Gledek yang baru datang sampai kaget, termasuk Safa yang dari diam saja mendengar ucapan ini.“Heeh si buntung, kamu tahu kan siapa salah satu orang itu? Dia adalah Pangeran Daha, sekaligus putra mahkota kerajaan Muara Sungai, bahkan dia adik ibumu. Nah, satunya lagi adalah Pangeran Akmal, anak kedua dari Prabu Hata dari Kerajaan Loksana,” semprot Pendekar Gledek, yang aslinya sangat dongkol dengan bekas muridnya ini. “Justru karena dia Pangeran Daha makanya aku ingin membunuhnya, kan kamu pernah minta aku bersumpah agar membunuh semua keturunan Prabu Japra,” dengus si Putul tak mau kalah.Dan sama sekali tak tunjukan rasa hormatnya pada orang yang pernah memeliharanya sejak bayi. “He-he-he…rupanya dia belum tobat Gledek, buktinya dia malah ingin penggal leher pamannya sendiri,” ejek Ki Rawa.“Huhh hati-hati Rawa, si buntung ini kadang ajaib, otak sus

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 447: Terjebak Permainan Safa

    Awalnya memang hanya berpelukan, namun setan burik mulai menari-nari di dalam hati Pendekar Putul.Cukup lama remaja yang kini sudah hampir jadi pemuda ini tidak berdekatan dengan wanita, saat ini tanpa di sangka-sangka, dia dapat ‘duren’ jinak."Kapan lagi dapat 'benda' jinak ini," batin Pendekar Putul, mulai terpancing.Apalagi tanpa ragu Safa mulai menggeser wajahnya dan saat Putul berpaling, tak terelakan lagi bibir mereka bertemu.Keduanya sama-sama kaget (walaupun Safa agaknya sengaja di buat-buat kagetnya).Sesaat Putul terpana, tapi sejurus kemudian secara alami, bibirnya mulai melumat bibir merah Safa.Sesaat adu gelut mulut bikin keduanya terlena, kini bahkan tanpa malu-malu lagi, Safa menarik tangan si Putul ke dadanya yang sudah terbuka sejak tadi tanpa di sadari si Putul.Putul bukanlah remaja kemarin sore, dia paham apa tujuan Safa menarik tangannya, apalagi kalau bukan minta diremas.Sebagai mantan pemain wanita, Pendekar Putul mulai lupa diri, tapi tidak lupa pelajaran

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 446: Perempuan Cantik Misterius

    “Di-dimana aku…siapa kamu?” wanita cantik ini malah balik bertanya dan dia sampai mundur dan mepet ke dinding gua, sambil sedapatnya rapikan pakaianya, agar tubuh mulusnya tak terlihat si Putul.Apalagi cahaya di dalam gua ini remang-remang, sehingga wanita cantik ini makin ketakutan.“Aku bukan orang jahat, aku justru mau tanya, siapa kamu dan kenapa kamu sampai di bawa ke sini,” sahut Putul perlahan, sehingga ketakutan di wajah wanita ini agak berkurang, apalai suara si Putul halus dan sopan.“Namaku Safa, aku di culik seorang dari kampung kami dan di bawa ke sini, aku nggak sadar sampai akhirnya di bawa ke gua ini,” katanya dengan wajah masih ketakutan.Walaupun sudah kenyang makan asam garam soal wanita, tapi entah kenapa Pendekar Putul kali ini agak lengah.Dia percaya saja apa yang barusan di katakan perempuan misterius ini.Pendekar Putul bahkan agak lupa, kalau dia sebenarnya datang ke tempat ini untuk bertarung dengan Ki Rawa.“Baiklah, mari kita keluar dari gua ini, kamu kini

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 445: Nekat Ladeni Tantangan Ki Rawa

    Setelah cukup lama berbincang dengan Lihan dan Bombon, ketiganya lalu sepakat cari penginapan di kampung ini.Apalagi sampai malam mereka berada di warung ini, Ki Rawa dan Pendekar Gledek tak muncul, termasuk kaki tangannya."Mungkin dua orang yang aku hajar itu belum tiba di padepokan, sehingga Ki Rawa atau Pendekar Gledek belum muncul," ceplos Pendekar Putul, yang diiyakan Lihan dan Bombon. Pendekar Putul sepintas tahu, kedua pemuda yang seumuran dengannya ini bukan pendekar sembarangan, langkah kaki mereka menunjukan ke 2 nya memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi.Pendekar Putul tak masalah keduanya kini jadi sahabatnya, apalagi keduanya juga sopan dan tidak menganggapnya ‘orang’ cacat.Dalam hati dia memuji sikap keduanya ini, yang dianggapnya berpendidikan, juga keduanya kadang suka melucu, sehingga hatinya terhibur juga mempunyai dua sahabat baru.Baru saja merebahkan tubuhnya, Pendekar Putul waspada saat ada gerakan mencurigakan di depan pintu.Lalu ada sesuatu yang di sodo

DMCA.com Protection Status