“Tuan lebih baik melihatnya sendiri,” kata Ong Fei Yin sembari melangkah mendekati pintu dan membukanya.Di dalam kamar terlihat tubuh Chiu Kang masih terbaring kaku. Dia didampingi oleh Qi Peizhi, Wang Jiang dan Liu Changpu.Empat Pendekar Wangi merasa heran. Mereka tak yakin ada seseorang yang dapat mencelakai Chiu Kang seburuk itu.Mereka terus berjalan menghampiri tubuh Chiu Kang. Wajahnya masih pucat, bibirnya kering, dan keringat dingin terus keluar dari tubuhnya.Bu Liak menyentuh kening Chiu Kang.“Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” tanyanya.Qi Peizhi dan lainnya tertunduk. Kemudian Ye Tao maju mendekati tubuh Ketua Kang.“Ketua Kang telah banyak kehabisan tenaga. Dia menyembuhkan Son Ca Gang dengan seluruh tenaganya, dan kemudian menggunakan tubuhnya untuk menghalangi golok maut Ketua Ai Bo agar tidak mengenai Pangeran Zhao Ming,” ujar Ye Tao parau.“Bahkan dalam keadaan terluka parah seperti itu, Ketua Kang masih menggunakan seluruh tenaga dalamnya untuk membunuh Ai Bo,”
Mendengar penjelasan Chiu Kang, membuat beban berat di hati semua orang menjadi lebih ringan, tapi tidak dengan Heng Tingfeng dan Quan Shirong.Mereka ingin menanyakan hal itu lebih jauh, tapi dicegah oleh Chiu Kang dengan sebuah isyarat mata.“Jangan buat mereka cemas. Ini bukan masalah besar bagiku,” bisiknya kepada Heng Tingfeng dan Quan Shirong dengan sangat lirih, hingga semut pun tak dapat mendengarnya.****Setelah melalui perjalanan panjang, rombongan Pangeran Zhao Bingwen sudah memasuki wilayah Liao. Mereka mengenakan pakaian pedagang untuk menyamarkan diri, guna lolos dari sergapan musuh dan juga tentara Liao.Orang-orang yang ikut dengan Pangeran Zhao Bingwen adalah, Zhao Nianzu yang telah sembuh total, Gu Buchou, Chiu Sek, Longke Yu, Kam Nam In dan saudara-saudaranya, serta beberapa pendekar lain.Lagi pula, mereka sudah memiliki Tie Butong, Yang Cap Sa, Ju Niang Meng, Lima Setan Barat, Delapan Setan Utara dan anak buah mereka di Dading.Atas alasan keamanan, rombongan in
Jenderal Besar Li Guzhou sedang duduk menikmati pemandangan di atas Benteng Daming. Sejak datang kemari tempo hari, dia belum kembali ke Bianjing ataupun Taiyuan.Dia tetap berada di sana menunggu kabar baik dari cucunya, Chiu Kang. Ketika mengingat wajah cucunya itu, senyumnya terus merekah.Bagaimana tidak, orang yang selama ini dianggapnya telah mati, ternyata masih hidup dengan sehat dan baik, bahkan telah menjadi seorang ahli silat yang sangat luar biasa.“Maaf Jenderal Besar, ada Jenderal Yang Mingyu memohon bertemu,” ucap Jenderal Wei Mingli membuyarkan lamunannya.Orang tua itu langsung berdiri. Dia sudah penasaran setengah mati menunggu kabar dari Chiu Kang.“Bawa dia kemari,” perintahnya.“Baik Jenderal Besar.”Wei Mingli menjura dan pergi meninggalkan Li Guzhou.Tiba-tiba kedua matanya berkaca-kaca, seumpama salju yang bertemu muara es di kutub sana, membeku tapi tanpa bening, yang ada hanya jernih yang seakan cermin.Beberapa saat kemudian, sosok yang cukup tampan berlutut
Chiu Kang tersenyum.“Bukankah aku tampak baik-baik saja,” ujarnya.“Memang, tapi Paman Guru sedang berada di ambang kehilangan seluruh tenaga dalam yang Paman Guru miliki. Bukankah itu hal yang...”“Kau diamlah!” Chiu Kang sedikit membentak Heng Tingfeng. “Jika sampai mereka mendengar hal ini, aku tidak akan memaafkanmu,” sorot matanya berubah tajam.“Tapi Paman Guru...”“Kau juga!” giliran Quan Shirong yang didamprat oleh Chiu Kang. “Kalian tak usah cemas. Apa kalian tidak yakin dengan kemampuanku?” tanyanya.“Bukan begitu, kami hanya mengkhawatirkan keadaan Paman Guru,” Heng Tingfeng dan Quan Shirong menunduk.“Aku tahu. Kalian benar-benar memikirkan keadaanku, tapi jangan terlalu berlebihan. Jika kalian hendak menolongku, sekarang pukul aku dengan seluruh tenaga dalam kalian,” ucap Chiu Kang yang membuat dua orang tua itu terkejut.Seketika mereka berdua langsung bersujud di depan Chiu Kang.“Maafkan kami jika telah bicara lancang, kami tak akan mengulanginya lagi,” kata Heng Ting
Kejadian seperti malam tadi kembali terulang. Tenaga dua laki-laki tua itu seperti terserap entah ke mana. Tiada tekanan maupun ledakan sama sekali, padahal mereka mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk menghantam tubuh Chiu Kang.Beberapa saat kemudian, angin besar mulai itu memudar. Goyang daun-daun pun kembali tenang. Semuanya tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang berlebihan. Chiu Kang mulai membuka matanya dan tersenyum.“Terima kasih. Pemulihan tenaga dalamku sudah hampir mencapai separuh. Itu semua berkat bantuan kalian,” ujarnya.“Kami hanya menaati perintah Paman Guru,” kata Quan Shirong.Chiu Kang tersenyum.“Kita akan melakukannya kembali lusa. Aku tak mau kalian kehilangan banyak tenaga gara-gara menyembuhkanku.”Setelah beberapa hari melakukannya, tenaga dalam Chiu Kang perlahan-lahan telah kembali pulih, tapi tidak dengan luka dalamnya.Meskipun Chiu Kang mempunyai ilmu Serapan Hawa Semesta, untuk menyembuhkan luka dalamnya, dia perlu menerima sebuah pukulan hebat, d
“Saat ini Paman Qi tidak ada di rumah kita. Sore tadi dia pergi ke Xingyuan untuk mengunjungi makam guru.”Zhao Meirong mengangguk-anggukan kepalanya.“Pantas saja aku tidak melihatnya sejak tadi sore.”“Gadis manja, kenapa kau tak masuk ke dalam dan membantu Ibumu menyiapkan makanan? Suatu saat kau akan menjadi istri seseorang, kau tak boleh terus-menerus begini,” ujar Pangeran Zhao You sembari menyentuh hidung Zhao Meirong.“Heh,” keluh Zhao Meirong dengan wajah sebal. “Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang pantas menikah dengan putri semata wayang Yang Mulia Pangeran Zhao You yang tersohor itu,” lanjutnya dengan tawa riang.“Hahaha,” Pangeran Zhao You tertawa lepas, begitu juga dengan Zhao Bingwen dan Zhao Nianzu, mereka berdua ikut tertawa melihat perilaku konyol adiknya.“Kau memang berbakat, Ayah saja tidak mampu membuat kedua kakakmu tertawa, tapi kau berhasil melakukannya.”Kali ini Pangeran Zhao You mencubit kedua pipi Zhao Meirong, yang membuat gadis cantik itu meringis k
“Kau salah. Aku bukan orang yang kau cari.”Chiu Kang masih bersikukuh mengingkarinya.“Aku tahu kau mengenalku. Aku tahu kau mengakuiku. Jika tidak, buka matamu! Pandang mataku dalam-dalam dan katakan dengan lantang!”Air mata Wang Jiang semakin menderu-deru, seperti badai yang menyapu gurun pasir yang gersang.Entah karena alasan apa, Chiu Kang masih memejamkan kedua matanya.“Maaf, aku harus pergi,” ujarnya dengan suara parau dan berat.Dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Wang Jiang dan menutup pintunya. Dia takut orang lain akan mengetahui kejadian ini.“Aku tahu kau mengenalku, aku tahu itu.”Wang Jiang jatuh terduduk. Tangisnya telah berubah menjadi perasaan pilu yang menusuk-nusuk.Sementara itu, Chiu Kang mempercepat langkah kakinya menuju kamar. Setelah sampai di kamar, dia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Walaupun sedikit, ada air mata mengalir di sudut matanya, menetes jatuh mengenai selimut di bawahnya.“Maafkan aku, Kakak Jiang. Aku tak tahu apa yang
Mata Si Dewa Macan menyipit.“Siapa kau?”Chiu Kang maju ke depan beberapa langkah.“Namaku Chao Kang. Pasti Tetua belum pernah mendengar nama rendahan itu.”“Apa kau yang telah membunuh muridku?” tanyanya.“Boleh aku tahu nama murid Tetua?”Dewa Macan, Ai Bao Bo membuang muka.“Pasti kau pelakunya. Aku tidak ragu lagi,” katanya sinis.Melihat wajah Chiu Kang yang penuh tanya, Heng Tingfeng mendekatinya.“Dia adalah guru Ketua Sekte Macan Terbang, Ai Bo,” bisiknya. “Paman Guru harus hati-hati, ilmunya sangat hebat.”Chiu Kang manggut-manggut.“Aku memang membunuhnya, tapi aku bukan penyebab kematiannya,” katanya.“Apa kau bilang?!” sorot mata Ai Bao Bo menajam marah.“Dia mati karena perbuatan kejinya sendiri,” ujar Chiu Kang ringan.Dia mulai mengalirkan seluruh tenaga dalamnya ke seluruh tubuh tanpa sepengetahuan Si Dewa Macan.Saat ini, dia sedang bersiap-siap menerima pukulan hebat dari seorang legenda silat di depannya itu, guna mengobati luka dalamnya.Seketika, tanpa aba-aba, S
“Kau bohong!” katanya dengan nada marah. “Jika kau memang tidak mencintaiku, cukup mengatakannya dengan baik. Jangan bawa nama Chiu Kang dalam persoalan ini. Aku tahu, aku memang tak pantas untukmu. Usiaku jauh lebih tua darimu, enam tahun lebih tua darimu. Dan sesaat lagi, aku akan menjadi perempuan paruh baya! Sementara kau! Lihat, kau masih muda, punya masa depan yang cerah,” teriaknya bertambah keras.Air matanya semakin mengalir deras ke pipinya. Lalu dia melanjutkan ucapannya:“Kau tahu, aku sudah mencoba untuk tidak jatuh hati kepadamu, tapi apa yang dapat kulakukan, perasaan ini muncul tiba-tiba. Aku tahu, aku sama sekali tak punya hak untuk jatuh cinta kepadamu, apalagi mencintaimu.”Qi Peizhi tertunduk lemah. Dia pun terduduk di atas karpet di dalam tenda Chiu Kang yang besar. Tangisnya tak kunjung habis, malah semakin menjadi-jadi.Demikian pula dengan Chiu Kang, matanya tak kuasa menahan air mata yang terus-menerus menyembul.Dengan langkah pelan, Chiu Kang mendekati Qi Pe
Hu Qiqiang tersenyum.“Yang dikatakan Ketua Jia memang benar. Jenderal Besar Li sudah menjadi anggota resmi Perkumpulan Pendekar Song. Beliau berjanji akan melakukan apa pun untuk membantu kebesaran perkumpulan.”Lin Qiao berdiri.“Tapi, eh, bukankah Ketua Kang menolak hubungan langsung dengan orang-orang pemerintah?” tanyanya heran.“Ehm,” Kong Kuanyin mendehem.Kemudian dia berdiri menjura.“Benar. Ketua Kang memang menolak hubungan langsung dengan orang-orang pemerintah. Akan tetapi, kita juga harus tahu alasan di balik penolakan tersebut.”“Apa itu?” tanya Lin Qiao yang diikuti oleh pertanyaan yang hampir sama dari anggota lainnya.“Ketua Kang telah mengirimkan surat kepada kami, bahwa musuh kita sebenarnya adalah Pangeran Zhao You dan orang-orangnya. Selama ini, kita berusaha menghindari orang-orang pemerintahan karena takut akan ada penyusup yang bekerja pada Pangeran Zhao You. Karena hal itulah Ketua Kang menolak hubungan langsung dengan orang-orang dari pemerintah,” Kong Kuany
Guru Besar Ma Rung menjelaskannya sembari menatap Tie Butong, Yang Cap Sa dan lainnya dalam keadaan mulut tersumpal.Chiu Kang dan orang-orangnya sedikit kaget mendengar penjelasan Guru Besar Ma Rung.“Kami kemari hanya untuk bertanya kepada para cecunguk ini, lewat jalan mana mereka membawa kedua pangeran. Sebab, jika mereka jatuh ke tangan Pangeran Zhao You, akan terjadi bencana besar di istana,” ucap Chiu Kang sembari menggelengkan kepalanya.Kening Guru Besar Ma Rung mengernyit.“Apa maksud Tuan Muda Kang? Setahuku Pangeran Zhao You orang yang sangat berbudi,” ucapnya heran.“Ya, beliau memang orang yang sangat berbudi, tapi juga kejam.”Guru Besar Ma Rung menggeleng tak percaya.“Bagaimana mungkin? Aku beberapa kali bertemu dengannya, dan dia memiliki jiwa penuh kasih yang luar biasa kepada anak-anaknya.”Chiu Kang menganggukkan kepalanya beberapa kali.“Aku tidak akan menerangkan seberapa buruknya Pangeran Zhao You,” Chiu Kang tersenyum. “Apa pun yang aku katakan, tidak akan ber
Guru Besar Ma Rung dan Chiu Kang melayang ke atas saling menyerang dan bertahan. Mereka terlibat pertarungan jarak dekat.Lalu Guru Besar Ma Rung melayangkan pukulan tenaga dalamnya ke arah Chiu Kang. Dengan cepat Chiu Kang menyampingkan tubuhnya lalu melayang ke atas untuk menghindari pukulan itu.Wusshh...Setelah pukulan itu hanya mengenai ruang hampa, Chiu Kang menggantungkan tubuhnya di sebuah cabang pohon besar. Dia melakukan gerakan menari dengan satu tangan dan dua kakinya. Gemuruh angin tiba-tiba membesar, seakan ada sebuah energi besar yang terhirup ke tubuh Chiu Kang.Melihat kehebatan tenaga dalam Chiu Kang, Guru Besar Ma Rung berdiri kokoh di atap kuil. Dia melakukan hentakan-hentakan hebat disertai gerak tangan tanpa henti.Tiba-tiba, seluruh tempat itu menjadi panas, meski banyak angin berdatangan, tapi hawa panas begitu terasa.Rupanya Guru Besar Ma Rung benar-benar serius menghadapi Chiu Kang. Sudah bertahun-tahun dia tidak menemukan lawan sebanding, atau sekedar bebe
Chiu Kang memandang mereka.“Tak apa-apa. Kau boleh mengatakan semua hal yang ada di pikiran dan hatimu,” ujarnya dengan senyum.Ho Fengge menunduk.“Maafkan hamba, Mahaguru.”Chiu Kang menepuk lengan kanan Ho Fengge.“Kau punya tubuh yang bagus. Jika terus berlatih, kau akan menjadi pendekar hebat,” pujinya.“Mahaguru Kang terlalu memuji hamba,” jawab Ho Fengge merendah.Lalu, tiba-tiba Heng Tingfeng, Quan Shirong, Ong Fei Yin, dan Empat Pendekar Wangi datang menghadap Chiu Kang dengan membawa Tie Butong, Yang Cap Sa beserta murid-muridnya, Delapan Setan Utara dan Lima Setan Barat.“Hormatku kepada Paman Guru,” ujar Heng Tingfeng sebelum melapor. “Kami berdua telah berhasil menangkap mereka dari pintu belakang. Tampaknya mereka berdua hendak kabur dengan beberapa orang-orangnya.”Chiu Kang berjalan mendekati mereka dengan tatap penuh selidik.“Kalian totok aliran darah mereka agar tak bisa lari. Jangan ragu-ragu untuk melakukan apa pun yang kalian anggap dapat memberikan kita kabar te
Chiu Kang berdiri seketika. Dia melepaskan genggaman tangan lembut Wang Jiang yang menyentuh punggung dan lengan kirinya, bukan karena enggan atau risih, tapi mendengar perkataan Wang Jiang membuatnya bertambah sedih.Dia mulai membayangkan bagaimana hati Wang Jiang bertahan selama ini, apalagi sekarang dia benar-benar tahu siapa dirinya.“Maaf, aku minta maaf,” ujar Chiu Kang dengan kepala menggeleng beberapa kali.Mata Wang Jiang berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Dia terus memandang Chiu Kang dengan tatap tajam.Dia terkejut kenapa Chiu Kang tiba-tiba meminta maaf. Apakah itu jawaban terhadap perasaannya? Atau dia hanya sedang mempermainkannya?“Kenapa kau kejam kepadaku?” katanya tiba-tiba. “Jika kau tak mencintaiku, tak masalah. Aku hanya ingin, sudahlah!”Wang Jiang berlari kencang meninggalkan Chiu Kang.“Tunggu!” teriaknya kencang, tapi Wang Jiang tidak menggubrisnya.Dia terus berlari tanpa pernah memandang ke belakang.“Apa yang telah aku perbuat?” Chiu Kang memukul kepalanya
Kemudian Hu Qiqiang mulai menceritakan semua tindak-tanduk Pangeran Zhao You, dari mulai pembunuhan Pangeran Mahkota Zhao Kong sampai semua hal yang mencurigakan belakangan ini.Dia pun tak lupa memberitahu bahwa seluruh pendekar dari aliran hitam telah berada di bawah pengaruh Pangeran Zhao You. Mendengar semua cerita Hu Qiqiang, Jia Lihua terlihat sangat terkejut. Dia tidak berhenti menggelengkan kepalanya.“Bagaimana semua ini dapat terjadi?” tanyanya setengah menggerutu.Kali ini giliran Hu Qiqiang yang menggeleng.“Kekuasaan selalu menjadi barang paling diperebutkan sejarah,” jawabnya.Jia Lihua menghela nafas panjang. Dia masih tidak berhenti terkejut.“Lalu apa yang membawamu kemari selain hal itu?”“Jenderal Besar Li memerintahkanku untuk meminta bantuan dari Perkumpulan Pendekar Song.”Tatapan Jia Lihua masih belum paham.“Bantuan macam apa yang diminta Jenderal Besar Li?” tanyanya lagi.“Jenderal Besar Li ingin para pendekar dari Perkumpulan Pendekar Song membantu untuk meny
“Hamba, Jenderal Besar.”Hu Qiqiang maju mendekati Li Guzhou setelah mendengar panggilan.“Tampaknya perkiraanku benar, Pangeran Zhao You sedang merencanakan sesuatu yang besar.”Hu Qiqiang masih tak memahami arah pembicaraan Jenderal Besar Li Guzhou.“Maksud Jenderal Besar Li?” tanyanya.“Kau bacalah surat ini.”Li Guzhou memberikan surat di tangannya kepada Hu Qiqiang.Seketika air muka Hu Qiqiang berubah.“Bagaimana bisa ini terjadi?” tanyanya. “Meski penambahan tentara dalam jumlah besar merupakan hal yang bagus, tapi ini sangat mencurigakan.”Di masa Kaisar Song Renzong berkuasa, sensus kependudukan Kekaisaran Song menyatakan bahwa populasi penduduk Song sekitar seratus juta.Sementara itu, satu-satunya cara memasuki kepemerintahan, entah itu di bidang sipil maupun militer, harus melalui ujian.Maka wajar saja jika orang seperti Jenderal Besar Li Guzhou, Jenderal Sun Changyi dan Jenderal Hu Qiqiang menaruh curiga dengan keadaan sekarang ini, apalagi ada cobaan pembunuhan pada ora
Duduk di atas batu, seorang biksu tua yang berwajah sangar. Di depannya, beberapa orang terikat dengan tali yang sangat kencang.Wajah mereka pucat. Bibir mereka kering seperti pengemis yang lama tak bertemu makanan.Dengan mata terpejam, biksu tua itu menggulir-gulirkan tasbih besar di tangan kanannya, entah apa yang sebenarnya dia rapalkan. Jika dia orang baik, tentu tidak akan melakukan hal semacam ini.“Biksu jelek! Lepaskan kami,” teriak salah seorang dari tawanan di depannya.Plaaakkk...Pipi orang itu memerah karena tamparan yang keras dari seorang biksu yang menjaganya.“Jangan berani-berani kau membentak Guruku,” ujarnya penuh kemarahan.“Bai Anda, jangan kurang ajar. Buddha membenci orang yang bertindak semena-mena,” ujar biksu tua itu berlagak bijak.Bai Anda menunduk dengan tangan menjura.“Amitabha, semoga Buddha mengampuni dosa-dosaku,” ucapnya.“Cuih, orang sepertimu tak pantas menjadi umat Buddha,” ujar salah seorang dari mereka.Biksu tua itu menghentikan tangannya me