Share

77 Syukurlah

Sebuah nomor tak dikenal muncul di layar. Biasanya aku tak menerima panggilan tanpa nama begitu, males meladeni orang iseng. Namun entah mengapa kali ini berbeda. Barang kali itu Mas Huda, iya 'kan?

Gegas kuterima panggilan itu sembari menyelonjorkan kaki di atas sofa. Rasa lelah mulai sering menghampiri di masa trimester tiga ini. Kaki kadang juga kesemutan dan gatal-gatal. Rasanya pengin sekali sembilan bulan dan melahirkan.

"Assalamu'alaikum."

Suara merdu itu akhirnya kudengar juga. Tak terasa air mata menetes begitu saja dari porosnya. Iya, dia Mas Huda. Suara yang sejak pagi kutunggu dan kurindu.

"Wa'alaikumsalam, Mas. Ya Allah ... kamu kemana aja sih, Mas?"

Aku tergugu. Rasanya benar-benar sulit dijelaskan. Senang, sedih, cemas, takut tercampur menjadi satu.

"Maaf, Dek. Hari ini bener-bener sibuk urus Si Mansyur. Mas nggak tahu kalau ternyata handphonenya hilang. Sepertinya lupa naruh lalu diambil orang. Baru sadar handphone nggak ada ya pas mau nelpon kamu siang tadi. Cuma baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status