Share

Bab 8

Satu jam kemudian sarapan pagi telah siap oleh ibu, kami duduk berempat di meja makan. Rafan tetap bertingkah seperti biasa seakan tidak ada sesuatu yang ia sembunyikan. Ayah dan ibu mertua diam dan hanya ada denting sendok yang berbunyi saling tabrakan.

“Lin, kamu ke sini bawa baju?” tanya Rafan saat selesai sarapan.

“Enggak karena ke sini juga sebenarnya gak rencana nginap.”

Aku mengambil bekas piring Rafan dan membawanya sekalian ke wastafel untuk dicuci, begitu pun dengan piring ayah dan ibu. Hingga saat ini ibu belum menampilkan senyum seperti biasa yang selalu ia suguhkan. Rafan seperti tidak menyadari hal itu, ia kembali fokus menatap ponselnya.

Ibu menatapku iba kemudian melangkah pelan mendekati Rafan. “Rafan, kamu nginap dulu atau menemani istrimu pulang?”

Rafan terperanjat. Wajahnya pucat pasi bahkan ponsel di tangannya hampir saja terjatuh. Ia menatapku gugup, seperti seseorang yang sedang tertangkap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Septy Hadiana Wahyunizzar
ma'af ya thor aku , nggak ngerti sama alur cerita nya , kata nya d talak trus rujuk bilang gak cinta tapi cinta mumet aku baca nya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu emang pecundang bener kata marsa .buat apa laki2 yg g pernah perhatiin kmu aja masi aja d bela d tutupin k bohongan mu ..
goodnovel comment avatar
Marianah
betul paling kesel klo cerita cwenya lemah bloon pula. masa tiap baca akhinya psti komen ngumpat gr"kesel sndr sm tokohnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status