Share

tujuh

Aku mengurungkan apa yang hendak kukatakan pada Mas Wisnu. Lelaki itu pun sepertinya tidak begitu merespon ucapanku tadi.

Selesai makan, kami langsung meluncur ke rumah bapak. Saat ini pikiran ini sibuk merangkai kata yang akan kusampaikan pada bapak nanti. Hingga tak sadar sudah sampai di halaman rumah bapak.

"Kok nggak sama Haris?" tanya bapak setelah aku menyalaminya.

"Mas Haris sibuk, Pak," sahutku asal. Mungkin saja kan dia sedang sibuk. Sibuk dengan calon istrinya.

Setelah itu bapak mengajak Mas Wisnu masuk. Lelaki berwajah manis itu pun menurut. Belum juga air yang kumasak mendidih, bapak memanggil.

"Nyia, Nak Wisnu mau balik!"

Aku pun segera ke depan. "Nunggu kopinya jadi, Mas. Airnya udah hampir mendidih."

"Ntar kesorean, Nyia. Keburu anak-anak tutup," sahut lelaki berambut ikal itu.

Mas Wisnu punya sebuah bengkel, itulah pekerjaannya. Aku senang saja melihat orang yang punya usaha sendiri, walaupun kecil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
matilah kau dg ketololanmu tania. sok2an. anak sama bapak koq sama2 dyngu ya. si bapak juga main kasih shm aja tanpa bertanya dulu sama anaknya.
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Sinta siluman rubah betina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status