Share

Berbalas Cemburu

Verrel melihat Angela menatap dalam ke arah Brian. Ia tidak suka jika Angela bersikap begitu di hadapannya. Apalagi memperhatikan pria lain selain dirinya. Selama ini ia terlalu percaya diri Angela akan jatuh hati padanya. Tak tahunya Angela juga memiliki masa lalu dengan cinta pertamanya.

"Maaf, Tuan kami sedang berbulan madu. Jadi tolong hargai privasi kami,"kata Verrel dengan tatapan tidak suka.

"Senior, kok bisa ada di sini?" Angela berusaha mencairkan suasana. Ia tahu jika Verrel menatap tidak suka ke arah seniornya. 

"Hemm, kamu sangat berbeda hari ini terlihat sangat cantik di antara tamu lainnya," Brian menatap Angela dari atas hingga kebawah lalu terbitlah sebuah senyuman di bibirnya.

Seorang laki-laki memberikan serangan melalui tatapan tajamnya kearah Pak Brian, "Ehem!! Verrel tampak kesal melihat keakraban keduanya. Apalagi Angela terlihat sangat senang bertemu dengan seniornya.

"Ooh, maaf saya sudah lancang mengganggu bulan madu Anda,  karena mata saya terpesona melihat kecantikan junior saya...," puji Brian seraya melirik ke arah Angela.

"Cukup ... haruskah aku bilang jika ...!!" Angela langsung mencekal lengan Verrel. Ia mengedipkan matanya meminta Verrel untuk tidak mengatakan apapun. Karena pria itu bisa berkata setajam pisau jika tidak menyangkut hal yang tidak di sukainya.

"Maaf, kenapa Senior bisa kebetulan ada di restoran ini?" tanya Angela.

"Ooh ... itu, aku sedang ada janji dengan klien.  Aku menunggunya disini, kebetulan tadi melihatmu yang awalnya aku tak yakin jika itu dirimu," terang Brian.

"Maksud ... Pak Brian?" Angela tidak mengerti.

"Terus terang aku tidak mengira jika itu adalah dirimu, karena kau kelihatan sangat berbeda setelah memakai gaun ini ...." 

Angela tersipu malu, "Ah, ... Senior bisa saja."

"Silahkan kalau Senior mau duduk  disini" kata Angela mempersilahkan.

"Tidak ... aku tadi hanya bercanda saja, mejaku di sebelah sana," Brian menunjuk meja lainnya.

"Oke, kalian ... teruskan saja. Lain kali mungkin aku yang mengajakmu dinner," Brian mengedipkan matanya pada Angela. Ingin rasanya Verrel menimpuk kepala lelaki yang berani menggoda istrinya itu, tapi ini tempat umum. Terlalu mencolok jika melakukan hal itu, bisa-bisa identitasnya terbongkar.

Setelah Brian pergi, entah kenapa suasana seperti di dalam kuburan. Sunyi senyap. Rachel merasa bulu kuduknya berdiri, yah ... Verrel tatapannya menjadi menyeramkan ke arahnya. Angela pura-pura tidak tahu dengan mengalihkan pembicaraannya ke arah lain.

"Sepertinya masakannya enak, penyajiannya juga ...hemm membuat perutku tidak sabar memakannya," Angela berusaha mencairkan suasana. Sebenarnya Verrel ingin sekali marah ... tapi ia tidak ingin Angela menjadi tinggi hati kalau tahu ia cemburu pada seniornya itu.

"Makanlah yang banyak ... karena sebentar lagi aku akan mengajakmu melihat pameran lukisan yang ada di sekitar sini," kata Verrel.

"Pameran lukisan ... tapi aku kurang mengerti seni. Nilai menggambarku saja selalu mendapatkan nilai C ...," kata Angela di sela-sela makannya.

Verrel yang mendapati Angela sedikit belepotan lalu mengambilkan tisu untuk mengelap bibir istrinya. Angela kaget Verrel menyentuh bibirnya. 

 "Ah, ia jadi ingat ketika Verrel menciumnya saat tidur," Angela bisa merasakan jari Verrel menyenggol bibirnya. Otaknya kembali berselancar mengingat betapa lembutnya bibir Verrel ketika menempel di bibirnya.

"Sudah, kalau makan pelan-pelan ...," kata Verrel lirih setelah selesai mengelap bibir Angela. 

Angela melirik kearah Verrel, " Iih, kenapa ia makin tampan saja ... pantas saja jika para wanita banyak yang tergila-gila padanya."

"Kenapa tersenyum, apa aku perlu membawamu ke rumah sakit ...," goda Verrel. Ia tidak tahu jika Angela terpesona dengan dirinya hari ini.

"Keterlaluan ... aku marah nih," bibir Angela mengerucut.

Setelah merasa kenyang  terakhir Rachel menghabiskan minumannya yang tertata apik di dalam gelas berkaki.

"Kau tidak menghabiskan semuanya ...?" tanya Verrel.

"Aku sedang memakai gaun hari ini ... aku tidak ingin perutku terlihat buncit," jawab Angela.

**

Sesampainya di galeri ... Angela seperti kucing yang mau menangkap mangsanya. Ia berjalan merunduk pelan-pelan melihat keindahan lukisannya satu persatu.

"Terimakasih, kau sudah bersedia mampir di galeriku ...," seorang wanita cantik mendekat kearah Verrel dan memeluk tubuhnya sebentar kemudian mencium pipinya. Dahi Angela mengkerut melihat adegan berdurasi beberapa detik itu. Verrel adalah pengusaha muda ternama wajar saja jika banyak wanita yang berlomba-lomba ingin mendapatkan hatinya. Angela pernah melihat wanita itu di wawancari di salah satu channel tv swasta.

"Kenalkan ... dia istriku," Verrel langsung menarik lengan Angela.

"Angela." 

Ia mengulurkan tangan pada wanita di depannya itu. Tapi sialnya wanita itu tidak menyambut uluran tangannya,  ia asyik bergelayut di lengan suaminya. Yah, untuk saat ini Angela baru ingat jika Verrel itu memang suaminya. Ia merasa Verrel menjadi sangat berharga ketika ada seorang wanita cantik yang mendekatinya.

"Mari aku tunjukkan lukisanku yang lain ...," Tina memaksa Verrel melangkah ke arah lain meninggalkan Angela di belakang. Angela menghentakkan high heelsnya, ia merasa Verrel telah mengabaikannya.

Tapi ia penasaran apa yang dilakukan mereka, terpaksa ia mengikuti Verrel dari belakang. Wanita itu seperti ular yang melilit tubuh suaminya. Ah, Angela melihat kemesraan mereka menjadi naik pitam. 

Ia berjalan mendekati Verrel,"Suamiku ... sayang sepertinya aku sudah sangat lelah berjalan kesana kemari hanya untuk melihat lukisan yang tidak aku mengerti maksudnya ... aku ingin pulang ke hotel," rengek Angela. Verrel menghentikan langkahnya, ia tersenyum mendengar Angela akhirnya merengek pulang entah karena cemburu atau tidak. Tapi Verrel sangat senang wanita itu yang berinisiatif mengajaknya terlebih dahulu.

"Apa kakimu sakit ...?" Verrel langsung menggendong Angela ala bridal style.



"Oh, Tuhan ... kenapa dia jadi seromantis ini ...," pekik Verrel dalam hati. Sementara Tina hanya bisa memandanginya dengan wajah kesal.

Di dalam mobil Angela terdiam, ia tidak secerewet tadi. Tapi mukanya berubah menjadi muram. Ia sangat jengkel karena Verrel bermesraan dengan wanita penggoda itu. 

Tapi kenapa dia harus kesal ... bukankah dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika pernikahannya dengan Verrel sebatas kontrak selama setahun. 

"Kenapa jadi diam, aku ingin dipanggil ... sayang lagi," goda Verrel.

"Sayang ... sayang, nih!" Angela mencubit lengan Verrel. " Awww ... sakit ... kenapa aku di cubit sih."

"Memangnya aku nih patung manekin, terus ...  siluman ular tadi ngapain nempel terus kayak jamur ...." Angela bersungut-sungut marah.

"Cemburu ... nih ... yeee ...," ledek Verrel. 

"Eeh, ... siapa juga yang cemburu ... aku tuh tidak suka saja liat si ulet keket tadi nempel terus. Heran deh ... kamu kenal dimana sih model cewek begitu ..." sindir Angela.

"Dia teman SMA ku, hanya saja dia melanjutkan kuliahnya di luar negeri mengambil jurusan seni. Galerinya sudah menyebar di berbagai kota bahkan luar negeri, dia memang sikapnya seperti itu ... mungkin terpengaruh gaya hidup yang kebarat-baratan ...," terang Verrel panjang lebar. 



Mobil melaju perlahan membawa keduanya kembali lagi di hotel tempat mereka menginap.

---Bersambung----

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
lah ganti nama lagi jadi rachel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status