Haloo MVG kembalii
Jam berapa kalian baca bab ini?
Jangan lupa komen yang banyak di paragraf yaa :*
Enjoy!
-----
Liora menatap kosong pada pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang terhimpit keramaian jalan raya di bawah sana. Ia bersedakap di depan dinding kaca ruang kerjanya.
Sudah beberapa hari berlalu sejak pertemuannya dengan Gavriel di ruangan ini, tetapi suasana hatinya tak kunjung membaik. Tiap kata memuakkan yang Gavriel ucapkan terus berdegung di telinganya, beserta rambatan asing yang selalu mengusik.
Liora kemudian mendesah berat, sampai pundaknya meninggi. Lalu ia berbalik badan, mengambil ponsel di meja. Jemarinya sedikit ragu sesaat kala akan menekan layar ponsel, tetapi kemudian ia tetap melanjutkan niat awalnya.
“Apa yang sedang kau lakukan sekarang?” tanya Liora datar kala panggilan tersebut terangkat.
“Aku menginginkanm
Haii haiii! Aku bawa calon novel kelimaPlease welcome, Gwen Arvezio and Grayden Ryver!*BLURB*"Racing Your Heart"Gwen Arvezio (29 tahun), sang model seksi papan atas dengan segala kesempurnaan dan perilaku dominan serta angkuhnya. Ia selalu dapat membuat para pria matang rela merangkak demi menyenangkannya. Di mata Gwen, Grayden hanya bocah kemarin yang sedang belajar menjadi pria berengsek dengan gaya sok tampannya itu. Grayden jelas bukan mangsa yang lezat bagi Gwen.
Jangan lupa tinggalin jejakmu di kolom paragraf ya :) (Cara komen di paragraf tinggal tekan lama di bagian paragraf yang diinginkan) Enjoy! ----- Las Vegas, Nevada-USA Gavriel baru saja keluar dari Roll Royce Ghost hitam legam miliknya di depan lobi hotel bintang lima keluarga Crossleight. Sesungguhnya, tak sepenuhnya milik Crossleight karena saham kedua terbesar dimiliki oleh Prospero. Area kasino di hotel ini dan beberapa hotel lain di sekitar Las Vegas berada di bawah tangan Prospero. Mantel hitam sepanjang bawah lutut Gavriel, membungkus langkah pria itu menyusuri lobi. Paduan setelan jas hitamnya membuat setiap derap sepatu berkilau itu seolah pijakan kaki iblis yang bersembunyi menggunakan wibawa dan karisma. Tatapan mata Gavriel lurus nan tajam, seakan membelah lobi karena setiap orang dengan sendirinya memberikan jalan. Sedang satu tan
Setelah lebih dari seminggu. Akhirnya! Ada yang udah nunggu-nunggu MVG publish lagi??Jangan lupa tinggalin jejakmu di kolom paragraf ya :)(Cara komen di paragraf tinggal tekan lama di bagian paragraf yang diinginkan)Enjoy!-----Keceriaan di wajah Liora seketika sirna kala mata peraknya menangkap sosok pria yang tak pernah ia harapkan berada di sekitar makam Alex. Liora menarik diri, berdiri tegap seraya membawa Vierra dalam gendongan.Barisan gigi rapi milik wanita beranak satu itu mencoba untuk tak menggelatuk. Pembunuh seperti Gavriel tak pantas berada di sini. Jika ini bukan pemakaman umum, Liora jelas akan memberi larangan agar orang seperti Gavriel tak menginjakkan kaki di tempat ini.“Apa yang membawamu ke sini?” Napas Liora perlahan berubah cepat dalam tarikan berat saat Gavriel melangkah mendekat.Untuk sepagi ini, sisi pikiran Liora menangkap keheranan de
Seperti biasa, jangan lupa tinggalin jejak di kolom paragraf :* Enjoy! ----- Platteville, Wisconsin-USA Setelah Gavriel meninggalkan pemakaman, mobil Roll Royce Ghost itu membawanya kembali ke mansion pribadi. Gavriel berganti menaiki helikopter yang membuatnya tiba di markas besar Prospero dalam kurun waktu hitungan menit. Andai jika ia menggunakan mobil, perjalanan itu akan menempuh sekitar satu jam lebih. Markas itu berbentuk mansion megah yang dikelilingi area hutan pribadi. Selayaknya markas, area berhektar-hektar itu tidak hanya berisi fasilitas mewah standar mansion, tetapi juga dilengkapi berbagai area pelatihan semi militer untuk made guy. Terutama bagi mereka yang akan bertugas menjadi bodyguard, assassin dan hitman. Selain made guy memang harus pandai mengumpulkan uang, Prospero juga membekali mereka dengan pelati
Enjoy!-----Tatapan itu kian membawa tubuh Pierro gemetar. Ada rasa kagum di tengah kegugupannya. Bagi Pierro, Gavriel adalah panutan, sekaligus pahlawan. Segala yang dilakukan Gavriel selama ini adalah contoh paling luas biasa baginya. Terlebih melihat bagaimana sang kakak selalu gagah di depan anggota Prospero. Kakek mereka pun berulang kali memuji cara kepemimpinan Gavriel dan sang kakak yang begitu lihai mengatur emosi seperti saat ini.Pierro menelan saliva kuat-kuat demi membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Ia akhirnya sampai di hadapan Gavriel.“Kau tahu mengapa kau ada di sini?” tanya Gavriel tenang, tanpa kehilangan ketegasannya yang penuh kuasa. Pierro mengangguk kaku.“Kau mengenal siapa saja yang ada di sini?”Mata biru Gavriel menyapu pada seluruh orang di meja rapat, hal yang otomatis turut membuat Pierro mengikuti gerak mata tersebut. Pria tampan yang menjadi idola di
Enjoy!-----Helikopter berwarna putih hitam dengan desain futuristik mendarat di helipad bagian belakang mansion pribadi milik Gavriel. Tulisan ‘Arshvero Helicopter’ tampak menghiasi bagian badan di sana. Helikopter itu khusus didesain untuk Gavriel seorang, sehingga perusahaan Arshvero Aircraft Industries milik pria itu tak menjualnya secara massal.Rerumputan hijau di sekitar helipad masih bergoyang kencang dari baling-baling lebar helikopter yang menurunkan kecepatan. Rambut gelap Gavriel pun turut tertiup berkat angin baling-baling itu kala ia turun dari helikopter.Gavriel melepas jas hitamnya dan memberikan pada salah satubodyguardyang menyambut hormat. Semburat surai warnachesnutsegera terlihat dari pantulan cahaya matahari kala Gavriel melangkah meninggalkan helipad seraya merapikan rambut gelapnya.Ia melepas dasi dan kembali memberik
Enjoy!-----Tanpa pikir panjang, Gavriel melesat begitu saja meninggalkan kandang Carita dan Arlo. Ia berlari seraya menekan layar ponselnya dengan buru-buru. Ia tak tahu di mana keberadaan Liora saat ini, sehingga ia memutuskan melacak posisi nomor ponsel wanita tersebut.Gavriel tiba di dekat helipad. “Di mana Marcus?” tanya Gavriel nyaris membentak salah satu bodyguard-nya yang tengah berjaga.“Ia berada di dalam mansion, Don Gavriel. Apa saya perlu memanggilkannya untuk Anda?” jawab pria itu takut-takut.Gavriel hanya berdecak dan mengibaskan tangan. Percuma menunggu pilot pribadinya berlari kemari. Gavriel pun segera masuk ke kursi cockpit helikopter.Tangannya dengan tangkas menekan berbagai tombol untuk menyalakan mesin dan menghubungi ATC (Air Traffic Controller) untuk meminta izin terbang. Setelah berkomunikasi dengan ATC dan mendapatkan posisi Liora yang s
Enjoy!-----Seluruh dugaan buruk dan kekhawatiran Liora seketika hancur mendengar permintaan izin nan sopan itu. Ia tak menyangka Gavriel benar-benar meminta izin seperti yang pernah pria itu katakan.“Bagaimana jika aku tak mau?”Gavriel menelan saliva pelan dan kuat, lalu mata biru itu mendaki pada sinar lingkaran perak yang tengah bergetar di sana. Pertanyaan itu bukanlah sebuah pancingan, mata itu menyuarakan kebimbangan.Usapan ibu jari Gavriel di bibir bawah Liora terhenti, pun dengan ia yang terdiam beberapa saat.Gavrel menggigit bibir bawahnya sendiri. Menahan desakan nalurinya sebagai pria untuk tak menyergap wanita itu. Lalu, Gavriel akhirnya menarik wajah menjauh. Begitu pula dengan rengkuhan tangan yang terlepas di lengan kecil Liora.Ia bisa saja mengeluarkan kalimat-kalimat rayuan, seakan ia mulai mencintai wanita itu hanya untuk mendapatkan ciuman manis atau bergairah, jauh lebih d