**FLASHBACK ON**Satu tahun lalu…Saat itu tyaga sedang berjalan menuju ke kelasnya saat melintasi para mahasiswa dan mahasiswi baru yang sedang ospek. Lalu matanya berhenti pada seorang wanita dengan fitur wajah yang sangat mirip dengan gadis di masa lalunya.Awalnya sempat terbesit sebuah keinginan di hati tyaga untuk mencari tahu tentang gadis itu. Tapi niatan itu akhirnya urung dia lakukan saat melihat papan nama di dada gadis itu bertuliskan nama renata.Dari nama saja tentu saja sudah berbeda, jadi tyaga tak perlu repot - repot mencari tahu lebih dalam mengenai gadis itu. Pada akhirnya tyaga melupakan sosok renata yang sempat mencuri perhatiannya kala itu.Dan hal yang sama juga terjadi pada fareta. Dia pun merasakan perasaan yang menggelitik hatinya saat melihat renata. Walaupun fitur wajahnya sama, tapi penampilannya sangat berbeda. Wajah renata sangat angkuh dan tak bersahabat. Lalu cara berpakaiannya sangat biasa. Dan yang paling membedakan adalah model rambut mereka.Bianca
Pagi yang indah ini disambut oleh senyuman di wajah tyaga dan bianca yang kini sedang saling memandang dari kejauhan. Hari ini seperti yang biasa tyaga lakukan, dia menjemput sang kekasih yang sepertinya tak lagi terlihat pura - pura. Karena interaksi antara keduanya terlihat sangat alami.Bianca yang baru keluar dari pintu rumahnya langsung menyunggingkan senyumnya saat melihat tyaga sedang berdiri sambil bersandar di pintu mobilnya.“Morning, sayang.” sapa tyaga yang kali ini sudah berjalan ke arah bianca dengan senyumannya.“Morning.” balas bianca tak kalah lembut hingga membuat jantung tyaga kembali berdetak hebat. Akhirnya tyaga memeluk bahu bianca sambil menuntunnya berjalan menuju ke tempat kursi penumpang disampingnya.Seperti biasa, tyaga membuka pintu untuk kekasihnya yang terlihat sangat cantik hari ini. Setelah bianca sudah dipastikan masuk dengan aman. Lalu giliran tyaga yang masuk dan memakai seatbeltnya dibelakang kemudi.“Tumben.” celetuk bianca sambil melihat ke arah
Liburan akhir minggu yang diagendakan oma lisa akhirnya datang juga. Pagi ini, bianca sedang duduk di pesawat bersebelahan dengan tyaga. Tak pernah pria itu sangka mereka akan berlibur bersama dengan keluarga bahkan kedua sahabatnya. Bahkan oma menjadi manusia yang paling repot untuk liburan ini, seolah tak boleh ada yang kurang sedikit pun. Kalau dipikir lagi, oma lisa ini cocok sekali menjadi event organizer. Semua yang dibutuhkan selama liburan tak ada yang terlewat satu pun. Sehari sebelum keberangkatan mereka oma sempat mengajak bianca berbelanja baju baru. Walaupun sempat ditolak olehnya, tapi tetap saja bianca benar - benar tak bisa menolak permintaan sang oma dan sang mama. Sampai terkadang tyaga berpikir bahwa posisi bianca sangat spesial dihati oma dan mamanya.Atau mungkin saja karena tyaga tak pernah membawa satu gadis pun kerumahnya, jadi saat pertama kali dalam hidupnya pulang bersama bianca waktu itu akhirnya membawa kebahagian lain dirumahnya. Mereka bertiga sudah sep
Ketika tyaga menarik bibirnya dari bibir bianca, dia melihat wajah cantik gadis yang ada di hadapannya ini dengan seksama. Terkadang bianca yang di depannya ini terasa seperti bianca di masa lalunya. Sampai kadang - kadang tyaga melupakan bahwa dia pernah merasakan kehilangan di masa lalu.Lalu, saat bianca mulai membuka matanya tyaga langsung berpura - pura menyendokkan bubur ke dalam mangkuk. Sedangkan bianca hanya terdiam sambil memperhatikan kekasihnya.“Kau sering melakukan hal seperti ini, ya ?” tanya bianca sambil menopang dagunya menggunakan kedua tangan.“Apa ?” tyaga menjawab sambil menghindari kontak mata dengan bianca. Tapi entah kenapa bianca suka saat melihatnya seperti ini, antara tyaga merasa tertindas dengan pertanyaan darinya atau dia memang sedang menyembunyikan rasa malunya.“Menurutmu apa ?”“Ini yang pertama.”“Kau baru pertama kali menyuapi orang lain ?” bianca mengulang pertanyaannya dengan lebih jelas.“Haa ?” tyaga menunjukkan wajah bingung sambil terus mengh
“Kehilangan bianca dan mendapatkan bianca.” kata - kata tyaga membuat kedua sahabatnya menahan nafas. Tak disangka dari banyaknya kejadian yang terjadi dalam hidupnya dia malah memilih hal itu. Vero dan fareta saling melihat, sedangkan bianca sedang melihat wajah tyaga yang sedang menatap kosong gelas di tangannya.“Baiklah, kita lanjutkan.” kata - kata vero memecahkan keheningan diantara mereka.“Tunggu!!” kata tyaga sambil menahan botol yang akan diputar oleh vero.Bianca yang sejak tadi terlihat tenang dengan wajah datar kembali memperhatikan wajah tyaga. Perubahan apa yang terjadi pada pria itu.“Kau tidak ingin mengetahui alasannya, bi ?” tanya tyaga pada bianca.“Nggak perlu. Ini hanya permainan dan jangan terlalu serius.” jawaban bianca kali ini menarik perhatian fareta. Entah kenapa jawaban yang dilontarkan oleh bianca membuatnya semakin penasaran dengannya.Bianca ini selalu bisa membuatnya terpukau dengan sikap tenang dan kata - kata yang keluar dari mulutnya.“Baiklah.” kat
Hubungan yang tak akan berakhir ?Sepertinya itu hanyalah sebuah angan tyaga saja. Semua yang memiliki awal akan selalu memiliki akhir. Entah itu akhir yang bahagia atau akhir yang dibarengi dengan air mata. Tyaga tak pernah berpikir bahwa dia memulai hubungan ini dengan cara yang salah. Tapi dia berharap akhir yang bahagia ?Itu sangat tidak mungkin.Seharusnya tyaga sadar bahwa bianca adalah cerminan dirinya, jadi jika suatu saat bianca mengetahui alasan dibalik hubungan mereka terjalin bukan karena tyaga membutuhkan bantuannya untuk alasan tutor, melainkan sebuah taruhan konyol. Tentu saja gadis itu akan sangat marah. Kemarin saja bianca sudah menunjukkan sikap yang tak pernah tyaga duga, walaupun pada akhirnya mereka berbaikan. Dan sekarang terlihat sangat menikmati keindahan air laut yang saling berkejaran ke pinggir pantai dan membasahi kaki mereka sambil bergandeng tangan.“Liburan semester nanti kita harus ke sini lagi, bi.” kata tyaga.“Entahlah. Bukannya jika liburan semest
Sejak tadi fareta bersembunyi di dalam mobilnya sambil menunggu seseorang yang sejak tadi sudah menjadi targetnya. Mungkin hampir empat jam lamanya fareta bertahan disana. Sampai - sampai dia mencari kegiatan untuk mengisi waktu senggangnya. Bahkan sejak tadi fareta mendiamkan panggilan vero yang tadi terus masuk ke ponselnya.Ini hampir jam delapan malam, akhirnya penantian fareta berakhir. Dari kejauhan fareta melihat seorang gadis turun dari sebuah mobil yang sangat dikenalnya. Gadis yang tak lain adalah bianca bersama dengan sahabatnya tyaga. Menurut yang fareta lihat, tyaga memang terlihat sangat mencintai bianca. Bohong jika sahabatnya itu tak mencintainya. Dari sikapnya saja sudah sangat ketara. Kisah mereka sepertinya memang harus berlanjut bahkan di masa depan.Tak pernah ada celah bagi fareta untuk masuk diantara mereka. Sejak dulu bianca memang selalu dipasangkan dengan tyaga.Dan pertanyaannya sekarang adalah apakah bianca juga menyadari bahwa tyaga yang menjadi kekasihny
Sekarang ini bianca sedang duduk termenung di sebuah bangku taman yang entah dimana lokasinya. Sejak tadi dia berjalan tanpa arah dan tujuan. Pikiran dan tatapannya kosong.Egonya terluka, harga dirinya direndahkan, dan hatinya patah.Seharusnya sejak awal dia bisa menyangka bahwa ada hal tidak beres yang akan terjadi setelah dia menyetujui pekerjaan paruh waktu yang konyol ini. Dimana - mana semua pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri, tapi bianca dengan begitu mudahnya percaya pada tyaga yang mengatakan bahwa tugasnya hanya bersandiwara menjadi sepasang kekasih dan memberi tutor padanya. Apalagi iming - iming yang diberikan tyaga selain gaji yaitu menyelamatkan beasiswanya. Hal yang menjadi prioritasnya selama ini.Perasaan marah, kecewa, dan terhina campur aduk di dalam hati bianca. Tapi tetap saja hal itu tak bisa membuatnya meneteskan air mata.Tyaga yang dulu dikenalnya sudah menjadi bagian masa lalu. Dan tyaga di masa kini sudah memiliki karakter yang berbeda. Sejak semuanya