21+!!!
Setelah sampai dihadapan Jose, Miranda langsung duduk dipangkuan Jose. Ia mulai mengendus pipi Jose dengan sensual, bibirnya mulai melumat bibir Jose dengan rakus. "Aku menginginkanmu malam ini Jose, kita ulangi lagi malam panas kita berdua seperti dulu sayang." Jose tidak membalas ataupun menolak ciuman Miranda.
Miranda membusungkan dàdanya yang sudah mencuat ujungnya dihadapan Jose untuk menarik perhatianya. Beberapa bait kata-kata sensual, ia bisikan ke telinganya Jose. Dengan lihainya ia menjejalkan lidah basahnya ke rongga telinga Jose, lalu mengulum cuping telinga Jose dengan lembut. Tidak lupa gigitan kecil ia labuhkan di tengkuknya Jose. Tidak sampai disitu, Miranda membimbing tangan Jose untuk meraba dàdanya.
"Come on baby, touch me right now." Miranda mendesah, menginginkan Jose untuk menyentuh dirinya.
Merasa tidak ada respon, Miranda mengubah arah
21+!!! Cahaya matahari pagi menembus tirai kamar, Lexa mengerjapkan matanya. "Oh sudah pagi ternyata." Lexa bergumam sendiri, ia menoleh kepada suaminya yang terbaring di sisinya. Ia memandang wajah tampan suaminya dengan intens. "Tidak menyangka, seorang Jose Armando akan sebodoh ini. Menyiksa diri sendiri hanya karena suatu prasangka yang belum pasti kebenaranya. Meragukan keperawananku? Dasar bödoh, aku tidak yakin kalau kau yang terkenal dengan sebutan lady killer tidak bisa membedakan antara yang perawan atau bukan. Selama ini kau mengajak para wanita naik ke atas ranjangmu itu hanya untuk bermain petak umpet kah? He he he lucu sekali. Berciuman saja aku belum pernah, apalagi tidur dengan seorang pria. Ingin rasanya ku pukul kepalamu dengan gagang senapan biar waras otakmu huffft." Lexa panjang lebar mengomel kepada suaminya yang masih terlelap dalam tidurnya. "Engkhhhh. Sebaiknya aku mandi dul
"Awwww." Teriakan Lexa terdengar membahana seiring dengan tubuhnya yang melayang dari atas balkon. "Bhummm." Suara dentuman sesuatu yang keras, menyeruak di indra pendengarannya Jose." Jose yang masih setengah terlelap akibat kelelahan, seketika terbelalak matanya. "Lexaaaaaa." Jose segera memungut boksernya lalu memakainya asal. Ia berlari keluar kamar sambil memanggil semua pelayannya. "Tian, Ema, Mag semuanya segera ke halaman samping!" Teriakan Jose menggema di seluruh penjuru mansion. Melihat tuannya bertelanjang dàda berlari bagai orang gila, seluruh pelayan di mansion segera berlarian mengikuti langkah sang majikan. "Brakkk." Dengan sekuat tenaga, Jose menendang pintu yang menghubungkan dengan halaman samping mansion. Mata Jose terbelalak melihat istrinya yang hanya memakai handuk putih, terkulai tak bergerak dengan darah yang telah mengalir di bawah kepalanya. "T
"Lexaaaaa tidak, tidak. Jangan tinggalkan aku sayang. Aku mohon aku-- Tubuh Jose membeku melihat wajah cantik istrinya tepat di hadapannya dengan mata yang masih tertutup, bibirnya sedikit terbuka dan embusan napasnya yang ber aroma mint menyapu wajahnya. "Ngkhhhhhh." Lexa melenguh, menggeliatkan tubuhnya. "Aduh badanku sakit semua." Lexa menggerakkan badanya ke kanan dan ke kiri. Jose masih terbengong, mencerna kejadian yang tadi menimpanya. Tapi kenapa istrinya masih hidup, bukankah tadiiiii? "Awwwww." Lexa memekik keras karena Jose menubruknya dan memeluknya dengan sangat erat. "Aduhhhh sakit Jose, kau ingin membunuhku hah!" Jose tidak menjawab bentakannya Lexa, ia malah menciumi wajah Lexa berulang-ulang." "Bhugh bhugh bhugh." Lexa memukuli tubuh Jose karena tidak melepaskan pelukannya yang membuat Lexa sesak napas. "Aoww." Jose menga
"Ngkhh." Lexa menggeliat merenggangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa pegal. Ia heran ketika tidak mendapati Jose di sampingnya." Ke mana dia pergi pagi-pagi begini?" Biasanya saat Lexa membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah wajah tampan suaminya yang memeluknya dengan posesif. Lexa meraba permukaan kasur yang telah dingin, menandakan Jose sudah bangun dari tempat tidur sejak lama. Sudah satu minggu sejak mereka berbaikan, Jose memperlakukan Lexa bak seorang ratu. Lexa dilarang mengerjakan sesuatu yang berat, bahkan sekedar memasak makanan saja tidak diperbolehkan. Pernah sekali Jose mengetahui Lexa memasak makanan kesukaanya, Jose langsung menghukum para pelayan yang ada di mansion. Hari berikutnya, Lexa yang ingin masuk ke dapur langsung dihadang para pelayan yang tidak mengizinkan Lexa untuk masuk."Maaf nyonya, kasihani kami. Jika nanti Tuan tahu, kami akan di hukum lagi." Begitulah sepenggal kata-kata dari para pelayan yang ketakutan gara-gara Lexa memasak makanan kesuk
"Sayang bangun, sudah siang." Jose membangunkan Lexa yang masih nyenyak dalam tidurnya."Ngkh … apa sih Jose. Masih ngantuk tahu, badanku pegal semua." Lexa kembali menelusupkan kepalanya di bawah selimut."Hehehe maaf ya, semalam membuatmu capek." Jose tersenyum bahagia melihat mata istrinya yang kembali terlelap. Semalam Jose terlalu bersemangat setelah libur selama tiga hari yang membuat Lexa tak berdaya karena di gempur habis-habisan."Sudah, jangan ganggu ah, ini semua gara-gara kau.""Iya-iya semua adalah salahku, lain kali aku akan lebih mengontrol nafsuku biar tidak meledak.""Aku mandi dulu, ya? Pagi ini ada meeting di kantor. Bastian sedang pergi ke Kuba untuk mengecek gudang senjata di sana. Jadi mau tidak mau aku harus menghadiri meeting ini.""Serah ah, berisik." Lexa sudah cemberut karena Jose memainkan rambutnya dan terus mengajaknya berbicara.***Beberaoa saat kemudian."Belum bangun juga." Jose telah selesai membersihkan dirinya, ia juga sudah berpakaian rapi. Jose me
Setelah hampir enam jam perjalanan dari Sao Paulo Brazil ke moscow Rusia, akhirnya jet pribadi yang di tumpangi oleh Lexa dan Jose mendarat dengan selamat di bandar udara Sheremetyevo Alexander.S Pushin. Beruntung Jose memakai jet pribadinya yang menguntungkan Lexa untuk tidur di manapun yang ia suka. Lexa juga bisa berteriak atau mengumpat kepada Jose dengan sesuka hati tanpa perlu menjaga imagenya. Selama ini Lexa selalu menjaga imagenya di luar rumah, bukan karena ia ingin terlihat baik namun ia paham bahwa image Jose sebagai pengusaha yang sukses perlu dijaga. Apa kata orang di luar sana kalau Jose sebagai seorang pengusaha sukses tapi takut kepada istrinya alias menjadi budak cinta. Pasti akan menurunkan pamornya Jose dan pandangan rendah dari lawan bisnisnya. Satu poin plus dari Lexa yang dilihat oleh Jose, walaupun terkesan cuek namun istrinya mampu berpikir secara dewasa. Sebuah limosin mewah sudah menanti mereka, Jose menggandeng Lexa yang saat ini memakai mantel bulu warna
"Pegunungan Siberia?" Jose menautkan alisnya. "Ya, aku ingin ke sana, Jo." Lexa memasang wajah melasnya. "Di sana sangat dingin, Lex." Jose mengetatkan syal yang berada di lehernya. "Ayolah, aku janji, akan kuberikan yang hangat-hangat sepulang dari sana." Lexa mengedipkan mata birunya. "Ah, kau ini." Jose mengusap mukanya. "Oke, kita ke sana besok pagi. Sekarang … bisa kita saling menghangatkan?" Jose merapatkan tubuhnya, mendekati Lexa. Dinding besi lift yang dingin membuat Jose semakin merinding. Ia heran dengan istrinya, bagi mereka yang berasal dari negara tropis seperti Brazil, harusnya merasakan kedinginan karena perbedaan musim yang sangat mencolok. Tapi Lexa seperti kebalikannya, ia terlihat lebih segar dan bersemangat. Jose berharap, istrinya tidak lupa untuk memberikan kehangatan padanya. 'Semoga saja,' gumam Jose dalam hati.***"Jo, bangun, sudah siang." Jose semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya, walaupun penghangat ruangan telah dinyalakan, tapi ba
"Cih." Lexa meludah, ia tahu lelaki yang ada di hadapannya, hanyalah seorang manusia serigala dari klan kecil yang kekuatannya tidak sebanding dengan klannya, terlebih jika dibandingkan dengan dirinya. Lexa menarik napas, ia tidak ingin merusak pakaian mahal hadiah dari suaminya. Dengan sekedip mata, fisiknya kembali ke wujud manusia biasa. Lexa meloncat, melewati tubuh Jose yang terbaring di lantai, sambil mengepalkan tangannya, ia berlari ke arah laki-laki itu, dan-------" Krak." Bunyi gemeretak tulang di dada lelaki itu, terdengar nyaring akibat pukulan dari Lexa, dalam hitungan detik, tubuh lelaki itu terpental ke belakang, menghantam dinding gerbong, lalu luruh ke lantai, seiring suara batuk, darah segar, menyembur ke udara, keluar dari mulut lelaki itu. Terkapar tak berdaya, tubuh laki- laki itu terlihat pucat karena kehilangan darah yang cukup banyak.Jose masih belum benar-benar kehilan