Mereka berjalan kelantai dua, langsung menuju kamar Sam. Baru saja membaringkan Sam diatas tempat tidur, ponsel Gala berdering.
“Halo Kiran.. Tidak bisakah kau rubah jadwal pertemuan sore ini? Sepertinya aku tidak bisa pergi.” Gala mencoba untuk mengatur ulang jadwalnya dan tetap dirumah untuk menjaga Sam.
“Tapi klien sudah menunggu anda, pak,” jawab Kiran dari sebrang sana.
Gala menghela napas pelan. Pada akhirnya ia harus pergi meninggalkan Sam yang masih sangat membutuhkannya. “Baiklah. Aku akan segera kesana.”
“Papa akan meninggalkan aku lagi?” tanya Sam sedih setelah mendengar percakapan Gala dan Kiran. Matanya mulai berkaca-kaca karena merasa akan ditinggal oleh Gala.
“Sam, papa harus kembali bekerja. Sam disini sama ibu ya. Ibu tidak akan kemana-mana sampai papa pulang,” ucap Bintang menenangkan Sam sambil mengusap airmata Sam. Sam mengangguk.
Gala terharu melihat perhatian Bintang kepada anaknya. Selama ini, ada banyak wanita yang mendekati Gala hanya karena status sosialnya saja. Tapi Bintang, wanita ini menunjukkan kasih sayangnya dengan tulus untuk Sam meski dirinya pernah memberi luka pada hati gadis itu.
“Ayo berangkat, Pa. Nanti terlambat. I’m oke. Ada ibu guru disini.”
Gala mendekati putranya dan mengencup keningnya. “Papa akan segera pulang,” janjinya.
Ditatapnya mata Bintang untuk pertama kali setelah sekian lama. Ada denyut tak menentu disana yang membuatnya ingin berlama-lama melihat dua bola mata favoritnya itu-Ya, sampai saat ini masih menjadi favorite Gala. “Terima kasih sudah bersedia menjaga Sam. Lagi.
Bintang membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
Setelah Gala pergi, Bintang benar-benar menepati janjinya menjaga Sam. Mulai dari mengganti pakaian Sam, menyuapi makan, memberi obat, dan membacakan buku cerita. Entah kenapa sejak pertama kali bertemu Sam, Bintang merasa jatuh hati kepada bocah itu karena ketegaran hati Sam yang hidup tanpa seorang ibu. Yang pasti, Bintang benar-benar tulus menyayangi Sam.
Dilain sisi.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Gala undur diri. Tidak ada hal yang ingin Gala lakukan saat ini selain pulang dan bertemu dengan anaknya yang masih sakit. Dipacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan berharap Sam sudah membaik saat dirinya tiba nanti.
Sesampainya di rumah, Gala langsung menuju kamar Sam. Dibukanya pintu kamar yang tertutup itu dengan gerakan pelan, Gala terpaku melihat pemandangan didepannya. Pemandangan yang
tidak pernah dilihatnya. Pemandangan yang sangat menyentuh hatinya.Sam dan Bintang tidur saling berpelukan. Sam memeluk Bintang seperti seorang anak yang tidak ingin ditinggal oleh ibunya. Itulah pemandangan yang dilihat Gala. Hatinya bergetar seketika. Gala berjalan mendekat dan menyelimuti Sam dan Bintang. Tanpa sadar, ia bergerak mendekat. dan mengecup kening Bintang.
Cuuuuup...
Bintang masih tertidur lelap. Wajahnya semakin terlihat ayu dibawah cahaya lampu yang temaram. Mata Gala menyipit, kedua alisnya hampir saja bertemu. Terus mengamati Bintang tanpa berkedip.
“Dia????? Memang benar ini dia!” Hanya itu yang mampu keluar dari mulutnya. Syok yang tadi siang dialaminya, kini datang lagi. Seseorang yang pernah ada dimasa lalunya, kini ada dihadapannya. Sedang tertidur lelap memeluk anak kesayangannya. Tatapan Gala berubah nanar, sekelebat bayangan masa lalu kembali hadir memenuhi benaknya.
Bayangan manis saat keduanya masih merajut asa. Kehadiran bintang benar-benar membuatnya merasa bahagia. Gadis itu begitu sempurna untuknya. Hatinya tak lagi menjelajah seperti sebelum bertemu Bintang.
Sejak bersama gadisnya itu, Gala tak pernah ingin lagi berlari kelain hati. Namun tentu saja semuanya berubah setelah mereka putus. Keputus asaan membuat Gala kembali menjalani moto hidup yang sempat ia tinggalkan selama berpacaran dengan bintang.
Gala memandangi wajah Bintang. Betapa ia merindukan gadis itu. Entah sudah berapa kali mencoba, namun sekalipun Gala tak pernah menemukan Bintang.
Diusapnya tangan Bintang pelan dan dibawanya mendekati bibir. Lagi-lagi Gala mengecup Bintang, namun kali ini dibagian yang berbeda.
“Bi.. Akhirnya aku menemukanmu.. Setelah ini jangan pergi lagi ya.. Aku minta maaf atas semua kesalahanku dimasa lalu.. Aku harap kamu memaafkan aku..”
To Be Continue...
Jam sudah menunjukkan pukul 02.00, tapi Gala masih belum bisa tidur. Ia berdiri didepan jendela kamar Sam, memandang dengan tatapan kosong keluar jendela. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya, terutama tentang Bintang.Terdengar suara gerakan dari tempat tidur, membuat Gala membalikkan badan dan melihat Bintang sedang berdiri dibelakangnya.“A...anda su..sudah pulang?” tanya Bintang terbata. Ia terkejut karena terbangun masih berada dikamar Sam dan ada laki-laki asing disana. “Maaf saya ketiduran tadi waktu membacakan buku cerita. Karena Sam sudah membaik dan andapun sudah disini, saya permisi,” sambungnya.“Tidak baik seorang gadis pulang sendirian. Tidurlah disini sampai pagi,” pinta Gala tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Binta
Bintang menunduk dan mulai meremas-remas tangannya. “Tasku ketinggalan dikamar Sam!”“WHAT??”“Kunci rumah, mobil, dan ponsel semuanya ada ditas itu. Kunci serepnya dibawa Mondy. Semalam dia menghubungiku kalau malam ini akan menginap dirumah saudaranya,” Bintang mencoba menjelaskan. Dan berusaha untuk tidak panik.“Kalau begitu kita kembali saja. Nanti aku antar lagi,” ucap Gala menenangkan. Ia masih berdiri dengan tangan diselipkan kedalam saku celana. “Hmm, atau aku hubungi Johan untuk membawa tas dan sepatumu. Lagi pula mobilmu masih disana.”“Mungkin ide yang ke dua lebih baik dari pada harus mondar mandir,” jawab Bintang.
Ting Tong Ting Tong.......Bintang membalikkan badan, menatap pintu depan. Bintang merasa sedikit takut. Pasalnya, tidak pernah ada orang yang bertamu kerumahnya tengah malam seperti ini. Bintang meraih sebuah teplon dan digenggamnya dengan erat layaknya memegang pemukul bola baseball. Berjalan mengendap-endap mendekati pintu depan. Ia memutar pelan kunci pintu, dan ketika pintu terbuka Bintang mengayunkan teplonnya dengan mata tertutup. Dan .....Praaaaaankk“Aaaaaawwwwww”Teplon yang Bintang ayunkan tepat mengenai kepala orang dibalik pintu. Bintang akan mengayunkan lagi teplon dalam gengamannya, namun segera ditahan....“Bintang, stop please!” u
Hooooooaaaaammssss......Sudah beberapa kali Bintang menguap. Semalam ia hanya tidur jam. Dan sekarang, rasa kantuk benar-benar menghantuinya. Padahal masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.“Ibu Bintang lagi nggak enak badan ya? Dari pagi tadi terlihat lesu,” anya Ica ketika melihat Bintang yang sedang menyandarkan kepalanya diatas tangannya yang terlipat dimeja.“Sepertinya saya masuk angin, Bu. Sudah 2 malam ini nggak bisa tidur,” jawab Bintang mengangkat wajahnya. Terlihat lebih pucat dari biasanya.“Ibu Bintang butuh istirahat. Jangan dipaksakan. Saya bantu urus proposal ke donatur kita gimana?”“Waah, beneran Bu Ica
Bintang pun memacu mobilnya kembali menuju sebuah alamat dimana sebelumnya Bintang sempat membuat janji. Ia sudah melakukan janji temu dengan donatur selanjutnya dan setuju untuk menemui Bintang. Bintang masuk ke sebuah cafe dan ternyata donatur itu sudah menunggunya.Ditatapnya punggung yang sepertinya cukup dikenalinya itu. Seperti pernah bertemu sebelumnya.“Oh jadi ini Mr. Perdana?” Bintang menghempaskan tubuhnya dan duduk dihadapan Dion yang kini hanya meringis menatapnya. Sebelum itu dia juga sempat memesan kopi yang sudah menjadi minuman favoritnya.“Sebenarnya aku mau kasih kejutan sama kamu. Tapi aku nggak bisa nunggu lama lagi..”“Dan aku cukup terkejut Bapak Mr. Perdana.” Bintan
Akhirnya weekandpun tiba. Mondy tengah bersiap untuk pindahan. Dari semalam ia sudah mengepak barang yang akan dibawa.Tok tok tok...Terdengar suara ketukan pintu. Bintang menyembul di sebaliknya. “Ada yang bisa aku bantu?”“Udah selesai kok, tinggal berangkat aja. Lagian barangku enggak banyak,” ucap Mondy.Bintang mendekati Mondy dan memeluknya. “Aku seneng kamu disini. Rasanya sepi nggak ada kamu!” Mata Bintang mulai berkaca-kaca. Ia sudah merasa kesepian bahkan saat Mondy masih berada dihadapannya.“Aku janji aku akan sering main kesini. Aku juga sedih, tapi mau gimana lagi. Mungkin ini keputusan terbaik.”Bintang menganguk. “Kamu baik-baik disana. Jangan telat makannya. Jangan suka begadang nonton drakor lagi. Nanti tambah terlambat kekantor.”
Bintang, Bara, Mondy dan Dion masuk diarea Foodcourt disebuah mall. Mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum tiba dikontrakan Mondy. Mereka memesan beberapa menu makanan berat dan jus.“Ini salah satu mall milik temanku. Sangat reccommend karena makanannya bersih dan enak,” ucap Dion memecah keheningan, lebih tepatnya berbicara pada Bara.“Betul. Selain itu Viewnya juga bagus. Pemilihan tempat dan tata ruangnya juga keren. Pasti orangnya sangat hebat bisa membuat tempat seperti ini,” sahut Bara.“Ya, dia memang orang yang hebat.” Dion menyetujui ucapan Bara. “Oya setelah ini kemana?”“Aku pergi belanja dulu, ada beberapa peralatan yang harus ku beli,” jawab Mondy.“Kalau aku mau beli lipstik. Lipstikku habis,” lanjut Bintang tak mau kalah. Namanya juga
Bintang tengah bersiap, tiba-tiba sebuah pesan teks masuk.Dion: Selamat pagi nona cantik. Selamat menyambut pagi yang indah. Semoga harimu menyenangkan.Bintang: Selamat pagi. Semoga harimu juga menyenangkan, Tuan Perdana..Dion: Seperti rencana semula, hari ini aku akan pergi kesekolah.Bintang: Ditunggu kedatangannya JDion: Oke.. See you!Bintang tersenyum membaca pesan dari Dion. Mereka jadi lebih sering berkomunikasi sekarang. Dion selalu memulainya terlebih dahulu. Menanyakan kabar, atau tentang hal-h