Share

Malam Pertama

"Sial bener hidup ini. Mimpi apa harus nikah sama jodoh orang begini?" tanya Cakra ketika ia berada di kamar Nayra saat ini setelah acara pernikahan selesai.

Nayra hanya menghela nafas berat saat mendengar ucapan Cakra suaminya.

Namun perempuan itu memilih untuk diam dan tidak menanggapinya.

"Heh kamu tuh sama orang tuamu sengaja menjebak saya kan supaya mau nikahin kamu karena calon suamimu itu ga datang? Emang benar-benar jahat ya," kata Cakra dengan marah pada Nayra.

"Apa kamu bilang? Menjebak? Heh jangan sembarangan ya kamu! Kalaupun saya dan orang tua saya memang sejahat itu juga pasti akan pilih-pilih kali, ga mungkin lah milih orang kaya kamu," ucap Nayra dengan kesal.

"Nah ini buktinya apa? Saya juga kan yang kamu jebak buat nikah sama kamu gantiin calon suamimu yang ga bertanggungjawab itu?"

"Siapa yang menjebak kamu sih? Jelas-jelas kamu yang datang ke sini dan membuat semuanya jadi salah paham kan? Semua itu gara-gara kamu."

Nayra tidak terima atas tuduhan yang diberikan oleh Cakra padanya. Menurutnya Cakra sudah benar-benar keterlaluan sampai menuduhnya seperti itu.

"Gara-gara saya gimana? Pasti kamu kan yang nyuruh penjahat itu buat kejar-kejar saya sampai bikin saya masuk ke kamar kamu dan akhirnya nikah sama Kamu? Kamu seneng kan ditinggal calon suami terus dapat pengganti laki-laki ganteng kaya saya ini? Kamu untung saya yang rugi."

"Siapa juga yang mau nikah sama kamu? PD banget sih jadi orang," jutek Nayra tidak henti-hentinya dia kesal pada suaminya sendiri.

Nayra hanya bisa mengucap istighfar dalam hati sambil membereskan alat make up nya.

"Saya akan pastiin kalau semua ini salah, Kamu bukanlah jodohku," kata Cakra sambil menunjuk ke arah Nayra.

"Nay, kenapa ribut-ribut?" tanya Maya yang mendengar keributan dari dalam kamar Nayra.

"Mampus kamu," ejek Cakra.

"Iyaa Ma, engga kok, ga ada apa-apa Ma," jawab Nayra berusaha tenang.

Maya dan Hendrawan menunggu Nayra dan Cakra untuk makan malam bersama.

Maya masih saja tidak percaya dan kesal pada suaminya yang menikahkan Nayra dengan mudahnya.

"Pah, mama tuh ga yakin sama semua ini Pa, mereka itu bahkan ga saling kenal, dan keluarga dari laki-laki itu belum tentu bisa menerima Nayra juga Pa."

"Udah lah Ma, Mama tenang aja, papa yang akan bicara pada orang tua Cakra dan memastikan kalau Nayra akan diterima sama keluarganya, lagian dia juga yang salah, berbuat seperti itu sama Nayra, mereka berdua sam-sama salah jadi harus menikah," ucap Hendrawan dengan tenang.

"Ngomong mah gampang Pa, tapi papa ga denger apa kalau mereka kaya berantem gitu? Itulah sebabnya kalau pernikahan ini salah pa, mereka ga jodoh."

"Ga jodoh gimana? Udah nikah dengan lancar juga. Kalau masalah cinta Papa yakin lama-lama juga akan tumbuh sendiri."

"Tumbuh kalau disiram Pa, dipupuk, dirawat, kalau udah gersang dari awal ya Wallahu alam," kata Maya dengan kesal.

"Emangnya anggrek kamu tu yang di depan? Udah lah Ma, Papa lapar kita makan dulu ah," ujar Hendrawan tidak sabar untuk makan.

Hendrawan pun merasa kesal pada Ezhra yang tega sekali sampai sekarang tidak bisa dihubungi bahkan menurut informasi yang didapatkan keluarga Ezhra juga tidak ada di rumahnya.

Maya memanggil Nayra lagi supaya cepat-cepat bergabung untuk makan malam karena Hendrawan sudah lapar.

"Ayok, udah ditunggu Mama sama Papa tuh," ajak Nayra pada Cakra yang asik memainkan handphone di tangannya.

"Mama Mama, siapa? Saya ga lapar, udah kenyang mikirin nasib. Kok ada ya orang bisa salah jodoh gini dalam sekejap?" tanya Cakra menyindir Nayra.

"Saya paham kok sama situasi ini, tapi kamu harus makan, sejak siang belum makan kan? Masalah itu bisa kita cari solusinya nanti, yang penting kita makan dulu," kata Nayra tidak tega melihat wajah Cakra yang lebam gara-gara ayahnya.

"Mama ga akan racunin kamu juga kok," ucap Nayra memberikan pengertian pada Cakra.

Mendengar ceramah dari Nayra pun membuat Cakra berhenti memainkan benda kecil di tangannya itu dan menatap Nayra yang bicara serius padanya.

"Gini ya rasanya punya istri kecepetan?" tanya Cakra tiba-tiba.

"Istri dari jodoh yang salah," lanjutnya lalu mengikuti Nayra keluar dari kamar untuk makan malam bersama.

Cakra masih merasa ngeri jika harus berhadapan dengan Hendrawan yang sudah bersikap kasar padanya siang tadi.

Sekarang wajah Cakra jadi memar dan merah-merah, Cakra yakin kalau Oma tahu dia pasti akan memarahi orang yang sudah berani melukainya.

Tapi nyatanya Cakra hanya bisa bilang pada keluarganya kalau hari ini dia tidak bisa pulang ke rumah karena menginap di rumah Reno sahabat baiknya.

Cakra tidak bisa mengatakan semua kejadian ini lewat telepon. Dia berharap kalau besok dia datang dengan Nayra, keluarganya tidak ada yang setuju dan menyuruhnya untuk segera bercerai maka selesai sudah masalahnya yang ia dapatkan hari ini.

"Cakra," panggil Hendrawan saat Cakra hendak pergi ke kamar Nayra saat sudah selesai makan malam.

"Iya Om."

"Saya mau bicara sama kamu."

Meskipun sangat malas, Cakra harus tetap nurut pada laki-laki yang sekarang berstatus sebagai mertuanya itu.

"Nayra bantu mama cuci piring aja ya," ucap Nayra sambil mengangkat piring kotor setelah makan malam selesai.

Entah apa yang Hendrawan bicarakan dengan menantu barunya, Maya tidak ingin ikut campur soal itu, dia pikir lebih baik memikirkan kehidupan Nayra ke depannya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya Nayra kembali ke kamarnya dan memikirkan Ezhra.

Tiba-tiba saja rasanya ingin menangis mengingat laki-laki yang ia tunggu ternyata malah tega mengingkari janjinya untuk menghalalkan dirinya hari ini.

Nayra justru harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal dan menurutnya Cakra orang yang menyebalkan.

"Ngapain kamu belum tidur? Lagi bayangin malam pertama sama calon suamimu yang ga datang ke pernikahanmu itu?"

Tiba-tiba Cakra datang dan melihat Nayra melamun sendirian di kasur empuknya.

Sifat jail Cakra keluar begitu saja dan langsung bertanya tanpa menyaringnya dulu.

"Apaan sih?" jawab Nayra dengan cuek.

"Yeeee apaan apaan? Kamu tuh kalau punya masalah harusnya jangan menyeret orang lain masuk ke dalam masalahmu tau ga?"

"Saya harus panggil kamu apa supaya bisa diem dikit?" tanya Nayra benar-benar kesal dengan Cakra.

"Kamu tuh yang harusnya diem! Saya kasih tau ya, kalau kamu itu gagal nikah ya gagal aja ga usah cari-cari orang buat gantiin posisi calon suamimu yang tiba-tiba ngilangi itu, bikin susah orang aja," curhat Cakra.

Nayra yang mendengar itu tentu tidak terima. Cakra menyalahkannya seperti itu seolah dia yang paling benar.

"Terserah kamu mau ngomong apa, saya mau tidur, dan kamu ga boleh tidur di sini," kata Nayra sambil menunjuk kasur miliknya.

"Oh gitu ya?" tanya Cakra heran.

"Katanya saya sekarang suamimu kan? Papa kamu tercinta itu sudah maksaku nikah sama kamu. So, saya minta jatah saya malam ini sayang."

Cakra pun bersiap-siap untuk mendekati Nayra di tempat tidurnya.

Bersambung.

Kira-kira Cakra beneran ga ya? Aneh-aneh aja si Cakra. Dan gimana nih dengan Ezhra yang udah ngecewain Nayra?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status