Share

Part 43 - Nobody Else

Aku duduk dengan tatapan kosong.

Gerakan tangan Dokter Fabian menari perlahan, mengikat luka di pelipisku dengan benang teramat tipis, menyatukan pecahan kulit yang terbuka.

Meski sudah mendapatkan suntikan obat bius, tapi aku masih tetap bisa merasakan setiap kali jarum tajam itu menembus kulitku.

Karena keributan di ruang pria itu, Joachim bahkan sampai terbangun dari istirahatnya yang berharga. Ia terlihat begitu payah. Wajahnya pucat, dan tampak amat lemah. Tubuhnya masih menggigil pelan di balik selimut yang ia gunakan.

“Maaf Nona.” Arlo tertunduk, rasa bersalah terlukis jelas di wajahnya. “Harusnya kami tidak membawa Nona ke tempat ini.”

Ini bukan salahnya.

Ia tidak memiliki pilihan untuk menolak.

Dan lagi pula, meski mereka melarangku, aku akan tetap datang.

“Dokter, apa sebaiknya kita bawa ke rumah sakit? Lukanya cukup dalam.” Windi yang sejak tadi menggenggam tanganku, meringis pelan. Seakan ia lah yang menerima jahitan itu.

Ekspresi bagai pendosa tidak hanya terukir di wajah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status