Share

Benih Cinta 1

Rumah makan mewah, malam hari.

"Ah aku kenyang sekali." Clara berjalan keluar melihat pemandangan sembari meregangkan tubuhnya.

"Lihat dirimu." Ucap Sean melihat Clara yang berjalan sempoyongan.

"Aku? aku memang terlihat seperti dewi bukan." Clara menjawab dengan percaya diri.

"Kamu mabuk?" Tanya Sean.

"Tidak." Jawab Clara sembari melihat sekumpulan orang - orang yangb bernyanyi dan bernari.

"Woe, kalian terlihat senang! apa aku boleh bergabung?" Clara berteriak dari balkon lantai satu.

"Awas, hati - hati!" Sean berteriak takut.

"Aku baik - baik saja." Clara menjawab sembali nmelepas sepatu hak tingginya.

"Tolong bawakan ini untuku." Aku akan segera kembali." Clara memberikan sepatunya kepada Sean sembarri berlari menuju lantai bawah tempat sekumpulan orang berkumpul.

"Hai, aku bergabung ya?" Tanya Clara dengan tersenyum.

" Boleh kemari." Salah satu orang menjawab dengan senang.

"Percaya diri, jujur, pandai, ini pertama kali melihat sisi lain darinya. Tiba - tiba merasa menyenangkan kalau ida menggantikan Gisel ." Ucap Sean dalam hati melihat Clara menari riang tanpa beban.

"Wusss...huft...zzzz...zzz.zzz." Clara tertidur di kaki Sean dengan sangat nyenyak.

"Nanti langsung ke taman depan kamar, dan pelankan mobilnya!" Perintah sean.

"Baik, Tuan muda." Jawab Vino dengan patuh.

"Bukankah aku sedang makan malam di restoran barusan? bagaimana aku bisa kembali ke kamar?" Clara bangun dari tidurnya, dia merasa pusing dan linglung.

"Bangun dari kasurku jika sudah sadar." Sean keluar dari kamar mandi, masih mengenakan handuk dan mengeringkan rambutnya dengan handuk di kepalanya.

"Se...Sean." Clara menatap Sean tanpa berkedip.

"Kenapa?Apa kamu akan terus menatapmu dan tidak mau menutup mata mesumu itu?" Tanya Sean merasa risih.

"Woww, Sean! aku telah melihat beberapa model dewasa, tidak ada yang sesempuna dirimu!" Clara berteriak terkagum - kagum melihat tubuh indah Sean.

"Tuan Sean!" Clara mendekati Sean yang berdiri didepanya.

"Apa yang kamu lakukan! lepaskan aku!" Sean mundur menjauhi Clara yang masih setengah sadar.

"Biar aku mengambar tubuhmu sekali saja! aku akan memperlakukanmu dengan baik, aku akan membuatmu terkenal!" Clara terus menarik handuk Sean yang menutupi barang berharganya.

"Kamu...kamu masih belum sadar, kamu pemabuk gila! lepaskan aku!" Sean berusaha menghindari Clara yang meemgang erat handuknya.

"Sekali saja, kumohon!" Clara semakin menggila.

"Aduh! Sreeet." Clara terpental dengan menarik handuk Sean.

"Hahhh.." Sean sangat terkejut hingga tidak bisa berkata - kata melihat handuknya yang terlepes dari tubuhnya memperlihatkan barang berhaganya tepat di depan mata Clara.

"Aku biasanya tidak pernah melihat kaki dan barang bagus seperti ini, tapi Tuan sean, bentuknya bagus juga?" Clara berkata tanpa wajah besalah, matanya terus menatap tanpa berkedip.

"Clara!  kamu mesum!" Sean berteriak kencang, wajahnya memerah malu.

"Brakkk..." Sean mengambil handunya dan pergi keluar.

"Kenapa dia tiba - tiba malu? aku kan memujinya." Clara ngedumal tanpa bersalah.

"Aku dengar itu!" Sean berteriak dari luar kamar, tidak terima.

Keesokan hari, toko alat lukis.

"Hai, Steven . apakah barang - barang ayang aku pesan sudah ada?" Tanya Clara dengan pelayan toko kenalanya.

"Clara, Kenapa kamu berpakaian seperti itu? apa kamu mendapat pacar kaya?" Steven bertanya melihat penampilan Clara yang berbeda dari biasanya.

"Ini sedikit rumit bila aku jelaskan, aku kan menceritakan kepadamu nanti, cepat ambilkan pesananku!" Clara Menjawab dengan wajah malas.

"Baik - baik." Jawab Agung sembari berjalan mengambilkan pesanan Clara.

"Tapi sebagai teman lamamu, biar kuingatkan kamu, bahwa pira kaya itiu semuanya licik dan berbahaya, berhati hatilah agar kamu tidak tertipu olehnya." Tambah Steven.

"Tertipu..." Ucap Clara lirih, dengan membayangkan wajah polos Sean tadi malam.

Bayangan Clara.

"Clara! Kamu mesum!" Wajah Sean memerah tersipu malu.

"Pffft." Clara tertawa membayangkan wajah Sean yang memerah malu.

"Apa mungkin bertentangan dengan wajah dingin dan garangnya." Ucap Clara dalam hati.

"Ini pesananmu." Steven menyodorkan tas besar berisi pesanan Clara.

"Terinmakasih. aku akan pergi sekarang, sampaikan salamku untuk safea." Clara meninggalkan Seven sembari melambaikan tangannya.

"Oke, anti aku sampaikan, mampirlah lagi kalau kamu ada waktu." Jawab Steven membalas melambaikan tanganya.

Rumah Sean.

"Ini bahan yang bagus, aku pasti menyelesaikan lukisan ini,selanjutnya aku harus mencari cara meningglkan keluarga Adiatmojo, dan menjalani kehidupan normalku." Ucap Clara dalam hati dengan mengamati lukisan yang di buatnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Suara sean mengagetkan Clara yang sedang melamun menyusun rencana.

"Ahhhh." Clara terkejut memukulkan kuasnya kearah Sean.

"Se...sean kapan kamu pulang?" Tanya Clara tanpa melihat Sean dia sibuk menutupi lukisanya dengan kain, menghindari Sean melihatnya.

"Kamu kembali tanpa kabar, kamu mengagetkanku...ha...ha." Tambah Clara dengan tersenyum panik.

"Apa karena kamu tidak mau menemuiku, jadi kamu mengotori bajuku? ini dibuat khusus dari luar negri, apa yang akan kamu lakukan?" Sean memegang bajunya yang kotor terkena tinta warna.

"Tinggal cuci saja, dan semuanya selesai, kamu tidak mengalami kerugian kan?" Clara menjawab dengan tersenyum tanpa wajah bersalah.

"Ayo, sebagai itikad baiku, aku dengan senang akan membantumu melepas bajumu." Clara mendaki Sean dengan wajah mesumnya.

"Apa yang kamu lakukan hentikan." Sean mundur menghindari Clara yang terus maju.

"Jangan begitu pelit, kemarin akutidak cukup melihat tubuh bagusmu, ayolah sean, ayo." Clara terus mendekati Sean.

"Jangan mengambil keuntungan dariku, aku akan kekamar mandi melepasnya sendiri." Sean mendorong kepala Clara yang terus mendekat.

"Clik, aduh." Sean menyentil dahi Clara. Meninggalkan Clara menuju kamar mandi

"Untuk apa kamu, lakukan itu, aku bantu saja!" Clara berteriak memanggil Sean yang meningglkan Clara.

"Hahh, untunglah dia tidak mau, aku juga berhasil membodohinhya, jika tidak dia kan akan melihat lukisan ini." Ucap Clara dalam hati.

15 menit kemudia, Clara rebahan di tempat tidur sembari membaca novel melalui Hpnya, dengan mengenakan pakaian tidurnya.

"Ini kemejanya." Sean melempar kemejanya yang kotor disamping Clara.

"Oke tinggalkan saja." Jawab Clara dengan santai.

"Oh ya, mulai hari ini dan seterusnya, kamu dan aku akan tidur ditempat tidur yang sama, kamu tidak perlu tidur di sofa lagi." Ucap Sean dari tempat tidur yang beresebelahan dengan Clara.

"Ohh, oke.." Clara mengiyakan  ucapan Sean karna masih belum paham, dia sangat asik dengan cerita novelnya.

"Ehh... tunggu..tunggu, Apa!" Clara baru paham berteriak sembari membalikan badanya ke arah Sean.

"Bibi Erika, kembali dari liburan, dia pelayan lama keluarga ini dan melihatku tumbuh dewasa, dia diperbolehkan masuk kekamarku sesuka hatinya, rahasia kita akan terbongkar jika dia meliohat kita tidak tidur bersama." Jelas Sean panjang lebar sembari merebahkan tubuhnya dia tas tempat tidur.

"Ja...jadi itu artinya, mulai  hari ini aku benar - benar hidup seperti istrinya?" Ucap Clara dalam hati, dia terdiam kaku meratapi nasibnya.

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status