Share

BAB 22

Mata Kania melotot saat ia menggelengkan kepala, ekspresinya penuh kekalutan. Tangannya gemetar saat ia memegang erat lengan Devano, mencoba memohon lewat tatapan. Sedangkan pemilik kediaman ini, dia memandang datar lawan bicaranya, mata terlihat penuh kepuasan, saat melihat Kania, dia tersenyum sinis. Sangat senang bisa membuat kekacauan dalam hidup Kania.

"Tuan, tolong ... jangan hancurkan rumah itu, di sana banyak kenangan aku dan keluargaku."

Suara wanita itu sangat lemah, bahkan nadanya gemetar akibat disela isakan.

Air mata terus mengalir bahkan pipi memerah karena tangisan tak terbendung. Dia sudah tak membayangkan betapa jelek wajah karena terlalu lama menangis.

Mendengar permohonan Kania, Devano tertawa sinis. Suaranya penuh dengan kepuasan.

"Lihatlah dirimu sekarang! Inilah akibatnya jika kamu berani melawan dan menentangku," kata Devano dengan nada sinis yang menusuk.

Kania sangat putus asa, dia terjebak dalam situasi yang sangat sulit. Bahkan ini tak terbayang di b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status