Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci.
"Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya."Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron."Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica."Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan juga Ivan. Hinaan Baron kepada Jessica jelas membuat keluarga Hasya terkejut dan juga murka, terutama Ivan wajahnya menjadi merah dan keningnya mengerut."B*NGSAT!! TARIK KEMBALI UCAPANMU!" teriak Ivan dengan menggebu-gebu. Ivan melangkah dengan cepat ke arah Baron dan Ivan ingin sekali memukul Baron. Padahal, Ivan sudah tahu kekuatan Baron yang membuktikan bahwa ia terhempas dengan mudah."Br*ngsek! Setelah aku memukulmu akan ku paksa kau makan kotoran dan menjilati sepatuku sepanjang hidupmu! Kemari kau!" kutuk Ivan kepada Baron. Baron memasang muka yang tersenyum sinis kepada Ivan yang hendak mendatanginya. Aghnia langsung memasang badan untuk Baron yang akan dipukuli oleh Ivan, namun jika tidak dibela pun Baron akan dengan mudah mengalahkan Ivan semudah ia mematahkan kayu dengan jarinya. "Berhenti! Apa yang kakak pikirkan? Kamu mau memukuli Baron lagi seperti dulu? Apa kakak sudah lupa apa yang sudah terjadi barusan?" Aghnia berdiri di depan Baron dengan ekspresi yang ikut marah."Minggir kau, adik tidak berguna! Kau memilih untuk melindungi k*parat yang satu ini dan melupakan keluargamu sendiri hah?! Kamu tidak lihat dia sudah melakukan kekerasan padaku Dan dia juga menghina Jessica, kakak iparmu!""Minggir Aghnia! Menurut saja sekali kepada kakakmu! Biarkan Ivan memberikannya pelajaran tentang tata krama bersosial! Seperti orang ud*k saja!" ujar Sophie."Tidak akan! Jangan pernah kalian berharap untuk bisa memukuli Baron!""Kep*rat kau!" bentak Baron. Tangan Ivan melayang akan menampar Aghnia, sebuah tindakan bodoh ketika dia akan menampar Aghnia, padahal Ivan sudah dihempaskan oleh Baron tadi. Baron yang muak dengan perlakuan Ivan ia langsung mencengkram tangan Ivan dengan kuat."Ughh...lepaskan aku b*ngsat!" Ivan meronta agar tangannya dilepaskan oleh Baron namun meski dengan kedua tangannya, Ivan masih belum mampu untuk lepas dari cengkraman tangan Baron."Apa-apaan kekuatannya ini? Padahal dia dulu tidak bisa menahan tanganku!""Apa yang sedang kamu lakukan kepada istriku? Ivan, dari awal kamu berniat memukul Aghnia dengan stik golf lalu aku menghempaskanmu, dan sekarang kamu masih ingin menamparnya? Kira-kira apa yang harus aku lakukan agar kamu sadar?" tanya Baron."Ivan! Jangan bercanda! Cepat tampar kedua pasangan sampah itu! Tunjukkan bahwa kamu itu lebih kuat dari dirinya!" ujar Jessica. Baron menatap Jessica dengan dingin dan itu disadari oleh Jessica."K-kenapa dia menatapku begitu?" gumam Jessica. Baron balik menampar Ivan, yang awalnya Ivan berniat menampar Aghnia. Tamparan yang keras itu terdengar keras di seisi ruangan dan itu mengejutkan semua orang hingga gigi depan Ivan terlepas dan Ivan sendiri tersungkur ke tanah. Ivan dan semuanya terkejut karena Ivan seumur hidupnya tidak pernah sama sekali mendapatkan kekerasan, bahkan Joshua tidak pernah menampar Ivan itu menjelaskan bahwa Ivan adalah anak kesayangan dari keluarga Hasya, berbeda dengan Aghnia yang perlakukan seperti alat dan juga anak buangan!“Apa…Apa yang baru saja kamu lakukan!” bentak Joshua yang melihat Ivan ditampar oleh Baron.“Apa ayah mertua tidak melihat apa yang sudah aku lakukan terhadap kakak iparku? Apa ayah mertua ingin melihatnya lagi di sisi lainnya?” tanya Baron. Disana Sophie mengeluarkan kekuasaannya terhadap keluarga Hasya yaitu ia mengendalikan emosi keluarga Hasya.“Joshua, Jessica, tenang dulu! Baron, apa yang kamu inginkan dari keluarga Hasya? Jika kamu butuh uang katakan berapa jumlahnya akan aku berikan asal kamu tinggalkan Aghnia!” ujar Sophie.“Aku hanya ingin kembali dengan istriku, yaitu Aghnia!” tegas Baron. Sophie merenung sejenak dan ia mengatakan hal yang membuat semuanya yang membuat terkejut, “Baiklah, kamu bisa kembali ke keluarga Hasya namun kau harus bekerja dan besok akan aku siapkan!”“Apa? Ibu aku tidak setuju dengan itu! Baron sudah menampar Ivan! Dia harus di-” ucap Jessica.“Cukup Jessica! Baron adalah suamiku dan dia adalah milikku!” potong Aghnia. Aghnia membawa Baron ke kamarnya dan meninggalkan keluarga Hasya yang lain serta Ivan yang masih tersungkur karena ia baru pertama kali ditampar oleh seseorang.“Kenapa Sophie? Tidak biasanya kamu membela si menantu sampah itu!” Namun, dari semua itu wajah sinis dan licik dari seorang Sophie Hasya muncul, “Seorang rendahan akan terus menjadi rendahan! Dan seorang rendahan cocok ditempatkan di tempat dimana ia berada!” Baron yang dibawa ke kamar mereka berdua pun terkejut karena banyak barang-barang dan foto mereka berdua yang masih terpajang dan tersusun rapi di sana.“Aku cukup terkejut, aku kira Aghnia sudah membuang semua ini setelah kejadian itu dan melupakanku!”“Aghni—” Plaakk! Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Baron dan Aghnia berubah tatapannya menjadi tatapan yang membenci Baron, penuh dengan dendam dan juga amarah tersirat jelas di mata Aghnia!“Kenapa…kenapa kau kembali setelah kejadian 7 tahun lalu! Setelah kau memadu kasih dengan sahabatku! Di mana kau berduaan dengannya dan di mana kau mengkhianatiku! Kau pikir semuanya akan sama?!” Aghnia benar-benar marah pada Baron, wajar saja melihat suaminya berduaan tanpa sehelai benangpun istri mana yang tak marah akan hal itu.“Aghnia, aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku pada saat itu, itu semua berada di luar kendaliku! Aku bersungguh-sungguh Aghnia!” ujar Baron dengan memegang tangan Aghnia. Aghnia pun menepis tangan Baron yang memegangnya.“Aku bukan wanita yang dengan mudah percaya begitu saja setelah apa yang kulihat dengan mataku sendiri!” ujar Aghnia. Sikap Aghnia berbeda dengan yang ia temui beberapa hari ke belakang bahkan Aghnia membela Baron.“Lalu tadi?”“Aku hanya bersikap seperti itu di depan keluargaku! Aku hanya tidak mau menikah dengan keluarga Vigo!” Aghnia pun berjalan ke arah laci dan mengeluarkan sebuah kertas dan itu adalah surat perjanjian.“Tandatangani ini!” Baron membaca surat itu dan disana tertulis bahwa Baron harus bersikap seperti suami istri di depan keluarga, teman. Namun, ketika berada di kamar mereka harus bersikap seperti tidak saling kenal.“Dan kamu dilarang untuk jatuh cinta denganku! Dan setelah 3 bulan kita akan bercerai!”“Aghnia, disini tertulis tanggal setelah sehari aku dibuat setelah aku pergi?” Aghnia hanya mengangguk dan tanpa ragu Baron menandatangani perjanjian itu dan memberikan surat itu kepada Aghnia.“Lalu, bagaimana jika kamu yang jatuh cinta denganku?” tanya Baron.“Jangan mimpi! Itu tidak akan pernah!” Aghnia pun pergi mandi dan Baron berkeliling sebentar dan ia menemukan sebuah surat yang tertulis bahwa perusahaan yang dirintisnya mengalami kebangkrutan dan harus membayar uang sebanyak 50 miliar.“Astaga, ternyata begitu ya?” Baron menelpon Nolan.“Halo Jendral! Apa yang anda butuhkan?”“Kau lupa ya? Lupakan soal itu, aku akan ada di rumah keluarga istriku hingga waktu yang tak ditentukan! Aku mau besok siapkan uang sebesar 50 miliar! Besok pagi harus ada paham?!”“Baik!” Baron pun duduk melihat kamarnya dan memejamkan matanya.“3 bulan? Aku rasa itu cukup untuk mengembalikan derajat istriku! Awas kalian keluarga Hasya! Aku akan membalaskan dendamku!” Bersambung…Pada pagi hari buta, Baron sudah terbangun dan Baron tidur di sofa karena Aghnia jelas tidak memperbolehkan Baron untuk tidur seranjang karena ini adalah keinginan dari Aghnia sendiri. Baron menatap ke arah Aghnia yang tertidur menghadap ke Baron, Baron hanya tersenyum dan mengingat hari-hari indah pernikahan mereka. Namun, itu semua langsung Baron hiraukan karena ini masih langkah awal untuk ia bisa bersatu kembali dengan istrinya. Baron pergi ke area balkon dan menatap kota J yang bersinar karena lampu perkotaan, Baron memulai pagi dengan berolahraga calisthenic untuk melatih otot punggungnya. Aghnia terbangun sedikit dan melihat siluet Baron yang sedang melakukan hand stand di besi pembatas balkon."Apa itu?" gumam Aghnia, namun Aghnia tidak mengindahkannya dan kembali tidur. ... Pada pukul 7 pagi, Aghnia sudah rapi menggunakan blazer untuk ia pergi ke kantor dan Baron hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih."Baron, kita akan turun secara bersamaan kalau kita turun sen
Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun."Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron. Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo."Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!" Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron."Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suara
Wajah Aghnia sempat bingung, karena penggelapan dana di perusahaan Hasya Company merupakan sebuah penghinaan, karena Hasya Company dikenal dengan aturan yang ketat dan tidak segan untuk memecat bahkan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kriminal di perusahaan.“Penggelapan dana? Di perusahaan ini?” tanya Aghnia dengan wajah yang tidak percaya dengan Baron.“Iya, seperti yang kamu bilang, orang yang menulis laporan ini mengatakan bahwa memang yang tercatat adalah setengah dari jumlah dana investor, menurut kamu kemana setengahnya? Apa itu hilang begitu saja?” Aghnia masih tidak percaya dengan Baron, bahkan wajahnya menunjukkan bahwa Baron mengatakan hal tersebut tanpa bukti.“Baron, kamu mengatakan itu tanpa hal mendasar! Kamu hanya berspekulasi bahwa ada penggelapan di sini!” ujar Aghnia. Baron pun menyabarkan dirinya karena ia sangat mengerti bagaimana sifat Aghnia yang keras kepala dan juga selalu ingin menang.“Aghnia, jika bukan penggelapan dana lalu apa? Ada alternatif
Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah meng
Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk men
“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih
Walikota Andre yang melihat semua orang yang ada di sana memberi hormat kepada Baron, bahkan Laksda Wirnata memperingatkan mereka agar tidak memicu perang dengan pasukan yang dipimpin oleh Baron.“W-wirnata, ada apa ini?” tanya Walikota Andre.“Andre….dia bukanlah sosok yang bisa di sentuh sembarangan, sosok Jendral yang memimpin Pertempuran Agung beberapa waktu lalu, pertempuran itu diikuti oleh 5 Negara besar, tapi mereka bisa dikalahkan dalam waktu 1 bulan!” Wajah Walikota Andre memunculkan keringat kecil dan melihat ke arah Baron, Baron menatap balik dan perasaan yang sama di rasakan oleh Walikota Andre. Perbedaan aura dan juga karisma Baron Vasilias yang semakin tinggi, membuat ia bertanya kepada dirinya sendiri, “Apa dia orang yang sama, orang yang tadi aku temui? Kenapa rasanya dia memberikan aura mengancam?” “Juga, Jendral Theos merupakan pemimpin dari 12 Dynami, Batalion yang memuncaki daftar pasukan terkuat!” imbuh Laksdya Wirnata. Dengan wajah Baron yang tidak memuncu
Mereka membentuk lingkaran dan Baron berada di tengah-tengah kerumunan, dengan Baron yang ditodong pistol harusnya itu membuat mereka jauh lebih berani. Justru, malah sebaliknya tak ada yang berani menarik pelatuk. Baron melirik mereka dengan lirikan yang tajam, lalu Baron pun tersenyum dan mengatakan yang membuat kepercayaan diri mereka jatuh, "Kenapa? Ragu untuk menembakku?" Salah satu dari mereka terkejut karena Baron seakan mengetahui ketidakpercyaan mereka dalam menarik pelatuk, alasannya karena Baron berada di tngah akan sangat berbahaya jika mereka menembak dengan gegabah, bisa-bisa mereka sendiri yang akan tertembak."B-bagaimana bisa dia tahu?" Baron yang mendengar hal tersebut langsung melihat ke arah orang yang berbicara dan tersenyum sinis padanya, "Bagaimana aku bisa tahu? Mudah saja, aku sudah sangat berpengalaman di medan perang dan pasti kalian tidak pernah terjun ke sana. Tapi, kalian dengan beraninya menculik istri dari Baron Vasilias. Tembak saja, kita akan lihat