Telpon Baron yang ditutup begitu saja sedikit membuat Baron heran, “Hah? Ditutup?” gumam Baron. Polisi yang sedang mencatat pun bertanya pada Baron, “Bagaimana? Apa pengacara saudara bisa dipanggil?” tanyanya. Baron menggeleng lalu ia menjawab, “Tunggu sebentar lagi, pasti pengacaraku akan menelpo!”“Tapi saudara harus segera memberikan keterangan mengenai kasus yang menjerat saudara!”“Astaga, malas sekali!” batin Baron. Mr. Abraham begitu terkejut karena yang menelponnya adalah Baron, lalu asistennya pun bertanya siapa Baron itu.“Siapa Baron itu? Kenapa Mr. Abraham begitu terkejut?” tanyanya.“Dia seorang legenda! Aku tidak mungkin lupa dengan orang yang menolongku!” ujar Mr. Abraham, “Telpon dia lagi!” perintahnya. “Tapi Mr. Abraham, kita sebentar lagi akan menemui klien kita!” protes asistennya, “Alah, persetan dengan itu! Aku masih mau hidup, cepat telpon dia lagi!” “Baik,” asistennya pun menelpon nomor tadi.” Baron yang sedang berhadapan dengan Polisi pun melihat nomor
Pria tersebut menyambangi Baron dan langsung menanyakan tentang Baron yang berada di penjara. Baron, sempat bingung dengan keberadaanya. Namun, akhirnya dia tahu bahwa dia adalah orang yang mungkin bekerja sama dengan keluarga Hasya, "Jadi, itu Kamu yang membantu keluarga Hasya Lucas?" tanya Baron dengan tersenyum sinis padanya. Dan, Lucas datang untuk mengolok-olok Baron yang sedang dalam penjara. Mungkin, karena saat pesta yang diadakan oleh Walikota Andre, Baron sempat bersitegang dengan Lucas. "Baron-baron, sebenarnya ini baru saja balasan kecil dariku. Siapa suruh, Kamu malah menentangku? Sekarang, Kamu berada di sini. Jadi, Aku bisa dengan mudah untuk mendekati Aghnia!" ujar Lucas dengan begitu angkuh, Baron yanng mendengar itu hanya tertawa dengan keras, "Lucas, Aku tidak tahu darimana Kamu bisa memiliki tingkat percaya diri setinggi itu. Tapi, yang harus kamu tahu bahwa aku bisa dengan mudah menghancurkan dirimu!" kata Baron dengan dirinya yang perlahan berdiri. Lucas yang
Ada seseorang yang terkejut dengan kehadiran dari Mr. Abraham, jelas saja itu membuat Baron dan yang lainnya melihat ke pria tersebut. Pria tersebut memiliki perawakan yang cukup tinggi sekitar 170 cm berusia diantara 27-29 tahun, dan memiliki jambang di wajahnya. Lalu, mengenakan jas berwarna abu-abu, ia membawa koper yang terjatuh.“Anda, Mr. Abraham?” tanyanya, jelas mereka semua bingung dengan keberadaan pria tersebut, “Siapa kamu?” tanya Baron.“Saya, Rudy Artisena. Saya, dipanggil oleh Bu Aghnia untuk menjadi pengacara Pak Baron,” jawab Rudy, Baron melihat ke Mr. Abraham, “Dia mengenal Anda, Anda pasti sangat amat terkenal, bukan?”“Tuan Baron, Anda terlalu menyanjung.” Baron melihat ke Rudy lalu meminta Rudy untuk duduk, “Silahkan duduk, Pak Rudy!” kata Baron, lalu Rudy pun duduk bersebelahan dengan Mr. Abraham, Nolan pun berdiri di belakang Baron.“Senang, bisa bertemu dengan Anda, Mr. Abraham, saya sangat mengidolakan Anda,” ucap Rudy dengan menjulurkan tangannya kepada Mr
Ternyata, mereka merupakan orang yang kemungkinan dibayar untuk menghajar Baron, Baron hanya tertawa karena mereka hanya mengirimkan 2 ekor semut untuk mengalahkan sang harimau.“Dasar, orang-orang bodoh!” kata Baron. Kedua Polisi itu melihat Baron sembari tertawa, “Kau pikir, akan ada polisi yang membantu? Maaf saja, tapi kami sudah mengatur shift jaga sesuai keinginan komandan kami!” ucap salah satu Polisi, “Sungguh sangat disayangkan, tapi tenang saja. Itu hanya, sabun yang dilapisi oleh handuk. Itu akan sakit, tapi tidak akan meninggalkan bekas luka!” Baron kembali tertawa, “Kalian pikir, aku yang terkurung oleh kalian? Ck ck ck, naif sekali, ya kalian? Baiklah, asal kalian bisa menghiburku lakukan semau kalian!” kata Baron yang mulai memanas. Kedua Polisi itu mengambil kursi untuk menikmati pertarungan yang mereka kira, Baron akan dengan mudah untuk dikalahkan.“Mulai!” Kedua orang itu maju dengan di ruangan yang 2x3 meter, yang jelas luang lingkupnya sangat sempit itu mere
Baron sudah benar-benar tidak peduli dengan kode etik yang sudah ia langgar. Karena menurutnya, aparat yang sudah melanggar kode etik harus dibalas juga dengan kode etik yang dilanggar. Baron menodongkan pistol yang ia pegang ke seorang Polisi, Baron langsung menanyakan apa Polisi itu juga terlibat atau tidak dengan komplotan Polisi korup, “Bagaimana, apa kamu bisa menjawab pertanyaanku tadi? Apa, perlu aku ulang? Apa kamu ini, merupakan bagian dari Polisi korup tadi?” tanya Baron dengan nada yang begitu datar. Polisi tersebut sempat ingin bertindak, namun Baron mengingatkannya, “Jika kamu bergerak sekali saja untuk melawan, maka kamu akan aku anggap sebagai komplotan mereka!” ujar Baron. Polisi tersebut mengangguk, lalu Baron memintanya untuk menjawab pertanyaan Baron dengan keadaan Baron yang masih menodong pistolnya, “Siapa namamu?” tanya Baron, “Adi!” jawabnya dengan lantang, “Pangkatmu?” “Tamtama!” Baron cukup memberikan rasa kepercayaan padanya, lalu Baron menanyakan kepa
Aghnia pun masih menolak dengan apa yang dikatakan Baron, lalu Aghnia mendekati Baron dan bertanya kepada Baron, “Jawab, aku baik-baik Baron. Kamu, selama 7 tahun ini mengalami apa? Kamu, adalah suamiku dan aku adalah istrimu! Jawab, aku!” Aghnia benar-benar ingin mengetahui selama 7 tahun ini, apa saja yang sudah dilalui oleh Baron. Bahkan, Aghnia sampai menyebutkan status pernikahan mereka untuk menegaskan keinginannya untuk mengetahui jawaban dari Baron.“Aghnia, selama 7 tahun ini aku melakukan kehidupan yang biasa!” jawab Baron, tentunya Aghnia tidak percaya hingga Aghnia mengulang pertanyaannya, “Baron, kemana kamu selama ini?!” Baron pun sudah cukup gusar dengan apa yang ia katakan kepada Aghnia, jujur saja Baron ingin sekali mengaku. Tapi, Baron juga tidak ingin Aghnia akan akan pergi meninggalkannya, “Bagaimana ini, aku tidak mungkin mengaku begitu saja? Apa alasan yang cocok untuk itu semua?” batin Baron. Aghnia pun perlahan mendekati Baron sembari sorot matanya terpaku
Kembali ke Baron yang sudah ada di depan kantor pengadilan negeri. Lalu, Baron bertemu dengan Sophie dan keluarganya.“Bersiaplah, Baron!” Sophie dan juga keluarganya seperti menunggu Baron, lalu mereka mendekati Baron yang sedang dibawa oleh Polisi.“Bagaimana, rasanya Baron? Tinggal di dalam sel penjara? Itu adalah tempat yang sangat cocok untuk orang seperti dirimu!” ucap Sophie. Baron pun hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, “Cukup seru, ada beberapa kejadian yang sangat menarik. Dan juga, aku sedikit tahu tentang apa yang dijalankan oleh keluarga Hasya, kan ayah mertua,” kata Baron sembari melihat ke Joshua. Joshua pun mengerutkan keningnya, lalu berkata pada Baron, “Apa yang kamu maksud?” tanya Joshua dengan rasa penasaran. Baron berkata sembari menatap ke Joshua, “Bahkan, seekor kucing pun akan mengubur kotorannya sendiri hingga tidak tercium, bisa-bisanya bisnis kotor yang ayah jalani ini ditutupi hanya dengan sejumput pasir!” ujar Baron. Joshua pun menjadi kesal,
Kedatangan Aghnia, jelas membuat keluarga Hasya terkejut. Karena, Aghnia berdiri di sisi Baron, bukan di keluarga Hasya.“Apa, Aghnia menjadi saksi untuk Baron? gumam Sophie, Joshua juga melihat Aghnia dengan membawa 2 pengacara untuk membela Baron, “Aghnia, dia benar-benar ingin membela Baron?” batin Joshua. Aghnia berjalan ke tengah ruangan lalu berkata, “Maaf, Yang Mulia. Atas keterlambatan saya untuk hadir di persidangan ini!” kata Aghnia dengan nada yang penuh hormat. Para hakim pun berdiskusi lalu mereka mengizinkan Aghnia untuk menjadi saksinya Baron. Aghnia pun mengangguk dan duduk dengan Mr. Abraham, dan juga Rudy. Penasihat hukum dari keluarga Hasya pun izin untuk kembali menyamping eksepsinya kepada Baron, lalu penasihat hukum itu pun kembali menanyakan hal yang sudah dilontarkan olehnya, “Bagaimana, apa Anda bisa menjawabnya? Apa benar, Anda melakukan itu karena melindungi istri Anda?” tanya penasehat hukum dari keluarga Hasya, yang bernama Jagat. Baron pun menjawab,