Luciellea mengenakan kaca mata hitam, di punggungnya terdapat tas ransel hitam yang berisi barang-barang penting miliknya. Di tangannya, wanita itu memegang tiket penerbangan dan data dirinya.
Sedikit lagi ia akan terbebas dari pria bernama Arch Callister. Ia tidak akan pernah mau menjalani pernikahan dengan pria dingin itu.
Kaki Luciellea melangkah tergesa, perasaannya tidak tenang. Ia berharap ia sudah berada di dalam pesawat yang meninggalkan negeri ini.
Langkah kaki Luciellea terhenti saat ia menabrak seseorang karena sempat kehilangan fokus pada arah depannya. "Maaf, saya tidak sengaja." Luciellea meminta maaf. Ia mengangkat wajahnya, jantungnya nyaris terlepas dari tempatnya ketika ia melihat siapa yang berdiri di depannya.
"Mencoba melarikan diri, Ellea?" Suara dingin itu membuat Luciellea menggigil. Bagaimana bisa pria ini ada di bandara secepat ini. Ia pikir paling tidak pria itu akan menemukan dirinya telah menghilang pada malam hari.
"Menyingkir!" Luciellea berseru tajam.
Arch menggerakan tubuhnya ke samping, membiarkan Luciellea melewatinya. "Bawa dia ke mansion Callister!"
"Sialan! Biarkan aku pergi!" Luciellea meraung pada Eadric dan dua pengawal yang menghadang langkahnya.
Arch telah melangkah lebih dahulu, di belakangnya pengawalnya membawa Luciellea dengan paksa.
Hati Arch menjadi sangat dingin. Hari ini ia membiarkan Luciellea berbelanja sebelum menikah dengannya besok. Arch menempatkan dua pengawal untuk mengikuti Luciellea, tapi dua pengawalnya kehilangan jejak Luciellea. Setelah melakukan pencarian selama beberapa saat, Arch mengetahui bahwa Luciellea berada di bandara.
Arch kira Luciellea mau menikah dengannya karena wanita itu sudah menerima kenyataan, tapi ternyata Luciellea hanya mengulur waktu. Wanita itu ingin melarikan diri darinya dengan bantuan Kennand, kekasih Luciellea.
Hati Arch tenggelam saat ia mengetahui dari Eadric bahwa Kennand telah menyiapkan identitas baru untuk Luciellea di Singapura. Arch mendengkus. Kennand terlalu meremehkan dirinya. Apa pria itu pikir ia tidak akan menemukan Luciellea. Meski ke ujung dunia sekali pun, Arch pasti akan menemukan Luciellea dan membawa wanita itu kembali ke hidupnya. Arch tidak akan membiarkan siapapun mengambil Luciellea dari dirinya.
Arch masuk ke dalam mobil, wajah pria itu tampak tenang, tapi saat ini sorot matanya menunjukan amarah yang besar.
Ketika Arch mengetahui bahwa Luciellea melarikan diri, Arch menghajar dua pengawal yang menjaga Luciellea. Ia telah menyia-nyiakan uangnya dengan memberi makan pengawal yang tidak bisa menjaga satu wanita pun.Kemarahan Arch adalah sesuatu yang tidak seharusnya dipancing oleh orang lain karena konsekuensi dari kemarahan itu sama buruknya dengan kiamat kecil.
Arch tidak memiliki belas kasih dan kejam, nyawa manusia baginya bukan apa-apa. Jika ia tidak menyukai seseorang dia tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh orang itu.
"Silahkan masuk, Nona." Eadric membuka pintu mobil untuk Luciellea.
"Aku tidak mau masuk!" Luciellea menolak.
Eadric tidak punya cara lain, pria ini mendorong Luciellea cukup kasar hingga wanita itu duduk di sebelah atasannya. Eadric tidak ada bedanya dengan Arch, ia berdarah dingin dan menyendiri. Membujuk wanita jelas bukan keahliannya. Ia terbiasa menggunakan kekerasan setiap hari.
Sejujurnya Eadric tidak menyukai Luciellea karena Eadric pikir Luciellea akan menjadi kelemahan majikannya. Sebagai pemimpin dari kelompok mafia terkuat di benua Amerika, Arch tidak boleh memiliki sesuatu yang bisa menjadi pengikat langkahnya.
Namun, Eadric tidak bisa banyak bersuara karena ia tahu majikannya sudah menyukai Luciellea sejak lama. Majikannya telah menunggu belasan tahun dalam diam memperhatikan Luciellea. Hingga akhirnya tiba saatnya majikannya bisa memiliki wanita yang sudah menjadi pusat perhatiannya itu.
Seharusnya Luciellea merasa bersyukur karena akan menjadi istri Arch, di dunia ini tidak terhitung jumlahnya wanita yang ingin mendekati Arch atau sekedar menjadi teman di atas ranjangnya, tapi Arch menolak mereka semua. Tanpa ampun melempar mereka ke jalanan.
Jika ada yang melangkah terlalu jauh, maka Arch tidak akan segan membunuh wanita itu.
Eadric tahu betul bahwa majikannya menjaga tubuhnya hanya untuk satu wanita. Luciellea Rawnie. Wanita sombong dan keras kepala yang malah mencintai pria lain.
"Biarkan aku pergi!" Luciellea menatap Arch tajam.
"Kau tidak akan pergi ke mana pun, Luciellea." Arch bersuara datar. Wanita di sebelahnya benar-benar pandai menyulut emosinya. Apakah ia benar-benar mengerikan sehingga wanita itu tidak mau menikah dengannya.
Ia memiliki wajah tampan, harta berlimpah, kekuasaan yang tidak ada tandingan. Kenapa wanita itu tidak berdamai dengan keadaan dan menerima dirinya.
"Aku tidak ingin menikah denganmu! Biarkan aku pergi, Bajingan!"
"Lalu, siapa yang ingin kau nikahi? Kennand Richardson? Enyahkan hal itu dalam mimpimu, karena dalam kehidupan ini kau hanya akan menjadi istriku!"
"Kau sakit jiwa!" Luciellea memaki geram. Ia telah mengetahui identitas pria di sebelahnya dari Kennand. Pria itu merupakan pemimpin mafia terkuat di benua ini, tidak terhitung jumlahnya nyawa yang telah pria itu ambil dengan menggunakan tangannya sendiri.
Bagaimana mungkin Luciellea bisa menikah dengan pria sekejam ini. Luciellea lebih baik mati daripada menjadi pengantin Arch Callister.
"Benar, aku sakit jiwa. Dan kau adalah bagian dari kegilaanku." Arch menatap Luciellea dalam. "Jalan!" Arch memberi perintah pada Eadric yang sudah duduk di kursi pengemudi.
"Baik, Tuan." Eadric mulai melajukan mobilnya.
"Buka pintunya! Biarkan aku pergi! Aku tidak akan menikah denganmu, Bajingan!" Luciellea mencoba membuka pintu mobil dengan paksa. Ia bertindak seperti wanita gila yang akan diperkosa oleh pria tidak dikenal.
Arch tidak ingin Luciellea melukai tangannya, pria itu segera meraih kedua tangan Luciellea dan memenjarakan tubuhnya di bawahnya. "Jadilah gadis baik jika kau tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada pria yang kau cintai." Arch bersuara pelan, tapi itu adalah ancaman serius.
Saat ini orang-orang Arch tengah menahan Kennand yang mengantar Luciellea ke bandara.
"Jangan pernah berani menyentuh Kennand atau aku akan membunuhmu!" desis Luciellea tanpa rasa takut.
"Sayang, jika seorang wanita bisa membunuhku maka aku tidak akan menjadi pemimpin Eldragon." Arch membelai wajah lembut Luciellea. Arch tidak peduli sama sekali dengan tatapan penuh kebencian Luciellea. Ia jelas sudah siap dengan hal ini. Memisahkan Luciellea dari orang yang disayanginya, tentu saja Luciellea akan membencinya. "Bersikap baiklah, setiap tindakanmu menentukan kehidupan orang-orang di sekelilingmu."
"Kau mengancamku!"
"Tidak, aku hanya memberitahumu."
"Kau bajingan!"
"Benar, bajingan ini besok akan segera menikah denganmu." Arch tersenyum. Hanya untuk wanita di depannya ia menunjukan senyuman. Satu-satunya alasan Arch tersenyum di dunia ini hanyalah Luciellea.
Arch menjauh dari Luciellea. Ia kembali duduk dengan tenang setelah ia menghirup aroma tubuh Luciellea yang memabukan. Jika ia berada dalam posisi itu lebih lama, ia tidak bisa berjanji untuk tidak menghujam Luciellea di sana saat itu juga.
Luciellea mengepalkan kedua tangannya, dadanya bergemuruh. Ia benar-benar ingin membunuh pria di sebelahnya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia tidak mau menikah dengan Arch. Namun, ia tidak bisa melarikan diri lagi sekarang. Arch pasti akan menjaganya lebih ketat. Dan jika ia nekat kabur lagi, Arch mungkin benar-benar akan menyakiti orang-orang di sekelilingnya. Tidak! Ia tidak ingin menjadi penyebab kesengsaraan orang-orang yang ia cintai.
Mobil yang membawa Arch dan Luciellea sampai di mansion Callister, sebuah kediaman yang dijaga oleh ratusan penjaga. Sebuah bangunan yang terletak di atas tanah puluhan hektar.
Eadric membuka pintu mobil untuk Arch lalu kemudian untuk Luciellea. Ia membungkuk dengan hormat. Pria yang memiliki kekuasaan di bawah Arch itu hanya akan membungkuk untuk beberapa orang saja di dunia ini, dan Luciellea menjadi salah satunya.
Arch meraih tangan Luciellea. "Ayo masuk."
Luciellea mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Arch, tapi apa yang ia lakukan hanya sia-sia.
"Berhenti memberontak, kau hanya akan menyakiti tubuhmu sendiri." Arch berkata sembari memandangi wajah Luciellea.
Luciellea sangat ingin merobek wajah Arch. Bajingan sialan! Jika bukan karena pria itu mana mungkin ia akan menyakiti tubuhnya sendiri.
Arch melangkah, Luciellea mengikutinya dengan kesulitan menyeimbangkan langkah.
Pintu raksasa bangunan utama terbuka, barisan pelayan menyambut kedatangan Arch dan Luciellea.
"Selamat datang kembali di rumah, Tuan Arch, Nyonya Luciellea." Jacob, kepala pelayan di mansion Callister menyambut kepulangan tuan dan nyonyanya.
Arch melewati barisan pelayan. Ia membawa Luciellea melangkah lebih jauh ke dalam rumahnya. Di tengah aula besar, terdapat dua penjaga yang sudah babak belur dihajar oleh Luciellea.
Kaki Luciellea berhenti melangkah. Hatinya merosot. Apakah mungkin orang-orang itu dipukuli karena gagal menjaganya? Wajah Luciellea seketika menjadi pucat.
"Ayo, melangkahlah lebih dekat ke dua pengawal yang tidak becus menjagamu." Arch melepaskan Luciellea. Ia membiarkan wanitanya itu melangkah sendirian.
"Apa yang kau lakukan pada mereka?!" tanya Luciellea dengan suara bergetar.
"Kenapa? Apakah aku menghukum mereka terlalu ringan?" Arch bertanya dengan suara tenang.
"Tuan, ampuni kami." Dua pengawal itu bersuara serempak. Keduanya berlutut meminta belas kasihan.
Luciellea melihat ke dua pengawa lalu kembali melihat Arch. Apakah hukuman dua orang itu masih belum cukup?
"Aku tidak akan ditakuti jika aku berhati lunak." Arch mengeluarkan senjata api kesayangannya yang dilengkapi oleh peredam.
"Tuan, berikan kami kesempatan." Dua pengawal tadi berkeringat dingin. Mereka masih ingin hidup.
"Luciellea, pilih salah satu. Kau ingin mereka mati dengan cepat atau lambat?"
"Kau gila!" Luciellea terbelalak tak percaya.
"Tentukan pilihan, Luciellea." Arch bersuara lagi.
Dua pengawal tadi menatap Luciellea meminta belas kasihan. "Nyonya, beri kami kematian yang cepat." Salah satu pengawal bicara. Metode kematian dengan cara lambat akan sangat menyiksa. Mereka tidak akan sanggup menerima siksaan dari Arch.
"Lepaskan mereka! Kau tidak bisa membunuh mereka!" seru Luciellea.
Namun, yang terjadi selanjutnya terlalu cepat. Kaki Luciellea kehilangan kekuatannya. Ia terjatuh ke lantai bersamaan dengan tubuh dua pengawal yang kini terbaring dengan darah yang mulai membasahi lantai.
Arch berjongkok, ia menatap Luciellea lembut. "Mereka nyaris membuatku kehilangan dirimu, Ellea. Jadi, hanya kematian yang pantas untuk mereka. Aku akan melakukan hal yang sama bagi siapa saja yang mencoba memisahkan aku darimu."
Luciellea tidak memiliki tenaga untuk menentang Arch. Wajahnya kini semakin pucat. Ini pertama kalinya ia melihat pembunuhan secara langsung di depan kedua matanya.
"Berapa lama kau ingin berada di sini? Ayo pergi ke kamar kita." Arch meraih tubuh Luciellea kemudian menggendongnya.
"Lepaskan aku." Luciellea bersuara pelan. Ia masih gemetaran karena takut. Kedua tangan yang saat ini memeluknya adalah tangan yang sama yang membunuh orang hanya karena masalah kecil.
"Tidak dalam kehidupan ini, Ellea."
tbc
Semalaman Luciellea tidak bisa tidur karena pembunuhan yang ia lihat di depan matanya. Ayahnya benar-benar kejam. Bagaimana bisa ayahnya menjadikan dirinya sebagai jaminan pada iblis mengerikan seperti Arch.Pria itu jelas bukan manusia. Dia membunuh orang tanpa berkedip sedikit pun. Luciellea tidak tahu berapa banyak nyawa yang telah direnggut oleh tangan Arch.Mata Luciellea terlihat lelah, tapi pagi ini beberapa wanita masuk ke dalam kamar yang ia tempati. Luciellea tidak memiliki keinginan sama sekali untuk bicara dengan para wanita itu. Satu-satunya yang ada di otaknya saat ini hanyalah bagaimana kabur dari kediaman Arch. Ia tidak bisa berada di kediaman ini lebih lama lagi, ia mungkin akan mati karena rasa takut.Menghada
Pesta pernikahan selesai, Arch memerintahkan Claudia untuk membawa Luciellea kembali ke kamar mereka sementara Arch tetap tinggal karena masih harus berbincang dengan para tamu.Dibantu dengan Claudia, Luciella melepaskan gaun pernikahan indah yang ia kenakan. Setelahnya ia segera pergi ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.Selama pesta pernikahan berlangsung, Luciellea tidak menikmatinya sama sekali. Yang ada di otaknya hanyalah melarikan diri dari Arch. Bahkan sampai saat ini yang ada di otaknya hanya hal itu saja.Entah sudah berapa lama Luciellea berada di kamar mandi. Ia tersadar ketika pintu terbuka. Luciellea refleks menutupi bagian dada atasnya yang sedikit terlihat."Sudah berapa lama kau berendam? Cepat keluar nanti kau saki
Sinar matahari pagi membangunkan Luciellea. Rasa sakit pada bagian kewanitaannya juga sekujur tubuhnya yang pegal membuat ia mengingat apa yang terjadi semalam.Hati Luciellea tenggelam. Wajahnya tampak suram. Ia tidak memiliki niat untuk turun dari ranjang sama sekali. Ia terus meratapi takdir buruk yang menimpa dirinya.Pintu kamar itu terbuka. Claudia masuk ke dalam ruangan besar itu. "Selamat pagi, Nyonya Luciellea. Sarapan Anda sudah disiapkan. Tuan menunggu Anda di bawah."Hari ini Arch mengambil cuti, jadi pria itu tidak pergi ke perusahaan ataupun markas Eldragon. Jika hari biasanya, di jam seperti ini Arch pasti sudah berada di perusahaan."Pergi dari sini!" Luciellea bersuara dingin. Ia membenci siapapun yang berhubungan den
Setelah memutar otaknya, Luciellea memiliki ide. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia ingin pergi menemui Kennand. Namun, ia bisa mengatakan bahwa ia ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya. Lalu setelah itu ia bisa kabur dari para penjaganya.Ia tidak akan menemui Kennand untuk beberapa hari ke depan, tapi ia akan mendatangi sahabatnya, Isabella.Luciellea keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuruni tangga dan dihentikan oleh Claudia."Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahku." Luciellea memberitahu dengan wajah tidak bersahabat."Saya akan mengantar Nyonya ke sana," seru Claudia.Luciellea tidak menang
Luciellea menunggu di sebuah kamar hotel yang terletak di pinggiran kota. Wanita ini tidak berani menginap di hotel besar karena ia takut ditemukan oleh orang-orang Arch.Di sana ia menginap dengan menggunakan identitas Isabella. Ia benar-benar berterima kasih pada Isabella karena telah membantunya.Luciellea tidak sadar sama sekali, bahwa Isabella tidak berniat sama sekali membantunya. Isabella lebih tepatnya meninggalkan Luciellea di sana. Isabella yakin jika Arch bisa menghentikan Luciellea yang hendak kabur dibantu oleh Kennand, maka pria itu pasti akan menemukan keberadaan Luciellea.Sementara itu di rumah sakit, saat ini Claudia sedang mencari keberadaan Luciellea. Ia sudah menunggu cukup lama, tapi Luciellea tidak kunjung keluar dari rumah sakit. Ia pikir wajar jika seorang putr
Arch membuka kancing teratas kemejanya, ia melonggarkan dasinya dengan kasar. "Claudia, bertarung denganku!""Baik, Ketua." Claudia mengepalkan jarinya. Ini pasti ulah Luciellea. Wanita sialan itu, dia yang berulah sekarang dirinya yang harus menanggung akibatnya.Siapa yang sanggup menahan kemarahan Arch Callister? Ia pasti akan menderita beberapa pukulan hari ini.Arch melemparkan jas yang ia kenakan ke sembarang arah. "Serang aku!" serunya kasar.Claudia tidak memiliki pilihan lain. Ia segera melayangkan tinjunya ke arah wajah Arch.Claudia sejujurnya sedikit merendah, nyatanya ia dilatih sama kerasnya dengan Arch. Ia diletakan di sisi Arch bukan tanpa alasan, ayah Arch ingin Clau
Satu minggu berlalu, Luciellea telah mengalami penyiksaan batin yang luar biasa. Ia ingin menyerah, tapi tidak bisa. Jika ia mengakhiri hidupnya karena Arch, maka itu tidak sebanding dengan pengorbanan ibunya yang berjuang melahirkannya hingga mempertaruhkan nyawa ibunya.Luciellea hanya bisa bertahan dan memupuk kebenciannya pada Arch. Setiap hari ia hanya berharap bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada Arch sehingga ia bisa melepaskan diri dari cengkraman pria iblis itu.Untuk mengurangi rasa tertekan di dalam dirinya, Luciellea selalu mengurung dirinya di rumah kaca yang ada di kediaman Arch. Wanita itu melakukan hobi merancang perhiasannya di sana.Luciellea memiliki cita-cita membuka perusahaan perhiasan sendiri, tapi setelah kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan ayahnya ia tid
Luciellea meraih sebuah gaun berwarna keemasan yang dihiasi dengan batu permata yang indah. Luciellea tidak melihat harga gaun itu sama sekali."Aku ingin mencoba gaun ini," seru Luciellea pada pelayan.Pelayan tampak sangat ragu. Apa wanita di depannya sudah kehilangan akal? Gaun itu sangat mahal. Sepertinya yang dikatakan oleh dua wanita lain tadi benar, wanita di depannya ini suka memanfaatkan orang lain. Jelas-jelas wanita itu sedang merampok sepupunya sendiri."Nona, gaun ini sangat mahal. Sepupu Anda mungkin juga tidak bisa membayarnya." Pelayan itu merasa kasihan pada Cassandra.Cassandra sendiri berpikir hal yang sama, ia memang memiliki cukup uang untuk membeli gaun itu, tapi ia bukan orang bodoh yang akan menghabiskan uangny