Share

Istri Kedua

"Melihat lelaki yang aku cintai mencium bibir perempuan adalah siksaan bagi mataku, madam." Kataku pada Madam Alisya saat ia bertanya mengapa aku memalingkan wajah. "Lihat, nona. Aku mohon, lihatlah." Katanya.

Pelan-pelan, aku menoleh ke arah Erwin dan Nona Arista. Erwin tidak mencium bibirnya ! Ia mencium tangannya. Itu bukti kesetiaan yang berlebihan, tetapi aku sangat suka.

Setelah itu, Erwin menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku tersenyum balik. Bahkan ketika saat itu adalah upacara pernikahan Erwin dan Nona Arista, Erwin tetap mengingat diriku.

Nona Arista pasti kesal setengah mati, sebab di upacara pernikahanku yang dilangsungkan tepat setelah upacara pernikahannya selesai, Erwin mencium bibirku.

"Kau boleh mencium pengantin wanitamu."

Dan Erwin segera mencium bibirku dengan mesra. Orang-orang banyak yang tidak bertepuk tangan, tapi aku tidak peduli. Terserah mereka mau tepuk tangan atau tidak.

Setelah selesai upacara pernikahan kami berdua, malam itu juga, Erwin dimahkotai. Pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status