Share

Bab 16. Dia Berhasil Mengambil Hati Putriku

Aku tertegun duduk di kursi kerjaku, mengingat kembali ucapan yang ku lontarkan pada Mas Ravi. Apakah aku sangat keterlaluan? Aku masih ingat bagaimana raut wajahnya yang penuh kecemasan usai menolongku dari maut tadi. Kekhawatiran nampak jelas di wajahnya. Tapi, yang ku berikan justru ucapan pedas darinya. Bagaimana kalau setelah ini dia menyerah? Bagaimana jika ia merasa tersinggung? Menggelengkan kepalanya aku mengenyahkan kemungkinan hal itu. Memangnya kenapa? Bukankah jika ia menjauh itu lebih baik. Bukankah memang itu yang aku inginkan.

“Pagi-pagi udah ngelamun aja, Ta."

“Enggak kok, Mel.” Aku berkilah pada Mela.

“Udah mau buka tuh. Komputer udah siap belum?”

“Udah dong.”

Ketika bank sudah mulai beroperasi aku melayani nasabah seperti biasanya. Meski beberapa kali wajah Mas Ravi berkelabat dalam otak meninggalkan rasa bersalah padaku. Aku tetap berusaha untuk profesional. Hingga pada pukul setengah sembilan aku mendengar ponsel yang tengah ku charger bergetar. Satu kali dua ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status