Share

10

Penulis: Akina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 04:38:00

POV Livia 

Ketika aku sadar, aku merasa terbaring di sofa di dalam ruangan Adrian. Suara bising dari luar terdengar samar. Aku membuka mata dan melihat Adrian duduk di sampingku, wajahnya tampak cemas.

“Livia, kamu sudah sadar?” tanyanya dengan nada lembut, tetapi jelas terlihat bahwa dia khawatir.

“Adrian… apa yang terjadi?” tanyaku, berusaha mengingat apa yang baru saja terjadi.

“Kamu pingsan. Aku segera memanggil tim medis,” jawabnya, memperhatikan setiap detail di wajahku. “Kamu tidak terlihat baik sejak pagi. Apa kamu merasa lebih baik sekarang?”

Rasa pusing masih ada, tetapi aku mencoba untuk duduk. “Aku… aku tidak tahu. Mungkin aku hanya kelelahan,” jawabku, merasa malu karena situasi ini.

“Kelelahan? Kamu hampir tidak bisa berdiri. Kita perlu memeriksamu lebih lanjut.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantanku Kembali   11

    POV LiviaDadaku berdebar kencang dan keringat dingin mengalir di dahiku. Kenapa dokter bilang aku hamil? Ini sangat tidak masuk akal. Aku hanya pernah melakukannya sekali, dan itu pun bersama Adrian malam itu.Saat dokter itu masih menyiapkan tes kehamilan, pikiranku melayang. Semua kemungkinan berputar di kepalaku, dan rasa panik mulai menyelimuti.“Kurasa kita pulang saja!” ajakku, berusaha mengalihkan perhatian dari perasaan cemas yang semakin mendalam.Adrian menatapku, ragu sejenak. “Livia, kita sudah di sini. Mungkin lebih baik jika kita tahu apa yang sebenarnya terjadi,” jawabnya, suaranya mengandung nada ketegasan.“Tapi aku merasa baik-baik saja. Mungkin ini hanya stres,” bantahku, berusaha meyakinkan diriku sendiri.“Stres bisa memengaruhi tubuhmu, tapi kita tidak bisa mengambil risiko. Jika ada yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Mantanku Kembali   12

    POV LiviaAku terdiam, merasakan kehangatan dari kata-katanya. Mungkin dia benar. Meskipun semuanya terasa menakutkan, ada sesuatu yang menenangkan dalam pikiranku bahwa aku tidak akan menghadapi ini sendirian.“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanyaku, mulai merasakan harapan tumbuh di dalam diriku.Adrian tersenyum, menghapus kekhawatiran di wajahku.“Mari kita mulai dengan berbicara dengan ibumu. Aku akan melamarmu hari ini dan segera menikahimu.”Aku masih tak percaya, rasa terkejut dan bahagia bercampur aduk dalam diriku.“Hari ini? Adrian, itu sangat mendadak! Kamu yakin?” tanyaku, suaraku hampir bergetar karena emosi.“Setiap detik yang kita tunggu hanya akan menambah ketidakpastian. Aku ingin memastikan kamu tahu betapa seriusnya aku tentang kita. Ini adalah langkah yang tepat,&r

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Mantanku Kembali   13

    POV LiviaRasa cemas menyelimuti diriku. Bagaimana hidup ku akan berjalan? Apakah aku akan bisa menjadi ibu yang baik? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam benakku, dan aku merasa seolah berada dalam labirin tanpa jalan keluar.Aku menatap langit-langit, berusaha menenangkan pikiran. “Apa yang harus aku lakukan?” bisikku pada diri sendiri. Ada begitu banyak ketidakpastian di depan, dan aku merasakan beban tanggung jawab yang berat.Adrian sudah berjanji untuk ada di sampingku, tetapi aku juga tahu bahwa ini tidak akan mudah. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk anak ini, tetapi apakah aku sudah siap?Dengan perasaan campur aduk, aku meraih bantal dan memeluknya erat-erat. Mungkin aku perlu waktu untuk merenungkan semuanya. Harapan dan ketakutan bercampur, tetapi satu hal yang pasti—aku tidak bisa melarikan diri dari kenyataan ini.*Har

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Mantanku Kembali   14

    Livia's POV“Keluargamu tampak... berbeda,” kataku, sedikit ragu.Adrian mendekat, menatapku dengan penuh perhatian. “Maksudmu?”“Entahlah. Sepertinya mereka tidak begitu senang dengan kehadiranku. Terutama ibumu,” jawabku, jujur tentang ketidaknyamananku.Dia menghela napas, tampak berpikir sejenak. “Ibu ku memang memiliki harapan tersendiri. Dia ingin aku menikah dengan seseorang dari latar belakang yang lebih mapan. Mungkin dia butuh waktu untuk menerima keputusan ini,” jelas Adrian.“Apakah kamu khawatir tentang itu?” tanyaku, merasa sedikit khawatir.“Tidak, aku mencintaimu, Livia. Itu yang terpenting. Kita akan melalui ini bersama,” katanya, menggenggam tanganku erat.Aku merasa sedikit lega mendengar kata-katanya. Namun, saat malam beranjak larut, rasa cemas masi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Mantanku Kembali   15

    POV LiviaSetelah selesai memasak, aku pun masuk ke kamar untuk bersiap berangkat ke kantor bersama Adrian. Hari itu terasa cerah, dan meskipun tidak ada yang istimewa di agenda, aku merasa bersemangat. Sejak malam romantis itu, suasana hatiku jauh lebih baik.Aku mengenakan gaun sederhana yang membuatku merasa percaya diri, berharap bisa menambah sedikit warna pada hari-hari yang kadang monoton di kantor.Adrian sudah siap ketika aku keluar dari kamar. Dia mengenakan setelan jas yang membuatnya tampak semakin menawan. “Kamu terlihat cantik,” katanya, tersenyum lebar.“Terima kasih. Kamu juga, seperti biasa,” balasku, merasakan jantungku berdebar saat dia meraih tanganku.Kami berangkat ke kantor dengan suasana hati yang baik. Namun, begitu kami tiba, suasana di dalam kantor tampak tegang. Beberapa karyawan berbisik, dan wajah mereka menunjukka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Mantanku Kembali   16

    POV LiviaPertanyaan itu membuatku terdiam sejenak. “Kadang aku merasa cemas, terutama ketika di kantor. Aku tidak ingin orang lain berpikir aku mendapatkan posisi ini karena hubungan kami. Tapi di sisi lain, aku juga merasa bersyukur bisa bekerja sama dengannya.”Maya mengangguk. “Itu wajar. Tapi ingat, kamu punya kemampuan dan kompetensi sendiri. Jangan biarkan orang lain meragukannya hanya karena hubungan pribadi.”Aku merasa lebih baik mendengar kata-katanya. “Terima kasih, Maya. Itu sangat berarti.”Kalau gitu aku pamit dulu ya? Aku mau ke rumah sakit setelah ini karena mau periksa kandungan. Aku pamit pada MayaAdrian sudah menunggu ku di dalam mobil.Setelah aku masuk ke dalam mobil Adrian pun bertanya. “Sudah selesai kalau ngobrol?”“Iya, sudah kok. Ya sudah kita ke rumah sakit sekarang!&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Mantanku Kembali   17

    POV Livia “Hasil akan keluar seminggu lagi. Jadi kalian bisa pulang sekarang,” kata dokter, mencoba memberikan kepastian di tengah ketidakpastian yang kami rasakan.Setelah beberapa saat, kami akhirnya keluar dari rumah sakit. Meskipun hasil belum keluar, ada rasa lega saat melihat matahari bersinar di luar, seolah memberikan harapan baru. Adrian menggenggam tanganku erat, dan aku bisa merasakan kehangatan di dalam hatinya.“Bagaimana kalau kita makan sesuatu yang enak?” tawar Adrian, ingin mengalihkan perhatianku dari kekhawatiran yang masih membayangi.“Ide yang bagus,” jawabku, meskipun perutku terasa mual. “Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa makan banyak.”“Tidak apa-apa, kita bisa cari sesuatu yang ringan. Yang penting, kamu perlu makan,” katanya sambil tersenyum, dan aku merasa sedikit lebih tenang.Kami berjalan menuju kafe terdekat, tempat yang biasanya ramai dengan orang-orang yang menikmati waktu bersama. Suasana ceria itu sedikit mengingatkanku akan betapa indahnya hidup,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Mantanku Kembali   18

    POV LiviaNamun, saat dokter mulai melakukan pemeriksaan, ekspresi wajahnya berubah. Aku merasakan ketegangan di udara, dan jantungku berdebar kencang.“Ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan,” katanya, wajahnya serius.Ketika hasil pemeriksaan keluar, aku dapat merasakan sesuatu yang tidak beres.“Ada masalah dengan perkembangan janin. Kami khawatir ini bisa jadi tanda-tanda keguguran,” katanya dengan lembut, tetapi kata-katanya menghantamku seperti petir.“Apa?” suaraku hampir tak terdengar. Rasa sakit di perutku terasa semakin parah, tetapi kali ini bukan hanya fisik. Hati ini seolah diremas-remas oleh kenyataan yang menyakitkan.Adrian terdiam, tetapi aku bisa melihat betapa hancurnya ia mendengar berita ini.“Apa ada cara untuk menyelamatkan bayi kami?” tanyaku, berharap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28

Bab terbaru

  • Mantanku Kembali   54

    POV LiviaSetelah semuanya siap, aku duduk di meja dan menunggu. Rasanya aneh, menunggu seseorang yang tidak ada di sampingku, tetapi aku tahu bahwa dia akan segera kembali. Dengan setiap detik yang berlalu, aku merasakan harapan baru tumbuh di dalam diriku. Mungkin, dengan sedikit usaha dan kejujuran, aku bisa membawa kembali kebahagiaan yang hilang.Saat aku menunggu, aku kembali memikirkan percakapan kami sebelumnya. Adrian selalu bisa membuatku merasa tenang, dan aku tahu bahwa jika aku bisa membuka diri padanya, segalanya akan terasa lebih baik. Rasa takut dan keraguan yang selama ini menghalangiku harus kuhadapi.Ketika ponselku berdering lagi, aku langsung mengambilnya. Itu adalah pesan dari Adrian.[Aku tidak sabar untuk pulang dan menikmati masakanmu. Semangat ya, sayang!]Senyumku mengembang saat membaca pesannya. Mungkin, dengan sedikit keberanian dan kejujuran, ak

  • Mantanku Kembali   53

    POV LiviaAdrian mengangguk, tetapi aku bisa melihat keraguan di matanya. "Kau terlihat sedikit murung, Livia. Ada yang ingin kau bicarakan?" tanyanya dengan nada khawatir."Aku tidak apa-apa, sungguh," kataku, berusaha meyakinkan. "Hanya sedikit lelah, mungkin." Namun, meskipun kata-kata itu keluar dari mulutku, aku tahu bahwa Adrian bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres.Dia menghela napas. "Aku baru saja menyelesaikan satu pekerjaan besar dan sedang istirahat di hotel. Aku pikir bisa menghubungimu sebelum kembali bekerja. Tapi… apa kau yakin tidak ada yang salah? Kau bisa bercerita padaku, kamu tahu itu."Hatiku bergetar mendengar ungkapannya. Adrian selalu menjadi pendengar yang baik, dan dia selalu membangkitkan rasa aman di dalam diriku. Namun, saat ini, aku merasa tidak siap untuk berbagi. Rasa sakit yang masih menggerogoti hatiku terasa terlalu berat untuk diungkapkan. Mungkin jika

  • Mantanku Kembali   52

    POV LiviaSetelah beberapa jam berbincang dan tertawa, aku merasa lebih ringan. Maya memberikan dukungan yang aku butuhkan, dan aku berterima kasih padanya."Kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa lebih baik," kataku, merasa bersyukur memiliki sahabat sepertinya."Selalu, Livia. Aku di sini untukmu," jawabnya tulus.Aku melangkah pulang, bertekad untuk menunjukkan pada Adrian bahwa aku bisa menjadi istri yang lebih baik. Kesedihan dan rasa sakit yang sempat menguasai diriku kini mulai pudar, tergantikan oleh harapan dan semangat untuk memperbaiki hubungan kami.Ketika aku sampai di rumah, aku membuka lemari dan mulai mencari resep-resep masakan yang ingin kucoba. Aku ingin memasak sesuatu yang spesial untuk Adrian, sesuatu yang menunjukkan betapa aku mencintainya. Namun, saat aku mulai mencari, salah satu acara di televisi menarik perhatianku. Acara itu adalah program khusus u

  • Mantanku Kembali   51

    POV LiviaAku beranjak dari sofa dan berjalan ke jendela, menatap keluar. Suasana di luar tampak cerah, tetapi hatiku gelap. Aku mengingat kembali saat-saat ketika kami berdua merencanakan masa depan. Semua impian yang kami bangun bersama kini terasa seperti ilusi.“Bagaimana bisa semuanya berubah secepat ini?” pikirku, merasakan kesedihan yang mendalam.Saat itu, aku berusaha mengingat kembali semua momen indah yang kami lewati. Tawa, pelukan, dan janji-janji yang pernah kami buat. Namun, semua itu terasa samar sekarang, tertutupi oleh bayang-bayang kekecewaan dan rasa sakit.“Apakah semua itu hanya sebuah kebohongan?” tanyaku pada diriku sendiri.Air mata kembali mengalir saat aku teringat bagaimana Adrian selalu berjanji untuk mencintainya tanpa syarat. Tetapi kini, seolah-olah janji itu sudah terlupakan. Aku merasa seolah-olah Adrian lebih memilih

  • Mantanku Kembali   50

    POV LiviaSetelah Adrian pergi, rumah kami terasa sepi dan hampa. Meskipun baru beberapa hari, rasa kesepian ini sudah menyelinap ke dalam hati.Pagi menjelang, dan aku baru saja terbangun dari tidur yang tidak nyenyak. Suara detakan jam dinding mengingatkanku bahwa hari baru telah dimulai, tetapi semangatku masih tertinggal di malam sebelumnya.Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuk. Saat aku melihat bayanganku di cermin, aku menyadari betapa lelah dan cemasnya aku. Rasa khawatir akan Adrian dan ketidakpastian yang menyelimuti pikiranku membuatku merasa tidak tenang.Tiba-tiba, suara ketukan keras terdengar dari pintu rumah. Awalnya, aku mengira itu hanya imajinasiku, tetapi ketukan itu semakin menjadi. Dengan cepat, aku bergegas menuju pintu, berharap bisa mengusir rasa sepi yang melanda.Saat aku membuka pintu, aku terk

  • Mantanku Kembali   49

    POV Adrian"Ini luar biasa," ujar Livia sambil menikmati pemandangan di depan kami. "Aku suka saat-saat seperti ini."Aku tersenyum, merasa bahagia melihatnya menikmati momen itu."Aku juga. Ini adalah bagian dari kehidupan yang ingin aku jalani bersamamu."Kami duduk berhadapan, menikmati sarapan dengan penuh kehangatan. Setiap suapan terasa lebih nikmat karena kami berbagi momen ini bersama. Aku memperhatikan Livia, rambutnya yang basah mengkilap terkena sinar matahari, dan senyumnya yang cerah membuatku merasa seolah kami adalah satu-satunya orang di dunia ini."Adrian," Livia memanggilku, membuatku menatapnya. "Aku ingin kita membuat lebih banyak kenangan seperti ini.""Aku setuju," kataku, meraih tangannya. "Setiap hari adalah kesempatan baru untuk kita berdua."Setelah sarapan, kami membersihkan meja dan menikmati sisa waktu pagi deng

  • Mantanku Kembali   48

    POV AdrianAku menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui pikiranku. Aku ingat saat aku membuat keputusan yang salah, saat aku membiarkan egoku menguasai diriku. Sekarang, setiap kali melihat Livia, aku selalu teringat akan kesalahanku dan betapa beruntungnya aku masih bisa memiliki dia di sisiku.“Tidak akan aku sia-siakan kesempatan kedua ini,” pikirku, tekad menguat dalam hati. Aku berjanji untuk menjadi lebih baik, untuk tidak hanya mencintainya tetapi juga menghargai setiap momen yang kami miliki bersama. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.Malam itu, saat Livia terlelap, aku menyaksikan suasana rumah kami. Setiap sudutnya mengingatkanku akan perjalanan yang telah kami lalui. Dari ruang tamu yang baru saja kami tata hingga dapur tempat kami memasak bersama, semuanya dipenuhi dengan kenangan indah. Aku merasa betapa hidupnya rumah ini menjadi berkat kehad

  • Mantanku Kembali   47

    POV AdrianSetelah mencuci tangan, aku membantu Livia menyelesaikan masakan. Kami berbicara tentang hari-hari kami, tentang semua hal kecil yang kami kerjakan selama aku pergi. Rasanya seperti kami sudah lama tidak bertemu, padahal baru beberapa jam yang lalu.Saat makan malam, kami berbagi tawa dan cerita. Setiap suapan terasa lebih nikmat karena kami melakukannya bersama. Rumah yang kami bangun terasa semakin hidup dengan kehadiran kami.“Terima kasih telah membuatkan makan malam yang luar biasa,” kataku setelah menyelesaikan makan. “Aku merasa sangat beruntung bisa berbagi ini denganmu.”Livia tersenyum, matanya berbinar. “Aku juga merasa beruntung. Meskipun kamu harus pergi ke kantor, aku tahu kita masih bisa saling mendukung.”Setelah makan, kami berdua membersihkan meja dan mencuci piring. Aku melihat ke sekeliling dan merasakan betapa bera

  • Mantanku Kembali   46

    POV AdrianLivia tertawa kecil. “Aku akan mencoba. Tapi aku juga berencana untuk membuat beberapa perubahan di sini. Mungkin kita bisa mendekorasi kamar tidur setelah kamu pulang.”Aku mengangguk, merasa bersemangat dengan ide itu. “Itu terdengar hebat. Kita bisa memilih tema yang kita suka bersama.”Dengan perasaan campur aduk, aku meninggalkan rumah yang baru saja kami bangun bersama. Perjalanan menuju kantor terasa lebih lama dari biasanya. Dalam pikiranku, aku terus memikirkan semua hal yang ingin aku lakukan di rumah bersama Livia. Bayang-bayang momen-momen indah yang kami habiskan di sana membuatku ingin segera kembali.Setibanya di kantor, suasana langsung terasa berbeda. Di luar, harapan dan kebahagiaan yang kami bangun di rumah baru bertolak belakang dengan kesibukan dan tekanan pekerjaan. Karyawan lain tampak sibuk dengan tugas masing-masing, dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status