Share

Api Cemburu

Benar saja keluarga Sahara mendatangi rumah Sahara. Mereka datang bersama Kamila dan Wahyu. Sebelumnya Sahara sudah bilang pada pengasuh Naura dan Naura agar memanggil Miko sebagai papa Naura.

"Oh ini ya cucunya Opa," kata Salman.

"Iya, Pa," ucap Sahara. "Namanya Naura," sambung Sahara. Naura langsung mencium punggung tangan Salman dan Lusi. Tidak lupa pada Kamila dan Wahyu juga.

Mereka akan menginap di rumah Sahara untuk beberapa hari saja. Sehingga selama mereka di sana, Sahara harus berpura-pura.

"Mana suami kamu?" tanya Salman karena tak melihat Miko di rumah.

"Sebentar lagi pulang, Pa," jawab Sahara.

Tidak berapa lama, Miko pulang. Dia membawa beberapa makanan kesukaan Salman dan Lusi. Sebelumya Sahara sudah memberitahu Miko makanan kesukaan Salman dan Lusi.

"Wah, mantu yang pengertian," puji Salman.

Mereka lalu makan bersama setelah itu mengobrol di ruang keluarga.

"Kenapa kalian menikah tapi tak memberitahu kami?" tanya Salman. "Miko, kamu juga harusnya datang ke tempat kamu untuk meminta restu," sambung Salman.

"Maaf, Pa. Dulu kami memang ingin memberitahu kalian hanya saja Sahara saat itu tak memberi izin. Sahara takut papa marah karena kami menikah karena kecelakaan," kata Miko mengarang cerita.

Salman sedikit kecewa namun melihat cucunya yang lucu itu kecewanya mendadak hilang. Keceriaan Naura membuat Salman dan Lusi melupakan kesalahan Sahara dan Miko.

Berbeda dengan keluarga Sahara yang tampak bahagia dengan bertemunya Naura. Wahyu justru merasa cemburu karena Sahara sangat romantis pada Miko.

Saat makan tadi saja, Sahara melayani Miko dengan baik. Berbeda dengan Kamila, dia tampak acuh dengan Wahyu.

"Kalian sedari tadi tampak mesra sekali," ucap Lusi. "Padahal pernikahan kalian sudah lama tapi kemesraan masih terjalin. Berbeda dengan kakakmu yang udah uring-uringan saja," sambung Lusi melirik Kamila.

"Gimana gak uring-uringan, kalau pasangannya masih mengingat mantannya," sahut Kamila.

Wahyu hanya diam saja, dia tak berani membantah karena memang dia seperti itu. Bahkan dia belum mau menyentuh Kamila. Bagaimana Kamila tak kesal jika sikap Wahyu selalu begitu.

**

Mereka lalu istirahat di kamar masing-masing. Untuk sementara ini, Miko harus menginap dan tidur satu kamar dengan Sahara.

Saat Sahara melewati kamar Kamila, dia mendengar Kamila yang sedang protes pada Wahyu.

"Mas, sampai kapan kita begini? Kamu gak pernah mau menyentuhku. Kapan kita bisa ngasih keluarga kita cucu kalau kamu enggan untuk menyentuhku," ucap Kamila.

"Maaf Kamila, beri aku waktu. Aku akan berusaha untuk melupakan masa lalu ku," kata Wahyu.

Tak ingin berlama-lama mendengarkan Wahyu dan Kamila, Sahara hendak beranjak. Namun, dia mendengar Wahyu berkata," Aku juga cemburu kalau lihat Sahara dan Miko. Aku ingin kita seperti mereka."

"Kita gak akan seperti mereka kalau kamu masih seperti ini," sahut Kamila. Sahara segera pergi dari depan pintu kamar Kamila.

Tidak berapa lama, Kamila keluar dari kamar. Dia memainkan ponselnya di taman samping rumah Sahara.

**

Miko melihat Sahara tengah di dapur, dia mendekati Sahara. Sahara terkejut melihat Miko berada di belakangnya dan memeluk dia dari belakang.

"Miko, ngapain kamu peluk aku?" tanya Sahara.

"Aku tadi melihat Wahyu, jadi kita harus seperti ini," bisik Miko.

Wahyu yang saat itu lewat dapur, melihat kemesraan mereka. Dia tampak cemburu melihat hal itu. Oleh karena itu dia memukul tembok hingga tangannya berdarah.

"Apa semudah itu kamu melupakan aku, Sahar?" tanya Wahyu kesal.

"Mas Wahyu, tangan kamu kenapa? Sampai berdarah," pekik Kamila.

Kamila menoleh ke arah dapur, dia terkejut karena sejak tadi Wahyu mengintip Sahara dan Miko. Wahyu tak menghiraukan Kamila, dia pergi meninggalkan Kamila begitu saja.

Kamila semakin curiga melihat sikap Wahyu. Dia merasa bahwa Wahyu cemburu melihat kemesraan Sahara dan Miko. Cemburu yang Wahyu perlihatkan bukan karena ingin seperti mereka tetapi rasa kesal dan marah.

"Ada apa dengan Mas Wahyu?" tanya Kamila.

"Kamila, sedang apa kamu di mari?" tanya Miko. Sahara dan Miko sudah keluar dari dapur karena melihat Kamila.

"Sahara, apa kamu kenal dengan Mas Wahyu sebelumnya?" tanya Kamila.

"Tidak, memang kenapa?" tanya Sahara bingung.

"Dia melihat kemesraan kalian kok marah, sampai tangannya berdarah tadi," jawab Kamila.

Miko meminta agar Kamila lebih mendekati Wahyu. Mungkin karena Wahyu kurang perhatian jadi suka marah-marah gak jelas. Tapi, Kamila justru tak terima karena sebenarnya yang bermasalah bukan Kamila tapi Wahyu sendiri.

Wahyu meluapkan emosinya, dia keluar dari rumah Sahara membawa mobil dan mencari ketenangan. Sudah tiga tahun lamanya tetapi rasa cinta Wahyu pada Sahara tumbuh kembali setelah mereka bertemu di pernikahannya dan Kamila.

"Sampai kapan aku begini?" tanya Wahyu. "Sahara saja sudah melupakan kenangan kita. Tapi mengapa aku tak bisa? Aku harus melupakan semua agar nanti tak menjadi masalah dengan Kamila," kata Wahyu.

Semakin dia melihat kemesraan Miko dan Sahara, api cemburu semakin menggebu. Seperti malam itu, Sahara membuatkan kopi untuk Miko. Dia juga tak lupa membuatkan untuk Wahyu dan Salman.

"Terimakasih sayang," ucap Miko pada Sahara. Sahara hanya membalas dengan senyuman. Setelah itu di belakang Sahara muncul Kamila membawakan camilan untuk mereka bertiga.

"Sahara, bagaimana kalau kalian pindah saja ke kota kami?" tanya Salman.

"Maaf, Pa. Bukannya Sahara tak mau pindah, tapi bagaimana dengan usaha Mas Miko di sini kalau kami pindah," jawab Sahara.

Dalam hati, Wahyu senang Sahara menolaknya. Karena jika mereka sering bertemu maka akan terjadi rasa cemburu setiap hari. Dan hal itu membuat Wahyu akan semakin tidak bisa melupakan Sahara.

"Kita akan berkunjung ke sana. Papa jangan khawatir," ucap Miko.

Sebenarnya Salman ingin mereka tinggal bersamanya. Namun, hal itu tak mungkin karena Sahara tak akan mau.

Esok, mereka berencana akan pulang. Sahara merasa lega karena dia tak akan berpura-pura lagi di depan mereka.

"Sahara, bisa kita bicara sebentar?" tanya Wahyu saat Sahara lewat di depan pintu kamarnya malam itu. Sahara hendak ke dapur mengambil minum."Apa kamu sudah melupakan kenangan kita?" tanya Wahyu mengikuti Sahara ke dapur.

"Tentu, untuk apa aku mengingat orang yang sudah menyakitiku. Lebih baik kamu berusaha menjadi suami yang baik untuk Kamila, lupakan apa yang pernah terjadi pada kita," jawab Sahara.

"Tapi, aku masih mencintaimu, Sahara," ucap Wahyu.

"Jangan mengumbar kata cinta, aku bukan istrimu," ucap Sahara sinis.

Kamila yang tak melihat Wahyu di atas ranjang lalu bangun dan mencarinya. Dia mendengar suara orang berbicara di dapur. Saat Kamila ke dapur, dia melihat Wahyu berusaha untuk memeluk Sahara. Sahara terlihat menolak tapi Wahyu memaksa.

"Aku tak bisa melupakan kamu, aku masih mencintaimu," ucap Wahyu.

"Mas Wahyu...," panggil Kamila. Seketika Wahyu melepaskan Sahara.

Sahara berjalan melewati Kamila dan berkata," Jaga suami kamu agar tak menggangguku."

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status