Athalia tidak memikirkan apa yang Kanaka katakan padanya beberapa saat lalu. Ia anggap pria itu hanya bermain-main dengannya.
Akal sehat Athalia mengatakan bahwa tidak mungkin Kanaka menyukainya dalam artian yang sebenarnya. Pria itu mungkin hanya ingin bermain-main saja dengannya.
Terlebih Kanaka juga mengetahui bahwa ia memiliki suami. Seorang pria luar biasa seperti Kanaka tidak mungkin akan berhubungan dengan seseorang yang sudah menikah.
Ada banyak wanita lajang di luar sana yang bisa dijadikan oleh Kanaka sebagai teman hidupnya.
Pintu ruang kerja Athalia terbuka, wanita yang tengah sibuk menyusun daftar pekerjaannya untuk R Group mengalihkan pandangannya dari berkas di mejanya ke orang yang masuk ke dalam ruangannya.
"Lalunna, ke mana saja kau semalam?!" Athalia menatap sahabatnya galak. Ia benar-benar mengandalkan Lalunna semalam, tapi yang terjadi ia terbangun tanpa busana di ranjang milik Kanaka.
Lalunna tersenyum tanpa rasa bersala
Baskara menerima pemberitahuan dari ponselnya bahwa kartu yang ia berikan pada Athalia digunakan. Kening Baskara sedikit berkerut ketika ia melihat jumlah yang dihabiskan oleh Athalia untuk belanja di butik langganan Athalia.Apa saja yang Athalia beli dengan uang belasan juta dolar. Baskara tidak mempermasalahkan berapa uang yang dihabiskan oleh Athalia, ia hanya heran karena tidak biasanya Athalia akan berbelanja sebanyak itu.Gaya hidup Athalia sangat hemat, Baskara bahkan pernah mengeluh tentang ini pada Athalia. Baskara mencari uang untuk memanjakan Athalia, jadi ia ingin istrinya menghabiskan lebih banyak uang agar ia bisa bekerja lebih semangat untuk memenuhi keinginan Athalia.Akan tetapi, Athalia bukan orang seperti itu. Sejak kecil Athalia sudah tahu betapa kerasnya hidup. Athalia menghargai setiap sen yang didapatkannya. Itulah kenapa Athalia hanya membeli barang-barang yang ia butuhkan, bukan ia inginkan.Banyak orang menyebut Athalia wanita m
Shylla mendatangi kediaman orangtua Baskara, wanita ini hendak mengadu tentang bagaimana Athalia menghabiskan puluhan juta dolar untuk set perhiasan. Shylla tidak akan mungkin membiarkan Athalia lolos begitu saja setelah wanita itu menghinanya."Sayang, kau datang." Ibu Baskara tersenyum cerah melihat menantu keduanya yang sudah ia anggap sebagai satu-satunya menantu yang ia miliki. Sayang sekali ia belum bisa mengakui Shylla di depan banyak orang."Aku kebetulan berada di sekitar sini, jadi aku memutuskan untuk mengunjungi Mommy." Shylla bersuara lembut. Wanita ini tidak perlu melakukan banyak hal untuk mendapatkan hati ibu Baskara karena Shylla sudah memenuhi kriteria menantu idaman keluarga Baskara."Ah, seperti itu. Ayo duduklah. Kau datang di saat yang tepat. Mommy juga sendirian di rumah ini. Daddymu sedang ke luar kota untuk pekerjaan, sedangkan dua adikmu melakukan kegiatan mereka masing-masing dengan teman-teman mereka."Shylla duduk di sebelah i
Ponsel Athalia yang terletak di meja berdering. Ia meliriknya dengan malas, di sana tertera panggilan dari suaminya. Jika saja tidak diingatkan oleh panggilan itu, ia akan lupa bahwa ia memiliki suami.Sudah tiga hari sejak pertemuan terakhir Athalia dengan Baskara. Tentu saja bajingan itu lebih memilih untuk tinggal dengan Shylla daripada dengannya. Tidak, Athalia tidak berharap sama sekali Baskara akan menghabiskan waktu dengannya.Demi Tuhan, Athalia merasa begitu muak dengan Baskara. Tiga hari lalu ia semakin kehilangan rasa terhadap Baskara. Pria itu tampak sangat memikirkan perasaan Shylla, tapi mengabaikan perasaannya.Apakah itu bentuk cinta Baskara padanya? Sangat menggelikan. Athalia yakin, jika ia tidak memiliki bukti maka sepenuhnya Baskara akan percaya bahwa ia adalah seorang wanita berdarah dingin yang ingin membunuh janin dalam kandungan Shylla.Athalia memilih untuk mengabaikan panggilan itu. Hidupnya sudah cukup damai beberapa hari ini ta
Sinar matahari membangunkan Athalia. Wanita itu merasa tubuhnya seperti habis dipukuli oleh banyak orang. Kanaka benar-benar tidak memiliki belas kasihan, terus menerus menyatukan tubuh dengannya seperti tenaga pria itu tidak berkurang sama sekali.Athalia sudah bercinta dengan Baskara bertahun-tahun lamanya, tapi harus ia akui bahwa kehebatan Baskara di atas ranjang tidak bisa disamakan dengan kehebatan Kanaka. Jika Lalunna tidak memberitahunya bahwa Kanaka tidak pernah mengizinkan wanita mana pun menyentuhnya, maka ia akan menilai pria yang begitu mahir di atas ranjang itu telah tidur dengan banyak wanita."Kau sudah bangun, Athalia?" Suara berat Kanaka terdengar di telinga Athalia. Wanita yang masih terbaring di atas ranjang itu segera melihat ke arah Kanaka yang mengenakan setelan kerja berwarna abu-abu.Athalia terpesona sejenak. Semakin sering Athalia melihat Kanaka, ia merasa Kanaka semakin tampan dan seksi. Pesonanya benar-benar mematikan.
"Aku pikir kau tidak menjalankan tugasmu dengan benar, Yasa." Kanaka menatap Yasa tajam.Aura dingin yang selalu Yasa rasakan ketika ia berada di dekat Kanaka kini terasa semakin dingin, seolah kutub es dipindahkan ke dalam ruangan itu.Yasa tidak tahu di bagian mana ia tidak menjalankan tugas dengan baik, ia merasa perintah dari atasannya sudah ia lakukan dengan cepat. Selain itu harusnya hasilnya memuaskan karena pelaku perusakan galeri Athalia ditemukan dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam."Maafkan saya, Tuan. Saya salah." Yasa tidak berani mengeluh. Ia hanya bisa mengakui kesalahannya."Buat Baskara lebih sibuk lagi sampai dia tidak bisa mengurusi istrinya!" titah Kanaka."Baik, Tuan." Yasa kini tahu di mana kesalahannya. Masalah yang ia buat untuk Baskara masih tidak terlalu menyibukan pria itu sehingga masih bisa memikirkan tentang Athalia."Lalu, apa yang harus saya lakukan terhadap orang-orang yang sudah merusak galeri Bu Ath
Kepala Baskara' seperti akan meledak. Ia tidak mengerti kenapa semua rencana yang sudah ia susun dengan matang kini hancur berantakan. Proyek-proyek bernilai tinggi, yang telah ia perjuangkan dengan seluruh perhatiannya kini terlepas dari genggamannya.Ia benar-benar yakin bahwa perusahaannya yang akan memenangkan proyek-proyek itu, tapi di deti-detik terakhir, proyek itu jatuh ke perusahaan lain yang telah bersaing dengannya selama bertahun-tahun.Raut wajah Baskara menjadi sangat jelek. Ia kelelahan setelah beberapa hari menghadapi tekanan demi tekanan. Ia bukan pria lemah yang mengandalkan kekuatan orang lain untuk bertahan di posisinya, telah banyak usaha yang ia lakukan, tapi ia tidak pernah menemukan kegagalan.Namun, yang terjadi pada perusahaannya kali ini jauh lebih dari yang bisa ia tangani. Ia harus menghubungi banyak orang untuk meminta penjelasan, tapi tak satu pun dari mereka yang memberikannya jawaban puas.Ia yakin bahwa prop
Hati Kanaka gelisah ketika ia melihat air mata mengalir dari mata indah Athalia yang saat ini sedang tertutup rapat. Ia tidak tahu apa yang membuat Athalia begitu kesakitan hingga menangis dalam keadaan seperti ini.Pertanyaan di dalam otak Kanaka terjeda saat ia menerima panggilan dari Yasa. Bahkan di tengah malam seperti ini ia masih memberikan tugas pada Yasa, jika itu menyangkut Athalia, Kanaka tidak bisa menunggu."Katakan!" Kanaka bersuara, ia akan mendengarkan dengan baik hasil dari pekerjaan Yasa."Orang terakhir yang bertemu dengan Nyonya Athalia adalah Tuan Baskara. Mereka bertemu kurang dari sepuluh menit, lalu setelah itu Nyonya Athalia meninggalkan rumah. Tampaknya keduanya bertengkar." Yasa memberikan kabar dari dalam mobilnya. Pria ini baru saja melihat kamera pengintai di sekitar kediaman Athalia."Patahkan tangan Baskara!" Kanaka memberi perintah tanpa berkedip. Jika orang terakhir yang bertemu dengan Athalia adalah Baskara, maka
Athalia tidak tahu jika hutang yang ia miliki pada Kanaka akan berlipat-lipat hanya dalam waktu kurang dari seminggu.Ia berhutang satu sesi pada Kanaka, tapi Kanaka membuatnya membayar berkali-kali. Ia pikir ia akan mati jika Kanaka tidak melepaskannya. Tubuhnya bagian bawahnya terasa sakit. Ia bahkan tidak memiliki tenaga yang cukup untuk turun dari ranjang.Kanaka mulai menyerangnya di pagi hari, tapi mereka selesai ketika matahari sudah sangat tinggi."Ayo, aku bantu membersihkan tubuhmu." Kanaka meraih tubuh Athalia, membawanya ke dalam gendongannya."Kau sangat cocok jadi rentenir." Athalia menatap Kanaka tajam.Kanaka tertawa geli. "Apakah kau sangat lelah?""Kau pikir? Aku rasa kau bukan ingin menagih hutang, tapi ingin membunuhku!" bengis Athalia.Kanaka tersenyum geli. "Aku hanya mengajakmu berolahraga, Athalia. Bukankah olahraga sangat baik untuk kesehatanmu!""Olahraga kepalamu!"Gelak tawa Kanaka terdengar m