Ayah menggenggam tangan putri cantiknya ini sepanjang perjalanan menuju apartemen. yang akan ditempati oleh Raline dan juga Tristan. "Sweety, Barang-barang sudah Anton Pindahkan ke rumah suamimu"Ucap Ayah yang berada di kursi penumpang bersama Raline. Pak Anton yang Sedang Menyetir mengiyakan perkataan atasannya itu. Sedangkan Tristan sedang duduk di kursi depan di samping kursi kemudi. Raline seperti ingin berteriak sekarang,dia harus pindah ke apartemen Tristan Alih-alih tinggal di apartemennya sendiri. "Apartemen milik Kamu Akan Di sewakan saja" Ucap Ayah. "Jangan disewakan yah"Celetuk Raline yang sedang mencari cara agar apartemen nya tidak jadi disewakan. Sontak ayah menoleh menatap Raline, wajahnya menyiratkan penuh tanda tanya. "Ehmm.. Begini Yah, Lala lagi cari tempat Tinggal yang dekat kantor"Ucap Raline. Setelah Acara pernikahan nya, Raline meminta Lala untuk bekerja dengan nya sebagai penasehat hukum di perusahaannya. Walaupun, sudah ada tim penasehat tetapi Raline i
Mobil Hitam milik Tristan melaju dengan kecepatan sedang. Ia bersama Raline akan pergi ke Mall untuk mengambil Gaun dan juga Tuksedo yang sudah mereka pesan dan yang akan mereka Pakai pada pesta Perayaan pernikahan yang diadakan Oleh para kolega mereka Nanti malam. "Aku ini suamimu bukan supir mu" Celetuk Tristan yang melihat Raline duduk di kursi belakang. Raline hanya melengos setelah Tristan berkata seperti itu. Dirinya sudah lelah sejak pagi bersitegang dengan Suaminya ini. * Hari ini Mall cukup Ramai, karena adalah hari libur. Tristan yang tadinya ingin menggandeng Raline, tetapi ditolak mentah-mentah oleh Istrinya ini. Butik yang menjadi tujuan mereka berada di Lantai dua. Raline yang berjalan di belakang Tristan terus saja menjaga menjaga jarak. "Selamat datang" Sambut pemilik butik dan beberapa Pegawai yang sudah mendapatkan kabar bahwa Raline dan Tristan akan datang Hari ini. Gaun dan tuksedo yang Sudah disiapkan di perlihatkan kepada mereka berdua. Gaun berwarna mera
Raline dan Tristan tampak sangat serasi ketika saling bergandengan bersama. Tristan membantu Raline yang kesulitan berjalan karena kakinya masih terkilir, Sedangkan Raline terpaksa menerima Bantuan Tristan. Satu persatu Tamu yang tidak lain adalah kolega perusahaan miliknya menghampiri Raline dan Tristan untuk mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lama, tangan besar menepak pundak Raline dengan lembut. "Roy?!" Celetuk Raline, kedua mata besarnya yang berbinar. Raline terlihat senang bertemu dengan Roy. Dia tampak akrab dengan Roy yang tidak lain adalah teman satu kampus nya dulu saat masih di Amerika. "Apakabar Roy?" Tanya Raline antusias. Tristan yang ada disamping Raline menatap tajam kedua orang yang tengah asyik berbincang sendiri. "Ini?" Tunjuk Roy pada laki-laki yang berdiri disamping Raline. "Perkenalkan saya Tristan suami Raline" Ucap Tristan dengan wajah Dingin nya. Raut wajah Raline yang sedari tadi Tampak masam, berubah 180 derajat setelah bertemu dengan
Raline terlihat cantik dengan gaun malam yang tertutup. Raline memang sangat tidak suka berpakaian terbuka, karena itu setiap pakaiannya akan terlihat anggun dan sopan. Tristan yang terlihat sudah menunggu Raline dari tadi tampak terpana melihat penampilan istrinya ini, yang membuatnya selalu berdecak kagum. Raline terkenal sangat cantik sejak dulu, tetapi dia adalah tipe gadis kutu buku sehingga para siswa laki-laki tidak berani untuk mendekatinya. jika dibandingkan dengan kanaya sendiri, Raline masih jauh lebih cantik, tetapi karena kanaya sangat pandai bersolek membuat kanaya lebih di sukai untuk menjadi pacar. "Kenapa melamun? takjub dengan kecantikkan aku" jawab Raline yang terdengar sombong. Tristan yang tadinya duduk,kemudian bangkit mendekati Raline yang baru saja keluar dari kamar. "Kenapa cantik sekali, lipstiknya coba jangan yang merah yang warna kulit saja" Gumam Tristan protes. "kalau waran kulit, pucat dong" ejek Raline
Raline masih mengatur Nafasnya dalam-dalam setelah Tristan menciuminya dengan kasar. Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya. Raline beranjak dari lamunan nya untuk mengunci pintu kamar dengan rapat. "Bruk....!!" Di hempaskannya pintu kamar... "Tristan kau sudah gila, kenapa kau terus menciumi ku. cium saja Kanaya tercinta mu itu !!" Teriaknya di dalam Kamar. Sedangkan, Tristan Yang duduk di sofa ruang tamu sembari mendengarkan ocehan istrinya itu mengatur emosi nya yang sempat naik. Raline terus saja berteriak dan menyebut-nyebut nama Kanaya diantara pertengkaran mereka. Tristan bangkit dari sofa untuk membuka pintu kamar. Tapi Raline sudah menguncinya dari dalam di tambah dengan pengait pintu sehingga Tristan tidak bisa membuka pintu memakai kunci cadangan. "Sayang, buka dulu" Ucap Tristan yang terdengar lembut. Raline tidak bodoh untuk membukakan pintu untuk Tristan. Bisa saja lebih dari sekedar Ciuman y
Helaan terdengar dari Raline yang baru saja mendapat ancaman dari Tristan. Wajahnya memerah Karena hampir saja terjadi hal yang tidak dia inginkan. Raline mengatur nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan pekerjaanya. "Oke semangat Raline" Pekiknya yang sekarang berada sendiri diruang kerjanya. satu persatu dokumen yang sudah di letakkan di atas meja kerjanya,ia periksa dengan teliti. Suara telpon berdering.. "Ya halo" Jawab Raline sembari masih sibuk memeriksa berbagai dokumen yang harus ia selesaikan hari ini. "Bu,Perwakilan dari DETRAY company sudah datang" Jawab intan di telpon. "Oke baiklah,minta GM untuk menemui mereka sebentar"Jawab Raline "Baik bu" Jawab Intan. Di Ruang Rapat terdengar suara Tamu dan pastinya suara orang yang paling Raline benci,TRISTAN. Diirinya yang baru saja tiba di ruang rapat bersama Nita dan Pak Anton langsung menyambut dengan senyum para koleganya ini. "Terimakasih sudah datan
"AKHHHHHH........"Teriak Raline.Tubuhnya sekarang sudah berada diatas tubuh Tristan. Raline memberontak untuk di lepaskan, tetapi seperti biasa ia kalah kuat dengan suaminya ini.Raline tampak sudah lelah,karena lebih dari lima menit ia terus memberontak untuk dilepaskan. Helaan nafas nya terdengar berat. sedangkan,Tristan masih mendekap tubuh Raline diatas Tubuhnya. "Aku mau mandi" ucap Raline yang terdengar tidak bertenaga lagi.Tristan akhirnya melepaskan dekapanya perlahan,Raline segera turun dari atas tubuh Tristan perlahan. Langkahnya terdengar perlahan menuju ke dalam kamar,sedangkan Tristan baru akan bangkit dari sofa untuk masuk kekamar yang sama dengan Raline.Brukkkk....Cekrekkkkk.....Raline menghempaskan pintu lalu menguncinya dari dalam. Raline tidak akan semudah itu kalah dari seorang Tristan.Tok..Tok..Suara ketukkan terus saja terdengar dari luar. Tristan tidak berhenti mengetuk pintu unt
"Dia pikir bisa mengalahkan Raline" Gumam Raline yang sudah berada di dalam mobilnya.Pak Anton yang sedang menyetir tampak mencuri pandang kepada Raline yang sedang terkekeh sendiri di kursi belakang."Ada apa Non?" Tanya Pak Anton"Saya senang bisa mengalahkan tristan pak" jawab Raline yang kembali terkekeh."Loh non,Tuan Tristan kan suami non Raline" Ucap Pak Anton yang terdengar menasehati Raline.Raline yang tadinya terlihat tertawa, menutup Mulutnya karena satu kalimat dari Pak anton.Dirinya yang sedari tadi bersemangat karena sudah berhasil mengelabui Tristan, tiba-tiba terdiam tanpa kata di kursi belakang. Raline memikirkan kisah masa lalu nya, yang bisa dibilang dipenuhi oleh cintanya kepada Tristan. Tetapi, setelah Tristan sudah menjadi suaminya,Raline seperti tidak bahagia. Karena, dipikirannya dirinya menganggap Tristan masih menyukai Kanaya hingga sekarang.*************7 Tahun lalu.....